Pada malam pernikahan, Senna mulai menjalankan rencana pembalasannya. Dia mengajukan sebuah syarat yang tidak masuk akal..
“Tidak ada anak! Aku ingin kau menambahkannya dalam kontrak perjanjian ini.” Wanita itu menunjukkan keseriusan dan tekat yang kuat dalam setiap kata-katanya " dan aku juga tidak ingin menjadi mesin pembuat anak hanya karena kontrak bodoh itu!"Suami dari wanita itu -Evander Qin terdiam sejenak, sebelum akhirnya menanggapi. " Senna Zhang, ide bodoh macam apa itu? Siapa yang akan meneruskan garis keturunan keluargaku jika kau tidak ingin anak?""Lahirkan seorang anak! Itu tugas yang tidak akan bisa kau tolak!"Jari-jari tangan Senna mengepal. Benar, dia hanyalah alat untuk menghasilkan anak itulah gunanya dia bagi pria ini. Bahkan di kehidupan sebelumnya juga sama. Senna justru menunjukkan cibiran dengan wajahnya yang dasar.Senna mencoba menenangkan diri, sebelum akhirnya mengungkapkan sesuatu yang telah dia siapkan sebagai saran ampuh, “ Kau memiliki kekasih yang kau cintai, kenapa tidak meminta anak darinya? Tuan Qin, Bukan itu sebuah kebahagiaan memiliki anak dari wanita yang kau cintai daripada anak yang lahir dari wanita asing sepertiku?" “Kau pikir sesederhana itu? Jangan banyak protes dengan tugas yang sudah menjadi kewajibanmu."Evander Qin langsung meninggalkannya begitu saja lalu masuk ke dalam kamar mandi.Wanita itu hanya diam membeku di kursi. Beberapa detik senyum menyedihkan terukir di bibirnya. “Apa semua akan sama saja?""Jika aku gagal mengambil satu langkah penting ini maka semua rencanaku akan kacau. Jika anak itu tetap ada maka nasibku...." Senna bahkan tidak bisa memikirkan hal ini. Wanita itu melangkahkan kaki menuju ke sofa sempit itu. Dia merembahkan tubuhnya dengan banyak pemikiran sebelum akhirnya memejamkan mata.***"Aku membencimu! Aku benci orang tua seperti kalian! Aku- Hiks Aku harap tidak pernah terlahir di keluarga ini lagi! Hiks " Suara teriakan keras penuh kebencian dan juga kesedihan keluar dari mulut seorang anak yang berlari menjauh."Nak, tunggu! Jangan--"Suara bentuman terdengar. Disertai degan ceritan seorang anak kecil derdengar begitu keras.Mata Seinna Zhang langsung terbuka lebar dan punggungnya juga langsung terangkat. Tangannya mengusap wajahnya.Suara teriakan seorang anak masih terngiang di telinganya. Begitu pula suara detuman keras diakhir. Rasa sakit menjalar di hatinya yang membuatnya merasa sesak. "Mimpi ini lagi?" Suara Senna Zhang begitu lirih dan dipenuhi dengann kegelisahan.Dia bangun dan melangkah ke kamar mandi dan mengunci diri begitu saja. Dia menyalakan shower mengguyur tubuhnya dengan air dingin. "Sampai kapan semua itu menghantuiku seperti ini?"Anak kecil yang berteriak itu selalu mengingatkan kesalahan besar yang dia lakukan. Suara-suara menyebalkan dari pria dan wanita yang dipenuhi hinaan, cacian sekaligus tatapan mata tajam penuh ejekan dan kebencian itu. Senna menutup telinganya. "Berisik, bisakah kalian berhenti!" suara Senna terendam dengan derasnya air yang mengalir."Aku akan membalas menghancurkan kalian dan membuat kalian membayar atas kehilanganku." Senna kembali menguatkan dirinya setiap kali bayangan di kehidupan pertamanya selalu menjadi bayangan gelap dalam hidupnya.Ketukan yang begitu keras menbuat pemikiran Senna buyar. Suara dingin seorang pria merasuki telinganya. “Hei, kenapa kau lama sekali? Kau tidak mati di kamar mandi kan? Aku tidak ingin disalahkan jika ada berita seorang istri mati di kamar mandi pada malam pertama.”Senna Zhang dengan cepat mengenakan jubah mandi dan membuka pintu. Cahaya di kamar tidak terlalu terang justru memancarkan ketampanan pria tanpa ekspresi itu. “Kau sudah lihat bahwa aku masih hidupkan?”Wanita itu melewatinya begitu saja. Dia hendak kembali ke sofa, tetapi tangannya ditahan oleh pria itu. “Keringkan rambutmu itu, jika kau sakit maka aku akan berada dalam masalah.”Jantung Senna berdebar mendengar pria itu mempelihatkan perhatian kecil. "Jika itu aku di masa lalu, pasti aku akan salah paham berpikir dia akan menjadi suami yang baik dan akan mencintaiku," ucap Senna dalam hati. Pehatian kecil dapat menyentuh seorang gadis lugu yang tidak pernah merasakan dicintai keluarganya.“Aku memiliki nomor dokter pribadi, yang dapat aku menghubungi saat sakit. Tidak akan perlu merepotkan Tuan Muda Qin.” Tangannya dengan kasar menepis tangan pria itu.“Terserah kau saja. Jangan salahkan aku jika kau sakit.” Pria itu langsung naik ke tempat tidur. Wanita itu juga melangkah kembali ke sofa. Selimut tiba-tiba melayang ke atas kepalanya"Tutupi tubuhmu dengan itu!"“Aku tidak butuh kebaikanmu.” Seinna melemparkan selimut kembali ke arah pria itu. Dia tidak ingin terperdaya dengan perhatiannya.Evander langsung bangun dari tempat tidur dengan wajah dingin dan aura gelap yang menyelimutinya. Dia berbicara dengan kesel, “Kau! Apa kau sengaja bersikap seperti ini untuk menarik perhatianku? ”Senna juga bangun karena merasakan aura yang menekan itu. “Tidak. Apa keuntunganku untuk menarik perhartianmu? Kau sudah punya kekasih yang kau cintai dan aku juga--"“Nona Senna Zhang, ada banyak rumor tentangmu. Kau suka menggoda banyak pria, tidak salah bukan jika aku curiga padamu?" ucap Evander dengan nada merendahkan. "Bukankah, aku lebih baik dari para kekasihmu?"Seinna terperangah melihat bagaimana pria ini begitu percaya diri. Jika itu Seinna di masa lalu, dia tidak akan melihat orang lain dan menganggap suaminya yang paling sempurna, walau harus tersakiti berulang kali. "Tuan Qin terlalu percaya diri. Aku juga memiliki kekasih lain yang lebih baik.""Jangan katakan kalau itu Presiden Yan yang terlibat scandal denganmu. Apa kau tidak tahu malu bermain dengan pria beristri?" cibir Evander.“Bukankah kau sama sepertiku? Kekasihmu juga sebelumnya istri dari orang lain yang anda rebut.”"Beraninya kau!" Tangannya pria itu terangkat. Senna menatapnya tanpa kedip, senyum arogan terukir di bibir seolah dia telah menantang pria ini dan menunggunya melakukan ini."Kau mau memukulku? Silahkan saja, biar para pelayan bergosip tentang ini!" ucap Senna dengan wajah menantang. Dia bukan Senna seperti di kehidupan sebelumnya..Tangan Evander ditarik kembali. Dia benar-benar ingin menghancurkan senyuman penuh penghinaan wanita ini. "Tidak perlu membahas itu lagi. Ini sudah larut, kita juga harus menemui pengacara besok pagi untuk membahas kontrak. Aku harap kau tidak membuat masalah. "*** Keesokan harinya-sebelum berangkat kerja, Tuan Muda Qin menemui pengacara yang datang ke kediaman. Pengacara itu mulai menjelaskan isi dari kesepakatan. “Pengacara, bisakah aku menambahkan isi perjanjian ini?” Senna tiba-tiba memotong di tengah penjelasan. “Kau tidak bisa. Kontrak ini tidak bisa diubah lagi!” Tuan Muda Qin menanggapi dengan tegas. "Pria ini benar-benar keras kepala. Beruntung aku sudah memikirkan rencana cadangan. Apapun yang terjadi kontrak ini harus berubah untuk melancarkan rencanaku," ucap Senna dalam hati. "Apa yang kau pikirkan? Cepat tan
“Tuan Qin, berikan ponselku!” “Jawab dulu pertanyaanku, apa alasan dari tindakanmu ini karena dia? Apa dengan cara kau membantuku maka aku akan mengizinkanmu untuk terlibat dengannya?” “Tuan Muda Qin, apa itu penting? Apapun tujuanku bukankah yang terpenting kau mendapatkan keuntungan. Berikan teleponku sekarang!” Bukannya memberikannya, Evander justru menjawab panggilan itu untuk menjadi pengacau. “Ini aku suami dari Seinna Zhang. Presiden Yan, tidak peduli hubungan apa yang kau miliki dengan istriku, mulai sekarang jangan menganggunya lagi!” Evander Qin langsung mengakhiri panggilan hanya dengan beberapa kata. “Evander Qin, kenapa kau merusak hubunganku dan bersikeras bertahan? Apa kau akan meninggalkan kekasih dan anakmu lalu mengubah pernikahan bisnis ini menjadi pernikahan yang sebenarnya?” "Tidak mungkin aku tiba-tiba menjadi pemeran utama wanita dalam novel CEO, seorang suami yang membenci istrinya tiba-tiba jatuh cinta pada istrinya setelah kelahiran kembali karena istri
“Tuan Muda Yan, tolong lepaskan aku. Kita ada di lingkungan publik, dan ada cctv juga.” Seinna Rp pelukan pria itu dengan paksa. “Kenapa kau bisa ada di sini? Apa kau mengikutiku?” Tuan Muda Yan terpaksa untuk sedikit memberi jarak setelah melepaskan pelukannya dengan paksa. “Aku sudah ada di sini sebelumnya untuk menunggu, dan bertemu denganmu. Ini bagus bahwa kau tetap menemuiku di sini. Apa suamimu memberi tahu tentangmu bahwa aku meminta bertemu denganmu di sini?” “Tetapi, itu sepertinya tidak mungkin. Tuan Muda Qin itu bahkan memintaku untuk tidak mendekatimu. Apa ini kebetulan kau ada di sini? Sepertinya kita memang ditakdirkan.” “Ya, bisa dibilang begitu. Tuan Muda Yan, aku pikir kau akan menyerah dengan hubungan ini setelah mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu.” “Bagaimana mungkin aku menyerah hanya karena perkataannya itu. Aku adalah Joseph Yan, statusku juga tidak rendah untuk dapat melawan pria itu. Aku juga tidak akan menyerahkanmu pada pria itu selama kau masih
“Nyonya Muda, apa Anda sudah mendiskusikan hal ini dengan Tuan Muda Qin?” Pengacara itu menunjukkan keraguan. “Apa kau pikir aku dapat mendiskusikan masalah ini dengan pria itu? Itulah kenapa aku memintamu untuk membantuku.” “Nyonya Muda Qin, ini terlalu berisiko. Jika Tuan tahu tentang hal yang Anda minta ini maka akan berakibat buruk.” “Dia tidak akan tahu selama kau tetap menutup mulutmu. Aku akan memberikan uang padamu lebih dari yang diberikan oleh suamiku.” Seinna mencoba meyakinkannya dengan penawaran yang akan sulit ditolak, khususnya untuk orang-orang yang menyukai uang. “Berapa banyak yang dapat kau berikan padaku?” Pengacara itu mulai menunjukkan mata berbinar. Seringai terukir di bibir Seinna, ternyata informasi yang diberikan tentang pengacara ini memang benar adanya. Selain itu, dia sekarang mengetahui sumber dari masalah yang terjadi karena pengacara yang serakah dengan uang. “Aku akan memberikanmu 3x lipat dari yang dibayarkan oleh Tuan Muda Qin.” “Apa Anda yakin
"Tidak, Presiden Yan. Aku bukannya ingin menolakmu." Senna berusaha untuk menghindari tatapan mata tajam itu dengan melihat tangannya yang dipenuh oleh cat minyak. "Penampilanku saat ini kotor, aku juga berkeringat. Bagaimana jika kita cari kamar dan biarkan aku membersihkan diri terlebih dahulu?" Mata Senna berkedip cepat, mencoba menyembunyikan keresahan di dalam hatinya. Dia berusaha untuk membujuk pria yang sedang marah ini. Udara dingin yang menekan karena aura gelap pria ini benar-benar membuat Senna menjadi tidak nyaman. Namun, Presiden Yan justru mengusap lembut pipi mulus Senna. Seolah memaksa Senna untuk menatap ke arahnya. "Tidak masalah, walau kau kotor dan penuh keringan, bagiku aromanya begitu harus. Aku menyukainya. " Suaranya begitu jernih dan lembut, tapi tidak dengan tatapannya yang tajam. Lalu memberikannya peringatan, "Jangan menolakku!" Presiden Yan tidak membuang waktu lagi untuk menyantap daging segarnya. Wajah pria itu tenggelam menyusuri leher jenjang dan
Evander menatap dengan dipenuhi emosi melihat artikel yang sedang panas di internet.Kepalan tangannya mengepal erat saat dia teriak, "Senna Zhang!" Sebuah suara menyahuti teriakannya. "Ada apa kau berteriak?" Pandangan Evander terarah pada wanita yang baru saja masuk itu masih menunjukkan ketenangan di wajahnya. Tidak ada tanda penyesalan bahwa dia sudah melakukan sebuah kesalahan besar. "Kau masih berani pulang ke mansion ini setelah mencoreng wajahku?" sindir Evander dengan tajam. "Mencoret wajahmu apa? Aku saja baru datang. Suami, kau cobalah periksa cermin dan lihat sendiri apa ada coretan di wajahmu?" Senna mengucapkan dengan santai. Emosi Evander semakin meluap-luap dan berkata, "Senna Zhang, apa ini waktu yang pantas bagimu untuk bercanda seperti ini?" Wajah Evander semakin gelap, bahkan kepala pelayan dan penjaga keamanan sudah gemetar dengan tekanan dingin. Senna justru tidak menunjukkan reaksi. Bahkan dia masih bisa tersenyum. "Suami, kenapa kau begitu serius? Gosip-go
"Saat yang tepat untuk melakukan serangan balasan lainnya!" itulah yang dipikirkan Senna Ketika mendengar langkah kaki dan gerakan dari seseorang yang bersembunyi Waktu yang pas ini tidak mungkin Senna sia-siakan. Dia langsung menyerang Evander dengan sebuah ciuman. Tubuh Evander menegang untuk sesaat. "Evander!" Suara teriakan penuh kemarahan dari seorang wanita menggema. Evander dengan cepat mendorong Senna. "Belinda, ini bukan--" Belinda langsung meninggalkan ruangan itu begitu saja. Evander menatap Senna dengan kesal. "Kau! Apa kau sengaja melakukan ini! Senna, kau itu--""Tuan Muda Qin."* Senna memandang pria itu dengan merendahkan. Lalu memprovokasi dengan sindirannya. "Apa kau tidak akan mendengarnya? Kalian mungkin akan segera putus. ""Senna, kau benar-benar menjijikkan!" geram Evander. "Aku akan membalasmu!" Evander meninggalkan Senna begitu saja. Dia menutup pintu dengan keras.. Senna tidak gemetar mendengar ancaman itu. "Ini baru awal. Aku akan membuat hubungan kal
Senna secara diam-diam melirik ke arah pelayanan yang memandanginya dengan iba. Dia tersenyum dalam diam. "Bagus, semakin buruk kau memperlakukanku. Semakin buruk pula citra kekasihmu itu," batin Senna. Senna menghela nafas. Dia harus membuang harga dirinya untuk mencapai tujuan pembalasan dendamnya. Ini bukanlah hal yang sulit dibandingkan apa yang harus dia lakukan di kehidupannya yang sebelumnya Senna melangkah dan mulai untuk menuangkan sup ke dalam mangkuk. Tangan Belinda dengan sengaja mendorong tangan Senna "Ah!" teriak wanita itu tiba-tiba.Evander langsung berdiri, wajahnya merah saat menatap Senna "Apa yang kau lakukan? Tidakkah kau tahu bahwa Belinda sedang hamil? Kau sengaja ya ingin menyakitinya?!" "Dia sendiri yang ingin melukai dirinya sendiri, jika kau tanya saja pada para pelayan atau periksa saja CCTV," ucap Senna membela diri. Wajahnya menunjukkan keyakinan yang Kuat. Belinda segera merangkul lengan Evander saat melihat ekspresi pria itu mulai goyah. "Sayang,
"Selamat pagi, istriku!" Evander menyapanya dengan lembut. Senna yang baru saja bangun, menatap Evander dengan waspada. "Ada apa denganmu? Jangan tersenyum seperti itu. Apapun yang kau lakukan, aku tidak ingin melakukannya lagi pagi ini," "Kenapa kau berpikir begitu? Aku hanya menyapa istriku. Jangan-jangan, kaulah yang menginginkannya lagi?" Senyum nakal terukir di bibir Evander. "Tidak mungkin. Sudahlah, aku tidak ingin membicarakan omong kosong. Lebih baik kau beritahu padaku, rencanamu untuk membuat pengajuanku di terima oleh perusahaan Z itu," ucap Senna. "Ini masih pagi, apa tidak bisa kita sarapan dulu. Masih ada banyak waktu tersisa untuk membicarakan masalah ini," ucap Evander mengulurkan sepiring american breakfast pada Senna. Senna meraih piring itu dengan ragu. "Evander, aku serius. Jangan mengalihkan pembicaraan!" "Istriku, kenapa kau begitu tidak sabar. Baiklah, aku akan mengatakan rencanaku. CEO dari perusahaan Z - Ren Zhou akan menghadiri pesta. Aku akan mendapat
Evander merasa tertekan saat melihat konfensi press, di mana Tuan Zhang mengundurkan diri dan menyerahkan posisinya pada Senna. Wanita itu telah sukses dalam mengambil alih kendali perusahaan. ."Jika seperti ini, Senna tidak akan membutuhkanku lagi. Bagaimana caranya bagiku untuk membuktikan diri agar bisa kembali padanya," gumam Evander. Di sisi lain, Tuan Zhang sedang mengumumkan keputusannya. "Dengan pertimbangan yang matang, aku sudah memutuskan untuk mundur dari dunia bisnis ini dan akan menyerahkan jabatan ini pada Senna sepenuhnya. "Tuan Zhang, apa ini bentuk kompensasi bagi Nyonya Senna? Apa Anda mengakui tentang apa yang telah Anda lakukan padanya?" Seorang wartawan tiba-tiba melontarkan pertanyaan. Senna dengan cepat menghentikannya. "Tolong jangan membahas itu saat ini!" Tuan Zhang dan Senna meninggalkan tempat itu. Meskipun Tuan Zhang ingin menanggapinya. Dia hanya bisa menyindir Senna di belakang. "Kenapa kau cepat-cepat mengakhirinya? Apa kau takut ketahuan karena ka
Sekertarisnya bertanya pada Senna, "Nyonya, haruskah aku menyiapkan pengawal yang lebih baik untuk menjaga saat pertemuan Anda dan Tuan Zhang. Aku takut Anda terluka lagi.""Tidak perlu, lagipula itu adalah tempat yang aku pilih. Pesan restoran untukku dan pasang kamera tersembunyi. Jika papaku ingin macam-macam, maka kita akan sebarkan semuanya," ucap Senna dengan yakin."Tapi, apa Nyonya sungguh akan mengorbankan diri Anda jika itu terjadi? Kenapa tidak mengirim orang lain untuk hal ini?" Sekertarisnya merasa khawatir. "Tidak bisa, karena aku yang harus menyelesaikan ini sendiri. Jangan khawatir, aku sudah terbiasa menanggung pukulan atau hal bejat lain yang orang itu lakukan!" Senna menujukkan ekspresi datarnya. ***Pertemuan pun tiba, atmosfer penuh ketegangan saat Senna dan Tuan Zhang berhadapan.Tuan Zhang mengepalkan tangannya lalu menyapa Senna dengan lembut. "Bagaimana kondismu? Harusnya kau membiarkanku mengirim dokter yang lebih baik."Senna menanggapi dengan sinis, "Tida
"Senna Zhang, kau tahu betapa khawatirnya aku padamu, tapi kau justru bermain-main?" Evander yang terburu-buru datang, dikejutkan dengan kenyataan yang membuatnya semakin marah. "Apa aku memintamu untuk khawatir sampai datang ke rumah sakit? Oh, kau pasti melakukannya untuk papaku, kan? Cepat saja, lapor padanya atau kau mau menyebarkan di internet?" ucap Senna dengan acuh tak acuh. "Senna, apa kau tidak tahu seberapa pedulinya aku padamu? Kau tidak perlu melakukan sampai sejauh ini. Bagaimana jika ketahuan?" ucap Evander. "Itu urusanku. Cepat kau pergi saja! Aku tidak ingin melihat wajah pengkhianat sepertimu!" usir Senna. "Aku bisa melakukan sesuatu untuk membantumu mendapatkan perusahaan!"Senna justru tersenyum meremehkan. "Seseorang yang telah menganggu semua rencanaku justru menawarkan bantuan? Yang benar saja. Kau bahkan di depak dari perusahaanmu sendiri." "Jangan meremehkanku. Jika aku dapat mengambil alih perusahaanku, apa kau akan mempercayaiku?"Senna memandang Evande
Evander tersenyum sinis mendengar komentar Senna. "Jika aku ingin membunuhmu tidak mungkin di tempat seperti ini. Cepat keluarlah!" Evander keluar dari mobil terlebih dahulu. Senna dengan ragu membuka pintu mobil. Angin malam berdesir menyapu kulitnya. Bulu kuduknya merinding saat Evander melangkah ke sebuah gedung. Helaan nafasnya begitu berat antara lega karena ada seorang resepsionis di gedung ini dan juga gugup karena memikirkan apa yang akan Evander lakukan di tempat seperti ini. Evander menggenggam tangan Senna. "Ayo, aku sudah memesan kamar untuk kita berdua.""Evander, apa kau yakin akan menginap di hotel kecil ini? Lebih baik kita pulang saja ke ibu kota. " ucap Senna berbisik. "Apa kau tidak takut, bisa saja ada roh roh halus penunggu hotel ini.""Kau terlalu banyak menonton film horor. Tenang saja, tidak akan ada sesuatu yang terjadi. Lebih baik kita menginap. Hari sudah larut, kau tidak ingin mengalami kecelakaan karena harus berkendara jauh dengan mata mengantuk, kan?"
Senna menatap pria itu dengan tatapan tajam. "Apa mungkin kau dan Evander...."Pria itu tertawa lembut. "Nyonya Senna, kau sepertinya akhirnya menyadarinya."Senna mencoba mengendalikan kemarahannya. "Tuan Seo, apa kau juga yang merekam percakapan kita lalu memberikannya pada Evander?"Pria itu mengangguk. "Ya, anak baptisku memintanya. Bagaimana bisa aku menolaknya?"Senna merasa kesal, "Ternyata kalian berdua telah menjebakku!"Senna sedikit bersyukur karena tidak terlalu bergantung pada Tuan Seo untuk menghancurkan Evander. Pantas saja pria ini begitu lambat saat Senna meminta bantuan tentang hal itu. Namun, ini tidak mengurangi kemarahannya. "Nyonya Senna, jika kau ingin menghancurkan ayahmu. Gunakan saja Evander. Jika kau menjadi istri yang baik dan mendapatkan cintanya, maka dia akan membantumu untuk mendapatkan apapun!""Tuan Seo, itu hal yang sia-sia. Aku tidak berbakat untuk merayu," ucap Senna. Tuan Seo menunjukkan seringai. "Benarkah? Bukankah kau berhasil merayu Yan sam
""Evander Qin, kau benar-benar licik. Bagaimana kau mendapatkan rekaman ini?" Senna merasa terkejut. Dia yakin bahwa dirinya berada di tempat yang aman. Bagaimana bisa hal ini bocor. Evander Qin tersenyum misterius. "Tidak ada yang tidak bisa aku lakukan jika aku mau. Kau tahu, informasi ini akan menghancurkanmu. Kau tidak punya pilihan selain melakukan apa yang aku inginkan!"Senna merasa tertekan, tetapi dia tidak mau tunduk pada Evander. "Tidak. Aku tidak mau menurutimu.""Baiklah. Aku akan masuk ke dalam dan membongkar semuanya. Bukankah sebentar lagi voting akan dimulai? Bersiaplah untuk Kehilangan posisimu!" Evander menujukkan senyum licik di bibirnya. Pria itu melangkah, tetapi Senna menahan tangannya. "Baiklah, aku akan melakukannya. Apa yang kau inginkan? Apa kau ingin aku membantumu kembali ke perusahaanmu atau kau ingin semua asetmu?""Bukan itu yang aku inginkan darimu. Aku dapat mengambil semua itu sendiri." "Cepat katakan! Jangan membuang waktuku.""Aku ingin kau memb
Selama sebulan ini, Senna telah mempersiapkan segalanya untuk pembalasan kedua. Kini, dia sudah hampir sampai pada tujuannya. Tuan Zhang tiba-tiba datang mendobrak pintu. "Senna Zhang, apa-apaan ini? Kau ingin mengadakan rapat untuk menyingkirkanku?" "Bagaimana bisa aku menyingkirkan Papa? Selama ini aku bahkan selalu tunduk pada Papa. Kenapa Papa tidak tanyakan hal ini pada Paman? Pamanlah yang telah mengatur semua ini. Bukankah Paman adalah ketua dewan direksi." Tuan Zhang mengepalkan tangannya. "Tidak mungkin saudaraku akan melakukan ini. Senna, dengarkan aku, bahkan jika aku disingkirkan, kau harus tetap membantuku untuk bertahan. Jika perlu, tolak posisi sebagai CEO dan katakan bahwa kau sudah puas dengan posisi sebagai presiden pelaksana! Jika kau berani macam-macam, awas saja kau!" Tuan Zhang pergi dengan dipenuhi oleh kemarahan. Senna justru menunjukkan senyum licik di bibirnya. "Papa, kau bisa bertindak dominan untuk saat ini, tapi kau tidak akan bisa mengaturku lagi setel
Senna memandang sepupu Evander dengan tajam, "Aku tidak masalah dengan pernikahan, asalkan kau siap untuk aku singkirkan seperti sepupumu itu.""Hei, apa kau memiliki kebiasaan seperti itu? Jika begitu tidak akan ada yang akan menikah denganmu.""Itu pilihanku sendiri, apa urusannya denganmu. Dengar ini! Jika kau tidak melakukan apa yang aku inginkan, aku bisa juga mendepakmu dan menguasai perusahaan sendirian," ucap Senna tegas."Senna, kau begitu sombong. Saat keluarga Zhang hancur maka kau akan menyesal telah menolak tawaranku dan aku tidak akan memberikan--""Kau tidak mau memberikan saham padaku? Baiklah, bersiaplah untuk kehancuran yang lebih besar sampai perusahaan keluarga kalian tidak bisa bangkit lagi!""Hei, jangan begitu! Baiklah! Aku akan melakukan apa yang kau inginkan.""Kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi. Kau harus cepet mengurus semuanya." Senna kemudian berdiri dan meninggalkan pria itu. Saat Senna keluar, seseorang tiba-tiba menarik tangannya yang membuatnya