Share

Bab 67

Penulis: Widi.P
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-17 22:44:38

Haical dan Haris tampak keluar dengan wajah dingin dan kesal.

"Ada apa?"

"Lo ngga usah belaga bego! Lo pasti mau senang-senang kan di sini! Jadi aku minta kalian harus bayar pajak!"

"Pajak?"

"Cuih!"

"Aku ngga sudi!" sahut Haical yang sudah terpancing emosi.

Akhirnya mereka berkelahi. Haical fikir dia bisa mengatasi sendiri.

Ciyyah!

Ciyyah!

Bug!

Ciyyah!

Bugh!

Priiiiiit!!!!

Salah satu preman memanggil teman-temannya dengan peluit dirasa dirinya akan kalah.

"Apa? Aku kira mereka hanya berjumlah empat orang! Sial!"gerutu Haical.

Kemudian, terdengar suara beberapa jumlah motor menghampiri mereka parkir di tengah jalan. Tunuannya tentu saja agar mobil mereka semakin sulit lewat.

Netra milik Haris dan Haical saling menatap, seolah saling bertanya-tanya namun dalam diam.

Salah satu laki-laki muda dengan gayanya berkata.

"Ada apa kenapa memanggil?"

"Bos! Mereka tidak mau membayar pajak,"

"Ah, sial! Sepertinya ini akan berakhir panjang," batin Haris.

Oleh sebab itu, dia menarik lengan Haical.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 68

    Pistol menempel berada di kepala lelaki muda yang merupakan pemimpin gank berandalan itu. Sebelumnya, dia sengaja hanya mengetes meminta uang dalam jumlah yang besar 50 juta. Dirasa bisa memberikan uangnya, mereka senang bukan main. Pasalnya bos itu tertarik dengan mobil sport yang sangat menyilaukan mata. Bahkan dia kira anak buahnya yang banyak itu mampu membuat mobil seketika menjadi miliknya. Di tambah dengan uang 50 juta itu. Malam ini mereka akan kaya mendadak!Tapi apa yang terjadi? Kenyataannya berbalik. Mobil mewah yang melintasi jalan mereka itu kesabarannya habis.Seperti yang dilihat saat ini. Bos itu menyuruh beberapa motor besar yang menghalangi jalan untuk cepat berpindah. Oleh sebab itu, dalam waktu cepat mobil Intan diberi jalan."Aku sudah memberimu jalan. Jadi, tolong ampuni dan lepaskan saya!"sahut bos itu.Mendengar hal itu, Intan membalas,"Apa kamu kira perbuatan tadi tidak merugiakan aku? Kamu sudah membuang-buang waktuku di sini, makanya aku minta kwitansi 50

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya    Bab 69

    "Di mana aku? Haical tidak salah jalan kan?"batin Haris yang masih takjub dengan keberadaan dirinya.Melihat hal itu kemudian Haris mengarahkan pandangan kepada Haical."Astaga...Mereka semua tidur,""Haical! Haical bangun!" Haris membangunkan Haical dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya."Haris ada apa? Apa sudah sampai?""Bos. Aku tidak tahu kenapa kita bisa sampai di sini? Aku kira jalan yang ditempuh sesuai petunjuk Haical,"Nona muda Intan yang saat ini duduk berada di depan sementara Haical berada di belakang malah membuatnya susah dibangunkan, melihat hal itu Haris menyipratkan air kepada Haical.Intan sendiri yang sudah sadar melihat sekitar tampak takjub.Bangunan di kota ini tidak ada yang jelek semuanya tampak bagus, bahkan mewah dan bertingkat-tingkat. Sementara itu, orang-orang penghuni tempat itu sangat cantik dan tampan. Anehnya mereka memakai pakaian serupa?Kemudian, Haical tersadarkan. Beberapa kali dia mengucak matanya."Apa aku salah lihat?""Hai! Kamu jangan becan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 70

    Tiba-tiba Haris menjadi batuk-batuk tiada henti."Haris. Kamu baik-baik saja kan?"Tangan Haris terus saja memegang lehernya. Dia bahkan tidak bisa berbicara. Seolah dia sangat tersiksa dan kesakitan, Haical dan Intan sampai tidak tega melihatnya.Dalam hati Haical berkata," Jangan-jangan mereka tidak suka dengan ucapan Haris dan bos. Aduh gimana ini?"batin Haical. Haical menggaruk rambut karena merasa bingung juga."Bos. Kita harus jaga bicara kita, jangan sampai mereka tersinggung," Kemudian, Intan menganggukan kepala seolah faham."Terus bagaimana ini Haris?"Padahal Haris sudah minum air putih, tapi kenapa dia juga belum membaik?""Haical, aku takut terjadi sesuatu dengan Haris,"Saat ini mereka bertiga berada di dalam mobil. Haical mengambil alih untuk mengemudi. Sementara Haris wajahnya tampak pucat bahkan tidak bisa bicara. Dia masih batuk-batuk.Bagaimanapun kota yang indah ini adalah kota gaib, kotanya para jin. Mereka saja tidak tahu apa yang di suka dan tidak di sukai. S

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 71

    "Franz!"Intan melihat Franz. Dia menaiki kuda dengan pakaian seorang abdi negara yang bertugas. "Hormat kami Tuan!"Orang-orang yang melihat sampai membungkukan badan termasuk Aruna. Bahkan mereka menyebut dengan sebutan,"Tuan?"Intan bingung. "Kenapa mereka memanggil Franz dengan sebutan Tuan?"Haris saja masih hilang entah kemana, sekarang wajah Franz mantan suami Intan yang ternyata adalah John harus muncul juga berada di kota gaib itu. Ada apa ini sebenarnya? ""Aruna, apa kamu mengenal pria tadi?"Aruna tampak menganggukan kepala. "Iya, aku mengenal dia, Intan. Ada apa? Kamu menyukainya? Semua orang yang mengenal pasti akan menyukainya,"Intan menggelengkan kepala. Tanpa ditanya namun Aruna menjelaskan siapa Franz di desa itu."Dia bernama Laurenz. Dia terkenal di sini karena dia bukan orang asli sini. Tapi, dia rekan bisnis seorang raja di sini,"Aruna menganggukan kepala seraya menatap Intan .Dalam pandangan Intan, Aruna seperti orang yang baik dan lugu. Oleh sebab itu, dif

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 72

    "Apa? nggak bisa di rem terus bagaimana dong?" Intan berkata dengan takut, bola mata tampak melebar memegang tulang mobil."Kamu ngga becanda kan Haical?" Haris berkata tidak percaya. Pasalnya, ini semua seperti sebuah mimpi dan tidak masuk logica."Haris mana mungkin aku bercanda dalam kondisi kaya gini?" teriak Haical panik seraya berusaha melawan gerak setir yang di rasa amat kuat.Kemudian, Intan mencoba mengambil alih mengemudi namun tidak ada hasil jua. Begitu juga dengan Haris mencoba mengemudi."Awas Haical. Biar aku yang mengemudi!"Intan memegangi setir dengan kewalahan dan tidak percaya."Astaga! Apa yang terjadi dengan mobil ini?"gumam Intan tak percaya.Mereka semua yang berada di dalam mobil menjadi panik. Apalagi, mobil begitu cepat melaju.Mereka semua berpegangan kepada tulang mobil. Apalagi rasanya di dalam mobil sangat menakutkan."Haical. aku mohon lakukan sesuatu!"teriak Intan. Dia berbicara seraya menghapus airmatanya. Ia yakin akan mati jika mobil tidak bisa d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 73

    Raut wajah yang tidak beraturan dan suara yang terdengar serak karena sedari tadi berteriak kini berada di hadapan kakek."Trimakasih kakek..!""Terimakasih kakek...!""Terimakasih kakek...!"Kemudian kakek yang memakai pakaian serba berwarna kuning seperti warna yang dipakai oleh penghuni alam gaib ini berkata,"Siapa kalian? Kenapa kalian menghalangi jalanku! Awas! Aku mau jalan!"teriak pria paruh baya dengan suara berat serta menggerak-gerakan tongkatnya namun merasa ada orang di sana."Kakek yang tadi menolong kami kan? Karena kakek, mobil kami tadi bisa berhenti!"sahut Intan dengan suara wibawanya."Oh berarti kalian bangsa manusia yang telah mengganggu ketenangan wilayah kami. Iyah?"Kakek itu berbicara seperti marah. Oleh sebab itu Intan dan dua bodyguardnya saling menatap.Memang sepanjang jalan mobil yang melaju dengan sendirinya membuat kegaduhan di jalan. Tapi itu kan bukan karena salah mereka. Bahkan mereka juga hanya korban?Mereka yang merasa bersalah segera bertekuk lutu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 74

    Haical menjadi merasa bersalah, oleh sebab itu dia meminta maaf. Selain dia memang yang paling muda, dia juga sedikit labil."Maaf Mbah. Ini Salah saya. Aku berjanji akan memperbaiki ucapanku,""Bagus, memang itu yang harus kamu lakukan,"tuturnya.Haical menyadari kesalahnnya. Dia hanya tidak mau gara-gara dia nanti malah ke depannya menjadi susah."Bukan hanya salah kamu Haycal. Mbah, kita ke sini itu ada tujuannya. Apa mbah mengenal seorang pria tua yang bernama ki Saleh? Mereka berdua adalah anak buah yang setia menemaniku, di sini aku adalah pemimpin, karena itu, tidak benar jika kamu yang merasa bersalah Haical,"ucap Intan. Dia berbicara lembut namun tetap berwibawa, seraya jari telunjuk miliknya menunjuk dengan sopan kepada anak buahnya seolah mengenalkan identitas nya kepada sesepuh yang berada di depannya."Ki Saleh? Untuk apa kalian mencari Ki Saleh?"ucapnya seolah menyelidik.Lalu, Intan menjelaskan kembali agar tidak terjadi salah faham."Keluargaku dijadikan tumbal oleh se

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 75

    Barusan Intan mendengar obrolan seorang wanita dan Ki Saleh mengenai Jenderal. Dirasa Intan penasaran. Dia dengan takut-takut mencoba menanyakan kepada pengawal.Sebenarnya pengawal itu sama sekali tidak menakutkan. Hanya saja, bagaimanapun dia warga kota gaib atau jin. Jadi perlu waspada bukan?Saat ini mereka sedang sedang diajak menaiki sebuah kuda milik Ki Saleh.Kereta kuda itu masih sangat mirip dengan zaman peperangan lampau. Namun bedanya, ini jauh lebih modern dan tampak mewah." Silahkan Naiklah!" serunya.Pengawal itu tampak serius dan sopan. Wajahnya tampan walau hanya pengawal, kulitnya putih, namun seperti penduduk kota gaib lainnya, mereka tidak memiliki garis bibir. Itulah yang membedakan dengan manusia. Sebelum naik, Intan bertanya mengenai hal yang membuatnya penasaran tadi.Bola matanya seolah sedang memperhatikan pengawal itu dengan ragu."Hai. Apa aku boleh bertanya sesuatu padamu?"tanya Intan."Apa yang ingin kamu tanyakan, bertanya saja, kalau aku bisa, pasti

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20

Bab terbaru

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 124

    "Jika melewati sini tentu kita harus melewati segala rintangan, bukan?""Iya, itu benar,""Mungkin saja kita tidak bisa menghilang karena kita memang diharuskan untuk melewati segala rintangan ini,""Aku rasa juga begitu,"Di depan sana terdapat sebuah jalan. Namun cabangnya sangat banyak."Addab kita lewat mana ini?""Aku sendiri saja tidak tau harus lewat mana," tutur Addab yang tentu saja membuat mereka panik."Addab, katanya kamu tau jalan menuju ke masjid jin muslim?""Intan. Itu benar. Tapi sepertinya rintangan kali ini kita harus mampu memilih jalan. Jika salah aku tidak tau apa yang terjadi. Yang aku dengar begitu, mereka setiap rintangan berbeda,"Mereka semua menyengirkan alisnya. Ada wajah cemas, bingung, takut salah melangkah, dan aneka wajah lainnya.Mereka tampak berdiskusi."Seharusnya kita harus berjalan lurus, namun dalam jalan bercabang itu tidak ada jalan yang lurus. Ini benar-benar membingungkan,""Lah, kalau kayak gini kita ambil jalan yang mana?"Mereka semua mem

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 123

    "Bukankah pesan Kyai Hasanuddin untuk ke masjid para jin?"Walaupun sang guru memerintahkan untuk menyerang, namun entah kenapa hati Intan masih ada perasaan ragu. Dirinya pun hampir saja lupa bahwa dia harus ke masjid para jin. Bukan tidak bermaksud menentang atau tidak menuruti kemauan guru, tapi ini adalah amanat beliau."Intan, kamu kenapa? Apa ada masalah?"Intan saat ini bersama dengan yang lainnya sedang berkumpul termasuk guru. Mereka sedang membicarakan langkah apa selanjutnya yang harus dilakukan.Haris sendiri yang melihat Intan diam seperti sedang memikirkan sesuatu segera menananyakannya. Pasalnya dia rasa saat ini guru sedang membicarakan hal penting. Dia takut jika bosnya ternyata tidak mendengarkannya.Haris mendekat ke arah Intan."Bos?""Heem. Haris, ada apa?""Apa bos sedang memikirkan sesuatu? Apa bos setuju dengan rencana guru,""Iya Haris. Itu yang sedang saya fikirkan. Kamu ingat kan kita harus kemasjid para jin oesan Kyai Hasanuddin. Sebaiknya kita pergi ke san

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 122

    Dengan kejadian ini, tentu saja Intan dan yang lainnya menjadi kapok.Arod dan Haris lukanya belum bener pulih. Dia masih lemah tak berdaya."Untuk bisa mengobati luka ini membutuhkan kembang nagaswara. Dan membutuhkan pemulihan beberapa hari,"tuturnya.Guru dan Addab masih tampak kesal. Peraturan yang dibuat demi kebaikan diri masing-masing namun tidak dihiraukan.Oleh sebab itu, mereka semua juga harus menanggung akibat ini."Maafkan aku Addab. Aku tau aku salah,""Karena ulah kalian, rencana kita menyerang mereka harus tertunda. Bagaimana jika keberadaan kita ketahuan oleh mereka? Apalagi jika kita belum memiliki ilmu untuk melindungi diri kita masing-masing? Bukan hanya itu Intan. Gurubdan orang-orang tidak bersalah bisa terkena dampaknya juga. Ini resikonya sangat besar bukan hanya untuk kesenangan pribadi saja!"Addab terus saja mengeluarkan uneg-uneg yang berada di dalam hatinya. Wajahnya semakin muram jika mengingatnya.Intanpun jua terus saja menyesalinya. Apalagi Arod dan Ha

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 121

    "Terimalah pembalasanku...!"Intan saat itu benar-benar memanfaatkan waktu. Dia kabur. Dia berlari. Dia membutuhkan pertolongan. Oleh karena itu Intan dengan segera pulang untuk meminta bantuan.Jalanan yang gelap hanya diterangi rembulan. Intan berlari. Kini dia melupakan rasa lelahnya. Yang dia rasa saat ini begitu kuat ialah rasa takutnya.Sesekali hampir terjatuh. Dia dengan berpegangan pepohonan dengan nafas ngos ngosan terus mempertahankan tubuhnya."Semoga saja Haris bisa bertahan. Dan semoga Arod bisa melawan Franz!"Intan berjalan dan terus saja berjalan sesekali berlari dan berhenti berjalan karena rasa lelah yang terasa amat yang entah bisakah dia sampai di kediaman guru Addab.Mengingat perintah Addab Intan merasa tidak enak. Namun, saat ini kondisinya benar-benar genting."Maafkan aku harus merepotkan kalian!"batin Intan."Haris. Arod kalian harus bertahan!"Di tengah jalan menuju kediaman sang guru Intan bertemu dengan Addab dan Haical.Intan saat berlari seraya sesekali

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 120

    Melihat hal itu Haris tetap kekeh."Aku tidak takut kepada siapapun!"tutur Haris."Haris!" batin Intan. Bola matanya tampak melebar,"Aku tidak mau terjadi sesuatu dengan Haris.Saat Haris dan Franz mulai saling adu jotos, Intan berteriak."Stop! Stop!"Intan berkata seraya melangkah maju dan melerai keduanya. Namun apa yang terjadi?Mereka tidak bisa di lerai.Haris kemudia berteriak,"Intan, sebaiknya kamu pergi saja. Biarkan aku yang mengatasi lelaki ini!"Bagaimana Intan tidak takut. Franz yang berada di depannya ternyata separuh manusia. "Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?"Franz yang sudah ingin menguasai Intan tidak segan-segan terus memberi pukulan kepada Haris.Bug bug bug!Haris kalah serang! Dia saat ini malah tampak terjatuh."Haris...!"Kemudian Franz saling menepukan kedua tangannya di depan Intan."Sayang! Ada apa dengan kamu? Kenapa kamu takut kepadaku?"Franz berjalan melangkah hingga Intan terus melangkah mundur."Franz! Jangan berani-beraninya kamu mendekati aku!""H

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 119

    "Tunggu. Apa kau tidak lihat sajen ini? Sayanglah kalau tidak dihabiskan!"Di sana ada beberapa tempat sajen. Barusan mereka makan bersama disatu tempat. Namun Arod melihat sajen-sajen yang masih utuh ditempat lain merasa sangat disayangkan.Intan seraya mengelus perutnya ingin pergi dari sana dan meninggalkan Arod. namun saat memutar tubuhnya hingga 180 derajat ada seorang pria di sana."Fffranz...!"Intan berkata dengan susah payah bahkan terbata-bata. Matanya tampak membulat. Dalam hati Intan berkata,"Bagaimana mungkin Franz ada di sini? Apakah aku mimpi?"Intan berkata seperti itu seraya menyubit tangannya."Auuu...Ini bukan mimpi?"Arod di sana masih juga sibuk makan. Sementara itu Haris yang melihat Franz juga tidak jauh terkejut seperti Intan."Bagaimana mungkin pria ini ada di sini? Bos! Astaga. Bosku tidak memiliki pelindung. Kalung dia hilang,"Namun di sisi lain Franz sendiri yang melihat wanita yang dicarinya menghilang ternyata berada di sini kemudian berkata," Intan? Ken

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 118

    Lagi-lagi di dalam perjalanan Intan mendengar kereta kuda. Dia kemudian menjadi teringat dengan Franz. "Intan, kenapa kamu menghentikan langkahmu?"Bukan hanya itu, Intan juga kemudian menarik tubuh Arod dari tepi jalan dan mengumpat."Hustt. Arod, aku mohon kamu diam dulu sebentar saja,"Arod mengerutkan alisnya. Mereka mengumpat di balik semak-semak tepi jalan.Sebuah kereta kuda yang indah tampak lewat. Di sana Intan mengumpat bersama dengan Arod."Siapa dia? Apa kamu mengenalnya? Astaga, kamu? Padahal aku di sini ingin jalan-jalan melihat indahnya malam, indahnya kereta kuda, mungkin saja ada wanita cantik di sana, tapi kenapa kamu bertingkah aneh seperti ini?"Arod terus saja berbicara yang pada akhirnya membuat Intan menceritakan apa yang terjadi.Mereka berjalan dan melupakan apa yang dikatakan oleh Addab. "Intan, apa kamu ingin tahu dimana para manusia yang menumbalkan akan menyerahkan sajennya?""Untuk apa aku ingin mengetahui hal itu? Arod, asal kamu tau yah, itu semua ga

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 117

    "Maaf guru. Kami tidak bermaksud lancang!" Addab berkata seraya menundukan punggungnya sebagai penghormatan kepadanya, diikuti pula dengan yang lainnya.Guru tampak berjalan seraya kedua tangannya tampak disimpan dibelakangnya, lalu beliau memutari mereka melihat beberapa ekor burung merpati yang sudah terkena bidikan sehingga tak berdaya di lantai."Addab. Sebaiknya kalian segera mengolah dan memakan burungnya,"tutur sang guru yang membuat mereka semua tampak lega."Jadi maksudnya guru tidak marah karena kami tidak meminta izin pada guru?"Senyuman tampak memancar di wajah Addab dan yang lainnya yang semula tampak tegang.Sang guru menganggukan kepala,"Burung-burung itu bukan milik saya. Jadi tidak seharusnya kalian meminta izin padaku!"tutur guru."Segera bersihkan!"tuturnya guru kembali.Dalam diam guru tersenyum tanpa sepengetahuan mereka. "Semoga kalian mampu memberantas dunia gelap,"ucapnya di dalam hati guru penuh harap.Sebenarnya burung-burung merpati itu adalah undangan gur

  • Pembalasan Istri Yang Teraniaya   Bab 116

    "Kenapa tidak boleh? Makanlah, barusan guru bilang seperti itu!"Intan kemudian menengahi,"Kemaren kami dalam peejalanan diberitahu jika kami tidak dapat memakan sembarangan. Jika tidak, sesuatu hal bisa terjadi kepada kami,"Addab kemudian berkata,"Kalau begitu, kalian makan saja buahnya dan air putih. Makanan yang lainnya itu memang milik kami,"tutur Addab."Baiklah,"Di sela-sela sibuk makan, Intan masih juga teringat akan Franz, oleh karena itu dia menanyakan kepada Addab."Addab, aku melihat mantan suamiku lagi. Dia ternyata masih berada dan berkeliaran di kota gaib,""Suami kamu yang suka bermain dan bekerja sama dengan makhluk gaib?" "Iya, benar,"tutur Intan."Lalu apa yang kamu takutkan?""Aku ingin sekali menghabisinya! Apa mungkin itu bisa membuat keluargaku yang menjadi tumbal selamat?""Itu tidak bisa!""Suami kamu juga mendapat perlindungan dari makhluk abstral karena itu kita tetap saja harus melawan genderwo dan raja iblis!""Okeh, baiklah kalau begitu,"tutur Intan.Di

DMCA.com Protection Status