Halo, ini Nasya. Terima kasih sudah baca kisah Agni sampai bab ini. Bab selanjutnya adalah akhir dari kisah Agni dan untuk selanjutnya akan aku tambahkan kisah cinta Kaisar ya. Novel ini non eks dan babnya sedikit, untuk itu aku gabung cerita Kaisar di sini. Semoga kalian terhibur
Karena acara pernikahan hanya diadakan di rumah, serta yang hadir hanya beberapa dari rekan dan teman dekat kedua keluarga, membuat acara pernikahan Dewa dan Agni tidak terlalu ramai. Namun, ini lah yang kedua mempelai inginkan. Berkumpul dan bercengkerama dengan keluarga dekat, memanfaatkan kesempatan untuk bercerita dan berbagi kisah.Agni izin undur diri ke tamu undangan untuk masuk ke dalam kamar. Mauri rewel karena sudah waktunya tidur siang. Dewa ikut pamit menemani Agni, dia bahkan menggendong Mauri yang kini juga sudah resmi menjadi putrinya."Dia semakin menggemaskan," ucap Dewa dengan telunjuk menusuk pipi Mauri yang terlihat gembul."Hem … berat badannya juga naik, minum susunya kuat apalagi sudah mendapatkan makanan pendamping ASI," timpal Agni. Ia tidur miring dengan satu tangan mengusap kepala putrinya agar cepat terlelap.Dewa tersenyum, melihat Agni yang begitu bahagia. Kini dia memiliki keluarga kecil yang bisa membuat hari-harinya berwarna. Pria itu memilih melepas ba
Blurb ada di Bab 54 ya _ _ "Kita pasti bisa mendapat restu Papa!" Anya berdiri di depan Kaisar, gadis berumur 20 tahun itu hanya menggunakan pakaian minim. Sementara Kaisar tampak beberapa kali menyugar rambut. Merasakan tubuhnya panas. Bukannya merespon ucapan Anya, Kaisar malah melempar balik pertanyaan. "Nya, apa kamu memasukkan sesuatu ke dalam minumanku?" "A-ku? aku tidak memasukkan apa-apa." Kaisar meraih tangan Anya, menarik gadis yang empat belas tahun lebih muda darinya itu hingga merapat ke tubuh. Wajah Kaisar memerah dengan deru napas yang terdengar memburu. "Aku sudah bilang ini mustahil, tapi jika harus mendapatkan restu Om Han, tidak dengan cara seperti ini!" Tegasnya. "Om!" "Anya kamu benar-benar membuatku gila!" _ _ Lima bulan yang lalu Pria bertubuh atletis dengan jas yang pas melekat di badannya itu bernama Kaisar Tzar Hamish. Ia berjalan menuju lift dengan pandangan penuh cibiran dari orang-orang yang berpapasan dengannya. Tak punya malu dan tak tahu d
Selama pertemuan Anya tak begitu menyimak apa yang dibicarakan oleh Martha dan pihak K Sport, pikirannya hanya tertuju pada pria yang salah masuk ruangan tadi yang tak lain adalah Kaisar. Ia merasa terkena sihir, jatuh cinta pada pandangan pertama.Anya tak menyimak pembahasan isi kontrak. Begitu Martha mengingatkan untuk membubuhkan tanda tangan, gadis itu langsung menandatanganinya dengan cepat lalu bertanya pada bagian talent yang menemuinya dan Martha."Kalau boleh tahu, siapa pria tadi?" tanya Anya.Bagian talent pun bingung dengan pertanyaan Anya, tak tahu pria mana yang dimaksud oleh gadis itu. Sementara itu, Martha kaget dengan pertanyaan artis asuhannya, bahkan saling melempar pandangan dengan staff talent yang menemui mereka."Pria yang mana ya?" tanya bagian talent perusahaan K sport. “Banyak pria di sini.”Anya mendengkus kasar, lantas memilih diam dan tak bertanya lagi. Ia pun berdiri dan berterima kasih atas kerja sama ini, sebelum undur diri dan pergi dari sana dengan r
Hari berikutnya, Anya kembali datang ke K Sport untuk mengikuti arahan pemotretan produk perusahaan itu. Gadis itu menajamkan pandangan, kepalanya menoleh ke sana kemari mencari sesuatu, siapa tahu bisa melihat bidadara yang sudah memikat hatinya.Anya berdengkus kasar karena sampai masuk ke dalam ruang rapat, dia masih tidak bisa menemukan pria itu lagi. Ia duduk di samping Martha untuk mengikuti rapat dengan sedikit sebal, Anya tidak tahu bahwa rapat itu juga akan dihadiri bagian media komunikasi yang bertugas mengekspos produk baru ke media sosial yang dimiliki K Sport. Ia terlihat malas, apalagi ketika harapan untuk melihat bidadaranya tak bisa terwujud. Hingga pintu rapat terbuka dan sosok yang dia cari masuk ke dalam ruangan itu.Awalnya Anya tak acuh, hingga ekor matanya menangkap sosok Kaisar, membuatnya hampir saja berjingkrak karena terlalu senang."Akhirnya aku melihatnya lagi," batin Anya dengan hati berbunga-bunga.Anya duduk dengan benar, merapikan rambut hingga pakaian,
Hari itu Anya pergi ke agensi tempat dirinya bernaung. Wajah gadis itu merah padam karena menahan amarah, setelah melihat postingan media sosial milik perusahaan K sport."Aku mau komplain ke K Sport! Bagaimana bisa mereka membuat tubuhku terlihat begitu gendut!" Anya meluapkan kekesalan pada managernya.Martha cukup terkejut melihat Anya datang dengan marah-marah, bahkan modelnya itu langsung duduk dan bersedekap dada."Ada apa sih, Nya?" tanya Martha."Apa kamu tidak lihat postingan sosial media K Sport? Lihat betapa gemuknya aku di foto itu," keluh Anya.Ternyata Anya marah karena fotonya yang mengenakan baju tenis keluaran terbaru K Sport terlihat gendut. Padahal bagi mata umum terlihat biasa. Namun, bukan itu yang membuat Anya sangat marah, tapi karena ada beberapa netizen yang berkomentar negatif tentangnya. Dia dicibir gemuk dan diberi nasihat harus bisa menjaga pola makan dan rajin olahraga agar tubuhnya tak melar dan jelek serta dianggap tak sedap dipandang.Padahal Anya sela
Bukannya kesal karena ucapan Kaisar yang memintanya ke dokter jiwa, Anya malah semakin tertantang melihat sikap pria itu. Ia hanya merasa jika Kaisar bukanlah pria yang mudah untuk ditaklukan."Ah ... kenapa dia semakin membuatku tergila-gila," batin Anya yang terus saja senyum-senyum sendiri.Kaisar semakin keheranan melihat sikap Anya, beranggapan jika gadis itu memang benar-benar memiliki gangguan jiwa. Martha baru saja sampai di rooftop. Ia melihat Anya yang terus menatap Kaisar, sedangkan pria itu tampak melipat kedua tangan di dada dan terlihat kesal. Anya masih tersenyum-senyum sendiri, sedangkan Martha langsung duduk di kursi sebelah Kaisar."Maaf karena saya terlambat," ucap Martha."Saya tegaskan, semua ini bukan salah staf saya, tapi model Anda saja yang terlalu lebay menanggapi masalah ini," ujar Kaisar menjelaskan. Ia bersikap sopan pada Martha karena manager Anya itu juga bersikap segan padanya.“Lebay? saya memang dihina!" sembur Anya karena merasa disalahkan. "Apa ada
Bekerja menjadi model memang tidak mudah, Anya harus benar-benar menjaga penampilan dan bentuk badan, seperti hari itu. Libur pun dia harus pergi ke gym untuk membentuk atau minimal mempertahankan bobot tubuhnya. Anya berniat berangkat tanpa sarapan dan membuat Hantari berinisiatif membawakannya rantang.“Apa Mama bercanda?” tanya Anya yang heran, dia menoleh sang Papa untuk mendapatkan pembelaan. “Di sana ada kafe Mama, aku bisa makan di sana lagi pula aku ngegym untuk membakar lemak, percuma kalau aku makan lontong opor setelahnya.”“Sudah lah Nya bawa saja, mamamu sudah payah susah masak lontong koprol yang enak ini,”ucap Hantoro sambil menyuapkan makanan ke dalam mulut.Anya mencebik kesal, dia akhirnya mau mengambil makanan itu dari tangan Hantari meski terpaksa.**Suasana Gym yang Anya datangi ternyata sudah ramai, setelah mengisi daftar tamu di meja resepsionis Anya pun masuk ke dalam. Gadis itu menuju kamar ganti untuk berganti baju. Namun, siapa sangka seorang pria diam-diam
Anya menatap Kaisar yang tak hanya mengulurkan kunci mobil tapi juga handuk yang tertinggal saat dia bersitegang dengan pria kurang ajar tadi. Tidak seperti Anya yang galak tadi, kini Kaisar melihat Anya yang sangat rapuh. Pria itu seolah tertampar dan malah mengingat kesalahannya dulu saat menyelingkuhi sang mantan istri-Agni. Perasaan Agni pasti jauh lebih sakit dari apa yang Anya rasakan.“Apa kamu baik-baik saja?” tanya Kai berbasa-basi, bagaimana pun juga dia mengenal gadis itu sebagai model yang menjadi brand ambassador perusahaan papanya.Anya hanya mengangguk, sejujurnya dia malu karena menangis, tapi apa yang dia alami tadi benar-benar menyakiti hati. Setelah Anya menerima apa yang dia ulurkan, Kaisar pun pergi. Namun, tak pria itu duga Anya memanggilnya dan sukses membuatnya terbelalak.“Om Kai, terima kasih!” Kening Kaisar terlipat halus, dia menoleh dan salah tingkah karena beberapa orang sempat menatapnya. “Om? Dia memanggilku Om?” Kaisar
Rumah Hantoro yang biasanya sepi kini tampak ramai. Banyak orang berlalu-lalang dan semuanya memakai pakaian yang nyaris seragam. Yang lebih mengesankan lagi halaman rumah pria itu juga sudah di sulap sedemikian rupa oleh sang empunya hingga siapa saja yang melihat sudah bisa menerka apa yang terjadi di sana. Pernikahan? Ya, itu benar. Anya dan Kaisar menikah. Akad nikah digelar tepat sebulan setelah Kaisar mengutarakan niat hendak menikahi Anya. Mereka memakai halaman sebagai tempat mengucap janji suci. Kursi, meja prasmanan serta ornamen lainnya semua bernuansa putih, memberi kesan sakral untuk acara yang akan di laksanakan sebentar lagi. Acara itu hanya dihadiri oleh keluarga dekat saja. Bahkan media tidak mengetahui soal pernikahan ini. Mengenai alasannya, itu semua karena Anya masih terikat kontrak, dia juga masih sibuk dengan beberapa proyek yang akan digarap. Jika mengadakan resepsi besar-besaran takutnya selain membuat khalayak gaduh, juga akan membuat kesehatan Anya tergang
"Memangnya kenapa?" tanya Anya. Dia turunkan jari tangan Kaisar dan menarik kemeja pria itu agar merebah kembali.Kaisar menurut meski debaran di dadanya sudah menggila. Dia emosi melihat adegan itu. Ingin rasanya dia layangkan tinju ke wajah pria yang menjadi lawan main Anya."Itu, kenapa kamu mau melakukan adegan ciuman? Apa harus berciuman? Berapa kali adegan itu diambil saat proses syuting?" lanjut Kaisar masih bernada sama. Dadanya bahkan naik turun karena emosi.Namun, bukannya menjawab Anya justru terbahak, dia terpingkal-pingkal melihat ekspresi lucu Kaisar yang sedang cemburu. Ya, Anya yakin sekarang Kaisar tengah cemburu."Tidak perlu marah-marah. Itu hanya akting. Tidak ada rasa, bukan sungguhan.""Tapi tetap saja dia sudah menciummu." Kaisar masih saja kesal. Dan saat seperti itu tiba-tiba saja ada satu ide gila yang Anya pikirkan. Gadis itu pun menutup mata sambil berkata- "Kalau begitu hilangkan jejaknya dari bibirku!"Kaisar pun kaget mendengar permintaan Anya, terlebi
"Kenapa tidak ada pegunjung lain?" tanya Kaisar. Kepalanya menoleh ke kanan kiri. Ia heran karena studio bioskop kelas premier yang dimasukinya bersama Anya sangat sepi. Padahal di luar sana banyak orang, mana mungkin tidak ada satu orang pun yang ikut menonton di kelas itu."Sepi karena aku menyewa satu studio ini hanya untuk kita," balas Anya. Ia sunggingkan tawa jenaka dan berhasil membuat Kaisar menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.Namun, pria itu tetap mengikuti langkah Anya. Kekasihnya itu sudah mengalungkan tangan di lengan dan menariknya masuk lebih jauh. Keduanya pun memilih duduk di barisan tengah."Kenapa harus disewa?" tanya Kaisar sesaat setelah pantatnya menempel ke kursi."Karena aku ingin berduaan denganmu menikmati film ini. Aku tidak ingin ada yang mengganggu kita," seloroh Anya lagi. Matanya bahkan mengedip genit dan kembali membuat Kaisar geleng-geleng kepala dan tertawa.Kaisar pun tak banyak bicara lagi, terlebih mengingat sifat Anya yang memang
"Anya, maukah kamu menikah denganku?"Pemintaan Kaisar itu bagai nyanyian merdu nan syahdu yang merasuk ke dalam telinga Anya. Kalimat itu tak ayal membuatnya menitikkan air mata karena tak sanggup menahan haru."Om?" Anya menutup mulut dengan dua tangan, sedang matanya bergerak liar ke sana kemari menatap takjub pada Kaisar. Sungguh dia tak menyangka Kaisar melamarnya di bawah terbitnya sang mentari."Maukah kamu menikah denganku? Menghabiskan sisa hidupmu dengan mantan laki-laki brengsek dan punya banyak kekurangan seperti aku?"Tak mampu lagi menahan perasaan di hatinya, Anya pun membiarkan air matanya meluruh. Dan sebagai jawaban atas pertanyaan Kaisar, gadis itu mengangguk mantap dan menghambur ke dalam pelukan pria itu. Lisannya benar-benar terkunci, dia bahagia sampai tak bisa berkata-kata.Disela isak tangis yang mengharu biru, Anya pun mengulurkan tangan kirinya. Ia membuat Kaisar tersenyum lebar lantas menyematkan cincin itu ke jari manis lalu menciumnya. "Aku berjanji akan
Pertanyaan Kaisar soal wanita mantan selingkuhannya itu pun mau tak mau harus Anya jawab."Alasannya karena aku sadar kalau aku salah. Aku terlalu cemburu waktu itu. Aku takut kalau kamu akan terpengaruh dengan adanya Rey. Tapi sekarang tidak lagi, aku yakin anak-anakmu tidak akan mengganggu keharmonisan hubungan kita. Selama beberapa bulan ini aku terus menerus berpikir dan menyayangkan, kenapa sampai harus putus denganmu hanya karena alasan ini. Dan setelah aku pikirkan lagi, aku menyesal melepaskanmu. Aku terlalu menyukaimu," jelas Anya yang diakhiri dengan senyuman manis."Benarkah?"Anya mengangguk sambil membetulkan jaket milik Kaisar yang kini membalut tubuhnya. “Mauri dan Rey adalah buah dari masa lalu yang merupakan bagian dari hidupmu yang tidak akan pernah bisa dipungkiri sampai kapan pun, Jadi aku harus berdamai dengan itu.""Apa kamu akan menyayangi mereka? apa kamu tidak akan pilih kasih? Sedangkan kamu bilang tidak menyukai Rey karena dia anak seorang pelakor."Anya men
Setelah aksi peluk-pelukannya dan Kaisar tadi. Anya pun akhirnya tetap datang ke acara makan malam itu. Dia hadir di pesta dengan pikiran yang tidak fokus. Sepanjang acara, Anya lebih sering menatap ponsel di tangan. Sesekali senyumnya mengembang, matanya juga berbinar saat menatap layar benda pipih itu.[Bersabarlah, sebentar lagi aku akan pergi dari pesta]Pesan itu Anya kirim ke Kaisar dan tidak lama kemudian ponselnya bergetar.[Tenang saja, aku akan menunggu. Nikmatilah acaranya.]Anya langsung merengut. Kembali dia mengirim pesan untuk membalas pria itu.[Bagaimana bisa aku fokus ke acara sedang hati dan pikiranku ke kamu? Harusnya kamu ikut masuk]Kejujuran Anya hanya dibalas Kaisar dengan emoji tawa dan lambang cinta. Ajaibnya itu membuat Anya tersenyum lagi. Gadis itu memilih menyesap soda yang ada di tangan dan mengedarkan pandangan mencari keberadaan Martha.Namun, bisik-bisik aneh terdengar sampai ke telinga Anya. Ia jelas sudah tahu topik apa yang dibahas. Mereka membicar
Sementara itu di waktu bersamaan Kemal dan Anisa benar-benar datang ke rumah Hantoro membawa beberapa hantaran. Keduanya datang bermodal nekat demi masa depan sang putra. Mereka sadar kalau Kaisar memiliki masa lalu kelam dan hal ini bisa dijadikan alasan Hantoro untuk menghina. Akan tetapi, demi Kaisar mereka akan berusaha lebih dulu. Berhasil atau tidak, diterima atau tidak, yang terpenting mereka sudah memiliki niat baik.Kedatangan mereka yang tiba-tiba seperti itu tentu saja membuat Hantari kaget. Dia spontan berjengket dan berusaha bersembunyi di belakang pilar. Matanya menyipit mencoba memastikan kalau yang dia lihat memang benar."Astaga, dia benar Anisa. Tapi kenapa ke sini?" gumam Hantari, wajahnya kebingungan dan dia semakin kaget saat melihat penampilannya sendiri. Ia masih memakai daster dan mukanya juga masih belepotan masker. Tak ingin membuang-buang waktu, Hantari pun ngacir ke dalam. Wanita itu membiarkan dua orang yang datang ke rumahnya disambut pembantu."Mbok, kal
"Ka-kamu, apa kamu marah?" tanya Kaisar tergagap."Tentu saja!" sahut Anya nyaring.Namun, beberapa detik kemudian isak tangis Anya terdengar dan membuat Kaisar merasa bersalah. Dia tidak menyangka Anya akan semarah itu sampai menangis. Padahal niatnya hanya ingin menunjukkan kesungguhan cintanya. Kaisar Ingin memperlihatkan ke Anya bahwa dirinya serius menyukainya dan hampir gila menahan rindu selama tiga bulan ini."Maaf," lirih Kaisar. Dia yang tengah berada di belakang kemudi mengusap wajahnya gusar. Hampir saja stir mobilnya berbelok sendiri."Untuk apa minta maaf?" sembur Anya lagi. Gadis itu menghapus air mata membuat sebagian make up luntur."Maaf karena hanya ini yang bisa aku lakukan untuk memperlihatkan kesungguhan. Aku serius, Nya. Jika kamu memberi aku kesempatan maka aku akan melakukan segala upaya agar bisa meyakinkanmu. Akan aku tunjukkan kalau aku bersungguh-sungguh. Akan aku buktikan kalau aku bisa menjadi pria yang baik, pria yang bisa melindungimu dan bisa membaha
Sementara itu, Kaisar diam-diam masih memantau keadaan Anya. Pria itu menggunakan orang dalam agensi tempat Anya bernaung untuk mencari informasi. Kaisar memang sudah berusaha menepis perasaan yang ada di hati, tapi nyatanya tidak mudah. Ia pun memutuskan untuk mencoba sekali lagi.Kaisar yang tahu Anya kembali hari itu diam-diam mengikuti mobil Martha dan langsung mencegat wanita itu di jalan yang sepi. Martha yang mengendarai mobil sambil berbincang via telepon pun kaget, dia menginjak pedal rem dan melotot saat melihat Kaisar turun."Kamu gila? Bagaimana kalau remku blong, kita pasti sudah tabrakan," sembur Martha geram sesaat setelah menurunkan kaca jendela mobil."Tapi nyatanya tidak ‘kan? Aku pikir kamu tidak gila sampai nekat membawa mobil yang remnya blong," balas Kaisar.Martha yang masih emosi pun bersedekap, matanya memincing menatap sengit Kaisar. Dia kesal, bukannya meminta maaf pria itu malah seolah menantang.“Ada apa? apa yang kamu inginkan sampai hampir membuat kita k