Share

Pembangkang

Penulis: Pramesti GC
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-30 21:56:00

Sepanjang perjalanan, Amran dan Lusi saling diam, mereka sedang ada dalam pikiran masing-masing, hingga mobil Amran memasuki pelataran rumahnya.

Lusi turun tanpa bicara, membanting pintu dengan kasar dan berjalan kesal masuk ke dalam rumah. Melihat hal itu Amran hanya diam, batinnya sesak terlebih bila mengingat kebodohan yang baru saja ia lakukan, dadanya terasa semakin bergemuruh.

Sementara suaminya berdiam diri di mobil, Lusi masuk dan mendapati ibu mertua dan iparnya duduk di ruang tengah dengan wajah tak bersahabat.

"Mana Amran?" Tanya Yuliana

"Di mobilnya!" Ucap Lusi singkat, ia lalu berjalan menuju pintu kamar.

"Cucian di belakang tu sudah segunung, kamu nggak ada niat buat nyuci?" Ibu mertuanya kembali bicara, sudah berhari-hari ia biarkan cucian baju di dalam ember besar, bukannya berkurang, Lusi justeru menambah lagi dengan tumpukan baju kerjanya.

Lusi berbalik menatap ibu mertuanya. "Memang siapa yang biasa cuci baju di rumah ini?" Tanyanya heran, selama tinggal di sini ia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Istri Kumal   Kehidupan yang menyiksa batin

    Aku berdandan rapi dengan baju terbaik yang kumiliki, gamis kuning berbunga merah, yang kubeli di pasar desa lebaran dua bulan lalu. Gamis yang kata Sari lebih mirip gorden karena warna dan besarnya, namun inilah baju terbaik yang ku punya.Kupakai bedak tabur Vi*a shaset yang juga, kubeli beberapa bulan lalu masih banyak tersisa, kuikat dengan karet gelang berwarna merah, semoga bisa sedikit menyamarkan wajahku yang kusam karena tak pernah terawat.Lisptik satu-satunya yang kumiliki, pemberian kawan juga beberapa bulan lalu. Dia bilang warnaya sudah tak lagi tren, memang tak bisa lagi diputar, isinya sudah habis hingga menjorok ke dalam. Tapi aku tak hilang akal, aku ambil Cuttonbud dan menyolek bagian dalamnya keluar, ku usap pada bibirku tipis, kini warnanya merah jadi jambu.Aku tau ini bukan penampilan terbaik, namun hanya ini yang kumiliki. Gamis ini juga bukan seleraku, aku membelinya karena memang ini yang paling murah dan cukup bila ku pakai. Gamis dengan ukuranku yang lain,

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30
  • Pembalasan Istri Kumal   Kewalahan

    Yuliana memasak sendiri ikan lele yang baru di belinya, lama tak menyentuh semua peralatan dapur, wanita paruh baya itu merasa waktu begitu lama berlalu."Nih goreng!" Ucap Yuliana pada anak gadisnya, sejak tadi Sari hanya duduk di dekat pintu sambil memainkan ponsel, gadis itu merasa mual setiap kali ada darah keluar dari tubuh ikan saat di bersihkan."Ihh, nggak mau buk!" Gadis itu melompat, menjauh dari baskom berisi lele hitam yang telah di bumbui."Kok hitam begitu lelenya buk, aku nggak mau pengang!" Ucap Sari mengeliat jijik melihat lendir-lendir masih keluar."Jijik bagaimana to, ini ikan yang sering kamu makan pakai sambal terasi!" Umpat Yauliana kesal, ia sudah capek memukul dan membersihkan ikan itu, kini bahkan baunya begitu anyir."Ya tapi itu tinggal makan, ini masih mentah bentuknya begini ibuk!" Sari merengek kesal, jika bisa ia memilih pergi keluar rumah saja, namun Yuliana pasti tak akan memberinya izin."Nggak usah banyak ngeluh kamu, dari tadi ibu yang cuci, yang b

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30
  • Pembalasan Istri Kumal   Pertengkaran di rumah

    Lusi membekap mulutnya yang lancang, ia juga tak ingin ada orang lain mendengarnya mengatakan itu, bagaimanpun dirinya juga tak mau semuanya berantakan."Ibu salahkan saja Sari, dia yang mulai ingin menyingkirkan aku!" Ucapnya kesal dan berjalan ke dapur, urung niatnya membagi makanan pada mertua dan iparnya.Sari yang baru mendengar kebenaran itu menatap ke arah ibunya menuntut penjelasa. "Apa maksud ucapan mbak Lusi bu?""Lupakan Sari dan jangan ceritakan itu pada siapapun dan anggap saja kamu tak mendengarnya!" Yuliana terlihat gugup, ia mencoba tenang meski tangannya sedikit gemetar."Bu, aku nggak mungkin bisa melupakan ini begitu saja, aku tak buta dan tuli, aku bisa mendengar jelas mbak Lusi bilang itu. Katakan bu, apa maksudnya!"Gadis itu tetap meminta penjelasan, meski Yuliana memintanya melupakan itu, Sari terlalu penasaran untuk tak ikut campur.Yuliana menghela napas, ia meletakkan piringnya di lantai dan menatap anak gadisnya. "Makanlah, setelah ini ibu akan cerita.""Ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30
  • Pembalasan Istri Kumal   Kenangan masa kecil

    Setelah bertemu dokter Richat, Leon mengajak Jani pulang ke rumah. Di dalam mobik mereka masih saling diam, Jani tak bicara apapun, ia terus memikirkan apakah ia bisa pergi jauh sekarang."Apa yabg kamu pikirkan?" Leon bertanya setelah cukup lama mereka saling diam.Jani menatap Leon sebentar lalu pandangannya kembali ke depan. "Bisakah aku bertanya sesuatu Leon?""Ya, katakan!""Apa alasanmu membantuku, maksudku kita tak saling kenal dan kamu membantu begitu banyak, adakah alasan kenapa kamu melakukannya?"Leon terdiam, jika saja dia bisa menjawab, tentu akan ada banyak alasan kenapa dirinya membantu Jani begitu banyak. Namun sekarang alasan itu tak akan cukup bisa membuat Jani percaya."Aku pernah punya seseorang, dia baik dan periang Jani, namun takdir membuatnya jadi menyedihkan karena aku terlambat membantunya.Jani menatap mata Leon, ia bisa melihat ketulusan di sana namun Jani tak menyadari bahwa itu adalah dirinya."Lalu di mana orang itu?"Leon menggelengkan kepala, ia tak ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30
  • Pembalasan Istri Kumal   Identitas baru Jani

    Sementara di rumah, Amran tak bisa tidur nyenyak, bayang wajah Jani dan mayat yang belum teridentifikasi itu terus menghantui. Terlebih ketika Lusi mendiamkannya setelah perdebatan tadi siang, wanita itu memilih tidur sendiri di dalam kamar sementara Amran.di biarkan sendiri di ruang tengah.Berkali-kali ia mencari posisi yang nyaman, namu tetap saja hatinya tak menemukan ketenangan. Terlebih ia ingat bagaimana kejadian mistis ia alami du malam sebelum pernikahannya, dia jelas di ganggu sesuatu yang memindahnya ke luar kota."Benarkah wanita itu telah mati?" Tanyannya sendiri.Jika di runtut memang terlalu mustahil, dirinya berada di kota lain saat tersadar sementara dia merasa tak pernah mengendarai mobil hingga ke luar kota."Apa ada yang ingin mempermainkan aku? Tapi siapa?" Ucapnya penuh tanya.Waktu menunjukkan pukul tiga dini hari, saat sebuah mobil berhenti di depan rumah Amran, lelaki itu jelas mendengar deru mesin dari depan dan berdiri mengintip dari balik jendela.Dua lelak

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30
  • Pembalasan Istri Kumal   Si pecundang

    Yuliana gemetar, kakinya sempat lemas saat langkahnya semakin dekat ke arah pintu. Bunyi gedoran bersama namanya di panggil membuat dia mau tak mau tetap memutuskan membukanya.Klek!"Daun pintu terbuka, beberapa pasang mata menatapnya bersamaan, membuat jantung wanita paruh baya itu berdegup kencang."Bu Yuliana." Mustofa ketua RT tempatnya tinggal menyebut nama wanita itu."Iya pak Mus, ada apa ya?" Yuliana mencoba tetap tenang."Kita bicara di dalam saja bu, boleh kami masuk?" Mustofa kembali bicara."Oh, boleh pak, mari masuk!" Ucap Yuliana, meski suaranya parau ia berusaha agar terdengar normal."Bu Yuliana, bisa minya tolong?" Tanya seorang lelaki berjaket hitam membuat kaki Yuliana gemetar."Oh, bisa pak, ada apa?" Tanyanya pelan."Bisa tolong nyalakan lampunya?"Yuliane tertegun lalu melihat ke sekitar, ia baru menyadari bila lampu ruang tamu belum di nyalakan. "Ah, maaf pak saya kaget sampai lupa nyalakan lampu." Ucapnya berlari masuk menekan sekelar lampu.Wajah-wajah seram

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30
  • Pembalasan Istri Kumal   Amran

    Yuliana meminta Amran mandi lebih dulu, ia mengguyur tubuh sang anak seperti bayi yang belum bisa mengurus dirinya sendiri. Tak ada kalimat apapun terucao, ia sadar banyak pasang mata dan telingga menunggu mendapat berita untuk di gibahkan di luar bilik mandinya.Hanya membersihkan tubuh Amran tak butuh waktu lama, Amran yang masih diam manut saja ketika ibunya membawanya masuk ke dalam rumah.Lusi tertegun mematap sang mertua menggandeng tangan suaminya yang terlihat basah, ia memang marah semalam, namun melihat Amran yang seperti orang linglung, Lusi juga merasa khawatir."Ada apa ini buk?" Tanyanya yang tak keluar kamar sejak pagi tadi, bahkan Lusi tak tau ada banyak orang yang sudah sibuk mengatur pemakaman Jani."Urus suamimu ini Lusi, gantikan bajunya dengan kemeja bersih, ibu akan ambilka minuman hangat." Ucap Yuliana lalu keluar meninggalkan kamar Lusi dan Amran."Mas, ada aoa sih?" Tanyanya duduk di sisi Amram, namun Amran hanya menatapnya sebentar dan membuang lagi pandanga

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30
  • Pembalasan Istri Kumal   Ibu yang membela anaknya

    Yuliana bersiap, ia lalu kembali masuk ke kamar Amran, melihat Lusi dan anaknya sudah berganti baju Yuliana berjalan mendekat."Ibu mau bicara!" Ucapnya pelan lalu duduk bersama di tengah mereka berdua.Amran hanya diam, namun melihat ke arah ibunya sebentar. Yuliana bisa merasakan ketakutan sang anak menggengam tangan Amran dengan erat." Sekarang sudah bukan waktunya lagi ibu menyalahkanmu Mram, semalam ibu bilang pada polisi bahwa Jani pamit kerumah orang tuanya setelah kalian bertengkar.""Ibu bilang kami bertengkar?" Lusi bertanya pada mertuanya."Ya, mau bagaimana lagi, beberapa orang jelas melihat Amran menyeret tubuh Jani malam itu!"Mereka saling pandang, tentu saja terkejut, Amramln merasa tak ada yang melihat, namun ternyata ia salah duga."Mereka pasti akan menanyai kalian nanti, jawab saja sama seperti yang ibu katakan!" Ucap Yuliana lagi lalu menatap anak dan menantunya."Bagaimana jika mereka memenjarakan aku bu?""Apa kamu membunuh Jani?" Yuliana bertanya pada Amran da

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30

Bab terbaru

  • Pembalasan Istri Kumal   Kejujuran

    Jani mengambil foto di tangan Leon dan memperhatikan lebih jelas, gadis bermata abu itu memang nampak sanggat bahagia bersanding dengan seorang anak lelaki kecil dengan rambut menutup poninya."Ini_" Jani menghentikan kalimat nya dan menatap ke arah Leon."Ya, itu aku. Meski tak kamu ingat kita adalah sahabat kecil Jani..Kata Jani berkaca menatap ke arah Leon, memperhatikan setiap lekuk wajah lelaki nan tampan itu dengan seksama."Benarkah itu dirimu? sahabat yang kadang hadir dalam mimpiku, aku selalu bertanya itu kisah siapa, sebab ta ada yang aku ingat dari masa lalu ku selain karena sepenggal kisah yang ku denggar dari bapak yang membesarkan ku."Jani berkata dalam hati, air mata nya turun tanpa sadar, membuat wajahnya yang putih merona kemerahan sekarang."Ada apa sayang?" "Sekarang aku tau kenapa kamu begitu baik padaku." Ucap nya lirih.Ya, selama ini Jani selalu merasa bersyukur sebab masih di beri hidup lebih lama, mengucap terimakasih pada Leon dalam hatinya sebab memberin

  • Pembalasan Istri Kumal   Cerita rahasia

    "Karena kamu tau segalanya Jani, kamu kehilangan ingatanmu saat mengalami kecelakaan setelah bertemu dengan Lenzia, itu pertemuan terakhirmu, sebab Lenzia menghilang setelahnya." Leon menjelaskan dengan gamblang"Jadi aku pernah bertemu dengan Lenzia?""Ya, dan Aini mencoba juga untuk membunuhmmu."Sri dan Jani sama-sama terkejut, menghadapi kenyataan yang teramat berat sekarang. ""Dan wanita tadi adalah Aini? ." Ucap Jani membuat Sri menatap nya serius."Kalian sudah bertemu Aini?""Iya, kami tak sengaja bertemu dengannya saat aku turun membeli minum, dia hampir membunuh Jani.""Dia terus menyebut ku Lusia.""Ya karena itu yang dia tau, dia hanya mengenal nama Lenzia Jani." Leon kembali menjelaskan dan membuat Jani semakin diam."Dimana kalian bertemu Aini?" Sri penasaran."Di minimarket tengah hutan.""Begitu? aku harus segera mencarinya." Sri berdiri, dia ingin bicara lebih banyak namun Sepertinya Aini jauh lebih Penting sekarang."Sepertinya aku harus permisi dulu, kami sudah lam

  • Pembalasan Istri Kumal   Kenyataan pahit

    Sri tersenyum menyetujui, dirinya memang harus mengatakan banyak hal pada Jani sekarang."Saya janji tidak akan memaksa, bila nona Lusia berkenan saya pergi, saya akan pergi." Ucap Sri jujur, dia tak ingin mengusik Lusia yang sedang sakit namun jika wanita itu meminta penjelasan, Sri tentu saja lebih senang mendengarnya."Baiklah, hanya sebentar saja, tanyakan saja apa yang ingin kamu dengar dan setelah itu istirahatlah."Jani tersenyum dan mengganggukkan kepala. "Terimakasih sayang, terimakasih." Ucap Jani dengan wajah merona, mereka lalu masuk ke dalam kamar Leon.Leon meletakkan Jani ke atas tempat tidur, Jani bersandar pada tempat tidur nya dan Leon menyelimuti wanita itu hingga menutupi sebagian tubuhnya yang putih. Sri duduk di sisi ranjang, melihat betapa Leon memperlakukan Jani dengan istimewa, dia yakin lelaki ini memang tulus mencintai Jani."Katakan segera yang ingin anda katakan." Leon bicara dengan tegas, tak ingin Janin terusik lebih lama lagi.Jani menyentuh lengan keka

  • Pembalasan Istri Kumal   Amarah

    "Wanita ini menyebutku Lusia, Leon." Ucap Jani pada Leon membuat Leon juga merasa tak tenang."Dia menyebut Lusia, Leon! Dia tau Lusia!!" Jani terdengar panik, memeluk Leon dalam ketakutan.Leon mendekap mendekap erat Jani, menatap menatap marah pada apa yanh baru saja Aini lakukan, dia tak mengenal Aini, namunn beraninya wanita otu bahkan menyakiti orang yang sangat dia lindungi."Bawa dia pergi!" Ucap Leon kesal, dia ingin membuat. perhitungan pada Aini, namun menenangkan Jani jauh lebih penting sekarang.Leon melihat Aini di bawa paksa pergi, sementara Jani yang ketakutan merosot terduduk di lantai pelataran, dia terus menatap Aini yang menjauh, tak dapat lagi berpikir biaik, Jani berharap semua yang di lalukan bisa membuat nya mengingat sesuatu."Kamu baik-baik saja sayangku?" Leon tertunduk, mendekap Jani penuh penyesalan."Harusnya aku tak meninggalkan mu sendirian. sayang." Ucapnya merutuki kebodohan nya sendiri.Jani menangis kencang, tangisan yang entah kenapa tiba-tiba saja

  • Pembalasan Istri Kumal   Ingatan itu kembali.

    "Jauhkan tanganmu, siapa kamu!" Jani berteriak histeris, tatapannya melihat ke arah dalam minimarket"Kenapa kamu cantik? Aku benci saat kamu cantik!'" Ucap Aini kesal, tangannya terus mencoba menyentuh wajah Jani."Kemari kami sialan!" Aini meremas kuat kerah baju Jani, membuat ia gemetar karena histeris."Tidak!.... tidak!" Ucapnya kencang dan sebuah ingatan masa lalu kembali muncul....Jani melihat wanita berparas mirip dirinya berlari letakutan dengan perut membesar, entah apa yang sudah di lalui hingga gaun putih yang di kenakan berlumur darah dan tanah, dinginya malam bukanlah musuh terbesarnya, dia lebih takut jika bayi dalam dekapan itu lepas dari pelukan. "Jangan mencoba lari Lusia!" Teriakan itu begitu nyaringo dan lantang terdengar.Lusia gemetar dalam tangis, berjongkok pada rimbunya dedaunan kecil dan ilalang, berharap diri nya tak di temukan."Lusia!" Teriakan itu kembali terdengar, tubuh kecil Lusia semakin gemetar."Sabarlah sayang, mama akan membawamu pulang, kita ak

  • Pembalasan Istri Kumal   pertemuan tak terduga

    "Aku ingin tau apa yang terjadi Leon, aku mohon katakan sesuatu." Ucapnya meminta, segala hal yang menimpanya begitu menyiksa dan membuat dirinya bertanya."Perlahan saja sayang, kita akan bicara nanti." Ucap Leon lalu membawa Jani masuk ke dalam mobil mereka.Meninggalkan rumah kosong yang serasa tak asing bagi jani, rumah yang sepertinya sangat dia kenal namun tak bisa di ingat lebih baik.Mobil Leon membelah malam sunyi, melewati hutan yang lebat dengan hanya satu, ldua penerangan minim, mereka hanya berdua saat datang dan pergi, menyisakan kesunyian nyata setiap kali tak ada suara di antara mereka."Kenapa diam?" Tanya Leon, ia masih Melihat Jani terdiam Menatap ke luar jendela."Rasanya aku pernah ada di sini." Ucapnya sembari melihat ke arah rumah kosong di sisi jalan.Leon berhenti mendadak, menatap ke arah rumah kosong di sisinkanan mereka, rumah tangga memang sejak lama tak di tempati, namun kenapa Jani merasa pernah ada di sana?"Kamu yakin pernah ada di sana?"Jani mengangg

  • Pembalasan Istri Kumal   Aini

    Aini menjerit di depan toko, dia takut sebab Fandi sudah meninggalkan dirinya sendiri di tempat asing, pegawai toko juga ketakutan sekarang, Aini bisa saja melukai orang karena tertekan. "Wanita murahan!" Tiba-tibsa saja kalimat itu keluar dari bibir Aini, dia teringat pernah menyebut nama itu begitu sering dulu.Aini terduduk di trotoar jalan, uang yang di genggamnya ia lepas begitu saja, ia menatap nanar ke jalan yang sepi, seakan dirinya bisa saja tenggelam dalam gelap.Aini mengingat betul dia pernah hidup mewah, namun entah kenapa sekarang semua hanya bergantung pada saat orang memberinya perhatian dan cinta. "Kenapa kamu pergi mas!" Aini menangis lagi, kali ini bayang wajah Arka suaminya tergambar jelas, lelaki itu bahkan telah damai sekarang.Aini begitu mengingat bagaimana Arka yang tak pernah berbuat jahat padanya dulu, masih menjadi lelaki yang menempati hatinya selain Satria. Dia bahkan rela menyingkirkan semua rintangan yang ada hanya untuk menempati ruang yang tak lagi

  • Pembalasan Istri Kumal   pelarian dari wanita masalalu

    Sementara Fandi dengan perasaan tak menentu memutuskan pulang ke Solo, dia tak ingin mendapat masalah dengan bertemu lelaki seperti tuan Cien. Bergegas dia berjalan ke kamar dan melihat Kila tertidur dengan baju terbuka."Ada apa Sayang?" Kila bertanya dengan cemas, melihat Fandi membuka lemari baju dan mengemasi barangnya."Ayo pulang sekarang." Ucapnya kesal terus di tanya namun Kila masih tak memahami situasi yang ada."Kenapa mendadak pulang?""Ya karena kita memang harus pulang Kila!" Ucap Fandi kesal. "Bantu aku berbenah dan jangan banyak tanya!" Ucapnya lagi lalu melanjutkan lagi menata pakaiannya.Dengan kesal Kila medekat, menarik kopernya juga ke depan lemari dan ikut memasukkan barang-barangnya."Padahal kita baru berapa hari di sini!" Ucapnya ketus."Kalau kau mau di sini terus, silahlan! aku mau pulang!" Ucap Fandi lagi dengan nada tinggi, dia benci sekali saat Kila merajuk tanpa alasan.Fandi menatap Kila dengan wajah tak suka."Harus nya kau malu bilang begitu, aku suda

  • Pembalasan Istri Kumal    Kenangan yang tersibak

    "Kau tau tempat ini?" Leon bertanya dengan alis terangkat.Jani menggelengkan kepalanya, meski merasa tak asing namun dirinya tak dapat mengenali lingkungan tempatnya barada sekarang."Aku tak tau, ada sesuatu di sini?" Jani berusaha mengingat, namun tak dapat menemukan serpihan cerita dari tempatnya berada sekarang."Ayo kita masuk, mungkin kamu akan menemukan jawabannya. " Ucap Leon membuka pintu mobil nya dan segera berjalan ke sisi yang lain."Ayo keluar." Ucap Leon lagi, menarik jemari kecil Jani keluar dari dalam mobil mereka."Aku tak mengerti." Jani masih mematung di tempat, takut bila Leon berbuat sesuatu yang mungkin membuat dirinya merasa kecewa."Kau hanya perlu mengikuti kata hatimu, tak ada yang perlu di mengerti Jani, aku tak akan pernah membuatmu merasa terluka, percayalah!" Ucap Leon meyakinkan wanita di hadapannya itu.Mata Jani keluar menelisik ke sekitar tempatnya berdiri, sebuah pelataran kecil dengan pohon mangga besar di dekat pagar rumah itu, membuat hati kecil

DMCA.com Protection Status