Beranda / Romansa / Pembalasan Istri Kumal / Part 21 (Pertemun rahasia)

Share

Part 21 (Pertemun rahasia)

Penulis: Pramesti GC
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-31 15:29:45

Sementara di tempat Aini, wanita itu sudah berada di rumah Tuan Yuan sejak pagi, mereka masih berada di dalam kamar setelah kembali memuaskan tuanya di atas ranjang.

"Tuan, bisakah tuan membantuku sekali lagi?" Aini mendekatkan wajahnya pada Yuan, mengusap dada bidang lelaki itu dan membuatnya terlena akan sentuhannya.

"Apa yang kamu inginkan? Harta, kekuasaan?"

"Bukan tuan."

"Lalu apa?"

"Aku ingin tuan membunuh wanita bernama Sri itu. wanita bernama Sri itu harus mati tuan!" Aini mengatakan itu tanpa melihat ke arah Yuan.

Yuan menatap wajah Aini dengan tajam, melihat apakah wanita itu benar-benar ingin dirinya membunuh Sri.

"Jadi kamu ingin aku membunuh wanita bernama Sri itu?"

"Betul tuan."

"Apa karena dia membuatmu jauh dari lelaki itu, lelaki yang kaya dan berwajah tampan itu?"

"Siapa maksud tuan, aku hanya mencintai tuan seorang."

Yuan tersenyum meremehkan." Jangan berbohong, aku juga tak butuh cintamu!"

Aini terdiam, dia masih tak berani menatap wajah Yuan.

"Kamu tau siapa Sri i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Istri Kumal   part 22 (Mulai terbiasa)

    Sri masuk ke kamar Lala dengan perasaan kembali bergetar, sesaat hari ini ia merasa dunia begitu baik, bertemu dengan orang-orang baik di pasar, sedikit tertawa melihat tingkah lucu mertuanya membuat segalanya terasa sedikit berbeda. Namun saat kakinya melangkah masuk ke kamar Lala, melihat bagaimana putrinya berjuang sendiri, Sri kembali bertanya kenapa harus putrinya.Dia membelai wajah Lala, matanya masih terpejam seakan tidur, namun ia berharap mata itu segera berbuka, ia merindukan mata cokelat dengan binar kebahagiaan itu lagi."Istirahatlah kalian, aku akan membersihkan Lala, jadi keluarlah." Sri berkata pada perawat dan dua pengawal di pintu kamar, mereka yang menjaga Lala sejak pagi, perawat itu lalu membungkuk dan berjalan keluar kamar di susul dua pengawal lain."Hai sayang, ini mama." Ucapnya berbisik di telinga anaknya."Mama menuggu Lala bangun, bangunlah sayang." Bisiknya lagi menahan tangisnya karena luka di hati."Kita mandi ya, hari ini mama pakai sabun baru, wanginy

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • Pembalasan Istri Kumal   23 (Pembalasan Sri Rejeki)

    Setelah makan malam, Seri dan Satria masuk ke dalam kamar, mereka duduk berdua di bawah ranjang, bersandar pada papan sekat rumahnya. "Sampai kapan kita akan di sini?" pertanyaan itu tiba-tiba saja melintas dalam kepala Sri."Sampai Lala sadar dan sehat.""Atau sampai mereka semua mendapat balasan." Ucap Sri dan membuat Satria menatapnya iba."Haruskah aku membalaskan semua untukmu?"Sri tersenyum, meletakkan kedua tangan Satria pada wajahnya. "Tetaplah percaya padaku, itu cukup." Ucap Sri lalu mencium pipu suaminya."Aku selalu berharap hari ini tiba, saat kamu dan aku berada dalam satu ruang yang sama, aku bisa menatapmu lebih lama?"Benarkah hanya untuk menatap? Aku membayangkan lebih dari itu." Goda Sri, membuat Satria tersenyum nakal ke arahnya.Satria menarik lembut wajah Sri ke depannya, kini pahatan indah karya tuhan itu bisa dengan jelas ia nikmati."Aku mencintaimu sayang." Ucap Satria lalu dengan lembut mengecup bibir istrinya.Sri membalas lembut kecupan itu, membuat mere

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • Pembalasan Istri Kumal   Part 24 (Satu pembalasan)

    Prang!Kembali Aini tersentak, bunyi barang jatuh terdengar jelas, ia kembali melihat ke sekitarnya tak ada benda jatuh apapun, lalu dari mana benda itu berasal?Aini berdiri dengan sisa tenaga, memutari sekitar rumah di mana mungkin saja ada sesuatu jatuh dan tak di lihatnya, namun sepanjang matany memandang semua masij sama berada di tempatnya."Tante!"Aini terdiam, teriakan seorang anak terdengar jelas dan suaranya kenapa begitu mirip dengan Lala."Lala?" Aini memanggil nama Lala pelan, memastikan dia mungkin salah mendengar.Brak!Kali ini suara di pintu depan seakan di banting kuat. Tubuh Aini sudah penuh keringat, ia merasa cemas dan semakin takut sekarang."Siapa itu?" Dia bertanya, berharap itu mungkin manusia, sekarang dia lebih memilih Sri atau pencuri muncul di hadapannya, setidaknya itu manusia, ia bisa lawan sendiri."Jangan main-main dengan aku!" Teriak Aini gemetar, setelahnya ia berjalan ke depan.Glek! Glek!Ia memeriksa pintu, pintu itu masih terkunci, tapi jelas di

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • Pembalasan Istri Kumal   25

    Aini terbangun dari tidurnya, menyadari dirinya di dalam bath up ia terkejut dan segera keluar dari dalam sana."Kenapa aku ada di dalam kamar mandi?"Tubuhnya gemetar hebat dan segera mengeringkan dirinya di dalam kamar. Setelah berganti baju, Aini duduk dengan lemas di tepian ranjang"Apa yang terjadi padaku?" Ucapnya sendiri, ia terus memukul kepalanya yang pening dan perlahan ia mulai megingat semuanya dengan jelas."Mutia, Mesya!" Segera Aini berlari ke kamar anak-anaknya dan bernapas lega saat dua putrinya itu masih tertidur pulas.Tubuhnya ambruk ke lantai, Aini merasa dirinya benar-benar ketakutan."Mungkinkah semalam itu benar?"Aini mencoba mengingat lagi dan semua seakan benar-benar terjadi."Cctv, aku harus memeriksa Cctv!" Aini berlari mengambil ponselnya di kamar, ia lalu memeriksa cctv dari ponselnya.Bruk!Tubuhnya lemas saat melihat sendiri ternyata cctv itu menunjukkan dia sedang bicara sendiri, tak ada orang lain selain dirinya di dalam rekaman itu."Apa aku gila?

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-01
  • Pembalasan Istri Kumal   26

    Sri memeluk erat Satria, merasakan separuh bebanya terangkat sekarang. "Dia bangun Sayang, akhirnya dia bangun." Ucapnya tiada henti, Sri merasa benar-benar mensyukuri segalanya."Iya, kita harus bersyukur Lala bisa bangun.""Besok kita bisa beli kursi roda untuknya." Satria memberi tau Sri untuk bersiap."Aku sudah katakan sejak jauh hari, segala kemungkinan bisa terjadi sayang, mungkin dia buta, hilang ingatan, atau bisu, semua bisa terjadi.""Tapi lihat semua baik, hanya kakinya yang tak merespon, kita bisa mengajaknya berjuanh sekali lagi."Sri masih menangis di dalam pelukan Satria. "Semua ini salahlu, aku yang tak bida menjaganua dengan baik, harusnya dia bisa sehat seperti dulu, jika semua tak terjadi harusnya Lala bisa berlari, dia bisa kemanapun dia mau!""Dia akan lakukan itu, dia pasti bisa melakukan itu, jadi percayalah padanya sayang.""Dengarkan aku, kita masih beruntung dapat kesempatan merawat Lala lagi, jadi jangan membuat nya jadi sulit." Sri hanya diam mendengar u

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-01
  • Pembalasan Istri Kumal   27

    Hari ini kuterima keputusan sidang perceraianku dan Satria, bapak menghubungiku pagi tadi, memastikan bahwa semua masih berjalan seperti keinginannya. Aku melihat mas Fandi duduk sendiri di dekat parkiran setelah kami keluar dari ruang sidang."Sebentar man, aku mau menemui mas Fandi dulu." Ucapku mendekatinya yang hanya diam menatap delembar kertas hasil putusan di tangan."Kenapa tak pulang juga?" Aku berdiri di depanya sekarang.Dia menengadahkan pandangan menatapku, berusaha tersenyum meski ku tau hatinya sedang terluka. Berulang kali dia memintaku kembali, namun hati ini bahkan tak terketuk untuk sekedar memberinya satu kesempatan."Selamat ya Sri, kamu pasti bahagia."Aku menegerutkan alis. "Selamat untuk apa?"Dia menunjukkan kertas di tangan. "Atas surat ini, semua berjalan seperti keinginannya anmu kan, siapa yang tak bahagia bila setelah ini kamu bahkan memiliki kehidupan yang jauh lebih sempurna.""Ya, hari ini memang aku nantikan mas."D8a menatapku lekat. "Jadi begitu, pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-01
  • Pembalasan Istri Kumal   28 (Bimbang)

    Satria merasa sedih setelah melihat istrinya pergi dengan hati terluka, ia memutuskan mencari tau apa yang terjadi. Perlahan dia masuk ke kamar Lala, melihat maminya begitu bahagia hatinya merasa terharu. Lelaki berparas teduh itu duduk di sisi Lala, ia menatap wajah putri sambungnya itu dengan senyuman hangta, gadis itu nampak belum benar-benar pulih, karenanya ia mungkin tak akan bisa bertanya banyak."Oma masih tak percaya ini Lala, syukurlah semua baik-baik saja sayang." Erica tersenyum senang, ia sejak tadi tak ingin jauh dari Lala, tangannya sibuk membelai tubuh Lala, memastikan gadis kecil itu nyaman di tempatnya."Iya mam, kita harus bersyukur. Lala sudah merasa baikan?" Satria bertanya saat matanya dan mata Lala saling beradu.Lala menatap dengan senyum dan menganggukkan kepalanya, ia lalu menatap ke arah pintu seperti menunggu seseorang."Apa Lala mencari mama? mama pergi sebentar ke pasar. Ada apa, Lala ingin sesuatu?" Erica kembali bertanya Gadis itu terdiam dan menunduk.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Pembalasan Istri Kumal   29 (Rahasia Sri)

    Berkali-kali Satria coba menghubungi Sri, namun tetap saja panggilan darinya tak mendapat jawaban. Ia melihat kembali ke arah Lala yang masih duduk di atas ranjang rawatnya. Satria tak berani membawa Lala turun, masih banyak pemeriksaan yang harus di lewati Lala sebelum dia bisa memutuskan semua baik.Lala sedang mengambar di atas kertas yang Satria ambil dari tas lukis milik gadis itu, saat menyiapkan semuanya, Zui membawa serta peralatan lukis milik Lala dan benat saja, setalah ia sadar sejak tadi Lala tal berhenti mengambar.Satria merasa sebenarnya Lala ingin bicara banyak, tapi mungkin dia tak tau bagaimana memulainya, semoga saja mengambar lebih membuatnya nyaman."Apa ini? wah bagus sekali!" Satria mendekat, gadis itu masih membuat garis beraturan, dia hanya melukis bunga mawar dengaan kelopaknya yang jatuh berguguan.Apakah ini yang di rasakannya? Hatinya rapuh dan gugur seperti dalam gambar?Satria bergumam sendiri, ia merasa ada banyak hal yang ingin di katakan gadis itu, n

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05

Bab terbaru

  • Pembalasan Istri Kumal   Kejujuran

    Jani mengambil foto di tangan Leon dan memperhatikan lebih jelas, gadis bermata abu itu memang nampak sanggat bahagia bersanding dengan seorang anak lelaki kecil dengan rambut menutup poninya."Ini_" Jani menghentikan kalimat nya dan menatap ke arah Leon."Ya, itu aku. Meski tak kamu ingat kita adalah sahabat kecil Jani..Kata Jani berkaca menatap ke arah Leon, memperhatikan setiap lekuk wajah lelaki nan tampan itu dengan seksama."Benarkah itu dirimu? sahabat yang kadang hadir dalam mimpiku, aku selalu bertanya itu kisah siapa, sebab ta ada yang aku ingat dari masa lalu ku selain karena sepenggal kisah yang ku denggar dari bapak yang membesarkan ku."Jani berkata dalam hati, air mata nya turun tanpa sadar, membuat wajahnya yang putih merona kemerahan sekarang."Ada apa sayang?" "Sekarang aku tau kenapa kamu begitu baik padaku." Ucap nya lirih.Ya, selama ini Jani selalu merasa bersyukur sebab masih di beri hidup lebih lama, mengucap terimakasih pada Leon dalam hatinya sebab memberin

  • Pembalasan Istri Kumal   Cerita rahasia

    "Karena kamu tau segalanya Jani, kamu kehilangan ingatanmu saat mengalami kecelakaan setelah bertemu dengan Lenzia, itu pertemuan terakhirmu, sebab Lenzia menghilang setelahnya." Leon menjelaskan dengan gamblang"Jadi aku pernah bertemu dengan Lenzia?""Ya, dan Aini mencoba juga untuk membunuhmmu."Sri dan Jani sama-sama terkejut, menghadapi kenyataan yang teramat berat sekarang. ""Dan wanita tadi adalah Aini? ." Ucap Jani membuat Sri menatap nya serius."Kalian sudah bertemu Aini?""Iya, kami tak sengaja bertemu dengannya saat aku turun membeli minum, dia hampir membunuh Jani.""Dia terus menyebut ku Lusia.""Ya karena itu yang dia tau, dia hanya mengenal nama Lenzia Jani." Leon kembali menjelaskan dan membuat Jani semakin diam."Dimana kalian bertemu Aini?" Sri penasaran."Di minimarket tengah hutan.""Begitu? aku harus segera mencarinya." Sri berdiri, dia ingin bicara lebih banyak namun Sepertinya Aini jauh lebih Penting sekarang."Sepertinya aku harus permisi dulu, kami sudah lam

  • Pembalasan Istri Kumal   Kenyataan pahit

    Sri tersenyum menyetujui, dirinya memang harus mengatakan banyak hal pada Jani sekarang."Saya janji tidak akan memaksa, bila nona Lusia berkenan saya pergi, saya akan pergi." Ucap Sri jujur, dia tak ingin mengusik Lusia yang sedang sakit namun jika wanita itu meminta penjelasan, Sri tentu saja lebih senang mendengarnya."Baiklah, hanya sebentar saja, tanyakan saja apa yang ingin kamu dengar dan setelah itu istirahatlah."Jani tersenyum dan mengganggukkan kepala. "Terimakasih sayang, terimakasih." Ucap Jani dengan wajah merona, mereka lalu masuk ke dalam kamar Leon.Leon meletakkan Jani ke atas tempat tidur, Jani bersandar pada tempat tidur nya dan Leon menyelimuti wanita itu hingga menutupi sebagian tubuhnya yang putih. Sri duduk di sisi ranjang, melihat betapa Leon memperlakukan Jani dengan istimewa, dia yakin lelaki ini memang tulus mencintai Jani."Katakan segera yang ingin anda katakan." Leon bicara dengan tegas, tak ingin Janin terusik lebih lama lagi.Jani menyentuh lengan keka

  • Pembalasan Istri Kumal   Amarah

    "Wanita ini menyebutku Lusia, Leon." Ucap Jani pada Leon membuat Leon juga merasa tak tenang."Dia menyebut Lusia, Leon! Dia tau Lusia!!" Jani terdengar panik, memeluk Leon dalam ketakutan.Leon mendekap mendekap erat Jani, menatap menatap marah pada apa yanh baru saja Aini lakukan, dia tak mengenal Aini, namunn beraninya wanita otu bahkan menyakiti orang yang sangat dia lindungi."Bawa dia pergi!" Ucap Leon kesal, dia ingin membuat. perhitungan pada Aini, namun menenangkan Jani jauh lebih penting sekarang.Leon melihat Aini di bawa paksa pergi, sementara Jani yang ketakutan merosot terduduk di lantai pelataran, dia terus menatap Aini yang menjauh, tak dapat lagi berpikir biaik, Jani berharap semua yang di lalukan bisa membuat nya mengingat sesuatu."Kamu baik-baik saja sayangku?" Leon tertunduk, mendekap Jani penuh penyesalan."Harusnya aku tak meninggalkan mu sendirian. sayang." Ucapnya merutuki kebodohan nya sendiri.Jani menangis kencang, tangisan yang entah kenapa tiba-tiba saja

  • Pembalasan Istri Kumal   Ingatan itu kembali.

    "Jauhkan tanganmu, siapa kamu!" Jani berteriak histeris, tatapannya melihat ke arah dalam minimarket"Kenapa kamu cantik? Aku benci saat kamu cantik!'" Ucap Aini kesal, tangannya terus mencoba menyentuh wajah Jani."Kemari kami sialan!" Aini meremas kuat kerah baju Jani, membuat ia gemetar karena histeris."Tidak!.... tidak!" Ucapnya kencang dan sebuah ingatan masa lalu kembali muncul....Jani melihat wanita berparas mirip dirinya berlari letakutan dengan perut membesar, entah apa yang sudah di lalui hingga gaun putih yang di kenakan berlumur darah dan tanah, dinginya malam bukanlah musuh terbesarnya, dia lebih takut jika bayi dalam dekapan itu lepas dari pelukan. "Jangan mencoba lari Lusia!" Teriakan itu begitu nyaringo dan lantang terdengar.Lusia gemetar dalam tangis, berjongkok pada rimbunya dedaunan kecil dan ilalang, berharap diri nya tak di temukan."Lusia!" Teriakan itu kembali terdengar, tubuh kecil Lusia semakin gemetar."Sabarlah sayang, mama akan membawamu pulang, kita ak

  • Pembalasan Istri Kumal   pertemuan tak terduga

    "Aku ingin tau apa yang terjadi Leon, aku mohon katakan sesuatu." Ucapnya meminta, segala hal yang menimpanya begitu menyiksa dan membuat dirinya bertanya."Perlahan saja sayang, kita akan bicara nanti." Ucap Leon lalu membawa Jani masuk ke dalam mobil mereka.Meninggalkan rumah kosong yang serasa tak asing bagi jani, rumah yang sepertinya sangat dia kenal namun tak bisa di ingat lebih baik.Mobil Leon membelah malam sunyi, melewati hutan yang lebat dengan hanya satu, ldua penerangan minim, mereka hanya berdua saat datang dan pergi, menyisakan kesunyian nyata setiap kali tak ada suara di antara mereka."Kenapa diam?" Tanya Leon, ia masih Melihat Jani terdiam Menatap ke luar jendela."Rasanya aku pernah ada di sini." Ucapnya sembari melihat ke arah rumah kosong di sisi jalan.Leon berhenti mendadak, menatap ke arah rumah kosong di sisinkanan mereka, rumah tangga memang sejak lama tak di tempati, namun kenapa Jani merasa pernah ada di sana?"Kamu yakin pernah ada di sana?"Jani mengangg

  • Pembalasan Istri Kumal   Aini

    Aini menjerit di depan toko, dia takut sebab Fandi sudah meninggalkan dirinya sendiri di tempat asing, pegawai toko juga ketakutan sekarang, Aini bisa saja melukai orang karena tertekan. "Wanita murahan!" Tiba-tibsa saja kalimat itu keluar dari bibir Aini, dia teringat pernah menyebut nama itu begitu sering dulu.Aini terduduk di trotoar jalan, uang yang di genggamnya ia lepas begitu saja, ia menatap nanar ke jalan yang sepi, seakan dirinya bisa saja tenggelam dalam gelap.Aini mengingat betul dia pernah hidup mewah, namun entah kenapa sekarang semua hanya bergantung pada saat orang memberinya perhatian dan cinta. "Kenapa kamu pergi mas!" Aini menangis lagi, kali ini bayang wajah Arka suaminya tergambar jelas, lelaki itu bahkan telah damai sekarang.Aini begitu mengingat bagaimana Arka yang tak pernah berbuat jahat padanya dulu, masih menjadi lelaki yang menempati hatinya selain Satria. Dia bahkan rela menyingkirkan semua rintangan yang ada hanya untuk menempati ruang yang tak lagi

  • Pembalasan Istri Kumal   pelarian dari wanita masalalu

    Sementara Fandi dengan perasaan tak menentu memutuskan pulang ke Solo, dia tak ingin mendapat masalah dengan bertemu lelaki seperti tuan Cien. Bergegas dia berjalan ke kamar dan melihat Kila tertidur dengan baju terbuka."Ada apa Sayang?" Kila bertanya dengan cemas, melihat Fandi membuka lemari baju dan mengemasi barangnya."Ayo pulang sekarang." Ucapnya kesal terus di tanya namun Kila masih tak memahami situasi yang ada."Kenapa mendadak pulang?""Ya karena kita memang harus pulang Kila!" Ucap Fandi kesal. "Bantu aku berbenah dan jangan banyak tanya!" Ucapnya lagi lalu melanjutkan lagi menata pakaiannya.Dengan kesal Kila medekat, menarik kopernya juga ke depan lemari dan ikut memasukkan barang-barangnya."Padahal kita baru berapa hari di sini!" Ucapnya ketus."Kalau kau mau di sini terus, silahlan! aku mau pulang!" Ucap Fandi lagi dengan nada tinggi, dia benci sekali saat Kila merajuk tanpa alasan.Fandi menatap Kila dengan wajah tak suka."Harus nya kau malu bilang begitu, aku suda

  • Pembalasan Istri Kumal    Kenangan yang tersibak

    "Kau tau tempat ini?" Leon bertanya dengan alis terangkat.Jani menggelengkan kepalanya, meski merasa tak asing namun dirinya tak dapat mengenali lingkungan tempatnya barada sekarang."Aku tak tau, ada sesuatu di sini?" Jani berusaha mengingat, namun tak dapat menemukan serpihan cerita dari tempatnya berada sekarang."Ayo kita masuk, mungkin kamu akan menemukan jawabannya. " Ucap Leon membuka pintu mobil nya dan segera berjalan ke sisi yang lain."Ayo keluar." Ucap Leon lagi, menarik jemari kecil Jani keluar dari dalam mobil mereka."Aku tak mengerti." Jani masih mematung di tempat, takut bila Leon berbuat sesuatu yang mungkin membuat dirinya merasa kecewa."Kau hanya perlu mengikuti kata hatimu, tak ada yang perlu di mengerti Jani, aku tak akan pernah membuatmu merasa terluka, percayalah!" Ucap Leon meyakinkan wanita di hadapannya itu.Mata Jani keluar menelisik ke sekitar tempatnya berdiri, sebuah pelataran kecil dengan pohon mangga besar di dekat pagar rumah itu, membuat hati kecil

DMCA.com Protection Status