Share

Kedatangan Fani

Penulis: Pramesti GC
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-31 20:05:12

"Pak ke3 alamat ini saja." Tiba-tiba Fani merubah arah, dirinya takut meski hanya berdiri di depan halan rumah ibunya.

Urung dia pulang, memilih menemui seorang lelaki yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya. Fani mengambil ponselnya, lalu berusah menghubungi nomor yang ternyata tak aktif lagi.

Nekat dia datang ke tempat lelaki itu, rumah mewah yang pernah dia datangi saat berkencan dulu. Fani mengetuk pintu dan seorang wanita cantik membukannya.

"Pak Frans ada?" Fani bertanya, dia ingin segera bertemu lelaki itu sekarang.

"Kamu siapa?" Wanita cantik di hadpan Fani itu bertanya dengan dingin.

"Dulu bekerja untuk bapak, saya kesini mau minta tolong."

"Minta tolong?" Wanita itu terus bertanya tanpa mempersilahkan Fani masuk.

"Bapak ada tidak?" Fanu mulai berani bertany, dia rasa wanita itu tak harus tau juga apa hubungan ya dengan Frans.

"Oh sekarang saya tau, mbak pasti salah satu wanita simpanan papa kan?"

"Wanita simpanan?"

"Iya, mau minta ap lagi sekarang? Pak Frans sudah meni
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Khalivah Zahara
cerita yg berbelit ulang terus jd bosan
goodnovel comment avatar
Deffi Rahayu
ULANG ULANG AJA TEROSS
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Istri Kumal   Lari dari orang gila

    "Sejak kapan kamu punya baju ini?" Aini bicara seolah dia adalah nyonya rumah."Mas, ada apa dengan wanita ini?" Fani mengumpat kesal, sementara Fandi bimbang bagaimana harus menjelaskan sekarang."Jadi dia ini sedang tidak waras Fani," Bisiknya pelan."Apa? kenapa kamu bawa orang gila kerumah?" Fani bicata lantabg, membuat Aini kesal dan mengambil pisau di dapur."Aku bunuh kalian berdua!" Teriak Aini kencang, membuat Fandi dan Fani saling pandang dan berdiri dengan segera."Masuk kamar!' Ucap Fandi segera menarik tangan Fani ke dalam kamar Haryati.Mereks mengunci pintu dengan cepat dan mundur saat langkah kaki Aini seakan memburu."Dimana kalian?" Aini bicara seperti mereka sedang bermain petak umpet."Mas Fandi, aku di sini!" Aini kembali bicara kali ini dia terdengar lembut.Fandi meletakkan tangan di bibir saat Fani akan bicara, lelaki itu melihat bayangan tubuh Aini berdiri di balik pintu.Fandi menunjuk ke arah Jendela, dan segera mereka menuju ke sana. Fani meletaklan kepalan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Pembalasan Istri Kumal   Luka

    Drug..dug...drug..Aqila merasakan guncangan pada tubuhnya. Dia membuka mata, gelap. Udara yang dia hirup bahkan menyisakan sesaķ dalam penggap.Ada apa ini? Ya Tuhan, apa yang terjadi padaku?Qila bertanya dalam hati ia mengingat kembali saat tengah tertidur di dalam mobil bersama Umar, lelaki yang baru beberapa jam lalu menjadi suaminya. Tapi mengapa kini ia terbangun dalam bagasi mobil yang penggap.Sraakk!Decitan di antara ban dan kerikil terdengar. Mobil itu berhenti bergetar, Aqila dapat merasakan guncangan pada tubuhnya juga berhenti."Dorong saja masuk ke sana!"Suara wanita tak terlalu jelas terdengar, Aqila berusaha bergerak, namun tangannya dan kakinya terikat kencang, bahkan kain juga menyumpal mulutnya.Jangan ambil nyawaku sekarang, aku ingin membahagiakan ibuku!Aqila berdo'a, memohon pada sang pemilik hidup agar nyawanya tidak berhenti untuk hari ini."Dorong!" Suara itu terdengar memerintah, membuat Aqila kembali panik dan berusaha melepaskan diri.Brak! Brak!Aqila

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Pembalasan Istri Kumal   Lamaran

    Leon menatap wajah ayu Jani, wanita itu kini berdiri dengan senyum merekah, mereka akan pulang ke negarana esok dan hari ini Leon berencana membawa Jani pada orang tuannya."Aku ingin mengenalkanmu pada orang tuaku.""Apa?" Jani terkejut, dia tau inu terlalu dini."Aku ingin membawamu pada orang tuaku.""Bagaimana kamu akan membawaku pada mereka Leon? apakah kamu tidak takut mereka menolakku?"."Kenapa? aku ingin kamu tau aku serius jani.""Kamu belum bicara apa-apa padaku dan sekarang kamu bilang serius?""Jani, tolong jangan membuat aku takut kehilangan dirimu."Jani diam, dia mulai menyadari jika ternyata Leon jaruh cinta padanya juga."Katakan, apakah aku tak boleh memilikimu?""Siapa yang bilang tak boleh?" Aku hanya terkejut kenapa harus aku yang kamu pilih.""Ada alasan Yang tak bisa juga aku jelaskan Jani."Jani hanya terdiam, perlahan dia menerima tangan Leon."Apa itu artinya kamu menerimaku?""Aku tak bisa memberikan. jawaban sekarang""Bisakah kita tunda pertemuan ini Leon

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Pembalasan Istri Kumal   Bayang lalu

    Jani masih tak percaya, segala mimpinya dulu kini hanya tinggal selangkah lagi menjadi kenyataan, terlebih membayangkan bahwa suaminya akan kembali padanya, meminta maaf bahkan mungkin menyesali perbuatannnya pada Jani, membuat wanita itu terus tersenyum simpul."Ada apa?" Leon bertanya, sejak tadi ia tak berhenti menatap wajah Jani yang besemu.Jani hanya menggelengkan kepala, ia bisa di kira gila bila terus tersenyum sendiri. " Tak ada, hanya aki ingin bilang terimakasih Leon, kamu sudah merubah hidupku." Ucapnya pelan sembari menatap lagi ke arah luar mobil.Leon tersenyum tipis, senyum yang hampir tak terlihat, ia begitu bahagia merasa kali ini keberadaannya begitu berarti untuk Jani.Mobil mereka berhenti di perlintasan kereta, Jani menatap keluar, menyaksikan kendaraan.yang ikut berhenti seperti mobil yang ua tumpangi. Tanpa sengaja mata Jani tertuju pada dua wajah yang sedang bercanda di dalam mobil tepat di sisinya."Mas Amran!" Ucapnya pelan, lelaki itu sedang bercanda dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Pembalasan Istri Kumal   Tak di terima

    Menatap wajahnya di depan kaca, rambut tertutup jilbab dengan rapi, Kila memutuskan menutup tubuhnya sekarang, tubuh nmhina yang di penuh dosa dan kesalahan, harusnya tak pantas bersikap sok suci seperti ini."Sudah siap pulang?" Pertanyaan mbah Sumi membuat Kila tersadar dari lamunan."Kamu cantik nduk." Ucap wanita tua itu lirih, dia terharu melihat betapa cantikny Kila saat berhijab."Bagaimana jika mereka tidak menerima aku mbah?" Rasa khawatir menghantui pikiran Kila."Jila begitu pintu rumah ini terbuka untukmu nduk." Ucap mbah Sumi dengan wajah tulusnya.Tangan kusut itu membasuh wajah Kila dengan lembut, membetulkan letak jilbab wanita itu agar lebih sempurna."Pulanglah nduk, mbah akan menunggu kabar darimu." Ucapnta lirih.Kila bersimpuh di kaki mbay Sumi, merasa wanita itu pantas di mintai restu, sejak datang tadi pagi ke rumah ini tak ada satupun kalimat mbah Sumu yang terdengar menghakimi, beliau bahkan tal bertanya kenapa Kila berbuat begitu, yang beliau katakan hanyalah

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Pembalasan Istri Kumal   Esok

    Jani masih menunggu di sudut jendela, Lwon berjanji Leon hanya akan pergi sebentar, namun hingga menit-menit dirinya akan melakukan tindakan, Leon belum juga kembali ke rumah sakit."Nanti juga datang non, mungkin memang ada urusan yang belum bisa di tinggal" Bi Marni memberikan Jani pengertian berharap gadis bermata indah itu tak merasa di tinggalkan penyelamat nya."Mas Leon tak akan tega meninggalkan non Jani sendirian, dia pasti punya alasan kuat kenapa harus begitu saja meninggalkan non Jani sendirian."Jani hanya terdiam, tak ada jawaban yang harus dia berikan, semuaa kalimat bi Marni benar meski dirinya merasa tetap saja tak bisa tenang."Sebaiknya nona segera berganti baju, dokter akan tiba segera." Alexa memberikan baju rumah sakit pada Jani, wanita itu mengigit bibir bawahnya sendiri, merasa cemas saat mengambil baju yang terlipat di atas tempat tidur dan berjalan dengan ragu ke dalam kamar mandi.Jani menutup pintu perlahan, dengan perasaan yang tak bisa di gambarkan sekara

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Pembalasan Istri Kumal   Salah tolong

    Hari ini Sri bangun dengan terkejut, kabar Aini kabur dari rumah sakit membuat dirinya merasa cemas sekarang, bahkan sejak beberapa hari lalu dia tak membiarkan Mutia sendirian, meski Aini tak tau dimana rumah mereka, Sri tau wanita itu bisa saja melakukan hal buruk.s"Jadi bagaimana, apakah Aini sudah di temukan?" Tanya Sri cemas, dia tak tau bagaimana harus bersikap sekarang."Belum, sejauh inu kami masih teruss berusaha mencari. Tapi wanita ini sangat licik nyonya, kita semua tau Aini adalah wanita yang benar-benar penuh siasat."Sei meremas kesal tangannya sendiri. "Harusnya aku tak membiarkan wanita seperti ini hidup!" Ucapnya menyesalu mengapa tak dia selesaikan saja hidup Aini sejak awal, kebaikannya ternyata mungkin membawanya pada masalah lagi."Kita akan segera menemukan wanita ini nyonya, saya berjanji." Arman memberi hormat, lalu keluar ruangan Sri setelah merasa tak ada lagi yang akan dia sampaikan.Sri berjalan gusar masuk kembali ke kamar Mutia, gadis itu duduk di dekat

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Pembalasan Istri Kumal   Membuang wanita gila

    Fandi hampir sulit berjalan, Aini tak melepaskan tangannya walau hanya sebentar, dia takut di tinggalkan dan mau tak mau Fandi manut sama pada wanita itu."Masak kita mau ajak dia!" Fani berbisik, rencana mereka akan pergi dan meninggkan Aini namun kenapa justeru wanita tak waras itu bergelayut manja pada Fandi."Nanti kita pikir dulu sekarang ayo kita pergi saja, lagi pula semakin berbahaya di sini, kita bisa saja jadi korban amarahnya lagi, apa kamu tak merasa takut?" Ucap Fandi tak tau lagi bagaimana harus bersikap sekarang.Fani melirik ke arah Aini, memang wanita itu membuat dirinya bergidik ngeri, keadaannya Sekarang sudah sangat mirip dengan adegan film psikopat."Yasudah mas, ayo kita pergi." Ucapnya manut juga setelah itu, mungkin akan ada cara bagaimana nantinya Aini harus di singkirkan."Ayo berangkat!' Ucap Aini lalu duduk di dalam mobil lebih dulu, dia duduk di sisi kemudi dan kemudian tersenyum sangat mania pada dua kakak beradik itu.Fandi dan Fani berusaha juga tersenyu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05

Bab terbaru

  • Pembalasan Istri Kumal   Kejujuran

    Jani mengambil foto di tangan Leon dan memperhatikan lebih jelas, gadis bermata abu itu memang nampak sanggat bahagia bersanding dengan seorang anak lelaki kecil dengan rambut menutup poninya."Ini_" Jani menghentikan kalimat nya dan menatap ke arah Leon."Ya, itu aku. Meski tak kamu ingat kita adalah sahabat kecil Jani..Kata Jani berkaca menatap ke arah Leon, memperhatikan setiap lekuk wajah lelaki nan tampan itu dengan seksama."Benarkah itu dirimu? sahabat yang kadang hadir dalam mimpiku, aku selalu bertanya itu kisah siapa, sebab ta ada yang aku ingat dari masa lalu ku selain karena sepenggal kisah yang ku denggar dari bapak yang membesarkan ku."Jani berkata dalam hati, air mata nya turun tanpa sadar, membuat wajahnya yang putih merona kemerahan sekarang."Ada apa sayang?" "Sekarang aku tau kenapa kamu begitu baik padaku." Ucap nya lirih.Ya, selama ini Jani selalu merasa bersyukur sebab masih di beri hidup lebih lama, mengucap terimakasih pada Leon dalam hatinya sebab memberin

  • Pembalasan Istri Kumal   Cerita rahasia

    "Karena kamu tau segalanya Jani, kamu kehilangan ingatanmu saat mengalami kecelakaan setelah bertemu dengan Lenzia, itu pertemuan terakhirmu, sebab Lenzia menghilang setelahnya." Leon menjelaskan dengan gamblang"Jadi aku pernah bertemu dengan Lenzia?""Ya, dan Aini mencoba juga untuk membunuhmmu."Sri dan Jani sama-sama terkejut, menghadapi kenyataan yang teramat berat sekarang. ""Dan wanita tadi adalah Aini? ." Ucap Jani membuat Sri menatap nya serius."Kalian sudah bertemu Aini?""Iya, kami tak sengaja bertemu dengannya saat aku turun membeli minum, dia hampir membunuh Jani.""Dia terus menyebut ku Lusia.""Ya karena itu yang dia tau, dia hanya mengenal nama Lenzia Jani." Leon kembali menjelaskan dan membuat Jani semakin diam."Dimana kalian bertemu Aini?" Sri penasaran."Di minimarket tengah hutan.""Begitu? aku harus segera mencarinya." Sri berdiri, dia ingin bicara lebih banyak namun Sepertinya Aini jauh lebih Penting sekarang."Sepertinya aku harus permisi dulu, kami sudah lam

  • Pembalasan Istri Kumal   Kenyataan pahit

    Sri tersenyum menyetujui, dirinya memang harus mengatakan banyak hal pada Jani sekarang."Saya janji tidak akan memaksa, bila nona Lusia berkenan saya pergi, saya akan pergi." Ucap Sri jujur, dia tak ingin mengusik Lusia yang sedang sakit namun jika wanita itu meminta penjelasan, Sri tentu saja lebih senang mendengarnya."Baiklah, hanya sebentar saja, tanyakan saja apa yang ingin kamu dengar dan setelah itu istirahatlah."Jani tersenyum dan mengganggukkan kepala. "Terimakasih sayang, terimakasih." Ucap Jani dengan wajah merona, mereka lalu masuk ke dalam kamar Leon.Leon meletakkan Jani ke atas tempat tidur, Jani bersandar pada tempat tidur nya dan Leon menyelimuti wanita itu hingga menutupi sebagian tubuhnya yang putih. Sri duduk di sisi ranjang, melihat betapa Leon memperlakukan Jani dengan istimewa, dia yakin lelaki ini memang tulus mencintai Jani."Katakan segera yang ingin anda katakan." Leon bicara dengan tegas, tak ingin Janin terusik lebih lama lagi.Jani menyentuh lengan keka

  • Pembalasan Istri Kumal   Amarah

    "Wanita ini menyebutku Lusia, Leon." Ucap Jani pada Leon membuat Leon juga merasa tak tenang."Dia menyebut Lusia, Leon! Dia tau Lusia!!" Jani terdengar panik, memeluk Leon dalam ketakutan.Leon mendekap mendekap erat Jani, menatap menatap marah pada apa yanh baru saja Aini lakukan, dia tak mengenal Aini, namunn beraninya wanita otu bahkan menyakiti orang yang sangat dia lindungi."Bawa dia pergi!" Ucap Leon kesal, dia ingin membuat. perhitungan pada Aini, namun menenangkan Jani jauh lebih penting sekarang.Leon melihat Aini di bawa paksa pergi, sementara Jani yang ketakutan merosot terduduk di lantai pelataran, dia terus menatap Aini yang menjauh, tak dapat lagi berpikir biaik, Jani berharap semua yang di lalukan bisa membuat nya mengingat sesuatu."Kamu baik-baik saja sayangku?" Leon tertunduk, mendekap Jani penuh penyesalan."Harusnya aku tak meninggalkan mu sendirian. sayang." Ucapnya merutuki kebodohan nya sendiri.Jani menangis kencang, tangisan yang entah kenapa tiba-tiba saja

  • Pembalasan Istri Kumal   Ingatan itu kembali.

    "Jauhkan tanganmu, siapa kamu!" Jani berteriak histeris, tatapannya melihat ke arah dalam minimarket"Kenapa kamu cantik? Aku benci saat kamu cantik!'" Ucap Aini kesal, tangannya terus mencoba menyentuh wajah Jani."Kemari kami sialan!" Aini meremas kuat kerah baju Jani, membuat ia gemetar karena histeris."Tidak!.... tidak!" Ucapnya kencang dan sebuah ingatan masa lalu kembali muncul....Jani melihat wanita berparas mirip dirinya berlari letakutan dengan perut membesar, entah apa yang sudah di lalui hingga gaun putih yang di kenakan berlumur darah dan tanah, dinginya malam bukanlah musuh terbesarnya, dia lebih takut jika bayi dalam dekapan itu lepas dari pelukan. "Jangan mencoba lari Lusia!" Teriakan itu begitu nyaringo dan lantang terdengar.Lusia gemetar dalam tangis, berjongkok pada rimbunya dedaunan kecil dan ilalang, berharap diri nya tak di temukan."Lusia!" Teriakan itu kembali terdengar, tubuh kecil Lusia semakin gemetar."Sabarlah sayang, mama akan membawamu pulang, kita ak

  • Pembalasan Istri Kumal   pertemuan tak terduga

    "Aku ingin tau apa yang terjadi Leon, aku mohon katakan sesuatu." Ucapnya meminta, segala hal yang menimpanya begitu menyiksa dan membuat dirinya bertanya."Perlahan saja sayang, kita akan bicara nanti." Ucap Leon lalu membawa Jani masuk ke dalam mobil mereka.Meninggalkan rumah kosong yang serasa tak asing bagi jani, rumah yang sepertinya sangat dia kenal namun tak bisa di ingat lebih baik.Mobil Leon membelah malam sunyi, melewati hutan yang lebat dengan hanya satu, ldua penerangan minim, mereka hanya berdua saat datang dan pergi, menyisakan kesunyian nyata setiap kali tak ada suara di antara mereka."Kenapa diam?" Tanya Leon, ia masih Melihat Jani terdiam Menatap ke luar jendela."Rasanya aku pernah ada di sini." Ucapnya sembari melihat ke arah rumah kosong di sisi jalan.Leon berhenti mendadak, menatap ke arah rumah kosong di sisinkanan mereka, rumah tangga memang sejak lama tak di tempati, namun kenapa Jani merasa pernah ada di sana?"Kamu yakin pernah ada di sana?"Jani mengangg

  • Pembalasan Istri Kumal   Aini

    Aini menjerit di depan toko, dia takut sebab Fandi sudah meninggalkan dirinya sendiri di tempat asing, pegawai toko juga ketakutan sekarang, Aini bisa saja melukai orang karena tertekan. "Wanita murahan!" Tiba-tibsa saja kalimat itu keluar dari bibir Aini, dia teringat pernah menyebut nama itu begitu sering dulu.Aini terduduk di trotoar jalan, uang yang di genggamnya ia lepas begitu saja, ia menatap nanar ke jalan yang sepi, seakan dirinya bisa saja tenggelam dalam gelap.Aini mengingat betul dia pernah hidup mewah, namun entah kenapa sekarang semua hanya bergantung pada saat orang memberinya perhatian dan cinta. "Kenapa kamu pergi mas!" Aini menangis lagi, kali ini bayang wajah Arka suaminya tergambar jelas, lelaki itu bahkan telah damai sekarang.Aini begitu mengingat bagaimana Arka yang tak pernah berbuat jahat padanya dulu, masih menjadi lelaki yang menempati hatinya selain Satria. Dia bahkan rela menyingkirkan semua rintangan yang ada hanya untuk menempati ruang yang tak lagi

  • Pembalasan Istri Kumal   pelarian dari wanita masalalu

    Sementara Fandi dengan perasaan tak menentu memutuskan pulang ke Solo, dia tak ingin mendapat masalah dengan bertemu lelaki seperti tuan Cien. Bergegas dia berjalan ke kamar dan melihat Kila tertidur dengan baju terbuka."Ada apa Sayang?" Kila bertanya dengan cemas, melihat Fandi membuka lemari baju dan mengemasi barangnya."Ayo pulang sekarang." Ucapnya kesal terus di tanya namun Kila masih tak memahami situasi yang ada."Kenapa mendadak pulang?""Ya karena kita memang harus pulang Kila!" Ucap Fandi kesal. "Bantu aku berbenah dan jangan banyak tanya!" Ucapnya lagi lalu melanjutkan lagi menata pakaiannya.Dengan kesal Kila medekat, menarik kopernya juga ke depan lemari dan ikut memasukkan barang-barangnya."Padahal kita baru berapa hari di sini!" Ucapnya ketus."Kalau kau mau di sini terus, silahlan! aku mau pulang!" Ucap Fandi lagi dengan nada tinggi, dia benci sekali saat Kila merajuk tanpa alasan.Fandi menatap Kila dengan wajah tak suka."Harus nya kau malu bilang begitu, aku suda

  • Pembalasan Istri Kumal    Kenangan yang tersibak

    "Kau tau tempat ini?" Leon bertanya dengan alis terangkat.Jani menggelengkan kepalanya, meski merasa tak asing namun dirinya tak dapat mengenali lingkungan tempatnya barada sekarang."Aku tak tau, ada sesuatu di sini?" Jani berusaha mengingat, namun tak dapat menemukan serpihan cerita dari tempatnya berada sekarang."Ayo kita masuk, mungkin kamu akan menemukan jawabannya. " Ucap Leon membuka pintu mobil nya dan segera berjalan ke sisi yang lain."Ayo keluar." Ucap Leon lagi, menarik jemari kecil Jani keluar dari dalam mobil mereka."Aku tak mengerti." Jani masih mematung di tempat, takut bila Leon berbuat sesuatu yang mungkin membuat dirinya merasa kecewa."Kau hanya perlu mengikuti kata hatimu, tak ada yang perlu di mengerti Jani, aku tak akan pernah membuatmu merasa terluka, percayalah!" Ucap Leon meyakinkan wanita di hadapannya itu.Mata Jani keluar menelisik ke sekitar tempatnya berdiri, sebuah pelataran kecil dengan pohon mangga besar di dekat pagar rumah itu, membuat hati kecil

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status