Oleh karena itu, Owen harus mengatakannya dengan jelas kepada Rendy.“Apa? Tek ... Teknik Penunduk Iblis itu teknik bela diri tingkat tinggi kelas menengah? A ... aku nggak salah dengar?” tanya Rendy dengan terkejut. Berita mengejutkan ini langsung membuatnya mematung di tempat.“Kamu nggak salah dengar kok,” jawab Owen.“Hmm ....” Rendy sudah sepenuhnya tercengang, hatinya juga tidak berhenti bergejolak. Dia tahu Owen tidak mungkin membohonginya. Lagi pula, dia sudah merasakan sendiri kecepatan kultivasi dan manfaat Teknik Penunduk Iblis. Itu sebabnya dia merasa teknik itu adalah teknik bela diri di atas tingkat tinggi kelas rendah. Jadi, semua ini sudah cukup untuk menunjukkan bahwa Teknik Penunduk Iblis memang adalah teknik bela diri tingkat tinggi kelas menengah. Namun, dengan wawasannya yang terbatas, Rendy hanya tahu bahwa teknik bela diri tingkat tertinggi di Jenggala adalah teknik bela diri tingkat menengah kelas atas. Awalnya, dia mengira sudah bagus apabila Owen mengajarinya
Rendy sangat setia dan dapat diandalkan. Dia adalah orang yang layak dipercayai. Selain itu, dia juga sudah berkecimpung di dunia mafia selama bertahun-tahun dan sangat berpengalaman. Begitu Owen mendirikan Keluarga Guswadi, Rendy adalah kandidat yang paling cocok untuk menjadi pengurus rumahnya.Satu-satunya hal yang disayangkan adalah, Owen baru mulai mendirikan kekuasaannya sendiri. Perjalanannya untuk mendirikan Keluarga Guswadi masih sangat panjang dan tidak bisa dilakukan dengan terburu-buru.“Rendy, aku rasa kamu seharusnya tahu jelas seberapa serius masalah mengenai teknik bela diri tingkat tinggi kelas menengah. Tanpa seizinku, kamu nggak boleh kasih tahu orang lain soal Teknik Penunduk Iblis, ya,” pesan Owen dengan serius.“Aku mengerti. Tuan Owen, jangan khawatir. Aku akan merahasiakan hal ini dengan baik!” janji Rendy.“Baguslah kalau begitu. Aku masih ada urusan dan harus cari Raja Naldo dulu. Kalau senggang, latih saja Teknik Penunduk Iblis dengan rajin. Jangan buat aku k
“Om Naldo, aku sudah minta tolong pada Keluarga Suwanto untuk menyelidiki masalah ini. Aku harap Om Naldo juga bisa membantuku menyelidiki identitas orang-orang bertopeng itu dengan mengandalkan kekuasaanmu di dunia mafia,” kata Owen. Dengan menggabungkan kekuatan Keluarga Suwanto dan Keluarga Filani, Owen yakin mereka pasti bisa mendapatkan petunjuk.“Oke, nggak masalah. Aku akan langsung mengatur anak buahku untuk menyelidikinya!” jawab Naldo. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi dan memberi perintah kepada bawahannya.Owen merasa hal ini tidak mungkin bisa diselidiki dengan jelas dalam waktu singkat. Jadi, dia berencana untuk memeriksa Melinda terlebih dahulu. Setelah itu, dia pergi ke kamar Melinda bersama dengan Naldo dan Markus.Di dalam kamar.Rosa baru selesai merebus obat herbal untuk ibunya, lalu meletakkannya di atas meja di depan Melinda. Melinda perlahan-lahan menghabiskan semangkuk obat herbal yang direbus Rosa dengan anggun.“Rosa, keterampilan medis da
Rosa mendengus dingin, lalu memalingkan wajahnya dan mengabaikan Owen. Setelah melihat reaksi Rosa, Owen juga terkejut dan terlihat canggung. Dia tidak tahu kapan dirinya sudah menyinggung Rosa.“Tuan Owen, bukannya kamu datang untuk memeriksaku? Ayo kita mulai,” ujar Melinda untuk mengalihkan topik pembicaraan sambil mengulurkan pergelangan tangannya kepada Owen.Owen pun mengabaikan Rosa dan memeriksa nadi Melinda dengan serius.Setelah Owen selesai memeriksa nadi Melinda, Naldo bertanya dengan penuh perhatian, “Tuan Owen, gimana kondisi istriku?”“Pemulihan Tante sangat bagus. Asalkan Tante lanjut mengonsumsi obat herbal selama beberapa hari lagi, dia akan sembuh total ...,” jawab Owen sambil tersenyum.“Syukurlah!” Naldo tertawa gembira. Meskipun bisa melihat bahwa keadaan istrinya sudah membaik, dia merasa lebih tenang setelah mendengar jawaban pasti dari Owen. Bagaimanapun juga, Owen adalah dokternya.“Tuan Owen, terima kasih banyak, ya. Kamu bukan cuma sudah menyelamatkan nyawak
Owen merasa sangat pusing. Dia benar-benar tidak bisa menebak apa maksud Rosa.“Tentu saja nggak boleh! Aku cuma anggap kamu sebagai adik. Kalau kamu berani terima tawaran ayahku, aku pasti nggak bakal ampuni kamu!” bantah Rosa secara langsung.“Kalau begitu, sudah benar dong? Aku dan Markus itu teman baik. Aku juga cuma anggap kamu sebagai kakak. Kalau waktu itu aku nggak bisa terima, ya berarti cuma bisa nolak, ‘kan?” tanya Owen.“Emm ... yang kamu bilang memang masuk akal ....” Rosa sudah merasa jauh lebih baik, tetapi masih agak tidak rela. Dia berkata, “Tapi, nggak bisa dipungkiri, kamu sudah membuatku malu di depan umum kemarin! Sekarang, pasti ada banyak orang di Jenggala yang diam-diam gosipin aku. Rosa Filani, salah satu dari empat wanita tercantik di Jenggala sudah ditawarkan kepada Owen, tapi Owen malah menolak! Gimana aku harus hadapi orang lain lagi kelak?”Semakin Rosa berbicara, semakin kesal pula dirinya.“Hmm ....” Owen tidak bisa berkata-kata. Dia kira-kira sudah meng
Namun, Rosa merasa dirinya lebih tua sekitar 3-4 tahun dari Owen. Selain itu, dia juga menyukai pria yang lebih dewasa. Jadi, dia tidak pernah menaruh perasaan suka yang bersifat romantis terhadap Owen. Dia benar-benar hanya menganggap Owen sebagai adiknya. Setidaknya, itu yang dirasakannya saat ini.Setelah sampai di luar gerbang, Rosa melihat ke sekeliling dan bertanya dengan heran, “Eh, Owen, di mana kendaraanmu?”“Itu di sana,” jawab Owen sambil menunjuk ke sebuah sepeda motor BMW yang diparkir di sebelah garasi.“Sepeda motor? Kamu bukan mengendarai mobil kemari, ya?” tanya Rosa dengan terkejut.“Emm, aku nggak punya SIM mobil. Jadi, nggak bisa nyetir mobil,” jawab Owen sambil tersenyum malu.“Nggak punya SIM mobil? Haha, sudah zaman apa sekarang, kok kamu masih nggak punya SIM mobil? Duh, lucu banget!” Rosa tidak bisa menahan tawanya. Parasnya saat tertawa terlihat sangat memesona.Setelah mendengar ucapan dan tawa Rosa, Owen pun bertambah malu. Saat ini, dia sudah dijuluki sebag
“Theresa, ka ... kamu kenapa?” Jerremy langsung terkejut dan buru-buru memapah Theresa untuk duduk di kursi.“Apa Owen nggak setuju untuk balikan?” tanya Lukas. Ekspresinya langsung berubah, dia kira-kira sudah mengerti apa yang terjadi.“Huhu ....” Theresa tidak menjawab dan langsung berbaring di meja. Tangisannya juga menjadi lebih keras. Meskipun sudah mencoba sekuat tenaga untuk berhenti menangis, air matanya tetap tidak berhenti mengalir.Pepatah tentang menyadari seberapa berharga sesuatu setelah kehilangannya memang tepat. Dulu, saat Theresa menghabiskan waktu bersama Owen setiap hari, Owen sangat perhatian pada Theresa. Namun, Theresa tidak pernah benar-benar menghargainya.Bahkan setelah berpisah dengan Owen, mungkin karena ada banyak jejak yang ditinggalkan Owen baik di rumah maupun di perusahaan, Theresa merasa Owen masih senantiasa menemaninya. Namun, setelah mengetahui Owen sudah menjadi pacar Yura, Theresa akhirnya menyadari bahwa dirinya sudah sepenuhnya kehilangan Owen.
Namun, Jerremy sudah merusak kesempatan cucunya untuk menikah dengan pria baik karena kecerobohannya. Jadi, dia sedikit banyaknya juga merasa bersalah. Sayangnya, semuanya sudah tidak bisa diperbaiki.“Aku ....” Theresa merasa makin sedih. Dia tahu jelas bahwa Jerremy dan Lukas memang memiliki tanggung jawab besar dalam masalah ini. Namun, bagaimanapun juga, mereka adalah keluarganya. Selain itu, dia sudah berpisah dengan Owen. Apa gunanya dia menyalahkan Jerremy dan Lukas? Owen juga tetap tidak mungkin kembali ke sisinya.“Cih, cuma seorang pria kok. Theresa, kamu itu wanita tercantik dari empat wanita tercantik di Jenggala dan juga putri Keluarga Lestari. Buat apa kamu begitu sedih demi seorang pria? Memangnya kamu nggak takut ditertawakan kalau ketahuan orang lain?”Tepat pada saat ini, terdengar ejekan seseorang. Kemudian, Sherly perlahan-lahan berjalan mendekat. Kemarin, dia sudah mendengar dari Lukas tentang Theresa yang berencana untuk mendapatkan Owen kembali. Saat melihat tamp