“Kamu nggak hanya menyembuhkanku, tapi juga membuatku berhasil menerobos ke Alam Mugana! Aku akan mengingat kebaikanmu seumur hidupku!” ucap Aryan.Setelah itu, dia pun memelototi dua anak buahnya dan menghardik, “Tuan Owen sudah mencoba yang terbaik untuk mengobatiku tadi, tapi kalian malah bersikap kurang ajar. Kenapa kalian diam saja? Cepat berlutut dan minta maaf padanya!”“Baik!” jawab kedua anak buahnya Aryan. Tanpa berani membantah, mereka pun langsung berlutut.“Tuan Owen, tolong maafkan kelancangan kami barusan. Tolong ampuni kami!” Kedua anak buah Aryan meminta maaf dengan sepenuh hati. Tidak ada rasa benci sedikit pun di hati mereka. Semuanya justru mengagumi Owen yang memiliki kemampuan medis yang luar biasa.“Duh, cepat berdiri! Ini bukan masalah besar, nggak usah sampai seperti ini,” kata Owen sambil membantu Aryan beserta dua anak buahnya berdiri.“Tuan Owen, terima kasih banyak atas bantuanmu hari ini. Ini bahan obat yang sudah aku janjikan. Silakan diterima.” Aryan men
"Tuan Aryan, jujur saja, sekarang Grup Ora masih belum memurnikan pil peningkat energi sejati kelompok kedua. Kalau kamu ingin bekerja sama dengan Grup Ora, mungkin harus menunggu beberapa waktu lagi," jawab Owen dengan jujur.Keluarga Jamarda merupakan salah satu dari tiga keluarga besar di Loram. Mereka memiliki kekuatan dan latar belakang yang sangat hebat. Dengan strategi pengembangan Grup Ora, mereka akan mengembangkan pasar di luar Jenggala cepat atau lambat. Jadi, bekerja sama dengan Keluarga Jamarda tentu saja adalah pilihan yang sangat baik.Namun sayangnya, pasokan pil peningkat energi sejati tidak mencukupi sehingga Owen belum bisa memberikan jawaban pasti kepada Aryan untuk sementara waktu."Nggak masalah, kita bisa memastikan niat kerja sama lebih dulu dan menentukan detail kerja samanya. Ketika Grup Ora sudah memproduksi kelompok kedua dari pil peningkat energi sejati, kalian bisa memberitahuku. Aku akan ke Jenggala untuk mengambil obatnya sendiri," kata Aryan dengan bur
Brodi Jamarda adalah adik sepupu dari keluarga paman kedua Aryan."Ke … kenapa kamu bisa tahu?" tanya Aryan dengan ekspresi yang sontak berubah.Sebelumnya, dia tidak pernah memberi tahu anggota keluarga tentang kekuatannya yang menghilang. Selain kedua anak buah kepercayaannya, seharusnya tidak ada anggota keluarga yang mengetahui hal ini! Namun, Aryan seketika teringat bahwa dia pernah diam-diam mencari banyak dokter terkenal. Seperti kata pepatah, angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam. Kemungkinan, orang-orang ini yang membocorkan hal itu."Aryan, apa yang Brodi katakan benar? Kamu benar-benar menjadi orang nggak berguna?" tanya Felix dengan raut wajah yang sangat suram.Sekarang Felix sudah berusia 80 tahun dan kondisi tubuhnya terus menurun setiap harinya. Dia sejak awal sudah berpikir untuk mundur dari posisinya sekarang. Namun, anak generasi kedua dari Keluarga Jamarda sama sekali tidak bisa diharap. Kemampuan mereka sangat biasa dan tidak ada satu pun yang bisa d
Aryan berkata dengan sangat tenang."Nggak masalah, kalau kamu benar-benar mampu melukaiku, aku akan menerimanya," pungkas Brodi dengan nada meremehkan.Basis kultivasi Brodi sudah mencapai ranah tahap puncak Alam Sigana. Sebelumnya, kekuatannya seimbang dengan Aryan. Sekalipun Aryan berada di masa kejayaannya, Aryan juga tidak akan bisa mengalahkannya dengan mudah. Apalagi, sekarang kekuatan Aryan sudah hilang sepenuhnya. Bagaimana mungkin Aryan mampu melukainya?"Oke, kamu yang bilang sendiri, ya," ucap Aryan sambil tersenyum. Dia memang sedang menunggu Brodi mengatakan perkataan itu!"Aryan, Brodi, kalian berdua boleh saling berlatih, tapi jangan sampai berlebihan," ucap Felix dengan suara berat.Saat ini, Felix sangat ingin mengetahui kebenaran apakah basis kultivasi Aryan telah rusak atau tidak. Jadi, dia pun tidak menghentikan pertarungan antara Aryan dan Brodi. Setelah itu, semua orang bergerak mundur beberapa langkah untuk memberikan ruang bertarung kepada Aryan dan Brodi."Kak
Jika Aryan bisa melakukan hal ini di usianya yang sekarang ini, dia sudah bisa menjadi orang nomor satu dari generasi muda di Loram. Sekalipun Felix sudah terbiasa melihat hal-hal hebat sebelumnya, dia tetap saja merasa sangat bersemangat dan bangga kepada cucunya. "Brodi, barusan aku sudah mengingatkanmu kalau basis kultivasiku baru saja menembus Alam Mugana. Jadi, aku nggak bisa mengendalikan kekuatannya. Kali ini, aku nggak sengaja meluncurkan serangan terlalu keras sehingga melukaimu. Kamu jangan menyalahkanku, ya," pungkas Aryan sambil menatap Brodi dengan wajah penyesalan."Kamu …." Raut wajah Brodi tampak sangat buruk, tetapi dia tidak dapat membantah. Bagaimanapun juga, Brodi sendiri yang mengusulkan pertarungan ini. Ditambah lagi, Aryan juga sudah memperingatkannya lebih dulu. Sekalipun Brodi merasa kesal dalam hatinya karena berakhir seperti ini, dia tidak punya pilihan lain selain menahan kekesalan tersebut."Aryan, kamu nggak perlu berpura-pura. Karena basis kultivasimu s
Meskipun ini adalah Loram dan bukan Jenggala, popularitas pil peningkat energi sejati milik Grup Ora sangatlah besar. Sebelumnya, Felix pernah mendengar tentang pil ini dan menyadari bahwa pil peningkat energi sejati ini sangat penting untuk kultivasi praktisi seni bela diri. Baik dari segi nilai bisnis ataupun potensi pengembangannya, pil peningkat energi sejati ini adalah produk yang tidak tergantikan."Kakek, barusan aku sudah mewakili Keluarga Jamarda mencapai kesepakatan kerja sama dengan Tuan Owen dan Nona Yura mengenai pengelolaan pil peningkat energi sejati. Kelak, begitu Grup Ora mengembangkan pasarnya ke Loram, hak agensi pil peningkat energi sejati ini akan diserahkan kepada Keluarga Jamarda," jelas Aryan yang mengumumkan berita baik tersebut."Benarkah? Itu bagus sekali!" seru Felix dengan penuh suka cita.Tubuhnya yang awalnya terlihat membungkuk seketika berdiri dengan tegak. Aura di tubuhnya sontak berubah dan tampak sangat bersemangat. Siapa pun yang bisa menguasai pil
“Hanya saja, kami sudah punya janji sama orang lain. Maaf, ya. Kami nggak bisa terima undanganmu,” ujar Owen sambil tersenyum minta maaf.“Benar, kami sudah punya janji sama orang lain ...,” ucap Yura sambil mengangguk. Semalam, dia sudah berjanji pada Jovita bahwa siang ini mereka akan mendiskusikan masalah kerja sama. Dia tentu saja tidak boleh ingkar janji.“Umm ....” Felix mengerutkan keningnya dan merasa kewalahan.“Kakek, berhubung Tuan Owen dan Nona Yura punya urusan siang ini. Gimana kalau perjamuannya diganti ke malam saja? Habis Tuan Owen dan Nona Yura menyelesaikan urusan mereka, kita sudah bisa menjamu mereka,” usul Aryan.“Benar juga! Tuan Owen, Nona Yura, apa kalian punya waktu nanti malam?” tanya Felix.“Kalau malam, kami berdua seharusnya nggak ada urusan lain lagi,” jawab Owen.“Baiklah. Kalau begitu, kita ganti waktu perjamuannya ke malam saja. Nanti, kalian berdua harus datang ya,” ucap Felix sambil tersenyum.“Oke, kami pasti datang kok,” jawab Owen sambil menganggu
Alex mengenakan pakaian rapi dan terlihat layaknya orang sukses. Begitu melihatnya, orang-orang sudah bisa menebak bahwa dia pasti adalah pebisnis andal. “Ayah, mari kuperkenalkan. Dia adalah Owen Guswadi, direktur utama Grup Ora dari Jenggala. Yang disampingnya itu Yura Suwanto, presdir Grup Ora sekaligus sahabat baikku saat kuliah dulu ....” Jovita memperkenalkan kedua belah pihak secara singkat.“Halo, Om Alex. Senang berkenalan denganmu.”Owen dan Yura menyapa Alex dengan sopan.“Pak Owen, Bu Yura, aku sudah persiapkan jamuan makan siang. Ayo ikut aku! Kita bisa makan sambil ngobrol,” sambut Alex dengan ramah. Setelah itu, dia membawa mereka semua ke ruang makan.Ruang makan mereka ditata dengan sangat mewah. Di atas meja juga sudah terletak berbagai macam hidangan yang lezat.“Pak Owen, aku sudah dengar masalah semalam dari Jovita. Berkat kecerdasan dan keberanianmu, bahaya semalam baru bisa dihindari. Kalau nggak, konsekuensinya nggak bakal bisa dibayangkan,” puji Alex.“Makasih