Rachel menyatakan pemikirannya. Sebenarnya, tujuannya sama dengan Angelina. Mereka ingin Owen mendapatkan Theresa kembali.“Nggak usah, aku sudah terima niat baikmu,” tolak Owen dengan halus.“Kenapa nggak usah?” tanya Rachel dengan terkejut. Waktu itu, Owen berhasil mendapatkan Theresa juga berkat bantuannya. Rachel tahu bahwa Owen tulus menyukai Theresa, tetapi dia tidak mengerti kenapa Owen menyerah semudah itu.“Masalah ini jauh lebih rumit dari yang kalian bayangkan. Bukan cuma kakak sepupumu yang nggak percaya padaku, bahkan kakek dan pamanmu juga nggak percaya sama aku. Pokoknya, aku pengin menenangkan diri untuk beberapa saat dulu. Kita bicarakan lagi saja masalah lainnya nanti,” ujar Owen sambil berdesah.“Apa kamu khawatir kakek dan pamanku bakal menghalangi kalian?” tanya Rachel. Kemudian, dia pun terdiam. Dia tahu apa yang dikatakan Owen memang masuk akal. Meskipun Owen bisa mendapatkan Theresa kembali, belum tentu dia bisa mendapatkan restu Jerremy dan Lukas.“Osum, biar b
Bagus juga apabila Owen bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk bertemu dengan Raja Naldo. Setidaknya, Raja Utaram tidak akan berani bertindak gegabah apabila ada campur tangan Raja Naldo.Setelah melihat Owen memutuskan sambungan telepon, Yura langsung berkata dengan agak tidak senang, “Owen, kamu mau keluar lagi?”“Emm, Markus mencariku ...,” jawab Owen sambil tersenyum canggung. Dia baru mulai bekerja selama dua hari, tetapi malah terus memiliki kepentingan di luar. Wajar saja apabila Yura keberatan.“Kenapa Markus lagi sih?” Yura sangat curiga. Dia mengamati Owen sejenak, lalu bertanya dengan ekspresi aneh, “Owen, jangan-jangan orientasi seksualmu sudah berubah gara-gara patah hati?”“Berubah gimana ....” Owen pun tertegun. Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, dia tiba-tiba menyadari maksud Yura dan berkata, “Yura, bisa nggak jangan sembarangan bicara! Orientasi seksualku sangat normal kok!”Owen tidak tahu harus tertawa atau menangis setelah mendengar pertanyaan konyol itu, tet
“Tuan Owen, maafkan kejujuranku. Aku dengar dari Rosa dan Markus kalau basis kultivasimu sudah mencapai tahap puncak Alam Sigana dan hanya berjarak sedikit lagi dari Alam Mugana. Untuk bisa mencapai basis kultivasi yang begitu tinggi semuda ini, kamu pasti punya seorang guru hebat yang terkenal, ‘kan? Kalau boleh tahu, siapa gurumu?” tanya Naldo dengan pantang menyerah.“Umm ....” Owen terlihat serbasalah. Masalah ini berkaitan dengan ilmu kultivasi dan rahasianya, tidak mungkin dia membeberkannya pada Naldo.Rosa pun menyadari kesulitan Owen, lalu membantunya dengan berkata, “Ayah, kok pertanyaanmu kayak mau sensus saja. Buat apa tanya begitu banyak?”“Erm ... benar, benar.” Naldo memang sedang tertawa, tetapi dia sebenarnya merasa agak tidak senang.Owen adalah tamu yang mereka undang. Biasanya, Naldo tidak mungkin menanyakan begitu banyak pertanyaan. Namun, situasi kali ini berbeda. Semalam, Markus tidak berhenti memuji kehebatan Owen di hadapannya, juga mengungkit tentang Owen da
“Aku rasa kayaknya penyakit lama Nyonya kambuh lagi ...,” jawab Wulan dengan jujur.“Mungkin saja.” Naldo berdesah dengan ekspresi agak sedih. Tubuh istrinya memang sudah lemah sejak kecil. Saat Naldo masih membangun reputasinya di dunia mafia, istrinya sering mengikutinya bepergian. Kondisi kehidupan mereka waktu itu juga masih tidak bagus. Mungkin karena begitu, istrinya pun jatuh sakit.Setelah melahirkan putri dan putra mereka, tubuh istrinya menjadi makin lemah dan sering sakit-sakitan. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya berbaring di tempat tidur. Oleh karena itu, Naldo sudah mencari banyak dokter terkenal, juga menghabiskan banyak uang dan upaya untuk menyembuhkan istrinya. Namun, kondisi istrinya sama sekali tidak membaik.Terutama selama dua tahun terakhir, kesehatan istrinya makin memburuk dan kadang-kadang bisa tiba-tiba pingsan. Ini bukanlah pertanda baik. Naldo merasa sangat cemas, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.“Kak Rosa, Markus, kalian nggak usah khawatir. Tante
“Oh, dia itu Tuan Owen, teman Markus ...,” jelas Naldo secara singkat.“Apa dia itu dokter?” tanya Candra dengan bingung. Setiap kali Melinda sakit, Naldo akan membayar sejumlah uang besar kepada Candra asal Candra berhasil menyembuhkannya. Jika Owen adalah seorang dokter dan ikut campur dalam masalah ini sekarang, bukankah pekerjaannya akan direbut?“Umm ....” Naldo juga tidak jelas apakah Owen itu seorang dokter atau bukan. Dia pun tanpa sadar menatap Owen.“Aku bukan dokter,” jawab Owen sambil menggeleng.“Bukan dokter?”Naldo, Rosa, dan Markus langsung terkejut. Terutama Naldo, tadi dia sudah menebak bahwa keterampilan medis Owen pasti terbatas. Setelah mengetahui bahwa Owen bukanlah dokter, dia makin mencurigai keterampilan medis Owen.Candra pun tersenyum dengan kesal dan berkata, “Pak Naldo, orang ini bahkan bukan seorang dokter. Kamu berani membiarkannya sembarangan mengobati orang? Kalau terjadi sesuatu pada pasien, siapa yang akan menanggung akibatnya?”“Aku ....” Ekspresi Na
“Aku rasa, lebih baik dia saja yang mengobati istriku!” ujar Naldo dengan acuh tak acuh. Meskipun tidak memercayai keterampilan medis Owen, Owen tetap adalah tamu keluarga mereka. Selain itu, dia juga berniat baik. Jadi, Naldo menolaknya dengan halus.“Tapi ....” Owen masih merasa agak ragu.“Nggak ada tapi-tapian lagi. Pokoknya, kamu ke samping saja dulu. Jangan menghalangi Dokter Candra memberi pengobatan!” ujar Naldo sambil melambaikan tangannya. Nadanya sudah terdengar mulai tidak sabar.“Umm ... oke deh.” Owen berdesah, lalu menyingkir ke samping. Kemudian, Candra berjalan maju dan mengeluarkan alat-alat medisnya. Setelah itu, dia mulai melakukan pemeriksaan rutin Melinda.“Om Naldo, berhubung kalian ada masalah hari ini, aku nggak bakal ganggu lagi. Aku pamit dulu ya,” ucap Owen sambil menangkupkan tangannya. Lagi pula, Naldo tidak memercayai keterampilan medisnya. Jadi, tidak ada gunanya lagi dia tinggal di sini.“Jangan! Owen, jarang-jarang kamu bertamu ke rumah kami. Kalau ka
“Eh, kenapa begini ....” Candra pun terkejut. Dia menggunakan beberapa cara lain lagi, tetapi Melinda masih tidak bergeming.“Dokter Candra, ada apa ini? Kenapa istriku masih belum sadar?” tanya Naldo dengan agak panik.“Sepertinya kondisi Nyonya kali ini sudah lebih serius dari sebelumnya,” jawab Candra dengan ekspresi serius.Saat Melinda pingsan dulu, Candra hanya perlu menggunakan beberapa cara untuk menyadarkannya dengan cepat. Sekarang, dia sudah menggunakan hampir seluruh cara yang diketahuinya, tetapi Melinda masih tidak bereaksi. Tanpa perlu berpikir, dia juga bisa menebak bahwa kondisi Melinda kali ini sudah jauh lebih serius dari dulu.Setelah mendengar ucapan Candra, Naldo bertambah panik dan bertanya, “Dok, jadi gimana sekarang?”“Pak Naldo nggak usah khawatir. Masih ada satu cara tergampang dan terefektif yang masih belum kulakukan, yaitu memberikan suntik adrenalin ...,” jawab Candra dengan agak ragu.Suntik adrenalin adalah obat yang diberikan khusus untuk menyadarkan p
“Om Naldo, aku nggak ngerti soal pengobatan modern. Jadi, aku nggak tahu bagaimana harus menjelaskannya. Pokoknya, percayalah padaku. Dengan kondisi Tante saat ini, dia nggak boleh dikasih suntik adrenalin!” bujuk Owen dengan ekspresi tegas sambil menatap Naldo.Akhir-akhir ini, Owen sudah sering menyembuhkan banyak penyakit rumit dan mengumpulkan sejumlah pengalaman medis. Pengalaman-pengalaman ini dan firasatnya mengatakan bahwa suntik adrenalin akan memperparah kondisi Melinda dan bahkan bisa membuatnya meninggal.“Kamu .... Pak Naldo, anak ini jelas sengaja mengacau. Tolong usir dia keluar agar dia nggak menggangguku menolong pasien!” ujar Candra dengan marah.“Tuan Owen, tolong minggir! Berhubung kamu itu tamu, aku sudah sangat bersabar. Aku harap kamu jangan keterlaluan!” Naldo juga sudah marah karena Owen berulang kali menghalangi Candra mengobati istrinya.Jika Owen bisa menjelaskan alasannya, Naldo mungkin masih akan percaya pada Owen. Namun, Owen tidak bisa memberi penjelasan