“Owen?” Marisa tertegun sejenak, lalu baru terpikir tentang dirinya yang sudah menggunakan Owen sebagai tameng sebelumnya.“Ibu, kamu sudah salah paham. Owen itu teman baikku, bukan pacarku. Tadi, aku memintanya menyamar jadi pacarku untuk menolak masalah pertunangan,” jelas Marisa sambil tersenyum canggung.“Apa? Dia bukan pacarmu?” Senyum Siska langsung membeku. Dia merasa bagaikan disambar petir.“Ibu, kamu kenapa?” tanya Marisa dengan heran setelah melihat reaksi ibunya.“Nggak! Nggak mungkin! Tadi, dia jelas-jelas sudah mengaku sebagai pacarmu. Mana mungkin itu cuma samaran!” jawab Siska sambil menggeleng hebat. Dia tidak bisa menerima kenyataan yang pahit ini.“Bukannya aku sudah bilang kalau dia cuma bersandiwara denganku? Dia benar-benar bukan pacarku,” jelas Marisa.Saat melihat putrinya yang tidak terlihat sedang berbohong, Siska langsung merasa terpuruk. Dia mau tak mau harus menerima kenyataan ini.“Marisa, jangan bodoh! Nggak peduli apa Owen itu pacarmu atau bukan, tadi di
“Ng ... nggak kok ...,” jawab Marisa dengan malu. Dia tidak begitu berani menatap Owen.Dulu, Marisa bisa bersikap agak mesra dengan Owen dan tidak merasa ada yang salah. Sekarang, berhubung ibu dan kakak sepupunya tidak berhenti menjodoh-jodohkan dirinya dengan Owen, Marisa pun merasa jadi sedikit aneh.Saat ini, Marisa bahkan bisa merasakan dengan jelas aura pria sejati dari tubuh Owen yang sedang duduk di sampingnya. Hal ini membuatnya merasa sangat berdebar.“Owen, kami lagi ngomongin kamu,” kata Siska dengan santai. Meskipun dia sudah mengejek Owen sebelumnya, Owen tidak terlihat mendendam dan juga tidak bermaksud untuk mempermasalahkannya. Hal ini sudah membuatnya jauh lebih tenang. Pada saat yang sama, Siska juga lebih menghargai sikap lapang dada Owen. Rasa puas yang dirasakannya terhadap calon menantu ini sudah semakin tinggi.“Ngomongin apa tentang aku?” tanya Owen dengan bingung.“Owen, apa sekarang kamu punya pacar?” tanya Siska. Saat melihat putrinya yang sama sekali tidak
“Emm, apa yang dibilang ibumu benar. Owen sangat lumayan dalam segala aspek ...,” puji Dennis sambil mengangguk.Owen memiliki kekuasaan, tetapi tidak menyombongkannya seperti Jayden. Dia malah begitu sopan dan rendah hati. Pria seperti Owen adalah pria baik yang pantas untuk dijadikan pendamping hidup.“Ayah, Ibu, bisa nggak kalian ganti topik?” tanya Marisa dengan pusing. Sejak pulang dari restoran sampai sekarang, ibunya tidak berhenti menceramahinya hingga membuat hatinya kacau.“Apa-apaan sikapmu ini! Kenapa kamu tetap nggak mau dengar sih? Apa kamu mau membuatku mati kesal?” bentak Siska dengan marah.“Sudahlah, sebaiknya aku jalan-jalan di taman saja ....” Marisa sudah benar-benar tidak bisa menahan tekanan yang diberikan ibunya. Dia pun mencari alasan untuk keluar agar bisa menenangkan diri. Mungkin karena terlalu didesak ibunya, pemikirannya pun agak terpengaruh.Marisa tiba-tiba merasa dirinya mungkin boleh mempertimbangkan usul ibunya untuk mencoba berpacaran dengan Owen. Me
Dennis sudah kebingungan. Dia tahu istrinya tidak mungkin berbohong. Jadi, dia juga mulai panik.“Buat apa peduli soal siapa yang melakukannya! Cepat lapor polisi!” Siska buru-buru mengeluarkan ponselnya dan hendak melapor polisi.“Jangan! Nggak boleh lapor polisi!” ujar Dennis dengan terkejut dan buru-buru mencegah istrinya.“Kenapa nggak boleh lapor polisi? Putri kita sudah diculik. Dia akan makin bahaya kalau kita terus menundanya. Apa sebagai ayahnya, kamu cuma mau berpangku tangan?” tanya Siska dengan murka. Dia hampir langsung menampar Dennis.“Siska, tenang dulu. Kalau mereka benar-benar adalah penjahat yang kejam, situasi Marisa bakal lebih bahaya lagi dengan melapor polisi!” jelas Dennis dengan buru-buru. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang pria. Dia tentu saja berpikir lebih jauh.“Umm ....” Siska pun tertegun. Dia tahu apa yang dikatakan suaminya memang masuk akal.Di film-film, setelah pihak keluarga orang yang diculik melapor polisi, para penculik akan mengambil keputusa
Selain itu, Owen adalah anak yatim sejak kecil. Dia tidak pernah memiliki keluarga maupun teman. Owen sudah menganggap Marisa bagaikan keluarganya. Dalam hatinya, Marisa adalah orang terpenting setelah Theresa. Berhubung Marisa berada dalam bahaya, dia pasti akan menyelamatkan Marisa dengan segala cara.Begitu Owen memutuskan sambungan telepon, Theresa pun bertanya setelah melihat ekspresinya yang suram, “Owen, ada apa?”“Seorang teman terbaikku sudah diculik ...,” jawab Owen dengan marah. Dia menjelaskan secara singkat situasinya. Kemudian, dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri dan melanjutkan, “Theresa, aku butuh bantuan Keluarga Lestari dalam masalah ini. Aku harap kamu bisa mengandalkan koneksi kalian untuk selidiki petunjuk tentang penculiknya.”“Oke, nggak masalah. Aku akan melakukannya sekarang juga.” Theresa mengangguk, lalu menarik Rachel untuk pergi terlebih dahulu.Setelah itu, Owen menelepon Heri, Markus, dan Rendy untuk meminta bantuan mereka mencari keberad
“Nggak masalah kalau kamu mau bersenang-senang dulu dengannya. Tapi, aku harus peringati kamu. Setelahnya, ingat bersihkan jejakmu. Kalau sampai tertangkap polisi, nggak ada untungnya buat kita!” pesan Fendy kepada Fredi.Sekarang adalah zaman di mana hukum berbicara, tingkat eksposur platform internet dan media juga sangat tinggi. Bahkan empat keluarga besar dan kedua raja juga tidak bisa bertindak semena-mena. Apalagi Fendy dan Fredi. Jika Fredi meninggalkan bukti kejahatan karena keserakahan dan nafsu birahinya, konsekuensi yang harus ditanggung mereka pasti tidak akan terbayangkan.“Jangan khawatir, aku sudah memikirkan rencana yang bagus. Aku jamin nggak bakal meninggalkan bukti,” ujar Fredi sambil menepuk dadanya. Dia pun menjelaskan soal rencananya secara singkat kepada Fendy.“Ide bagus! Kalau begitu, aku nggak bakal ganggu kamu lagi. Nikmatilah dengan baik!” Fendy tertawa terbahak-bahak sambil mengacungkan jempol pada Fredi. Kemudian, dia pun meninggalkan ruang tamu. Kali ini,
“Kamu memang benar-benar seorang pecundang!” ucap Fredi dengan senang sambil tertawa. Dia tidak menyangka Marisa masih perawan sama seperti Lucy. Bukankah dia akan sangat diuntungkan? Saat ini, Fredi merasa sangat senang.“Aku bukan pa ....” Baru saja Marisa hendak mengatakan dia bukan pacar Owen, dia tiba-tiba teringat tentang pertemuan mereka di mal waktu itu. Saat bertemu dengan Fredi dan Lucy, Marisa sendiri yang sudah mengatakan bahwa dirinya adalah pacar Owen demi membantu Owen.Jika Marisa membantahnya sekarang, Fredi pasti tidak akan percaya. Selain itu, masalahnya sudah mencapai titik ini, tidak ada gunanya juga dia membantahnya.“Owen, aku sudah mendapatkan keperawanan Lucy. Sekarang, aku bakal segera merenggut keperawanan pacarmu juga! Dasar pecundang! Kelak, jangan harap kamu bisa bersikap sombong di hadapanku!” ucap Fredi sambil tertawa gembira. Semua kekesalan dalam hatinya sudah terlampiaskan dan digantikan dengan kegembiraan.Dendam di antara Fredi dan Owen sangat menda
Bagaimanapun juga, berita mengenai penyekapan wanita di dalam ruang rahasia sudah sering terjadi di luar negeri. Tentu saja, jika Marisa tidak bersedia patuh dan bersikeras mencari mati, Fredi juga tidak keberatan untuk menguburnya bersama Owen. “I ... ini adalah percobaan pembunuhan!” ucap Marisa dengan terkejut. Meskipun tidak mengetahui secara jelas apa rencana Fredi, dia sudah bisa menebaknya dari ucapan Fredi. Jika Marisa bersedia menjadi mainan Fredi, Fredi mungkin akan mempertimbangkan untuk tidak membunuhnya. Jika dia menolak, dia dan Owen pasti akan mati.“Memangnya kenapa kalau iya? Dalam beberapa tahun terakhir, ada banyak orang yang hilang tanpa sebab di dalam negeri. Laporan mengenai orang hilang juga sering terlihat di berita-berita. Owen cuma seorang anak yatim yang nggak punya apa-apa. Dia bahkan nggak sebanding sama orang biasa. Biarpun mati, nggak bakal ada yang peduli!” ujar Fredi sambil tersenyum meremehkan.“Kamu .... Aku nggak bakal biarkan kamu berhasil!” ucap M
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero