“Osum! Apa-apaan sih kamu! Ini Brian, teman yang baru kukenal. Kami lagi bahas soal masalah pencak silat. Kamu jangan ganggu dong!” tegur Rachel dengan tidak senang. Dia secara refleks mendorong Owen, tetapi Owen tetap tidak bergeming.“Nggak bisa! Rachel, orang ini pasti bukan orang baik-baik. Jangan tertipu sama dia!” ujar Owen dengan buru-buru.“Kamu yang bukan orang baik-baik!” Brian langsung marah besar. Dia sudah menyadari bahwa Owen seharusnya adalah teman Rachel. Jadi, dia menekan amarahnya dan berkata, “Rachel, siapa dia? Apa hubunganmu dengannya?”“Oh, dia itu pembantu kakak sepupuku, bukan siapa-siapa ...,” ejek Rachel. Dia sangat memandang rendah Owen.“Ternyata cuma seorang pembantu!” Brian tersenyum mengejek, lalu mengangkat tinjunya dan berkata dengan nada meremehkan, “Hei, kuperingati kamu. Cepat minggir! Kalau nggak, aku bakal hajar kamu sampai babak belur!”“Memangnya kamu bisa?” Owen pun tertawa. Kekuatannya sudah melampaui tahap awal Alam Sigana, mana mungkin dia me
Brian sudah langsung bersemangat begitu memikirkannya. Saat melihat Brian sudah maju, Owen pun mengurungkan niatnya untuk bertindak. Dia melindungi Rachel dan yang lainnya di belakang, lalu melangkah mundur agar ketiga gadis itu tidak ikut terluka.“Sial! Siapa kamu? Mau cari mati, ya?” Jack langsung murka dan mengisyaratkan anak buahnya untuk mengepung Brian. Brian juga tidak berbicara omong kosong lagi dan langsung bertindak. Dia melayangkan tendangan ke dada Jack hingga Jack terpental dan menabrak dinding bar. Semua minuman keras yang ada di atas bar pun jatuh satu per satu.“Beraninya kamu memukul Bos Jack! Kawan-kawan, ayo hajar anak ini!” Seorang anak buah Jack berteriak marah, lalu memerintahkan teman-temannya untuk menyerang Brian dengan ekspresi garang.Jack bangkit dari lantai dengan menyedihkan. Dia sudah sepenuhnya murka. Jadi, dia mengambil sebuah botol alkohol yang sudah pecah dan bergabung dalam perkelahian itu.Buk! Bak! Buk!Brian adalah seorang ahli seni bela diri eks
Brian tersenyum sombong dan sama sekali tidak terlihat takut. Biasanya, dia selalu pergi ke bar atau kelab malam lain. Ini adalah pertama kalinya dia datang ke Bar Bulan Biru. Jadi, dia juga belum pernah mendengar tentang reputasi William.Selain itu, dia baru saja membuat semua orang di tempat ini terkesan. Jadi, dia masih merasa sangat bangga. Meskipun pernah mendengar reputasi William, Brian juga mungkin tidak akan menanggapinya.“Aku nggak peduli siapa yang duluan bertindak! Pokoknya, bar ini punya peraturannya tersendiri! Berhubung kalian bukan sengaja buat onar, kukasih kalian satu kesempatan. Berlutut dan bersujudlah untuk minta maaf. Selain itu, kalian harus ganti rugi atas kerusakan bar sebesar dua kali lipat. Dengan begitu, aku nggak bakal mempermasalahkannya lagi.”“Kalau nggak, aku bakal hukum kalian menurut aturan dunia mafia. Kalian mau patah tangan atau kaki? Pilih saja sendiri!” ujar William dengan dingin.“Pak William, kami bersedia bersujud dan ganti rugi atas kerusak
Semua orang tidak berhenti melontarkan ejekan. Mereka sangat kecewa setelah melihat performa Brian.“Bukannya dia itu ahli bela diri? Kenapa bisa langsung dikalahkan dengan satu serangan?” Rachel benar-benar kebingungan. Tadi, dia mengira Brian benar-benar tidak terkalahkan. Sekarang, dia baru mengerti bahwa Brian hanya membual.“Sialan! Ternyata cuma seorang penipu! Aku hampir tertipu olehnya!” ujar Rachel dengan marah. Kesan baiknya terhadap Brian pun langsung sirna. Setelah mengingat dirinya yang dipermainkan Brian dan hampir memuja Brian, Rachel makin marah dan sangat ingin langsung pergi menendang Brian.“Aku sudah peringati kamu untuk jangan tertipu olehnya, tapi kamu malah bandel! Dia cuma punya sedikit kemampuan seni bela diri eksternal, mana bisa dibandingkan dengan ahli seni bela diri internal, apalagi disebut ahli bela diri!” cibir Owen.“Memangnya kamu lebih hebat darinya? Kalau kamu berada di posisinya, mungkin saja kamu sudah babak belur hanya dengan satu tamparan!” Rache
"Mau bersujud dan minta maaf atau kaki dan tangan dipatahkan, terserah kalian mau pilih yang mana," ujar William dengan dingin.Owen sangat marah dibuatnya dan dia berkata, "Bagaimana kalau aku nggak mau memilih keduanya?""Osum, kamu ...." Rachel menatap Owen dengan terkejut.Dia tidak menyangka Owen berani berucap seperti itu di hadapan William yang hebat itu. Bisa dikatakan bahwa nyali Owen jauh lebih besar dibanding Brian dan inilah yang membuat penilaian Rachel terhadap Owen berubah!"Bagus, bagus sekali!" William tersenyum marah dan berkata, "Nak, melihat keberanianmu, aku akan memberimu satu kesempatan lagi! Ketiga gadis ini masih muda dan cantik. Bukankah akan sangat disayangkan kalau salah satu kaki mereka dipatahkan?"Setelah itu, dia menyarankan, "Bagaimana kalau kamu saja yang menggantikan mereka? Kalau aku mematahkan kakimu, masalah ini akan dianggap beres.""Boleh! Asalkan kamu mampu, coba saja patahkan kakiku!" sahut Owen dengan santai."Osum, kamu ... kamu bercanda, ya?
Saat Owen bertarung barusan, William tidak merasakan adanya fluktuasi energi sejati di tubuh Owen. Jadi, dia mengira bahwa Owen sama seperti Brian, seorang ahli seni bela diri eksternal palsu. Berhubung Owen bukan praktisi seni bela diri dan dengan basis kultivasinya yang berada di tahap akhir Alam Hogana, mana mungkin William menganggap serius Owen?"Osum, awas!" seru Rachel. Saat ini, wajah cantiknya berubah pucat karena khawatir. Pemikiran Rachel sama dengan yang lain, Owen tidak mungkin bisa mengalahkan William yang luar biasa kuat itu. Ini sama sekali tidak realistis!Adapun Brian, dia sangat menantikan apa yang akan terjadi kepada Owen dan berharap Owen akan mempermalukan diri sendiri seperti dia. Dengan begitu, bukan hanya Brian yang malu!"Nggak ada apa-apanya tapi bertingkah seperti orang hebat!" celetuk Owen sambil tersenyum dingin. Dia yang tetap berdiri tenang di tempatnya menunjukkan ekspresi seolah-olah dirinya sedang ketakutan.Tepat ketika semua orang mengira Owen akan
"Empat mafia besar adalah penguasa mafia yang sudah terkenal selama bertahun-tahun. Nggak ada orang biasa yang bisa mengusik salah satu dari mereka.""Benar. Bocah ini nggak tahu diri, beraninya dia cari masalah dengan Rendy. Meskipun jago bela diri, dia nggak mungkin bisa melawan Rendy.""Begitu Rendy datang, tamatlah riwayatnya!"Semua orang terentak, lalu memandang Owen dengan tatapan simpati dan kasihan. Sementara itu, William memandang Owen sambil menyeringai senang dan tatapan matanya penuh dengan kebanggaan. Dia memperkirakan bahwa kekuatan Owen baru mencapai Alam Sigana, Owen tidak mungkin bisa menghadapi Rendy yang telah mencapai tahap menengah Alam Sigana."Tahap menengah Alam Sigana?" gumam Owen. Kini, ekspresinya langsung berubah.Kekuatan Owen memang telah melampaui tahap awal Alam Sigana, tetapi masih kurang dari tahap menengah Alam Sigana. Jika harus melawan ahli tahap awal Alam Sigana, kemungkinan menangnya sangat kecil. "Rachel, ayo pergi!" ajak Owen sambil buru-buru
Mereka awalnya mengira bahwa Owen akan sangat ketakutan sehingga dia akan berlutut dan mohon ampun kepada Rendy. Namun, yang terjadi saat ini benar-benar di luar dugaan. Orang yang berlutut bukanlah Owen, melainkan Rendy yang merupakan seorang mafia besar.Apa … apa yang sedang terjadi? Apakah Rendy sudah gila?Dalam sekejap, semua orang yang berada di sana terdiam dan saling menatap dengan kebingungan. Di mata semua orang, terpancar sorot mata yang penuh dengan keterkejutan.“Bos Rendy, ada apa denganmu? Bocah ini ….” tanya William dengan ekspresi tidak percaya.Namun, sebelum dia sempat menyelesaikan perkataannya, Rendy menghardik, “Lancang sekali kamu!”Segera setelah itu, dia bangkit berdiri dan menampar William dengan keras, lalu berkata dengan marah, “Apa kamu tahu dia siapa? Dia itu Tuan Owen! Berani-beraninya kamu bersikap kurang ajar padanya. Cepat berlutut dan mohon ampun pada Tuan Owen!”William yang merasakan kemarahan Rendy pun bergidik. Dia segera berlutut dan bersujud, l