“Ayah, yang dikatakan Max benar. Ini dendam pribadi mereka yang nggak ada hubungannya dengan keluarga kita. Kita nggak perlu berselisih dengan Keluarga Pangadi hanya demi sesuatu yang nggak penting,” bujuk Sonny dengan terburu-buru.Sebelumnya, Sonny dan Owen pernah berselisih karena perihal pembagian keuntungan. Ditambah dengan Hugo akhirnya berhasil mendapatkan kerja sama dengan Grup Ora sehingga menimbulkan ancaman baginya posisinya di Keluarga Meriya, dia merasa sangat kesal terhadap Owen.Sekarang, Sonny justru senang karena Max membawa sekelompok orang untuk datang membalaskan dendam pada Owen. Dia sangat berharap Max bisa memberi pelajaran kepada Owen sehingga kekesalannya juga bisa terlampiaskan.Oleh karena itu, Sonny tentu saja tidak ingin Malik melindungi Owen. Selain itu, dia juga segera memberi isyarat kepada kedua tetua Keluarga Meriya yang berdiri di belakang. Dia berharap mereka bisa membantunya membujuk Malik.“Benar! Kak, Tirta dan Keluarga Pangadi nggak mudah dihadap
“Ini ....”Begitu mendengar bantahan Yuntia, baik Malik maupun kedua tetua Keluarga Meriya terdiam. Mereka bertiga tahu bahwa apa yang dikatakan Yunita memang beralasan. Menurut kontrak kerja sama, Keluarga Meriya memang bertanggung jawab penuh atas keamanan Grup Ora.Meskipun Max dan Lima Pengawas Besar Keluarga Pangadi tidak dapat mengalahkan Owen, Keluarga Meriya juga tidak boleh diam saja dan membiarkan max merusak acara penjualan ini. Jika tidak, mereka tidak akan bisa mempertanggungjawabkan hal ini pada Owen.Namun, kekuatan Tirta dan Keluarga Pangadi tidak bisa diremehkan. Jika Keluarga Meriya membantu Owen menghadapi Keluarga Pangadi, hal itu pasti akan menyebabkan kerugian yang cukup besar ataupun korban jiwa yang cukup banyak bagi keluarga mereka. Begitu memikirkan hal ini, Malik dan kedua tetua Keluarga Meriya pun merasa agak serbasalah.“Kakek, yang Yunita katakan benar. Keluarga Meriya nggak boleh berpangku tangan dalam masalah ini. Lagian, Tirta punya ambisi yang sangat
“Apa?”Begitu mendengar jawaban itu, Max dan Sonny sangat terkejut. Terutama Sonny. Setelah bujukannya, Malik awalnya sudah tidak berencana melindungi Owen. Tak disangka, dengan bujukan Hugo dan Yunita, Malik malah berubah pikiran. Hal ini membuatnya merasa sangat tidak rela.“Ayah, kamu harus pikir baik-baik! Keluarga Meriya nggak perlu bertarung habis-habisan dengan Keluarga Pangadi hanya demi ‘orang luar’ yang nggak penting. Hal ini akan merugikan Keluarga Meriya ...,” ujar Sonny tanpa menyerah. Dia masih ingin lanjut membujuk Malik, tetapi sebelum sempat berbicara lebih lanjut, Malik sudah menyela.“Sonny, diam! Aku tahu batasan hal ini. Kamu nggak usah mengacau lagi!” bentak Malik dengan marah. Sejujurnya, Malik juga mengerti kenapa Sonny berbuat begitu. Di satu sisi, Sonny memang ingin melindungi kepentingan Keluarga Meriya. Dia tidak berharap Keluarga Meriya menolong Owen dengan sia-sia. Namun, pikiran Sonny terlalu dangkal. Dia hanya bisa melihat keuntungan di depan mata, tet
“Oke! Pak Malik, kalian sudah yakin mau melawan Keluarga Pangadi demi Owen, ‘kan?” tanya Max dengan amrah.Awalnya, Max mengira dirinya dapat membuat Malik mengurungkan niatnya untuk melindungi Owen. Dengan begitu, Keluarga Pangadi dan Keluarga Meriya juga bisa terhindar dari kerugian. Namun, Malik malah bersikeras melindungi Owen. hal ini sedikit banyaknya berada di luar dugaannya sehingga dia pun marah.“Benar! Max, demi menghormati Tirta, aku akan kasih kamu sebuah kesempatan! Asalkan kamu pergi dari sini sekarang juga, aku akan anggap hal ini nggak pernah terjadi. Kalau nggak, tanggung sendiri konsekuensinya!” ancam Malik.Meskipun sudah memutuskan untuk membantu Owen melawan Keluarga Pangadi, Malik masih tetap berharap Max bisa meninggalkan tempat ini bersama orang-orang yang dibawanya. Dengan begitu, mereka bisa menghindari pertarungan dan kerugian yang tidak diperlukan.“Pak Malik, kamu nggak usah menakut-nakutiku! Orang lain mungkin takut sama Keluarga Meriya, tapi Keluarga Pan
“Jafir, Husni, apa maksud kalian?” tanya Malik dengan ekspresi muram. Saat ini, firasat buruk mulai merayapi hatinya.“Pak Malik, apa kamu masih belum bisa menebaknya? Keluarga Kusnadi dan Keluarga Linjaya itu bala bantuan yang sengaja kuundang kemari!” jawab Max dengan ekspresi penuh ejekan sebelum Jafir dan Husni menjawab. Dia menatap Malik dengan penuh peremehan.Begitu mendengar hal ini, Malik pun tercengang. Meskipun sudah merasa ada yang tidak beres dengan kedatangan tiba-tiba anggota Keluarga Kusnadi dan Keluarga Linjaya, dia tetap tidak menyangka orang-orang ini datang untuk membantu Max.Keluarga Pangadi adalah keluarga mafia yang sama sekali tidak memiliki interaksi atau hubungan apa pun dengan Keluarga Kusnadi atau Keluarga Linjaya. Jadi, Malik benar-benar tidak mengerti kenapa kedua keluarga itu bisa membantu Keluarga Pangadi.Semua orang yang ada di lokasi juga merasa terkejut. Awalnya, mereka merasa Max masih belum mampu melawan Malik sebelum Tirta muncul. Tak disangka, y
“Ternyata direktur utama Grup Ora itu kejam juga ya! Dia itu cuma pendatang luar kota, tapi bukan hanya punya dendam dengan Max, juga menyinggung Keluarga Kusnadi dan Keluarga Linjaya! Apa dia sudah bosan hidup?”“Benar! Sekarang, dengan adanya Keluarga Kusnadi dan Keluarga Linjaya, perbedaan kekuatan kedua belah pihak sudah jauh banget! Seberapa hebat pun Keluarga Meriya, mereka juga tidak mungkin mampu melawan 3 keluarga sekaligus dan melindungi Owen!”Pada saat yang sama, semua orang pun terkesiap, lalu menatap Owen yang berdiri tegak dengan ekspresi tidak percaya. Akhir-akhir ini, Keluarga Meriya telah melakukan banyak publisitas. Selain itu, ada banyak keturunan generasi muda yang pernah menyaksikan manfaat pil yang dijual Grup Ora. Jadi, semua orang pun menghadiri acara penjualan ini demi membeli pil yang dijual Grup Ora.Di sisi lain, berhubung Owen hanyalah seorang anak bau kencur yang datang dari Tonham Selatan, mereka sama sekali tidak mengetahui latar belakang Owen. Namun,
“Hmm ... mau bicara apa? Mereka itu cuma sekelompok pecundang. Nggak ada yang perlu ditakuti,” jawab Owen dengan acuh tak acuh setelah tersadar dari lamunannya. Dia sama sekali tidak takut pada Jafir, Husni, dan yang lain.Begitu mendengar ucapan Owen, semua orang pun heboh.“A ... apa anak itu sudah gila? Dia masih bisa bersikap searogan itu di hadapan 3 keluarga besar terkemuka? Kearoganannya benar-benar keterlaluan!”Semua orang menatap Owen dengan tidak percaya. Setelah mengetahui Owen telah menyinggung Keluarga Pangadi, Keluarga Kusnadi, dan Keluarga Linjaya pada waktu yang bersamaan, mereka pun merasa bahwa Owen sangat arogan.Tak disangka, Owen ternyata jauh lebih arogan dari bayangan mereka. Meskipun ketiga keluarga itu sudah beraliansi dan ingin mempersulitnya, dia sama sekali tidak menunjukkan rasa takut dan malah menghina ketiga keluarga itu.Apa Owen benar-benar berniat untuk mati? Tidak ada seorang pun yang tahu dari mana datangnya keberanian Owen.“Kamu ....”Malik sudah
“Ini ....”Begitu mendengar ucapan Jafir, Malik pun merasa serbasalah. Dia tahu jelas bahwa Keluarga Meriya bukanlah tandingan Keluarga Pangadi, Keluarga Kusnadi, dan Keluarga Linjaya yang beraliansi. Jika dia bersikeras melindungi Owen, itu tidak ada bedanya dengan menggali lubang kubur sendiri.Namun, Grup Ora adalah mitra bisnis Keluarga Meriya. Selain itu, Malik telah mengatakan bahwa dirinya akan membantu Owen melawan Keluarga Pangadi. Dengan statusnya sebagai kepala Keluarga Meriya, jika dia berubah pikiran, itu tidak ada bedanya dengan mengingkari janjinya. Pada saat itu, Keluarga Meriya pasti akan menjadi bahan lelucon orang-orang.Begitu memikirkan hal ini, Malik benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya.“Ayah, tadi aku sudah membujukmu untuk nggak ikut campur dalam dendam Owen dengan Keluarga Pangadi. Tapi, kamu malah begitu keras kepala! Sekarang, sudah ada kesempatan untuk membalikkan situasinya. Menurutku, sebaiknya kita mundur saja agar nggak mempermalukan diri