“Pak Spencer, mari kuperkenalkan. Dia ini Gustari Guswadi, temanku. Gustari, dia adalah Spencer Wulianto, putra sulung Keluarga Wulianto,” ujar Yunita untuk memperkenalkan kedua belah pihak.“Pak Owen, senang berkenalan denganmu. Kalau boleh tahu, kamu itu anak keluarga seni bela diri kuno mana? Maaf, sebelumnya, aku masih belum pernah dengar namamu,” tanya Spencer sambil tersenyum.Tonham Barat sangat luas dan memiliki banyak keluarga seni bela diri kuno. Jadi, Spencer tidak mungkin mengenal semua orang. Meskipun tidak pernah mendengar marga Guswadi, dia juga merasa itu adalah hal yang sangat wajar. Namun, berhubung Owen adalah temannya Yunita, dia menebak bahwa Owen seharusnya juga merupakan keturunan keluarga besar terkemuka di Tonham Barat yang statusnya tinggi. Oleh karena itu, dia sengaja menanyakan identitas Owen agar bisa berteman dengannya. Bisa berteman dengan keturunan keluarga besar terkemuka tidak akan merugikan Keluarga Wulianto.“Aku bukan keturunan keluarga besar terke
“Caden, jangan asal bicara! Sebelumnya, aku sudah bilang Gustari itu bukan pacarku!” tegur Yunita dengan terkejut.“Aku nggak asal bicara! Yunita, waktu di hotel tadi, bukannya kamu sudah mengakuinya secara nggak langsung? Lagian, nggak ada salahnya kalau kalian sama-sama suka. Kamu nggak usah menutupinya,” ujar Caden dengan sok bijak. Namun, dia malah diam-diam mencibir dalam hati.Saat mengetahui Owen adalah pacarnya Yunita, dia merasa sangat cemburu pada Owen dan juga merendahkan status Owen. Hanya saja, berhubung Yunita melindungi Owen, dia tidak berani bertindak keterlaluan. Namun, dia merasa makin cemburu pada Owen dan merasa Owen sama sekali tidak pantas mendampingi Yunita yang cantik dan berstatus tinggi.Sekarang, kesempatannya telah tiba. Dari permukaan, membeberkan hubungan Owen dan Yunita membuatnya terlihat seperti hendak memihak Owen. Namun, dia sebenarnya ingin menjatuhkan Owen. Dengan status Yunita yang tinggi dan parasnya yang luar biasa cantik, orang-orang pasti akan
“Nak, kamu hanyalah seorang wakil presdir yang bahkan nggak layak untuk jadi pelayan Nona Yunita. Kamu mana pantas jadi pacarnya!”“Benar! Kalau masih tahu diri, cepat tinggalkan Nona Yunita! Kalau nggak, kamu akan mati mengenaskan!”Setelah tersadar dari keterkejutan masing-masing, semua orang pun mulai membuat keributan. Mereka menyalahkan Owen dan memandang Owen dengan penuh amarah. Jika tatapan bisa membunuh, Owen mungkin sudah tewas.“Ini ....”Begitu melihat Owen menjadi sasaran publik, ekspresi Yunita sangat suram. Namun, dia juga tidak tahu apa yang harus dilakukannya.Dibandingkan dengan Yunita, Owen terlihat jauh lebih tenang. Saat masih di Jenggala dulu, dia juga merupakan musuh utama para pemuda Jenggala karena hubungannya yang dekat dengan kelompok Theresa. Jadi, dia sudah terbiasa.Selain itu, Yunita bukanlah pacarnya dan ini semua hanyalah sebuah kesalahpahaman. Dia tentu saja tidak perlu merasa takut. Selanjutnya, baru saja dia hendak mengklarifikasi kesalahpahaman ini,
Begitu melihat orang-orang membukakan jalan baginya, Max pun merasa sangat puas. Kemudian, dia berjalan melewati mereka bersama 2 pengawalnya dengan angkuh.“Nak, aku suruh kamu pergi! Apa kamu tuli?” bentak Max dengan ekspresi dingin begitu tiba di hadapan Owen. Dia menatap Owen dengan penuh peremehan.Begitu tiba tadi, Max langsung mendengar percakapan semua orang. Dia tahu bahwa Owen adalah pacarnya Yunita, juga hanyalah seorang wakil presdir yang statusnya rendah dan datang dari Tonham Selatan. Dengan statusnya sebagai putra Ketua Mafia Tonham Barat, dia tentu saja tidak takut pada Owen.“Memangnya kamu siapa? Kamu kira kamu bisa mengusirku?” dengus Owen sambil menatap Max dengan eskpresi tidak senang.Dia awalnya berencana untuk mengklarifikasi hubungannya dengan Yunita. Namun, sikap Max yang terlalu arogan sudah membuatnya marah. Oleh karena itu, dia pun malas menjelaskan apa-apa lagi. Dengan status dan kekuatannya saat ini, dia tahu sekelompok orang dari generasi muda Tonham Sel
“Nak, bernyali juga kamu! Berhubung kamu begitu ingin mati, akan kukabulkan permintaanmu itu! Pengawal, patahkan kedua kaki anak itu, lalu usir dia!” perintah Max pada dua pengawal di belakangnya.“Baik!” jawab kedua pengawal itu. Kemudian, mereka segera mencengekeram ke arah Owen dengan kekuatan besar.“Dasar nggak tahu diri!” dengus Owen. Baru saja dia hendak bertindak, Yunita sudah terlebih dahulu melangkah maju dan mengadang di hadapan Owen sambil merentangkan kedua tangannya. Dia berseru dengan ekspresi muram, “Coba saja kalau berani!”Melihat Yunita yang melindungi Owen, kedua pengawal itu langsung terkejut. Mereka tentu saja mengetahui status Yunita dan tidak berani melawannya. Oleh karena itu, mereka mau tak mau menghentikan serangan mereka terhadap Owen agar tidak melukai Yunita secara tidak sengaja.“Yunita, apa kamu bersikeras mau bermusuhan denganku demi anak itu?” tanya Max sambil menatap Yunita dengan dingin.“Memangnya kenapa kalau iya? Max, asal kamu tahu, Gustari itu
“Apanya yang nggak ada hubungannya denganku? Yunita, dari semua orang di Tonham Barat, kamu seharusnya tahu jelas kalau aku adalah orang yang paling layak mendampingimu. Kamu itu wanita yang sudah kupilih dan akan menjadi milikku selamanya! Aku akan habisi siapa pun yang berani menodaimu!” ujar Max dengan tampang dingin dan tatapan membunuh.Meskipun sudah ditolak Yunita berkali-kali, Max pada dasarnya berkarakter keras dan mendominasi. Dia sudah menetapkan Yunita sebagai miliknya dan tidak akan membiarkan siapa pun menodai Yunita. Sekarang, Owen yang statusnya sangat rendah malah berhasil mendapatkan Yunita. Jadi, selain merasa cemburu dan marah, dia juga berniat untuk membunuh Owen.“Kamu .... Kata siapa aku ini milikmu? Jangan asal bicara!” bentak Yunita dengan tambah marah. Namun, dia juga merasa sangat tidak berdaya. Bagaimanapun juga, Max memiliki status yang setara dengannya, sedangkan basis kultivasi Max juga melampaui basis kultivasinya. Dengan latar belakang dan kekuatan Kel
“Nak, mati sana!” seru Max dengan marah setelah mendengar ucapan arogan Owen. Kemudian, dia tidak bisa lagi menahan amarahnya dan segera menyerang ke arah Owen. Dia hendak langsung menghabisi Owen agar bisa melampiaskan kekesalannya.Mengenai Yunita yang sedang melindungi Owen, Max tentu saja tidak akan melukainya. Bagaimanapun juga, dia harus mempertimbangkan latar belakang Yunita dan juga perasaannya terhadap Yunita. Jadi, dia berencana untuk terlebih dahulu menangkap Yunita. Setelah itu, dia bisa menghabisi Owen yang hanyalah orang biasa berstatus rendah.Namun, sebelum sempat menjalankan rencana indahnya itu, tiba-tiba terjadi perubahan situasi.“Berhenti! Pak Max, kami kemari karena diundang Pak Spencer untuk menghadiri acara bisnis, bukan untuk menyaksikan kamu memamerkan kehebatanmu. Kalau kamu merasa nggak puas pada pacarnya Nona Yunita, selesaikanlah masalah kalian nanti secara pribadi. Tolong jangan merusak acara bisnis ini!” seru seseorang.Selanjutnya, seorang pria berusia
“Tuan Max, sebaiknya kita cari saja cara lain untuk menghadapi anak itu setelah acara bisnis ini selesai,” bisik salah seorang pengawal di belakang Max begitu melihat situasinya kurang menguntungkan.“Emm, benar juga,” jawab Max. Dia merasa apa yang dikatakan pengawalnya itu masuk akal. Owen hanyalah seorang pecundang. Setelah acara bisnis ini berakhir, dia akan memiliki banyak kesempatan untuk menghadapi Owen. Jadi, dia tidak perlu terlalu terburu-buru.“Pak Max, selamat datang. Sekarang, acara bisnisnya akan segera dimulai. Aku harap kamu bisa menyudahi masalah ini demi menghormatiku,” ujar Spencer sambil melangkah maju untuk menengahi masalah ini.Sebagai penyelenggara acara ini, Spencer tentu saja tidak berharap Max dan Owen berkelahi, lalu merusak acara bisnis ini. Akan sangat bagus apabila kedua belah pihak dapat langsung mengakhiri masalah ini.“Emm, aku akan mengakhiri masalah ini demi menghormatimu,” jawab Max sambil mengangguk. Kemudian, dia menoleh ke arah Owen dan mendengus