“Aku ....”Begitu mendengar ucapan Madeline, Yunita langsung tercengang. Dia dan Owen memang baru keluar dari kamar hotel. Namun, dia hanya mencarikan tempat tinggal untuk Owen, bukan melakukan “hal tidak senonoh”.“Madeline, kamu benar-benar salah paham! Gustari hanyalah rekan kerja sama Keluarga Meriya. Aku datang kemari karena mau mengaturkan tempat tinggal untuknya,” jelas Yunita dengan terburu-buru. Namun, dia merasa dirinya makin memperburuk keadaan dengan menjelaskannya.“Sudahlah. Yunita, kamu nggak usah jelasin lagi. Memang sudah saatnya kamu pacaran. Jadi, kamu nggak usah menutupinya lagi. Lagian, kita semua sudah dewasa. Masalah seperti ini sangat wajar kok, aku ngerti,” goda Madeline. Dia tetap tidak begitu memercayai penjelasan Yunita.Madeline tahu jelas bahwa Keluarga Meriya adalah pemimpin keluarga besar terkemuka di Tonham Barat. Sebagai putri Keluarga Meriya, Yunita memiliki status dan kedudukan yang sangat tinggi. Jika Owen hanyalah rekan kerja sama Keluarga Meriya,
“Yunita, apa kalian mau makan? Bagaimana kalau kita makan bareng?” tanya Madeline. Berhubung Owen dan Yunita sudah tidak bisa membantah, dia pun mengalihkan topik pembicaraan.“Umm ....” Yunita tanpa sadar menatap Owen. Madeline adalah sahabat terbaiknya dan mereka juga sudah tidak bertemu cukup lama. Dia pun sangat ingin makan bersama Madeline supaya bisa mengobrol. Namun, Owen sudah terlebih dahulu mengajaknya makan dan ingin mentraktirnya. Jadi, dia mau tak mau harus menanyakan pendapat Owen dulu.“Aku nggak masalah,” jawab Owen sambil mengangkat bahunya. Dia tahu Madeline adalah temannya Yunita, juga menyadari Yunita ingin mengobrol bersama Madeline. Jadi, dia tentu saja tidak akan merusak suasana dengan menolak ajakan itu.“Kamu bahkan harus minta izin padanya untuk makan bareng, tapi malah bilang kalian tidak pacaran. Dasar kalian ini!” ujar Madeline sambil tertawa setelah menyadari tindakan Madeline.“Kamu benar-benar keras kepala!” seru Yunita dengan marah. Namun, dia juga mera
“Aku adalah wakil presdir Grup Ora,” jawab Owen. Dia bukanlah pacarnya Yunita, juga tentu saja tidak mengetahui pemikiran Caden dan Madeline. Oleh karena itu, dia pun mengungkapkan identitasnya dengan “jujur”.“Wakil presdir Grup Ora? Grup Ora itu apa?” tanya Caden dan Madeline dengan bingung. Sangat jelas bahwa mereka masih belum pernah mendengar tentang Grup Ora yang sedang naik daun di Tonham Selatan akhir-akhir ini.Masalahnya, mereka mengira meskipun bukanlah keturunan keluarga keluarga besar terkemuka, Owen paling tidak adalah anak orang kaya yang berkuasa. Tak disangka, Owen hanyalah seorang wakil presdir sebuah perusahaan kecil di Tonham Selatan. Statusnya itu berbeda sangat jauh dari Yunita. Jadi, mereka benar-benar tidak mengerti kenapa Yunita malah menyukai orang biasa seperti Owen.“Pantas saja!” seru Madeline. Dia terlihat seperti tiba-tiba menyadari sesuatu. Sebelumnya, dia masih merasa bingung kenapa Yunita tidak mau mengakui hubungannya dengan Owen. Sekarang, dia akhir
“Grup Ora sangat hebat? Bukannya itu hanyalah sebuah perusahaan kecil? Aku belum pernah mendengar apa-apa tentangnya. Apanya yang hebat?” cibir Caden.Berhubung tidak pernah mendengar tentang Grup Ora, Caden merasa Grup Ora pasti bukanlah perusahaan milik keluarga besar terkemuka di Tonham Selatan, melainkan hanyalah sebuah perusahaan kecil. Sebagai putra Keluarga Cunawi yang berstatus tinggi, dia tentu saja tidak peduli pada sebuah perusahaan kecil. Apalagi, Gustari juga hanyalah seorang wakil presdir.“Kalau nggak pernah dengar tentang Grup Ora, itu berarti wawasanmu yang kurang luas. Asal kamu tahu, Grup Ora adalah sebuah perusahaan farmasi yang sangat istimewa. Pil obat yang mereka murnikan bisa membantu kecepatan kultivasi praktisi seni bela diri,” dengus Yunita.Gustari adalah tamu Keluarga Meriya dan Hugo sudah berpesan padanya untuk melayani Owen dengan baik agar bisa memulihkan kerja sama mereka. Namun, Caden malah bersikap tidak sopan terhadap Grup Ora dan Gustari. Jika Gusta
“Yunita, ngomong soal perusahaan farmasi, aku tiba-tiba kepikiran sesuatu. Malam ini, Spencer akan mengadakan sebuah acara bisnis yang menjual bahan obat langka yang bisa membantu kultivasi praktisi seni bela diri. Habis makan, aku dan Caden berencana mau pergi ke sana. Kamu mau ikut?” tanya Madeline untuk mengalihkan topik pembicaraan.“Emm, aku dan Gustari memang juga berencana pergi ke sana. Nanti, kita pergi bareng deh!” jawab Yunita sambil mengangguk.Berhubung Caden sudah bersikap tidak sopan terhadap Owen, kesan Yunita terhadap Caden pun menjadi tidak bagus. Namun, itu tidak berpengaruh pada hubungannya dengan Madeline. Selain itu, Owen memang sangat ingin menghadiri acara bisnis malam ini dan dia sudah berjanji untuk menemani Owen pergi. Jadi, dia tentu saja tidak akan menolak ajakan Madeline.Setelah makan, mereka pun mengendarai mobil untuk pergi ke acara bisnis yang diadakan malam ini....Di sebuah vila mewah yang terletak di pinggir kota dan dekat dengan sungai.Vila ini a
“Ayo masuk!”Saat Owen masih tenggelam dalam pikirannya, kelompok mereka sudah melewati pekarangan dan tiba di aula utama. Saat ini, aula utama dipenuhi dengan orang-orang yang berpakaian rapi dan mewah. Suasana di dalam juga terasa sangat meriah. Orang-orang yang menghadiri acara ini rata-rata adalah keturunan generasi muda keluarga seni bela diri kuno Tonham Barat. Meskipun acara ini akan menjual bahan obat berharga dan beberapa bahan obat spiritual yang bisa meningkatkan basis kultivasi praktisi seni bela diri, basis kultivasi orang-orang dari generasi tua dan generasi kedua keluarga seni bela diri sudah sangat tinggi. Selain bahan obat spiritual berkualitas tinggi, bahan obat spiritual dan bahan obat biasa tidak begitu bermanfaat bagi mereka.Oleh karena itu, kali ini, Spencer hanya mengundang orang-orang dari generasi muda keluarga seni bela diri kuno untuk menghadiri acara ini. Intinya, berhubung tidak akan menjual bahan obat spiritual berkualitas tinggi, acara ini hanyalah seb
“Pak Spencer, mari kuperkenalkan. Dia ini Gustari Guswadi, temanku. Gustari, dia adalah Spencer Wulianto, putra sulung Keluarga Wulianto,” ujar Yunita untuk memperkenalkan kedua belah pihak.“Pak Owen, senang berkenalan denganmu. Kalau boleh tahu, kamu itu anak keluarga seni bela diri kuno mana? Maaf, sebelumnya, aku masih belum pernah dengar namamu,” tanya Spencer sambil tersenyum.Tonham Barat sangat luas dan memiliki banyak keluarga seni bela diri kuno. Jadi, Spencer tidak mungkin mengenal semua orang. Meskipun tidak pernah mendengar marga Guswadi, dia juga merasa itu adalah hal yang sangat wajar. Namun, berhubung Owen adalah temannya Yunita, dia menebak bahwa Owen seharusnya juga merupakan keturunan keluarga besar terkemuka di Tonham Barat yang statusnya tinggi. Oleh karena itu, dia sengaja menanyakan identitas Owen agar bisa berteman dengannya. Bisa berteman dengan keturunan keluarga besar terkemuka tidak akan merugikan Keluarga Wulianto.“Aku bukan keturunan keluarga besar terke
“Caden, jangan asal bicara! Sebelumnya, aku sudah bilang Gustari itu bukan pacarku!” tegur Yunita dengan terkejut.“Aku nggak asal bicara! Yunita, waktu di hotel tadi, bukannya kamu sudah mengakuinya secara nggak langsung? Lagian, nggak ada salahnya kalau kalian sama-sama suka. Kamu nggak usah menutupinya,” ujar Caden dengan sok bijak. Namun, dia malah diam-diam mencibir dalam hati.Saat mengetahui Owen adalah pacarnya Yunita, dia merasa sangat cemburu pada Owen dan juga merendahkan status Owen. Hanya saja, berhubung Yunita melindungi Owen, dia tidak berani bertindak keterlaluan. Namun, dia merasa makin cemburu pada Owen dan merasa Owen sama sekali tidak pantas mendampingi Yunita yang cantik dan berstatus tinggi.Sekarang, kesempatannya telah tiba. Dari permukaan, membeberkan hubungan Owen dan Yunita membuatnya terlihat seperti hendak memihak Owen. Namun, dia sebenarnya ingin menjatuhkan Owen. Dengan status Yunita yang tinggi dan parasnya yang luar biasa cantik, orang-orang pasti akan