“Bu Theresa, kamu benar-benar cantik! Kok bisa Owen mendapatkan wanita secantik kamu?” ujar Archie dengan mata berbinar setelah melihat kecantikan Theresa.Di acara penjualan Grup Ora beberapa hari yang lalu, Archie pernah bertemu dengan Owen dan Theresa. Waktu itu, dia telah merasa Theresa sangat cantik. Setelah melihat Theresa dari jarak dekat, dia merasa Theresa bahkan terlihat lebih cantik dan anggun lagi, bagaikan dewi yang turun ke dunia. Dia pun diam-diam memuji dalam hati bahwa seharusnya tidak ada wanita yang mampu menandingi kecantikan Theresa.“Archie, memangnya yang cantik cuma dia? Aku nggak?” tanya Sasa dengan cemburu saat melihat Archie yang termenung sambil menatap Theresa. Dia merangkul sebelah lengan Archie sambil menggoyang-goyangkannya. Suaranya juga terdengar sangat manja.“Ekhem .... Sayang, kamu juga cantik kok ...,” jawab Archie setelah tersadar kembali dari lamunannya sambil menatap Sasa dengan penuh kasih sayang.Meskipun masih kalah cantik dari Theresa, Sasa
“Aku nggak lagi bercanda. Cek ini berisi 4 miliar. Aku mau menggunakannya untuk membeli saham Grup Ratu Kosmetik! Kamu simpan saja dulu ceknya!” ujar Archie sambil mengeluarkan selembar cek yang sudah dipersiapkannya. Kemudian, dia melemparkannya ke meja kopi di hadapan Theresa.Archie tahu jelas bahwa hubungan Owen dengan keluarganya Dirga sangat dekat. Dia juga tahu tindakannya yang memaksa Owen untuk menyerahkan saham Grup Ratu Kosmetik kepadanya memang kurang pantas. Jadi, dia sengaja menyiapkan 4 miliar ini dan berencana menggunakan uang untuk “membeli” saham Grup Ratu Kosmetik. Asalkan Owen bisa membaca situasinya, dia yakin Owen tidak akan berani menolak permintaannya.“Tuan Archie, kamu mau beli 30% saham perusahaan kami dengan sedikit uang ini? Apa bedanya ini dengan merampok?” seru Theresa dengan marah setelah melirik cek di atas meja itu.Setelah berkembang selama ini, Grup Ratu Kosmetik sudah berhasil membuka pasar di Tonham Selatan dan menduduki sebagian pangsa pasar denga
“Kak Theresa, kalau aku nggak salah dengar, Kak Archie bilang dia menginginkan saham Grup Ratu Kosmetik, ‘kan? Ada apa ini?” tanya Maggie sambil berjalan langsung ke sisi Theresa.Sebelumnya, Archie yang memaksa masuk ke Grup Ratu Kosmetik telah menimbulkan sedikit keributan. Jadi, ada beberapa orang di perusahaan yang mengetahui hal ini, termasuk Maggie. Begitu mengetahui hal ini, dia pun segera datang untuk memeriksa situasinya.Baru saja tiba di luar kantornya Theresa, Maggie langsung mendengar kata-kata Archie yang meminta Theresa memberikannya saham Grup Ratu Kosmetik. Namun, dia tidak tahu jelas apa sebenarnya yang sudah terjadi.“Begini ....” Theresa pun menceritakan mengenai Archie yang hendak menggunakan 4 miliar untuk membeli 30% saham Grup Ratu Kosmetik kepada Maggie.“Apa? Kak Archie, 30% saham Grup Ratu Kosmetik paling nggak bernilai di atas 6 triliun! Tapi, kamu mau membelinya hanya dengan uang sebanyak 4 miliar? Apa kamu sudah gila?” seru Maggie dengan terkejut.“Aku ngg
“Sembarangan! Kak Archie, yang kamu lakukan itu adalah hal licik yang memalukan. Aku tentu saja harus mencegahmu tepat waktu! Kamu itu kerabatku, aku nggak mungkin membiarkanmu berbuat jahat dan lanjut melakukan kesalahan dalam diam ...,” tegur Maggie.“Licik dan memalukan? Aku tidak begitu!” seru Archie dengan marah karena malu ditegur oleh Maggie secara langsung. Selain itu, Sasa sudah membantunya mencari alasan yang tepat. Dia merasa tindakannya ini adalah demi kepentingan Keluarga Lisano. Jadi, dia tentu saja tidak akan peduli pada teguran Maggie dan juga tidak merasa dirinya salah.“Maggie, kamu seharusnya tahu jelas, Owen bisa meraih kesuksesan seperti sekarang berkat bantuan dan perlindungan Keluarga Lisano! Demi membantunya mengekang Ketua Mafia Tonham Selatan, Keluarga Lisano bahkan setuju untuk membiarkanmu lanjut tinggal bersama orang yang sudah berpasangan tanpa peduli pada reputasimu maupun Keluarga Lisano.”“Sebagai balasan dari pengorbanan Keluarga Lisano, bukannya sudah
“Ternyata kamu memang sudah jatuh cinta pada Owen!” seru Archie dengan terkejut saat melihat Maggie tidak bisa membantah. Dia semakin yakin bahwa tebakannya itu memang tepat.“Bu ... bukan begitu. Masalahnya nggak seperti yang kalian bayangkan ...,” bantah Maggie dengan terburu-buru. Wajahnya langsung memerah karena merasa sangat malu.“Jangan-jangan, itu memang benar ...,” gumam Theresa. Suasana hatinya mau tak mau menjadi agak kacau.Saat ini, bahkan Theresa juga telah menyadari bahwa Maggie berkemungkinan besar memang sudah jatuh cinta pada Owen. Namun, setelah memikirkannya kembali, dia merasa hal ini sangatlah wajar.Owen adalah orang yang berkarakter baik, juga memiliki kemampuan dan aspek lain yang sangat unggul. Para wanita akan lebih mudah jatuh cinta padanya. Selain itu, orang yang menyukai Owen bukan hanya Maggie, bahkan Yura, Rosa, dan Renata juga memiliki hubungan yang terlampau dekat dengan Owen. Terutama Yura yang sudah mendapatkan izin dari Theresa.Hanya saja, Owen mas
“Maggie, sepertinya ada yang nggak beres sama wanita di samping Tuan Archie. Dia nggak berhenti mengendalikan Tuan Archie, juga memprovokasi kalian. Kamu harus lebih hati-hati,” bisik Theresa.Sebagai presiden direktur Grup Ratu Kosmetik, Theresa sudah pernah menghadapi banyak intrik di dunia bisnis. Pemikiran dan kemampuannya dalam menilai orang tentu saja jauh lebih bijaksana daripada Maggie. Saat ini, dia sudah menyadari bahwa Sasa sepertinya tidak berhenti memprovokasi mereka. Oleh karena itu, dia pun segera meningkatkan kewaspadaannya dan tidak lupa memperingati Maggie.“Apa? Ternyata begitu!” jawab Maggie dengan terkejut setelah mendengar kata-kata Theresa. Dia juga segera tersadar. Meskipun memiliki pemikiran yang polos, Maggie adalah gadis yang cerdas. Setelah diperingati oleh Theresa, dia juga langsung paham bahwa Sasa sepertinya memang berniat jahat.“Kak Archie, siapa wanita di sisimu itu?” tanya Maggie. Kemudian, dia menatap Sasa dengan tatapan yang tidak bersahabat.“Naman
Plak! Sasa tidak sempat menghindar dan terkena tamparan Maggie. Untungnya, Maggie pada dasarnya adalah orang yang baik hati. Jadi, dia tidak mengerahkan kekuatan yang besar. Meskipun begitu, Sasa tetap terpental ke lantai akibat tamparan Maggie dan pipinya juga terasa perih.“Kamu .... Beraninya kamu menamparku!” seru Sasa dengan marah sambil menutupi pipinya yang sakit. Kemudian, dia segera melemparkan diri ke pelukan Archie dengan berlinang air mata.“Archie, kamu sudah lihat, ‘kan? Aku hanya berbaik hati menasihatinya, tapi dia malah bersikap seperti ini terhadapku! Kamu harus membelaku ...,” adu Sasa dengan tampang sedih.“Maggie, kamu benar-benar keterlaluan!” seru Archie dengan marah. Sasa adalah pacarnya. Sekarang, Maggie malah menampar Sasa di hadapannya. Ini tidak ada bedanya dengan menampar Archie secara langsung. Jadi, wajar saja dia merasa marah. Selanjutnya, dia tidak lagi berpikir panjang dan hendak langsung menampar balik Maggie.“Tuan Archie, jangan!” seru Julian dengan
“Nggak! Aku nggak akan membiarkanmu ditampar dengan begitu saja!” jawab Archie dengan dingin. Dia memang tidak bisa menahan kekesalannya. Begitu melihat tampang kasihan Sasa, dia merasa lebih sakit hati lagi.Selain itu, Archie selalu ingin merebut posisi calon penerus keluarga dari Morgan. Apabila Maggie menindas pacarnya, sedangkan dia hanya diam saja tanpa menunjukkan sedikit pun keberanian yang seharusnya dimiliki seorang pria, dia tidak akan layak untuk bersaing dengan Morgan kelak.“Maggie, berhubung kamu masih muda, aku akan memberimu sebuah kesempatan. Asal kamu minta maaf pada Sasa dengan tulus, aku akan mengakhiri masalah ini sampai di sini. Kalau nggak, jangan salahkan aku nggak peduli pada hubungan kerabat kita lagi!” ujar Archie dengan dingin.Meskipun sudah memutuskan untuk membela Sasa, Maggie tetap adalah adik sepupunya. Archie tidak mungkin benar-benar melakukan sesuatu terhadap Maggie. Oleh karena itu, dia hanya bisa mengalah. Jika Maggie bersedia minta maaf, dia akan