“Frendy, asal kamu tahu, hanya Owen sendiri yang tahu rahasia dagang Grup Ratu Kosmetik dan Grup Ora. Baik aku, Theresa, atau yang lain sama sekali nggak tahu apa-apa mengenai hal itu! Sebaiknya kamu simpan saja energimu agar nggak terbuang sia-sia!” ujar Rosa dengan dingin.“Kamu nggak tahu? Nggak mungkin! Aku nggak percaya!” kata Frendy sambil menggeleng. Dia tahu jelas mengenai hubungan Rosa dengan Owen. Menurutnya, meskipun tidak mengetahui seluruh rahasia dagang Grup Ratu Kosmetik dan Grup Ora, Rosa pasti tetap mengetahui sebagian besar rahasia Owen.“Terserah kamu mau percaya atau nggak! Lagian, kalaupun tahu, aku juga nggak akan memberi tahu orang selicik kamu!” cibir Rosa.“Rosa, buat apa kamu berbuat begitu? Berhubung kamu nggak mau bilang, jangan salahkan aku lagi ya!” tutur Frendy dengan dingin sambil lanjut berjalan mendekati Rosa.“Apa maumu? Jangan mendekat!” seru Rosa dengan terkejut. Dia tidak berhenti melangkah mundur hingga menempel ke dinding.“Malam seperti ini sang
“Dasar bajingan!” Saat melihat Frendy sedang mengulurkan tangannya untuk melakukan hal tidak senonoh terhadap Rosa, Ricky langsung murka. Kemudian, dia segera melambaikan tangannya dan energi sejati yang sangat kuat langsung memelesat ke arah Frendy.Duk! Frendy tidak sempat bereaksi dan langsung melayang akibat serangan Ricky itu.Pfft! Setelah mendarat di lantai, dadanya terasa sangat sakit dan dia juga memuntahkan darah. Untungnya, Ricky tidak mengerahkan kekuatan penuh karena hanya ingin hendak mencegahnya untuk menyentuh Rosa. Jika tidak, dia pasti sudah terluka parah akibat serangan Ricky ini.Setelah itu, Ricky tidak lagi peduli pada Frendy dan segera berjalan ke hadapan Rosa. Dia bertanya dengan penuh perhatian, “Bu Rosa, kamu nggak apa-apa, ‘kan? Apa Frendy melukaimu?”“Aku baik-baik saja. Pak Ricky, kenapa kamu bisa datang kemari?” tanya Rosa dengan heran.“Oh, Pak Owen memintaku untuk datang menolongmu ...,” jelas Ricky secara singkat.Meskipun ini adalah vila pribadi Frendy
“Kak, bisa nggak kamu dengar penjelasanku dulu ....” Berhubung Ricky sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk berbicara, Frendy pun merasa agak kesal.“Nggak ada yang perlu kamu jelaskan lagi! Sekarang, aku akan katakan untuk yang terakhir kalinya. Cepat datang kemari dan patahkan sebelah lenganmu untuk minta maaf pada Bu Rosa!” bentak Ricky dengan tegas.Beberapa hari yang lalu, Ricky mau tak mau harus mengelabui Owen mengenai partisipasi Frendy dalam menyabotase produk Grup Ratu Kosmetik demi melindungi Frendy. Sementara itu, Owen juga akhirnya tidak lanjut mengusut masalah ini demi menghormati Ricky dan Grup Husin. Namun, Frendy bukan hanya tidak belajar dari kesalahan, juga berani bertindak semakin menjadi-jadi dengan menangkap Rosa.Berhubung Frendy telah berulang kali melakukan tindak kejahatan, Ricky tidak mungkin bisa terus melindunginya. Jika dia menyerahkan Frendy kepada Owen, Owen mungkin akan langsung melumpuhkan Frendy. Di sisi lain, Frendy adalah adik iparnya, Ricky
“Aku ....” Saat merasakan serangan Ricky yang kuat, Frendy sudah tidak bisa menghindar. Di saat-saat kritis, entah karena rasa dendamnya pada Ricky atau hanya karena reaksi naluriah dalam menghadapi bahaya, dia tiba-tiba mengeluarkan kotak mekanisme milik Rosa itu dan membidiknya ke arah Ricky.Syut! Frendy menekan tombol di kotak mekanisme itu dan sebuah jarum beracun segera terbang keluar. Berhubung tidak memiliki persiapan apa pun dan jarak di antara mereka juga sangat dekat, Ricky tidak sempat menghindar dan terkena tusukan jarum beracun.“Apa ini?” tanya Ricky dengan kesakitan. Kemudian, dia melihat ada sebuah jarum akupunktur berwarna biru aneh yang menancap di telapak tangannya. Setelah itu, dia pun memaki, “Bajingan! Beraninya kamu menggunakan senjata tersembunyi untuk menyerangku!”Ricky tidak tahu itu adalah jarum beracun yang dibuat oleh Owen dari Sembilan Racun Tili. Jadi, dia langsung menggunakan energi sejatinya untuk mengibaskan jarum itu dari tangannya, lalu hendak lanj
“Umm ... Rosa, aku nggak nyangka jarum beracun ini begitu mematikan. Aku bukan sengaja melakukannya. Lagian, ini bukan saatnya kita membahas masalah ini. Jarum beracun ini milikmu, ‘kan? Cepat keluarkan obat penawarnya untuk menolong Kak Ricky!” ujar Frendy untuk mengalihkan topik pembicaraan.“Aku nggak punya obat penawarnya! Racun yang terkandung dalam jarum itu adalah Sembilan Racun Tili yang sangat istimewa dan nggak punya obat penawar,” jawab Rosa dengan ekspresi dingin.“Apa? Jadi, gimana ini?” tanya Frendy dengan pura-pura terkejut. Dia terlihat sangat mengkhawatirkan keadaan Ricky, tetapi malah diam-diam merasa gembira.Berhubung Ricky pernah melukainya dua kali dan baru mencabut otoritasnya di perusahaan beberapa hari yang lalu, Frendy memang menaruh dendam pada Ricky. Selain itu, keturunan utama Keluarga Husin hanyalah Ricky dan istrinya. Apabila Ricky mati, dia pasti akan lebih dipercayai dan dihargai oleh Cakra.Frendy juga merasa dirinya mungkin bisa menjatuhkan keluarga a
“Dasar bajingan! Beraninya kamu menyerangku lagi! Sepertinya kamu memang ingin membunuhku ya!” Begitu merasakan serangan kuat Frendy, Ricky pun murka. Saat Frendy menyerangnya dengan jarum beracun tadi, Ricky sudah bisa menebak bahwa Frendy memang berniat buruk. Namun, Frendy adalah adik iparnya. Ditambah dengan dalihan Frendy sebelumnya, dia masih kurang yakin apa Frendy memang sengaja ingin mencelakainya.Sekarang, tidak peduli sebodoh apa pun Ricky, dia tahu bahwa Frendy memang berniat untuk membunuhnya. Jadi, dia segera melayangkan serangan yang kuat untuk menyambut serangan Frendy.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, serangan mereka berdua pun saling berhantaman dengan kuat.Saat ini, basis kultivasi Ricky telah mencapai Semi Alam Augana dan kekuatannya jauh lebih tinggi daripada Frendy. Energi sejatinya pun segera merobek serangan Frendy, lalu sisa kekuatannya memelesat ke arah dada Frendy.Syut! Frendy tahu dirinya bukanlah tandingan Ricky dan juga sudah mempersiap
Syut! Frendy khawatir Ricky masih belum sepenuhnya mati. Dia pun segera meluncurkan serangan lanjutan ke arah kepala Ricky. Begitu serangannya ini berhasil, Ricky pasti akan mati.“Minggir!” Tepat pada saat ini, Rosa buru-buru mengerahkan ranah padangnya yang terakhir ke arah Frendy dengan niat untuk menolong Ricky.Frendy pun merasa sangat terkejut akibat tindakan Rosa ini. Sebelumnya, dia sudah merasakan kehebatan ranah pedang. Jadi, dia buru-buru melangkah mundur agar bisa menghindari serangan ranah pedang itu.Rosa memanfaatkan kesempatan ini untuk menghampiri Ricky, lalu berjongkok sambil berkata dengan cemas, “Pak Ricky, bagaimana keadaanmu? Ce ... cepat bangun!” Rosa berusaha sekuat tenaga untuk mengguncang tubuh Ricky agar bisa membangunkannya, tetapi Ricky tidak menunjukkan reaksi apa pun. Kemudian, dia mengulurkan tangannya untuk memeriksa napas Ricky. Saat merasakan Ricky telah berhenti bernapas, hatinya pun langsung tenggelam.“Apa Pak Ricky sudah mati ...,” gumam Rosa den
“Rosa, sayang banget wanita secantik kamu harus mati muda! Aku sebenarnya kurang tega untuk membunuhmu. Tapi, kalau kamu nggak mati, orang yang akan mati adalah aku,” ujar Frendy dengan ekspresi sedih.Berhubung belum pernah meniduri Rosa, Frendy sebenarnya selalu merasa sangat menyesal. Awalnya, dia berencana untuk mendapatkan Rosa dalam kesempatan kali ini agar bisa menebus penyesalannya dulu. Namun, Rosa sudah menyaksikannya membunuh Ricky. Jadi, dia tidak mungkin membiarkan Rosa lanjut hidup. Selain itu, dia juga harus segera membunuh Rosa agar bisa menjadikan Owen sebagai kambing hitam sebelum Owen tiba.“Kamu .... Dasar nggak tahu malu! Frendy, aku nggak akan melepaskan orang selicik kamu meski sudah menjadi hantu!” seru Rosa dengan marah.“Sudah mau mati masih berani melawan! Aku akan mengantarmu pergi ke alam baka untuk menemui Kak Ricky sekarang juga!” dengus Frendy. Kemudian, dia segera melayangkan serangan berkekuatan besar ke arah Rosa dengan niat untuk langsung membunuh Ro