“Rosa, tenang saja. Aku akan segera melepaskanmu. Tapi, sebelum itu, ada yang mau kukatakan padamu,” kata Frendy.“Apa?” Setelah mendengar Frendy bersedia melepaskannya, kewaspadaannya terhadap Frendy pun berkurang sedikit.“Rosa, aku mau minta maaf padamu. Dulu, aku sudah melukaimu dan semua yang terjadi adalah salahku. Aku harap kamu bisa memaafkanku,” ujar Frendy sambil memberi hormat pada Rosa. Sikapnya terlihat sangat tulus.“Semua itu sudah berlalu, nggak ada yang perlu dimaafkan lagi,” jawab Rosa dengan sangat dingin. Namun, Frendy tetap adalah mantan pacarnya. Berhubung Frendy bersedia minta maaf atas kesalahannya dulu dengan tulus, perasaannya juga menjadi sedikit lebih baik.“Rosa, aku tahu kamu masih marah sama aku. Tapi, aku punya kesulitan tersendiri. Berhubung bisnis Keluarga Kusuma sudah bangkrut, aku mau tak mau harus meninggalkanmu dan menjadi menantu Keluarga Husin demi membangun kembali keluargaku. Tapi, itu bukan keinginanku. Sebenarnya, aku masih sangat mencintaimu
“Aku ....” Setelah mendengar ucapan manis Frendy, Rosa mau tak mau mulai goyah. Namun, sosok Owen yang tampan dan gagah tiba-tiba melintasi benaknya. Hal ini pun membuat tekadnya yang sudah agak goyah menjadi teguh kembali.Rosa pernah tulus menyukai Frendy, tetapi Frendy malah mengkhianatinya. Jika Frendy meminta maaf padanya dengan tulus dari dulu, dia mungkin akan mempertimbangkan untuk memaafkan Frendy. Namun, Rosa baru perlahan-lahan berjalan keluar dari patah hatinya setelah ditemani oleh Owen dan yang lain selama ini.Berhubung sudah bersusah payah melewati masa kelamnya, Rosa tentu saja tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi. Dia pun berkata dengan tegas, “Frendy, kalau kamu memang tulus mau minta maaf padaku, lepaskanlah aku sekarang juga. Dengan begitu, aku akan anggap dendam di antara kita berakhir sampai di sini. Tapi, aku nggak akan setuju untuk kembali padamu!”Meskipun tidak menyetujui permintaan Frendy untuk kembali bersama, Rosa mengira Frendy benar-benar tulus
“Frendy, apa maksudmu? Kenapa? Kamu mau ingkar janji?” tanya Rosa. Saat ini, dia baru menyadari bahwa dirinya telah tertipu oleh Frendy.“Aku bukan mau ingkar janji. Rosa, kamu seharusnya tahu jelas kalau aku tulus menyukaimu dan nggak bisa hidup tanpamu!” dalih Frendy. Kemudian, dia mulai melangkah mendekati Rosa.“A ... apa maumu?” tanya Rosa dengan ekspresi dingin. Dia mulai melangkah mundur tanpa sadar dan firasat buruk mulai merayapi hatinya.“Pokoknya, aku nggak akan membiarkanmu meninggalkanku demi Owen. Hari ini, aku harus mendapatkanmu dengan cara apa pun itu!” kata Frendy sambil tersenyum mesum.Berhubung ucapan manisnya tidak berhasil menipu Rosa, Frendy pun langsung menunjukkan wajah aslinya. Dia tahu bahwa Rosa adalah wanita yang agak konvensional dan sangat menjaga kesuciannya. Asalkan bisa mendapatkan Rosa, lalu menipunya dengan kata-kata manis, mungkin saja Rosa akan berubah pikiran dan setuju untuk kembali bersamanya. Pada saat itu, dia juga bisa dengan mudah mendapatk
“Sayang banget ...,” gumam Rosa setelah melihat Frendy hanya terluka ringan. Hatinya juga langsung tenggelam.Owen sengaja mengukir dua ranah pedang ini agar Rosa bisa menggunakannya untuk melindungi diri. Namun, basis kultivasi Frendy cukup tinggi. Meskipun mengerahkan ranah pedang yang tersisa, dia juga belum tentu bisa menghadapi Frendy.Setelah berpikir sejenak, Rosa tiba-tiba teringat pelindung diri lain yang diberikan Owen. Kemudian, dia pun mengeluarkan sebuah kotak mekanisme kecil dari kantongnya. Kotak mekanisme ini berisi dua jarum beracun mematikan yang diberikan Owen. Apabila bisa memanahkan jarum beracun ini ke arah Frendy yang sedang terluka dan lengah, Frendy pasti akan mati!Akan tetapi, sebelum sempat bertindak, Rosa tiba-tiba merasa ragu. Bagaimanapun juga, Frendy adalah mantan pacarnya dan sikap Frendy saat meminta maaf tadi sangat tulus. Jadi, Rosa merasa Frendy tidak perlu dihukum mati. Apalagi, wanita pada dasarnya memiliki hati yang lebih lunak dan juga sentiment
Syut! Frendy langsung melemparkan kunci mobilnya ke arah Rosa tanpa ragu. Sementara itu, Rosa mengulurkan tangannya untuk menerima kunci itu tanpa curiga.Namun, Frendy malah memanfaatkan kesempatan ini untuk mencengkeram ke arah pergelangan tangan Rosa dengan kekuatan besar, lalu berkata sambil tersenyum licik, “Rosa, sebaiknya kamu serahkan jarum beracun itu dengan patuh!”“Da ... dasar licik!” Rosa tidak menyangka Frendy akan tiba-tiba menyerangnya. Dia pun buru-buru membidikkan jarum beracun itu ke arah Frendy. Namun, basis kultivasinya telah disegel sehingga reaksinya menjadi sangat lambat. Sebelum sempat menembakkan jarum beracun itu, Frendy telah berhasil menjatuhkan kotak mekanisme itu dari tangannya. Kemudian, Frendy juga terlebih dahulu memungut kotak mekanisme itu.“Gawat ....” Saat melihat situasi ini, hati Rosa langsung tenggelam. Sementara itu, Frendy malah tertawa terbahak-bahak sambil menyimpan kotak mekanisme itu, lalu berkata, “Rosa, jarum beracun milikmu itu sudah j
“Frendy, asal kamu tahu, hanya Owen sendiri yang tahu rahasia dagang Grup Ratu Kosmetik dan Grup Ora. Baik aku, Theresa, atau yang lain sama sekali nggak tahu apa-apa mengenai hal itu! Sebaiknya kamu simpan saja energimu agar nggak terbuang sia-sia!” ujar Rosa dengan dingin.“Kamu nggak tahu? Nggak mungkin! Aku nggak percaya!” kata Frendy sambil menggeleng. Dia tahu jelas mengenai hubungan Rosa dengan Owen. Menurutnya, meskipun tidak mengetahui seluruh rahasia dagang Grup Ratu Kosmetik dan Grup Ora, Rosa pasti tetap mengetahui sebagian besar rahasia Owen.“Terserah kamu mau percaya atau nggak! Lagian, kalaupun tahu, aku juga nggak akan memberi tahu orang selicik kamu!” cibir Rosa.“Rosa, buat apa kamu berbuat begitu? Berhubung kamu nggak mau bilang, jangan salahkan aku lagi ya!” tutur Frendy dengan dingin sambil lanjut berjalan mendekati Rosa.“Apa maumu? Jangan mendekat!” seru Rosa dengan terkejut. Dia tidak berhenti melangkah mundur hingga menempel ke dinding.“Malam seperti ini sang
“Dasar bajingan!” Saat melihat Frendy sedang mengulurkan tangannya untuk melakukan hal tidak senonoh terhadap Rosa, Ricky langsung murka. Kemudian, dia segera melambaikan tangannya dan energi sejati yang sangat kuat langsung memelesat ke arah Frendy.Duk! Frendy tidak sempat bereaksi dan langsung melayang akibat serangan Ricky itu.Pfft! Setelah mendarat di lantai, dadanya terasa sangat sakit dan dia juga memuntahkan darah. Untungnya, Ricky tidak mengerahkan kekuatan penuh karena hanya ingin hendak mencegahnya untuk menyentuh Rosa. Jika tidak, dia pasti sudah terluka parah akibat serangan Ricky ini.Setelah itu, Ricky tidak lagi peduli pada Frendy dan segera berjalan ke hadapan Rosa. Dia bertanya dengan penuh perhatian, “Bu Rosa, kamu nggak apa-apa, ‘kan? Apa Frendy melukaimu?”“Aku baik-baik saja. Pak Ricky, kenapa kamu bisa datang kemari?” tanya Rosa dengan heran.“Oh, Pak Owen memintaku untuk datang menolongmu ...,” jelas Ricky secara singkat.Meskipun ini adalah vila pribadi Frendy
“Kak, bisa nggak kamu dengar penjelasanku dulu ....” Berhubung Ricky sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk berbicara, Frendy pun merasa agak kesal.“Nggak ada yang perlu kamu jelaskan lagi! Sekarang, aku akan katakan untuk yang terakhir kalinya. Cepat datang kemari dan patahkan sebelah lenganmu untuk minta maaf pada Bu Rosa!” bentak Ricky dengan tegas.Beberapa hari yang lalu, Ricky mau tak mau harus mengelabui Owen mengenai partisipasi Frendy dalam menyabotase produk Grup Ratu Kosmetik demi melindungi Frendy. Sementara itu, Owen juga akhirnya tidak lanjut mengusut masalah ini demi menghormati Ricky dan Grup Husin. Namun, Frendy bukan hanya tidak belajar dari kesalahan, juga berani bertindak semakin menjadi-jadi dengan menangkap Rosa.Berhubung Frendy telah berulang kali melakukan tindak kejahatan, Ricky tidak mungkin bisa terus melindunginya. Jika dia menyerahkan Frendy kepada Owen, Owen mungkin akan langsung melumpuhkan Frendy. Di sisi lain, Frendy adalah adik iparnya, Ricky