“Apa? Agen eksklusif?” Setelah mendengar ucapan Yanisa, kening Owen pun mulai berkerut dan senyumannya langsung hilang.Dengan potensi dan tingkat popularitas Grup Ratu Kosmetik, Owen dan Theresa awalnya berencana untuk bekerja sama dengan beberapa agen. Namun, Yanisa malah mengatakan Grup Puspita ingin menjadi agen eksklusif Grup Ratu Kosmetik.Itu setara dengan menyuruh Grup Ratu Kosmetik untuk melepaskan semua kesempatan kerja sama dengan perusahaan lain. Dengan begitu, kerja sama ini tidak akan begitu menguntungkan Grup Ratu Kosmetik.“Pak Owen, aku tahu permintaan ini terdengar agak menyulitkan. Tapi, asalkan kamu bersedia membiarkan Grup Puspita menjadi agen eksklusif perusahaan kalian, kami pasti akan memberikan potongan harga yang banyak pada kalian,” ujar Yanisa dengan tulus.Yanisa merupakan orang yang pintar berbisnis. Dari tingkat popularitas produk kosmetikal Grup Ratu Kosmetik dalam beberapa hari terakhir, dia tahu bahwa potensi perkembangan Grup Ratu Kosmetik sangatlah b
“Rosa ....” Saat melihat Owen yang masih diam, Yanisa pun mengalihkan perhatiannya pada Rosa dan menunjukkan ekspresi memohon.Rosa segera mengerti maksudnya, lalu berkata setelah berpikir sejenak, “Owen, Yanisa itu teman baikku. Gimana kalau kamu setujui saja permintaannya?”“Ini ... ya sudah. Bu Yanisa, berhubung kamu itu temannya Kak Rosa, aku akan menyetujui Grup Puspita menjadi agen eksklusif Grup Ratu Kosmetik,” jawab Owen setelah berpikir sejenak.Pada saat ini, Grup Ratu Kosmetik baru mulai beroperasi di Tonham Selatan dan kapasitas produksinya terbatas. Apabila bekerja sama dengan beberapa agen sekaligus dan juga distributor besar seperti Grup Husin, saluran penjualan Grup Ratu Kosmetik akan terlalu banyak dan perusahaan mereka juga belum tentu mampu memasok barang tepat waktu.Dibandingkan begitu, lebih baik Owen menjadikan Grup Puspita sebagai agen eksklusif Grup Ratu Kosmetik. Lagi pula, Yanisa hanya ingin menjadi agen eksklusif Grup Ratu Kosmetik di Tonham Selatan. Setelah
“Pak Owen, Rosa, terima kasih banyak untuk hari ini. Apa malam ini kalian punya waktu? Aku mau menjamu kalian untuk menunjukkan rasa terima kasihku,” ujar Yanisa.“Menjamu kami? Nggak perlu kok. Bu Yanisa, aku sudah terima niat baikmu. Kerja sama itu adalah hal yang saling menguntungkan. Jadi, kamu nggak usah begitu sungkan,” tolak Owen sambil menggeleng.“Pak Owen, jangan langsung tolak dong. Sebenarnya, menjamu kalian hanyalah alasanku untuk berkumpul dengan Rosa. Bagaimanapun, kami sudah lama nggak ketemu,” jelas Yanisa dengan buru-buru.“Umm ....” Owen merasa agak ragu, lalu melirik Rosa.Rosa pun berkata, “Owen, berhubung Yanisa begitu tulus, setujui saja usulnya. Aku juga pengen ngobrol-ngobrol bareng dia.”“Emm, ya sudah. Bu Yanisa, kalau begitu, aku nggak tolak lagi,” ujar Owen sambil tersenyum.“Oke! Sepakat ya!” jawab Yanisa sambil tersenyum. Kemudian, dia pun pamit dan meninggalkan Grup Ratu Kosmetik....Hotel Imperial merupakan salah satu hotel bintang lima yang paling ber
Setelah semua orang duduk di tempat masing-masing di dalam ruang privat mewah, Yanisa pun memesan makanan mereka. Saat menunggu makanannya dihidangkan, mereka mengobrol dengan gembira. Namun, Christopher terlihat agak sombong dan bahkan kurang fokus. Dia lebih banyak diam daripada berbicara. Sebenarnya, dia datang kemari karena diseret oleh Yanisa.Rosa adalah teman kuliah dan juga teman baik Yanisa, sedangkan Owen adalah klien penting Grup Puspita. Yanisa sengaja membawa Christopher datang kemari untuk menunjukkan ketulusannya. Selain itu, dari kontak singkatnya dengan Owen di Grup Ratu Kosmetik tadi, Yanisa bisa menilai bahwa Owen adalah orang yang berkemampuan dan memiliki visi jangka panjang. Sementara itu, Christopher bersifat kurang sabar dan ambisius. Jadi, Yanisa ingin memperkenalkan Owen pada Christopher pada kesempatan ini agar kelak Christopher bisa lebih banyak belajar dari Owen. Tentu saja, itu hanyalah keinginan sepihak Yanisa, sedangkan Christopher tidak berpikiran sepe
“Aku tahu. Tapi, beberapa hari yang lalu, aku baru dengar kabar baru. Katanya, Grup Ora sudah memurnikan puluhan ribu butir pil peningkat energi sejati tingkat pertama dan kedua. Mereka mungkin akan mencari agen untuk bekerja sama. Dengan manfaat dan pengaruh pil peningkat energi sejati, Grup Puspita pasti akan meraih kesuksesan besar apabila bisa menjadi agen pil obat Grup Ora!” ujar Christopher dengan bersemangat.Christopher tahu jelas bahwa pil peningkat energi sejati dari Grup Ora bisa membantu praktisi seni bela diri meningkatkan peluang untuk menerobos hambatan kultivasi. Siapa pun yang mengendalikan pil ini setara dengan mengendalikan nasib kultivasi para praktisi seni bela diri.Jika bisa menjadi agen pil obat Grup Ora, Keluarga Puspita bukan hanya bisa mendapatkan keuntungan besar, tetapi juga meningkatkan kedudukan dan pengaruh keluarga. Dari hal ini, dapat dilihat bahwa menjadi agen pil obat Grup Ora sangatlah penting. Jadi, Christopher tidak akan menyerah semudah itu.“Oh
“Apa?” Begitu mendengar ucapan Christopher, Owen dan Rosa pun tercengang. Terutama Owen, sebagai direktur utama Grup Ora, dia masih belum pernah mendengar Yura berkata ingin mencari agen untuk perusahaan mereka. Namun, setelah dipikir-pikir lagi, seluruh perhatian Owen akhir-akhir ini memang sedang berada pada Grup Ratu Kosmetik. Sementara itu, Yura bertanggung jawab penuh tentang urusan Grup Ora dan pasti memiliki alasan untuk berbuat begitu. Nanti, Owen hanya perlu bertanya pada Yura.“Christopher, kamu nggak boleh pergi dulu. Sebelumnya, aku sudah bilang berkali-kali. Meskipun Grup Ora mencari agen, Grup Puspita juga nggak mungkin bisa mendapatkan kerja sama itu. Sebaiknya kamu berpikir dengan lebih realistis!” ujar Yanisa dengan tampang agak tidak senang.Yanisa tahu jelas bahwa pil obat Grup Ora memiliki pengaruh yang terlalu besar dan juga terbatas. Jadi, Grup Ora tidak mungkin mencari agen dengan asal. Selain itu, masih ada banyak agen besar lain selain Grup Puspita di Tonham S
“Rosa, kenapa kamu bilang kita hanya perlu mencari Owen untuk bisa menjadi agen pil obat Grup Ora? Memangnya dia bisa bisa mendapatkan kerja sama itu?” tanya Yanisa dengan terkejut.Christopher juga melirik Rosa dan Owen dengan agak kebingungan.“Kamu tanya sendiri saja pada Owen apakah dia bersedia membantu atau nggak,” jawab Rosa dengan acuh tak acuh.Tadi, Rosa berkata seperti itu karena merasa marah pada sikap Christopher yang sombong. Namun, dia juga tidak bisa menjamin Owen bersedia membantu mereka mendapatkan kerja sama dengan Grup Ora. Selain itu, Rosa juga ingin membantu Yanisa secara tidak langsung karena Yanisa adalah teman baiknya.“Pak Owen, apa yang dikatakan Rosa itu benar? Ka ... kamu benar-benar bisa membantu Grup Puspita menjadi agen pil obat Grup Ora?” tanya Yanisa dengan buru-buru. Dia tanpa sadar menunjukkan ekspresi semangat dan penuh harapan.Meskipun sudah berulang kali membujuk Christopher untuk menyerah tentang hal ini, kekuatan dan pengaruh Grup Ora sangatlah
“Kamu .... Terserah kamu mau percaya atau nggak!” jawab Rosa dengan marah setelah berulang kali diragukan oleh Christopher.Awalnya, Rosa hendak membantu Grup Puspita demi Yanisa. Namun, Christopher bukan hanya tidak percaya pada ucapannya, juga tidak berhenti merendahkan Owen. Saat ini, Rosa sudah sepenuhnya murka. “Owen, ayo kita pergi! Jangan pedulikan dia lagi!” ujar Rosa sambil bangkit dan menarik lengan Owen untuk pergi.“Rosa, jangan pergi dulu ....” Yanisa merasa sangat terkejut dan buru-buru menghentikan Owen serta Rosa. Kali ini, dia tulus ingin menjamu mereka. Namun, Christopher malah bersikap begitu sombong dan tidak sopan sehingga membuat mereka hendak langsung pergi sebelum makan saking marahnya. Dia tentu saja tidak akan membiarkan mereka pergi dengan begitu saja.“Rosa, Pak Owen, aku gantikan suamiku untuk minta maaf pada kalian atas kata-katanya yang sudah menyinggung kalian. Aku harap kalian nggak memasukkannya dalam hati ...,” ujar Yanisa dengan tulus. Namun, sebel