Setelah Theresa tiba, semua anggota Keluarga Senjaya mulai membujuk dan menasihatinya. Namun, Theresa sudah memantapkan hatinya. Tidak peduli apa pun yang dikatakan mereka, Theresa tetap tidak setuju untuk meninggalkan Owen. Alhasil, setelah membujuk selama 1-2 jam, mereka masih tidak berhasil membuat Theresa berubah pikiran.“Theresa, kenapa kamu begitu keras kepala! Di Tonham Selatan, ada banyak pemuda berbakat lainnya. Dengan kelebihanmu, aku jamin kamu pasti bisa mendapatkan pacar yang lebih baik dan cocok denganmu asalkan kamu meninggalkan Owen!” Berhubung Theresa tidak mendengar nasihat mereka, Adrian merasa sangat marah.“Kakek, kamu nggak usah menasihatiku lagi. Intinya, Owen nggak seperti bayangan kalian itu. Aku dan Owen sudah mengalami sangat banyak kesulitan dan akhirnya bersama. Jadi, aku nggak akan setuju untuk berpisah dengannya,” ujar Theresa dengan ekspresi tegas.“Kamu ....” Adrian merasa sangat marah hingga seluruh tubuhnya gemetar, tetapi juga sangat tidak berdaya.
“Om, ada apa?” tanya Theresa dengan bingung sambil menoleh.Elliot memberikan isyarat kepada Theresa untuk bersabar, lalu menatap Adrian sambil berkata, “Ayah, jangan marah dulu. Sebelumnya, Owen sudah menyelamatkan nyawaku dan secara nggak langsung menggagalkan rencana keluarganya Om Ezra untuk merebut kekuasaan keluarga. Nggak peduli apa Theresa bersedia meninggalkannya atau nggak, aku rasa kita seharusnya tetap mengingat kebaikannya itu.”“Sekarang, dia membutuhkan bantuan Keluarga Senjaya untuk membantunya mempromosikan pil obat. Baik dari segi apa pun, aku rasa kita harus membantunya!” kata Elliot.“Ini ....” Adrian pun tidak bisa berkata-kata.“Adrian, apa yang dikatakan Elliot benar. Owen sudah banyak berjasa bagi Keluarga Senjaya. Nggak peduli bagaimana karakternya, Keluarga Senjaya nggak boleh membalas air susu dengan air tuba!” tambah Eliana sambil mengangguk. Eliana termasuk lumayan bijaksana. Meskipun tidak berharap Theresa terus bersama dengan Owen, hal itu tidak ada kait
“Baguslah!” Theresa langsung kegirangan begitu mendengarnya. Dia tahu bahwa buah wulitar sangat bermanfaat bagi Owen. Salah satu alasan Owen ingin mendapatkannya juga agar bisa membantu Jerremy memulihkan basis kultivasinya.Hari ini, kedatangan Theresa ke kediaman Keluarga Senjaya ternyata tidak sia-sia. Dia bukan hanya berhasil meyakinkan Adrian untuk mempromosikan pil obat Grup Ora, tetapi juga mendapatkan informasi tentang buah wulitar.“Theresa, cepat kasih tahu kabar baik ini pada Owen!” kata Elliot sambil tersenyum.“Emm, aku akan meneleponnya sekarang juga.” Theresa mengangguk, lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon Owen. Namun, saat ini Owen sedang memusatkan perhatiannya untuk mengobati Maggie di kediaman Keluarga Lisano. Meskipun sudah menelepon beberapa kali, Owen masih tidak menjawab teleponnya.“Aneh banget, kenapa Owen nggak angkat telepon?” gumam Theresa dengan heran. Kemudian, setelah berpikir sejenak, dia segera tersadar. Sebelumnya, Owen sempat menelepon Theresa
Di ruang tamu, Elliot dan Theresa bertemu dengan Logan Morton, putra sulung Keluarga Morton. Logan adalah seorang pemuda berusia sekitar 27-28 tahun. Dia berpakaian mewah, juga memancarkan aura yang mengesankan dan sombong. Hanya dengan satu lirikan, dapat diketahui bahwa dia adalah seorang pemuda berbakat yang unggul.“Tuan Logan, maafkan kedatangan kami yang tiba-tiba ini,” sapa Elliot dengan sangat sopan. Meskipun Logan adalah orang dari kalangan generasi muda Keluarga Morton yang merupakan junior Elliot, kekuatan Keluarga Morton jauh lebih kuat daripada kekuatan Keluarga Senjaya. Jadi, Elliot juga tidak berani bersikap sombong di hadapan Logan.“Pak Elliot, nggak usah begitu sungkan. Silakan duduk,” jawab Logan sambil tersenyum tipis. Setelah itu, dia baru menyadari Theresa yang ada di samping Elliot. Begitu melihat paras Theresa yang begitu cantik, dia langsung terpesona.Dengan status dan kedudukannya sebagai putra sulung Keluarga Morton, Logan sudah pernah bertemu dengan berbaga
“Nona Theresa, maaf. Buah wulitar ini sangat berguna bagi Keluarga Morton. Sepertinya, kami nggak bisa menjualnya kepada kalian,” jawab Logan dengan penuh penyesalan.“Oh, begitu ....” Theresa pun merasa sangat kecewa. Namun, ucapan Logan selanjutnya langsung memberikan secercah harapan lagi kepadanya.“Tapi, berhubung Nona Theresa sudah bersuara, aku juga nggak boleh mengecewakanmu,” kata Logan dengan santai.“Benarkah? Tuan Logan, apa kamu bersedia menjual buah wulitar itu kepadaku?” tanya Theresa dengan gembira.“Tentu saja! Nona Theresa, sejujurnya, aku sudah langsung mengagumimu begitu melihatmu tadi. Aku sangat ingin berteman denganmu. Kalau kamu bersedia, aku akan menjual dan bahkan memberikan buah wulitar itu secara cuma-cuma kepadamu!” jawab Logan dengan mata berbinar.“Apa?” Setelah mendengar ucapan Logan, ekspresi Theresa langsung berubah. Dia tentu saja mengerti apa makna tersirat dari ucapan Logan. Berhubung Logan bersedia memberikan buah wulitar itu kepadanya secara cuma-
‘Arogan sekali! Tapi, aku suka. Kalau sudah mendapatkanmu kelak, aku mau tahu apa kamu masih bisa bersikap arogan atau nggak!’ pikir Logan dalam hati sambil tersenyum sinis saat melihat sosok Theresa dan Elliot yang menjauh.Setelah insiden tadi, Logan tahu bahwa Theresa sangat ingin mendapatkan buah wulitar. Selanjutnya, dia segera menyusun sebuah rencana. Dengan statusnya sebagai putra sulung Keluarga Morton dan ditambah dengan adanya buah wulitar sebagai umpan, dia yakin dirinya pasti bisa menundukkan seorang wanita seperti Theresa....Setelah meninggalkan kediaman Keluarga Morton, Elliot dan Theresa pun mengendarai mobil untuk kembali ke kediaman Keluarga Senjaya. Dalam perjalanan pulang, Theresa terlihat agak murung karena tidak berhasil mendapatkan buah wulitar.“Theresa, jangan sedih. Ini hanyalah kesulitan kecil. Nanti, aku akan menyuruh Kakek untuk turun tangan. Mungkin saja dia bisa berhasil mendapatkan buah wulitar itu,” hibur Elliot.“Kakek? Logan jelas nggak ingin menjual
“Kakek, buah wulitar sangat penting untuk Kakek Jerremy dan Owen. Bisa nggak kamu membantuku memikirkan cara untuk meminta buah wulitar itu dari Keluarga Morton?” mohon Theresa.“Kamu mau aku membantu Jerremy dan Owen untuk mendapatkan buah wulitar itu? Apa kamu rasa itu mungkin?” Adrian pun tertawa saking marahnya.Berhubung Sophie mati muda, Adrian tidak memiliki kesan yang baik terhadap Jerremy dan Lukas. Apalagi Owen, kesan Adrian terhadapnya sudah menjadi sangat buruk karena hubungan Owen dengan Yura. Sekarang, Adrian sudah terpaksa untuk membantu Owen mempromosikan pil obat. Namun, Theresa malah semakin menjadi-jadi dan menginginkannya untuk membantu Owen serta Jerremy untuk mendapatkan buah wulitar lagi. Mana mungkin dia tidak marah?“Kakek, anggap saja aku mohon padamu,” kata Theresa dengan wajah memelas.“Nggak bisa! Kalau kamu mau aku membantumu mendapatkan buah wulitar, kamu harus berjanji padaku untuk berpisah dengan Owen!” dengus Adrian dengan dingin.“Nggak mungkin! Aku
“Apa?” Setelah mendengar bahwa Logan datang bertamu, Adrian merasa sangat terkejut. Tadi, dia sudah berjanji untuk membantu Theresa mendapatkan buah wulitar. Tak disangka, Logan malah terlebih dahulu datang berkunjung ke kediaman Keluarga Senjaya sebelum dia sempat bertindak. Hal ini sangat berada di luar dugaannya.Bukan hanya Adrian, Theresa dan Elliot juga merasa sangat heran kenapa Logan bisa datang bertamu ke kediaman Keluarga Senjaya.“Harold, persilakan Tuan Logan masuk!” perintah Adrian.“Baik!” Harold mengiakan, lalu berjalan keluar dari ruang tamu.Tidak lama kemudian, Harold membawa Logan yang menjinjing sebuah kotak hadiah indah masuk ke ruang tamu. Kali ini, Logan datang dengan membawa dua pengawal yang memancarkan aura mengesankan.“Pak Adrian, aku Logan Morton. Maaf, aku tiba-tiba datang bertamu.” Logan berjalan ke depan Adrian, lalu memberi hormat kepadanya.“Tuan Logan, jangan begitu sungkan. Silakan duduk.” Saat melihat sikap Logan yang sopan, Adrian tersenyum tipis d