“Ayah, Ibu, kenapa kalian ke sini?” Ketika melihat ada yang datang, Morgan segera berjalan menghampiri mereka.Lelaki paruh baya di hadapan mereka bukanlah orang lain, melainkan adalah ayah Morgan dan Maggie, Dirga Lisano. Sementara itu, wanita cantik yang berdiri di sampingnya adalah ibu mereka, Shandy Larosa.Mengenai dua orang di belakang Dirga dan Shandy, satunya adalah ahli medis yang terkenal di Tonham Selatan, Angga. Dia diundang Dirga khusus untuk memeriksa kondisi Maggie.“Tante, Om.” Christian mengikuti di belakang Morgan. Dia menyapa, lalu mengangguk sedikit kepala untuk menyapa dua lelaki paruh baya di belakang mereka.“Ternyata Christian juga lagi di rumah.” Shandy tersenyum lembut. Dia sungguh syok lantaran tidak menyangka Christian akan berada di sini.Setelah saling menyapa, tatapan tajam Dirga tertuju pada Owen yang berdiri di samping ranjang.“Morgan, siapa dia? Apa yang lagi kalian lakukan?” tanya Dirga dengan wajah muram.“Ayah, biar aku perkenalkan, dia adalah Tuan
“Nggak usah! Kamu itu bukan dokter. Kamu malah sembarangan mengobati Maggie. Apa kamu sengaja ingin mencelakainya! Lepaskan dia sekarang. Kalau nggak, jangan salahkan aku bersikap nggak sungkan sama kamu!” jerit Dirga dengan emosi tinggi. Saking emosinya, energi sejati mulai bergejolak di telapak tangannya. Dia ingin sekali menghabisi Owen sekarang.Hanya saja, Dirga khawatir akan melukai Maggie yang sedang tertidur di dalam pelukan Owen. Pada akhirnya, dia berusaha menahan amarahnya.“Aku bukan dokter sembarangan.” Owen berusaha untuk menjelaskan. Hanya saja, Dirga terlanjur tidak percaya dengan keterampilan medisnya. Meskipun Owen menjelaskan dengan panjang lebar, semua itu juga tidak ada gunanya!Saat ini, Shandy dan Morgan bergegas ke sisi ranjang.“Apa benar kamu itu Tuan Owen? Kami sudah menerima niat baikmu. Kamu bisa serahkan Maggie kepadaku,” ucap Shandy dengan panik. Dia sungguh khawatir dengan keselamatan putrinya.“Emm … baiklah.” Owen sungguh kehabisan akal. Dia terpaksa m
“Apa? Bocah itu memiliki harta karun beratribut panas? Benarkah?” Dirga merasa sangat syok. Dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya.Dirga tahu betapa langka harta karun beratribut panas itu. Bahkan, Keluarga Lisano juga tidak sanggup untuk menemukannya! Namun sekarang, Owen, seorang dokter gadungan itu, malah memilikinya! Semua ini di luar dugaan Dirga!“Tuan Owen sudah berjanji sama aku. Kalau dia nggak bisa mengobati penyakit Maggie, dia akan meminjamkan harta karun itu kepada kita,” balas Morgan.“Pantas saja!” Akhirnya Dirga mengerti kenapa Morgan bisa mengizinkan Owen yang bukan dokter itu untuk mengobati Maggie. Ternyata tujuan Morgan adalah demi meminjam harta karun Owen!“Bagus! Bagus sekali! Akhirnya penantian kita nggak sia-sia!” Dirga merasa gembira hingga tertawa terbahak-bahak. Kemudian, tatapannya tertuju pada diri Owen. Sikapnya berubah menjadi lebih sungkan.“Tuan Owen, apa kamu bisa meminjamkan harta karunmu kepada kami? Kamu tenang saja. Keluarga Lisano nggak a
“Tuan Owen, sebelumnya kamu sudah berjanji padaku. Kamu berjanji akan meminjamkan harta karun itu kepada Keluarga Lisano! Pinjamlah harta karun itu kepada kami!”Morgan yang berada di samping sempat ragu sejenak. Pada akhirnya, dia memilih untuk buka suara.Sebelumnya Morgan sudah berjanji pada Owen. Seandainya dia tidak sanggup menyembuhkan penyakit adiknya, dia akan meminjamkan harta karunnya kepada Keluarga Lisano.Namun sekarang, berhubung Angga sudah datang, Owen juga tidak perlu mengobati adiknya lagi. Dia juga tidak berharap terjadi hal yang tidak diinginkan lagi!Bagaimanapun, Angga adalah ahli medis yang sangat terkenal di Tonham Selatan. Keterampilan medisnya boleh dikatakan lebih tinggi berkali-kali lipat daripada Owen. Jadi, jika disuruh memilih, tentu saja Morgan lebih memilih untuk lebih memercayai keterampilan medis Angga!“Iya! Tuan Owen, pinjamkan saja harta karunmu itu kepada mereka,” bujuk Christian.“Sudahlah! Sudah! Berhubung kalian semua nggak bersedia untuk perca
“Emm, bagus! Mutiara malam ini seharusnya adalah sejenis harta karun yang sangat hebat. Kandungan energi sejati di dalamnya sangatlah murni dan juga kental. Khasiatnya pasti nggak kalah dari harta karun beratribut panas! Dengan adanya Mutiara malam, dipadukan dengan teknik akupunkturku, aku yakin aku bisa melancarkan penyumbatan tiga titik meridian Nona Maggie. Aku bisa mengobati penyakitnya …,” ucap Angga dengan yakin. “Bagus, bagus sekali! Pak Angga, cepat obati penyakit Maggie!” Dirga merasa gembira, spontan mendesak Angga.“Nggak! Nggak boleh!” Owen merasa kaget. Dia pun segera menentang.“Kenapa nggak boleh? Kenapa? Apa kamu lagi meragukan keterampilan medisku?” Angga mengerutkan keningnya, menatap Owen dengan kesal.“Namamu Pak Angga, ya? Caramu untuk mengobati penyumbatan tiga titik meridian memang bagus. Tapi mungkin kamu nggak tahu, Nona Maggie bukan hanya mengalami penyumbatan tiga titik meridian saja. Kondisi tubuhnya agak spesial, tubuhnya beratribut dingin yang jarang dij
“Kamu ….” Owen merasa gusar.Padahal Owen hanya ingin menyembuhkan Maggie saja. Namun, Dirga terlanjur memiliki bias terhadapnya. Sekarang dia bahkan ingin membunuh Owen! Dasar tidak tahu diuntung!“Sudahlah! Berhubung kalian nggak percaya dengan keterampilan medisku, aku juga nggak akan memaksakan kehendakku! Kembalikan harta karunku kepadaku. Aku akan meninggalkan rumah ini!” Owen berusaha menahan amarah di hatinya. Dia mengulurkan tangannya berusaha untuk menyimpan kembali Mutiara Spiritual Sejati yang sedang mengambang di udara.“Kamu boleh pergi, tapi tinggalkan harta karun itu!” Dirga mendengus dingin. Dia mengayunkan telapak tangannya. Dalam sesaat, aura yang sangat kuat langsung bergulir ke sisi Owen.“Hebat sekali ….” Setelah merasakan energi sejati kuat dari diri Dirga, Owen pun merasa kaget.Dengan tingkat kultivasi lemah Owen, dia bahkan belum sempat merespons ketika energi sejati yang dikerahkan Dirga menyerang ke sisinya!Raut wajah Owen berubah pucat. Dia berjalan mundu
Dirga tidak menghiraukan peringatan Owen. Dia melayangkan tatapannya ke sisi Angga, lalu tersenyum dengan rasa bersalah. “Pak Angga, tadi bocah itu sengaja membuat keonaran. Semua ini bukan maksud Keluarga Lisano. Mohon maafkan aku!”“Bagus kalau kamu tahu!” Raut wajah Angga berubah lembut.“Pak Angga, menyelamatkan pasien itu lebih penting. Mohon sembuhkan putri kami!” ucap Dirga dengan tulus.“Emm, baik!” Angga mengangguk. Setelah itu, dia kembali berjalan ke sisi ranjang. Dia mengeluarkan jarum perak, mulai mengobati Maggie.Tubuh manusia memiliki 12 meridian utama, yang terbagi menjadi enam meridian bagian tangan dan enam meridian bagian kaki.Dalam 12 meridian ini, setiap meridian terhubung dengan organ dalam tubuh, termasuk lima organ utama dan enam organ tambahan.Tiga titik meridian yang tersumbat di dalam tubuh Maggie adalah titik taiyin, titik shaoyin, dan titik jueyin. Dari tiga titik meridian ini, hawa dingin di titik taiyin tergolong yang paling banyak, sedangkan hawa ding
Uhuk! Uhuk!Pada saat ini, Maggie yang berbaring di atas ranjang tiba-tiba melebarkan kedua mata. Wajah yang tadinya pucat kelihatan merona. Kemudian, dia mencondongkan tubuhnya memuntahkan darah segar. Tubuhnya seketika terasa lemas dan dia kembali jatuh pingsan.“Maggie, ada … ada apa denganmu?”Ketika melihat gambaran ini, Dirga, Shandy, dan yang lain merasa sangat kaget. Shandy langsung berlari ke sisi ranjang, segera memeluk putrinya dan menjerit. Namun, putrinya tidak merespons sama sekali!Tadi Maggie memang sempat pingsan. Hanya saja, napasnya sangatlah stabil, tidak ada tanda-tanda berbahaya sama sekali.Namun sekarang, kedua mata Maggie dipejamkan, napasnya juga semakin lemah dan terputus-putus. Seolah-olah … nyawanya sudah di ujung tanduk saja!Orang dungu juga bisa melihat bahwa kondisi penyakit Maggie semakin memburuk. Kondisinya sungguh berbahaya.“Pak Angga, apa yang terjadi? Kenapa putriku jadi muntah darah? Kenapa dia menjadi selemah ini?” Kedua mata Dirga memerah. Di