Reynold tentu saja merasa tidak senang.“Pak Reynold, kamu sudah kalah dalam taruhan kali ini. Masih ada apa lagi yang mau kamu katakan?” tanya Owen pada Reynold.“Aku ....”Ekspresi Reynold sangat jelek, suasana hatinya juga tidak bagus.Setelah masalahnya menjadi begini, bahkan orang bodoh juga bisa melihat bahwa kali ini dia sudah kalah dan bahkan kalah telak.Menurut taruhan, orang yang kalah harus mengundurkan diri dari perusahaan. Reynold benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Bagaimanapun juga, dia sudah bersusah payah mencapai jajaran eksekutif perusahaan. Dalam dua tahun terakhir, entah sudah berapa banyak usaha dan kerja keras yang dia kerahkan. Sekarang, dia tentu saja tidak rela harus meninggalkan tempat ini dengan cara yang begitu menyedihkan.“Bu Theresa, Owen memang sudah menang kali ini. Tapi taruhan ini cuma lelucon, nggak boleh dianggap serius. Nggak mungkin Pak Reynold benar-benar harus mengundurkan diri dari perusahaan, ‘kan?”“Benar, Pak Reynold sudah berjasa ba
“Angelina, kamu bantu aku pimpin rapat ini ya. Sebisa mungkin cepat tetapkan arah perkembangan proposal bisnisnya.” Setelah itu, Theresa menatap Owen, lalu berkata, “Owen, kamu ikut aku ke kantor dulu. Ada yang mau kutanyakan padamu.”“Oh, oke,” jawab Owen tanpa tenaga. Kemudian, dia pun mengikuti Theresa kembali ke kantor presiden direktur....Di dalam kantor, Theresa menyuruh Owen duduk di sofa. Saat melihat ekspresi Owen yang masih tidak bersemangat, Theresa pun tersenyum dan bertanya, “Kenapa? Masih marah sama aku?”“Nggak kok ....”Setelah menjawab, Owen memalingkan wajahnya. Biarpun berkata tidak, siapa pun bisa melihat bahwa dia sedang kesal.“Aku tahu kamu marah karena aku membela Reynold. Tapi, aku ini presiden direktur perusahaan. Jadi, aku punya pertimbangan sendiri.” Theresa tersenyum tipis, lalu duduk di samping Owen dan melanjutkan, “Waktu kamu taruhan sama Reynold sebelumnya dan mau aku jadi saksi kalian, kamu tahu kenapa aku nggak setuju?”“Kenapa?” tanya Owen dengan p
Owen mengumpulkan keberanian untuk mengatakannya dan sekarang jantungnya berdebar kencang. Keinginan terbesarnya beberapa hari belakangan ini adalah mengajak Theresa jalan-jalan dengan mengendarai skuter kesayangannya. Akhirnya kesempatan itu datang, mana mungkin dia melewatkannya?"Hanya itu saja?" tanya Theresa yang tampak tercengang.Owen tidak menginginkan hadiah, yang dia pedulikan hanyalah kesehatan Theresa dan tidak ingin Theresa kelelahan karena bekerja. Hal ini membuat Theresa agak tersentuh. Bahkan, dia merasa senang karena telah diperhatikan!Tentu saja, Theresa tidak tahu apa-apa. Owen memang peduli kepadanya, tetapi di sisi lain, Owen berbuat begitu hanya demi kepentingannya sendiri. Jika Theresa tahu rencana kotor Owen, dia pasti tidak akan senang!"Theresa, boleh nggak?" tanya Owen dengan ekspresi penuh harap. Dia khawatir Theresa akan menolak permintaannya."Baiklah. Aku setuju!" Theresa tersenyum sambil mengangguk.Lagi pula, masalah kerja sama telah beres. Jadi, tidak
Selain itu, Owen adalah pria yang telah bercerai dan tidak memiliki kemampuan sama sekali. Dia merasa bahwa dirinya benar-benar tidak layak bersanding dengan Theresa yang memiliki identitas tinggi dan cantik bak bidadari!Selama bisa menemani Theresa setiap hari dengan diam-diam dan mendapatkan kesempatan untuk makin dekat dengan Theresa, Owen sudah puas. Dia tidak berani mengharapkan hal-hal yang lain!"Owen, sudah lampu hijau. Cepat jalan, kenapa diam saja?"Suara Theresa yang tajam dan menyenangkan terdengar di telinga Owen. Owen pun tersadar dan segera memutar gas motornya.Awalnya Theresa tidak peduli, tetapi seiring berjalannya waktu, dia mulai menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Tiba-tiba, wajahnya yang cantik merona karena malu dan dia berkata dengan marah, "Owen, kamu ... kamu ... kamu sengaja, ya?""Aku? Mana ada ...." dalih Owen. Wajahnya juga menjadi merah dan hatinya juga malu.Saat bersama Emily waktu itu, dia benar-benar tidak sengaja. Namun, bersama Theresa saat ini
Theresa adalah atasannya dan sekarang orang ini melecehkan Theresa. Kemarahan di hati Owen tentu tidak dapat dibayangkan! Dia yang tidak langsung mengamuk saja sudah termasuk terkendali!"Sialan! Beraninya kamu berkata seperti itu padaku! Hei, kamu cari mati, ya? Kalau kamu punya nyali, katakan sekali lagi!" kata pria bertindik itu dengan marah.Setelah mengatakannya, jendela mobil bagian belakang pun turun dan dua pemuda berpenampilan tidak sopan lainnya menjulurkan kepala mereka keluar jendela. Ditambah dengan pria bertindik yang mengemudi dan seorang pemuda yang duduk di kursi penumpang, total keseluruhan dari mereka ada empat orang. Semuanya menatap Owen dengan galak."Memangnya kenapa kalau aku mengatakannya sekali lagi? Aku menyuruh kalian untuk pergi dari sini ...." kata Owen yang tidak takut. Namun, sebelum dia menyelesaikan perkataannya, Theresa tiba-tiba menarik lengannya dan menyela perkataannya."Owen, sudahlah. Abaikan saja mereka, jangan biarkan suasana hati kita dirusak
"Sudahlah, aku akui kamu lebih hebat. Sudah puas, ‘kan?" kata Theresa sambil tersenyum.Dia telah melihat keterampilan Owen sebelumnya. Pertama kali, Owen hampir dibunuh oleh dua pembunuh bayaran di tepi sungai demi menyelamatkannya. Kedua kali, Owen dipukul habis-habisan oleh pengawal Fredi dan ditekan di tanah. Untung saja Theresa muncul tepat waktu dan berhasil menyelamatkan Owen.Melalui dua kejadian ini, Theresa tahu bahwa selain keberanian dan semangat, Owen sebenarnya adalah seorang pria biasa. Bagaimana Owen yang hanya seorang diri bisa mengalahkan empat pemuda barusan itu?Namun, pria ingin menjaga kehormatannya. Jika Theresa tidak memercayainya pun, dia tetap tidak boleh mempermalukan Owen di depan umum."Sudahlah, nggak usah bahas ini lagi. Ayo kita mendaki gunung!" ajak Owen setelah menarik napas untuk memperbaiki suasana hatinya. Setelah itu, dia dan Theresa berjalan ke kaki gunung.Kaki gunung memiliki pemandangan yang sangat megah dan menjadi tempat teramai. Di sini ada
Agnes tersenyum gembira. Dia pun menghampiri Theresa dan menyapa dengan ramah, "Halo, Nona cantik. Aku Agnes, seorang pembawa acara perjalanan. Kamu sangat cantik, bolehkah aku berfoto denganmu?""Ini ...." Theresa tidak terlalu suka berbicara dengan orang asing, tetapi Agnes sangat ramah dan tidak memiliki niat jahat. Setelah ragu-ragu untuk sementara waktu, dia akhirnya menyetujui dengan enggan.Saat keduanya berswafoto, kamera ditarik ke depan dan para penggemar pun menyaksikan kecantikan Theresa dari jarak dekat."Buset, cantik sekali. Bentuk tubuh dan karakteristiknya sangat sempurna. Dia benar-benar secantik bidadari!""Benar! Aku rasa empat wanita cantik dari zaman kuno nggak ada yang secantik ini!""Agenes, aku akan mengirimkanmu dua roket dulu. Cepat tanyakan nama wanita cantik ini sekalian minta nomor telepon atau sejenisnya. Nanti, aku akan mengirimkan beberapa roket lagi untukmu!""Aku juga! Kalau kamu mendapat informasi kontaknya, aku juga akan mengirimmu dua roket!"Satu
Pacar Agnes bergegas berkata sambil tersenyum."Benar. Kami juga nggak melakukan apa pun padanya. Untuk apa sok galak!" Agnes mendengkus dingin dan tidak merasa takut.Tubuh Owen memang lebih tinggi dari pacarnya, tetapi postur tubuh Owen yang kurus tidak sebanding dengan pacarnya yang terlihat begitu kekar.Jika Owen benar-benar ingin berkelahi, dia tidak mungkin bisa melawan pacar Angnes.Dengan begitu, untuk apa Agnes harus merasa takut?"Aku nggak peduli kalian ada maksud lain atau nggak. Intinya, segera minggir! Kalau kalian berani mengganggu Theresa lagi, jangan salahkan aku bersikap kasar!" tegur Owen sambil menatap lawannya dengan ekspresi wajah yang suram."Owen, sudahlah. Mereka memang nggak ada niat buruk. Lebih baik kita pergi saja," ujar Theresa sambil menarik lengan Owen.Saat ini, penampilan Owen yang maju untuk melindunginya terlihat sangat tampan dan sangat maskulin. Hal ini membuat Theresa memiliki perasaan bahagia yang tidak bisa dijelaskan dalam hatinya.Owen mengan