Share

Bab 131

Author: Lilia
Mina mengerucutkan bibirnya. Tadi dia sebenarnya ingin mengingatkan, tapi Anggi sama sekali tidak meliriknya. Memikirkannya, Anggi menghela napas.

Sura berkata, "Tinggal di sisi Putri sebagai kusir juga bukan masalah, nanti hamba akan ajarkan dia sedikit ilmu bela diri. Lagi pula, kalau Putri berkenan membantu dan membicarakannya dengan Pangeran, mungkin saja Pangeran akan setuju."

Anggi mengernyit. Dia ... akan setuju?

"Aku juga nggak bisa mengaturnya." Anak kesayangan orang lain disuruh jadi kusir, memangnya Faisal akan setuju?

Tak lama kemudian, Faisal benar-benar datang membawa anak kebanggaannya. Pria itu bertubuh tinggi, sepertinya usianya hanya satu atau dua tahun di bawah Luis. Begitu melihat Anggi, dia langsung berlutut.

Anggi buru-buru mengangkat tangannya, "Berdiri dulu. Nanti aku akan membawamu kembali ke kediaman, tapi soal apakah Pangeran mau menemui dan menerima kamu, aku juga nggak tahu. Bagaimanapun, kamu pasti tahu, Pangeran sekarang bukan lagi dewa perang seperti dul
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 132

    "Jadi ... begitu rupanya." Anggi sedikit tertegun. Ternyata Luis begitu cermat dan cerdas. Sekilas tampak tenang, tapi sebenarnya mengamati dengan sangat teliti.Memikirkan hal itu, Anggi kembali berkata, "Karena berjudi, rumah dan apoteknya sampai habis. Apa Pangeran nggak khawatir dia akan buat masalah lagi?" Hari ini dikirim ke barak, besok sudah berangkat ke medan perang untuk membasmi perampok. Kecepatannya luar biasa, sampai membuat orang terkejut.Luis memandang Anggi sambil tersenyum tipis, lalu berseru memanggil Dika. Begitu suara pintu terdengar terbuka, dalam sekejap Dika sudah muncul di hadapan mereka dan memberi salam sambil mengepalkan tangan."Lapor Putri, kemarin saat hamba pergi untuk mengurus pembelian toko, hamba juga sudah menyelidiki. Daud sebenarnya tidak jahat, hanya saja terlalu setia kawan. Dia dijebak oleh teman sendiri dan orang-orang dari kasino. Mereka berpura-pura bertengkar di depan Daud untuk menipunya, akhirnya seluruh hartanya habis.""Kali ini, wakil

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 133

    Luis menggenggam tangan Anggi semakin erat. Seberapa dalam luka yang pernah dialami Anggi, sampai-sampai tidak bisa percaya padanya, bahkan mengucapkan kata-kata sesuram itu?Tangan Luis sempat sedikit bergetar, lalu dia menenangkan diri dan berkata, "Jangan pernah berkata seperti itu lagi. Kamu akan selalu menjadi istriku."Anggi tersenyum tipis, "Saya berterima kasih pada Pangeran."Dilihat dari mata pria itu, mungkin untuk saat ini dia memang bersungguh-sungguh.Di kehidupan ini, Anggi hanya ingin dirinya dan Luis hidup dengan baik. Dia ingin membalas budi karena Luis telah menguburkan jasadnya di kehidupan sebelumnya. Selain itu, dia tidak akan berharap yang lebih.Anggi selesai mengoleskan obat untuk Luis.Keduanya lalu bermain catur dua ronde di dalam kamar. Tak lama kemudian, Torus datang membawa surat dari Dimas yang dikirim langsung oleh orangnya.Luis menoleh ke Anggi, lalu meletakkan bidak caturnya dan berkata, "Gigi pasti dulunya orang yang sangat mudah diajak bicara. Sampa

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 134

    "Putri tenang saja, hamba pasti akan menjelaskannya." Dimas memberi hormat dengan sikap yang sangat sopan."Bagus kalau begitu. Jangan sampai niat baikku malah diberikan pada orang yang nggak tahu berterima kasih." Usai bicara, Anggi menyuruh Mina menyerahkan botol obat itu kepada Dimas. Setelah itu, dia pun berbalik dan kembali masuk ke dalam kediaman.Dimas menatap punggung Anggi yang perlahan menjauh, lalu menunduk melihat botol obat di tangannya. Rasa curiganya kini makin jelas.Jika benar dupa penenang itu dibuat oleh Wulan, mengapa sudah didesak sekian lama tapi tak kunjung bisa dia keluarkan? Sedangkan Anggi bisa langsung memberikannya dengan mudah?Jika semua dugaannya benar, berarti Wulan hanyalah seorang pembohong besar selama ini .... Dia bahkan merasa takut untuk membayangkannya.Setelah Anggi kembali ke kediaman utama, dia menerima lagi sebuah surat penghinaan dari Yohan. Kali ini, Torus bahkan tidak selesai membacakannya dan langsung berhenti di tengah jalan.Anggi tertaw

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 135

    Emosi yang tidak stabil seperti ini, sebenarnya sudah lama tidak kambuh sejak Luis menikah dengan Anggi."Pangeram, saat ini Putri sedang sendirian di kamar." Apakah Pangeran ingin menenangkannya?Luis tersenyum pahit, "Dia sekarang justru butuh waktu sendiri." Waktu dan ruang yang sepenuhnya jadi miliknya.Setelah berpikir sejenak, Luis berkata, "Suruh bagian dapur untuk menyiapkan dua jenis makanan penutup tambahan hari ini. Waktu makan malam nanti, mungkin Putri akan menyukainya.""Baik." Torus pun keluar dari ruang kerja, sambil menutup pintunya dengan pelan.Sementara itu, Luis mencoba mengambil buku strategi militer yang ada di atas meja, tapi tak satu pun kalimat bisa dia cerna. Yang muncul dalam benaknya, hanyalah bayangan saat gadis itu diam-diam menangis. Penampilannya terlihat begitu menyentuh dan membuat orang iba.Hanya membayangkan pemandangan itu saja ... Luis sudah merasa tubuhnya tidak nyaman. Tadi dia memang berbicara dengan sangat tenang dan rasional, mengatakan bahw

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 136

    Dengan adanya penghiburan dari Luis, rasa kesal dalam hati Anggi perlahan-lahan mereda. Dia mengangguk, lalu berkata dengan lembut, "Mau." Mana mungkin dia sanggup mengecewakan ketulusan hati pria itu?Seperti apa Luis sebenarnya?Melihat senyum tipis yang terangkat di sudut bibirnya, hati Luis yang tadinya sempat sedikit cemas pun langsung merasa lega.Tanggal 27.Anggi mengunjungi Balai Pengobatan Afiat langsung untuk menangani pasien. Begitu melihat bahwa tabib yang bertugas adalah seorang wanita, banyak orang yang langsung ragu dan berhenti melangkah masuk.Untuk menangani pasien, Anggi meminta Faisal untuk datang empat jam lebih lambat dari biasanya ke toko obat.Mina pun berdeham, lalu berdiri dan berseru ke arah kerumunan, "Hadirin sekalian, ini adalah istri dari Pangeran Selatan, Anggi, yang telah belajar ilmu pengobatan sejak kecil. Nggak perlu meragukan kemampuannya. Bahkan Pangeran sendiri juga dirawat langsung oleh Putri saat ini!""Hari ini pengobatan gratis dan harga obat

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 137

    Tangan pria itu sempat sedikit ditarik, tapi langsung ditekan oleh Anggi. "Jangan bergerak."Melihat sikapnya yang begitu serius, pria itu pun tidak berani banyak bertingkah. Namun, dalam hatinya muncul keraguan. Bagaimanapun, Putri memeriksa nadi langsung dengan tangan telanjang. Apakah Pangeran Selatan benar-benar akan mendukung hal ini?Saat pikirannya mulai melayang-layang, Anggi bertanya, "Pagi ini makan apa?"Pria itu berpikir sejenak, "Ubi rambat.""Cuma ubi rambat saja?""Iya.""Anggota keluarga lain makan juga?""Nggak, itu sisa dari yang dikukus waktu tahun baru. Diletakkan dekat tungku sudah terlalu lama, jadi saya sendiri yang makan. Saya nggak membiarkan keluarga ikut makan."Mendengar hal itu, Anggi bertanya lagi, "Apa kamu muntah dan buang air terus-menerus?"Wajah pria itu langsung pucat pasi, "Iya ...."Sampai di sini, Anggi sudah bisa memastikan bahwa pria itu mengalami diare akibat makanan basi. Dia segera menuliskan resep, lalu menyuruh seorang murid dari Balai Peng

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 138

    Kediaman Jenderal Musafir.Hidayat kembali dan menyampaikan informasi yang berhasil dia kumpulkan kepada Dimas, "Hari ini Nona Anggi mengadakan pengobatan gratis. Banyak pasien yang memuji keahlian medisnya tanpa henti.""Memuji tanpa henti ...," gumam Dimas dengan nada tak percaya."Benar, dan Pangeran Selatan pun mengizinkan Nona untuk mengadakan pengobatan gratis. Mulai sekarang, setiap tanggal yang ada tujuhnya akan ada kegiatan yang sama."Dimas mengusap dagunya, menimbang-nimbang setiap kata sebelum bertanya, "Jadi maksudmu, Anggi akan mengadakan pengobatan gratis setiap tanggal 7, 17, dan 27?""Benar," Hidayat menjawab dengan pasti, meskipun wajahnya tetap bingung. "Tuan, tapi sejak kapan Nona Anggi bisa mengobati orang? Bukankah yang selama ini dikenal ahli pengobatan adalah Nona Wulan?"Dimas menarik napas panjang, lalu menatap ke arah langit cerah di luar jendela dan bergumam, "Mungkin ini adalah rahasia besar yang selama ini disembunyikan."Hidayat pun mulai merasa ada sesua

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1

    "Jangan!!!"Rasa sakit yang luar biasa membuat Anggi Suharjo terbangun dari mimpi buruknya.Warna merah mendominasi pemandangan di depan matanya. Suara lembut dan aroma lilin yang sedang menyala, menyebar ke seluruh ruangan tempat Anggi berada. Anehnya, rasa sakit di tubuhnya sudah menghilang.Anggi terpana melihat pemandangan di hadapannya. Yang paling menyita perhatiannya adalah tulisan "Pesta Nikah" yang terpasang di balik lilin.Tanpa sadar, Anggi menunduk dan mendapati dirinya sedang memakai gaun pernikahan. Gaun pernikahan ini awalnya dia jahit untuk adik perempuannya, Wulan Suharjo. Dia tidak menyangka, gaun yang sudah dijahit selama tiga tahun itu akhirnya dipakai untuk pernikahan sendiri.Terlebih lagi, suaminya adalah Luis Giandra sang Pangeran Selatan yang reputasinya buruk.Pada awalnya, Luis adalah ahli perang yang terkenal di Negeri Cakrabirawa. Dalam perang tiga tahun yang lalu, dia dikhianati oleh bawahannya dan dihadapkan dengan situasi kritis. Walaupun dia berhasil lo

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 138

    Kediaman Jenderal Musafir.Hidayat kembali dan menyampaikan informasi yang berhasil dia kumpulkan kepada Dimas, "Hari ini Nona Anggi mengadakan pengobatan gratis. Banyak pasien yang memuji keahlian medisnya tanpa henti.""Memuji tanpa henti ...," gumam Dimas dengan nada tak percaya."Benar, dan Pangeran Selatan pun mengizinkan Nona untuk mengadakan pengobatan gratis. Mulai sekarang, setiap tanggal yang ada tujuhnya akan ada kegiatan yang sama."Dimas mengusap dagunya, menimbang-nimbang setiap kata sebelum bertanya, "Jadi maksudmu, Anggi akan mengadakan pengobatan gratis setiap tanggal 7, 17, dan 27?""Benar," Hidayat menjawab dengan pasti, meskipun wajahnya tetap bingung. "Tuan, tapi sejak kapan Nona Anggi bisa mengobati orang? Bukankah yang selama ini dikenal ahli pengobatan adalah Nona Wulan?"Dimas menarik napas panjang, lalu menatap ke arah langit cerah di luar jendela dan bergumam, "Mungkin ini adalah rahasia besar yang selama ini disembunyikan."Hidayat pun mulai merasa ada sesua

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 137

    Tangan pria itu sempat sedikit ditarik, tapi langsung ditekan oleh Anggi. "Jangan bergerak."Melihat sikapnya yang begitu serius, pria itu pun tidak berani banyak bertingkah. Namun, dalam hatinya muncul keraguan. Bagaimanapun, Putri memeriksa nadi langsung dengan tangan telanjang. Apakah Pangeran Selatan benar-benar akan mendukung hal ini?Saat pikirannya mulai melayang-layang, Anggi bertanya, "Pagi ini makan apa?"Pria itu berpikir sejenak, "Ubi rambat.""Cuma ubi rambat saja?""Iya.""Anggota keluarga lain makan juga?""Nggak, itu sisa dari yang dikukus waktu tahun baru. Diletakkan dekat tungku sudah terlalu lama, jadi saya sendiri yang makan. Saya nggak membiarkan keluarga ikut makan."Mendengar hal itu, Anggi bertanya lagi, "Apa kamu muntah dan buang air terus-menerus?"Wajah pria itu langsung pucat pasi, "Iya ...."Sampai di sini, Anggi sudah bisa memastikan bahwa pria itu mengalami diare akibat makanan basi. Dia segera menuliskan resep, lalu menyuruh seorang murid dari Balai Peng

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 136

    Dengan adanya penghiburan dari Luis, rasa kesal dalam hati Anggi perlahan-lahan mereda. Dia mengangguk, lalu berkata dengan lembut, "Mau." Mana mungkin dia sanggup mengecewakan ketulusan hati pria itu?Seperti apa Luis sebenarnya?Melihat senyum tipis yang terangkat di sudut bibirnya, hati Luis yang tadinya sempat sedikit cemas pun langsung merasa lega.Tanggal 27.Anggi mengunjungi Balai Pengobatan Afiat langsung untuk menangani pasien. Begitu melihat bahwa tabib yang bertugas adalah seorang wanita, banyak orang yang langsung ragu dan berhenti melangkah masuk.Untuk menangani pasien, Anggi meminta Faisal untuk datang empat jam lebih lambat dari biasanya ke toko obat.Mina pun berdeham, lalu berdiri dan berseru ke arah kerumunan, "Hadirin sekalian, ini adalah istri dari Pangeran Selatan, Anggi, yang telah belajar ilmu pengobatan sejak kecil. Nggak perlu meragukan kemampuannya. Bahkan Pangeran sendiri juga dirawat langsung oleh Putri saat ini!""Hari ini pengobatan gratis dan harga obat

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 135

    Emosi yang tidak stabil seperti ini, sebenarnya sudah lama tidak kambuh sejak Luis menikah dengan Anggi."Pangeram, saat ini Putri sedang sendirian di kamar." Apakah Pangeran ingin menenangkannya?Luis tersenyum pahit, "Dia sekarang justru butuh waktu sendiri." Waktu dan ruang yang sepenuhnya jadi miliknya.Setelah berpikir sejenak, Luis berkata, "Suruh bagian dapur untuk menyiapkan dua jenis makanan penutup tambahan hari ini. Waktu makan malam nanti, mungkin Putri akan menyukainya.""Baik." Torus pun keluar dari ruang kerja, sambil menutup pintunya dengan pelan.Sementara itu, Luis mencoba mengambil buku strategi militer yang ada di atas meja, tapi tak satu pun kalimat bisa dia cerna. Yang muncul dalam benaknya, hanyalah bayangan saat gadis itu diam-diam menangis. Penampilannya terlihat begitu menyentuh dan membuat orang iba.Hanya membayangkan pemandangan itu saja ... Luis sudah merasa tubuhnya tidak nyaman. Tadi dia memang berbicara dengan sangat tenang dan rasional, mengatakan bahw

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 134

    "Putri tenang saja, hamba pasti akan menjelaskannya." Dimas memberi hormat dengan sikap yang sangat sopan."Bagus kalau begitu. Jangan sampai niat baikku malah diberikan pada orang yang nggak tahu berterima kasih." Usai bicara, Anggi menyuruh Mina menyerahkan botol obat itu kepada Dimas. Setelah itu, dia pun berbalik dan kembali masuk ke dalam kediaman.Dimas menatap punggung Anggi yang perlahan menjauh, lalu menunduk melihat botol obat di tangannya. Rasa curiganya kini makin jelas.Jika benar dupa penenang itu dibuat oleh Wulan, mengapa sudah didesak sekian lama tapi tak kunjung bisa dia keluarkan? Sedangkan Anggi bisa langsung memberikannya dengan mudah?Jika semua dugaannya benar, berarti Wulan hanyalah seorang pembohong besar selama ini .... Dia bahkan merasa takut untuk membayangkannya.Setelah Anggi kembali ke kediaman utama, dia menerima lagi sebuah surat penghinaan dari Yohan. Kali ini, Torus bahkan tidak selesai membacakannya dan langsung berhenti di tengah jalan.Anggi tertaw

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 133

    Luis menggenggam tangan Anggi semakin erat. Seberapa dalam luka yang pernah dialami Anggi, sampai-sampai tidak bisa percaya padanya, bahkan mengucapkan kata-kata sesuram itu?Tangan Luis sempat sedikit bergetar, lalu dia menenangkan diri dan berkata, "Jangan pernah berkata seperti itu lagi. Kamu akan selalu menjadi istriku."Anggi tersenyum tipis, "Saya berterima kasih pada Pangeran."Dilihat dari mata pria itu, mungkin untuk saat ini dia memang bersungguh-sungguh.Di kehidupan ini, Anggi hanya ingin dirinya dan Luis hidup dengan baik. Dia ingin membalas budi karena Luis telah menguburkan jasadnya di kehidupan sebelumnya. Selain itu, dia tidak akan berharap yang lebih.Anggi selesai mengoleskan obat untuk Luis.Keduanya lalu bermain catur dua ronde di dalam kamar. Tak lama kemudian, Torus datang membawa surat dari Dimas yang dikirim langsung oleh orangnya.Luis menoleh ke Anggi, lalu meletakkan bidak caturnya dan berkata, "Gigi pasti dulunya orang yang sangat mudah diajak bicara. Sampa

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 132

    "Jadi ... begitu rupanya." Anggi sedikit tertegun. Ternyata Luis begitu cermat dan cerdas. Sekilas tampak tenang, tapi sebenarnya mengamati dengan sangat teliti.Memikirkan hal itu, Anggi kembali berkata, "Karena berjudi, rumah dan apoteknya sampai habis. Apa Pangeran nggak khawatir dia akan buat masalah lagi?" Hari ini dikirim ke barak, besok sudah berangkat ke medan perang untuk membasmi perampok. Kecepatannya luar biasa, sampai membuat orang terkejut.Luis memandang Anggi sambil tersenyum tipis, lalu berseru memanggil Dika. Begitu suara pintu terdengar terbuka, dalam sekejap Dika sudah muncul di hadapan mereka dan memberi salam sambil mengepalkan tangan."Lapor Putri, kemarin saat hamba pergi untuk mengurus pembelian toko, hamba juga sudah menyelidiki. Daud sebenarnya tidak jahat, hanya saja terlalu setia kawan. Dia dijebak oleh teman sendiri dan orang-orang dari kasino. Mereka berpura-pura bertengkar di depan Daud untuk menipunya, akhirnya seluruh hartanya habis.""Kali ini, wakil

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 131

    Mina mengerucutkan bibirnya. Tadi dia sebenarnya ingin mengingatkan, tapi Anggi sama sekali tidak meliriknya. Memikirkannya, Anggi menghela napas.Sura berkata, "Tinggal di sisi Putri sebagai kusir juga bukan masalah, nanti hamba akan ajarkan dia sedikit ilmu bela diri. Lagi pula, kalau Putri berkenan membantu dan membicarakannya dengan Pangeran, mungkin saja Pangeran akan setuju."Anggi mengernyit. Dia ... akan setuju?"Aku juga nggak bisa mengaturnya." Anak kesayangan orang lain disuruh jadi kusir, memangnya Faisal akan setuju?Tak lama kemudian, Faisal benar-benar datang membawa anak kebanggaannya. Pria itu bertubuh tinggi, sepertinya usianya hanya satu atau dua tahun di bawah Luis. Begitu melihat Anggi, dia langsung berlutut.Anggi buru-buru mengangkat tangannya, "Berdiri dulu. Nanti aku akan membawamu kembali ke kediaman, tapi soal apakah Pangeran mau menemui dan menerima kamu, aku juga nggak tahu. Bagaimanapun, kamu pasti tahu, Pangeran sekarang bukan lagi dewa perang seperti dul

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 130

    Naira dan Sura menyerahkan salep yang dibawa oleh Anggi kepada Faisal. "Ini adalah salep hasil racikanku sendiri. Di medan perang, salep ini terbukti cukup ampuh."Faisal menerima, lalu mencium aromanya, mengamati teksturnya dengan teliti. "Tak kusangka Putri juga menguasai ilmu medis." Kalau begitu, kenapa dulu masih menyuruhnya mengobati Pangeran?Anggi menjawab, "Aku hanya menguasai sedikit. Aku ingin minta bantuan Tabib Faisal kali ini.""Silakan, Putri. Katakan saja.""Setiap tanggal tujuh, aku akan datang ke Balai Pengobatan Afiat untuk melakukan pengobatan gratis. Nggak akan dipungut biaya sepeser pun."Sebagai pemilik baru, tentu dia harus punya strategi untuk menarik perhatian.Faisal pun bertanya, "Hanya Putri yang memberi pengobatan gratis atau seluruh Balai Pengobatan Afiat?"Anggi menjawab, "Fokusnya tetap padaku. Tapi selama hari itu, seluruh balai pengobatan akan buka layanan pengobatan gratis. Kecuali biaya bahan obat."Dia tersenyum, lalu menatap Faisal dan meneruskan,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status