Share

238. Salah Duga?

Author: VERARI
last update Last Updated: 2024-10-01 21:38:37

Lyra hanya melihat lengan orang itu. Menyimpulkan bahwa orang itu seorang pria karena tampak berotot dan memiliki bahu yang tinggi.

Yang membuat Lyra panik dan khawatir adalah kemeja lengan panjang berwarna putih yang dikenakan pria itu.

Memang ada banyak yang memakai kemeja putih, tapi Lyra tak akan salah mengenali kemeja yang dipakai sang suami. Tinggi badan orang itu pun sangat sesuai dengan perawakan John Foster.

Lyra segera berdiri hingga kursinya terdorong mundur dan menimbulkan suara berdecit. Dia perlu memastikan identitas orang yang menguping pembicaraan mereka.

“Lyra! Mau ke mana kau?!” teriak Asher.

Lyra tak mengindahkan panggilan dan cercaan Asher. Langkahnya begitu lebar dan cepat menuju koridor.

Sepi. Tak ada seorang pun di sana.

“Apa aku salah lihat?”

Tidak. Dia yakin telah melihat seseorang di balik pintu.

Lyra membuka satu persatu pintu di setiap ruangan. Tapi, dia tak menemukan orang yang memakai kemeja putih setinggi orang itu.

“Lyra Bell!” panggil Asher Smith meng
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
kynya udh ada yg di omongin antara John n' Mark . sampe² Mark pucat kaya gtu trus menghindar bgtu Lyra dtg . John jgn slh paham ke Lyra yaa, kan yg slh di biang kerok uncle ash .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   239. Orang yang Menguping

    “Tuan Mark mengoceh panjang lebar sampai aku tidak bisa pergi ke mana-mana.” John mengedikkan bahu dan kembali mengetik di laptop. “Aku sudah membetulkan pekerjaan ini. Kau tidak perlu menelitinya lagi.”Lyra semakin gelisah. Jika memang John yang mengintip dari pintu tadi, dia akan segera menjelaskannya.Namun, apabila itu adalah orang lain, bagaimana jika orang tersebut akan membocorkan rencana jahatnya bersama Asher pada media?“Kenapa kau terlihat tidak fokus? Kau lelah?” tanya John penuh perhatian sambil menyeka dahi sang istri.“Hem. Aku agak lelah. Mari kita pulang lebih awal. Besok kita masih harus mengantar Asher ke beberapa tempat untuk melanjutkan pemotretan.”***Di ranjang kamarnya, John tidur terlentang dengan kedua tangan terlipat menumpu belakang kepala. Dia tampak melamun sambil melihat lurus ke arah langit-langit.Percikan air dari keran terdengar dari kamar mandi. Lyra sengaja membuka sedikit pintu, seandainya John akan menyusul untuk mandi bersama.Biasanya, John ak

    Last Updated : 2024-10-01
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   240. Sebelum Berangkat

    Lyra mendengar napas John tak beraturan. Namun, bukan karena gairah seperti biasanya.Ketika John menghirup udara, terdengar suara basah dalam tenggorokannya. John seperti sedang menahan cairan di lubang hidung agar tak keluar.“John, apa kau terkena flu?”“Hem …” John berdeham sambil berkedip-kedip. “Sepertinya karena kepanasan tadi siang, kepalaku jadi agak pusing.”Suara John bergetar, membuat Lyra kembali bertanya, “Kau sangat mengantuk?”“Hem … maaf, kita bercinta lain kali saja. Badanku agak letih.”“Kau berkata seolah aku yang selalu menantikannya! Tidurlah … aku juga lelah dan mengantuk!”Lyra tak tahu bahwa sang suami berdusta. Keesokan paginya, Lyra baru menyadari John memang sedang dalam keadaan yang tidak baik.Mata John agak merah. Kantung matanya pun menggelap karena tak bisa tidur.John memikirkan banyak rencana yang lebih aman dan tidak melanggar hukum untuk melindungi Lyra. Jika sampai Ivanna menemukan fakta bahwa Lyra terlibat dalam kesialannya, John yakin bahwa Ivan

    Last Updated : 2024-10-02
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   241. Berubah Pikiran dengan Cepat

    Mobil mewah itu memang tak berniat menabrak Lyra dan hanya sengaja berhenti tak jauh dari tempatnya berdiri. Lyra sangat terkejut sampai tak sadar mencengkeram lengan Mark dengan erat. “Anda tidak apa-apa, Nyonya?!” tanya Mark panik. “Terima kasih, Mark. Aku baik-baik saj—” Selagi Lyra melihat ke arah Mark, sebuah tangan menarik dirinya dari samping. Lyra semakin kaget oleh Max yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya. “Kita harus bicara,” titah Max dingin. “M-Max! Apa kau sengaja ingin menabrakku?!” bentak Lyra selagi melepaskan lengan Mark. “Bagaimana denganmu? Apa kau sengaja meninggalkanku bersama dengan perempuan itu?” balas Max sinis. Lyra langsung melihat ke arah minibus. Khawatir jika ucapan Max terdengar sang suami. John tampak akan keluar dari kendaraan. Sorot mata John begitu tajam dan tertuju pada kakaknya. ‘John tidak boleh tahu dari Max! Max pasti akan melebih-lebihkan informasi yang dia tahu!’ “Tuan Mark, tolong suruh John menunggu di dalam bersama Asher. Ada yan

    Last Updated : 2024-10-03
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   242. Mudah Percaya Karena Cinta

    Mungkin karena perasaan baru yang bernama cinta, Max dengan mudah percaya. Max tak mau membatalkan kerja sama mereka dan membuatnya tak bisa bertemu lagi dengan Lyra. Teringat pula ucapan Lyra sebelum Max menerima uluran tangan Ivanna. Ivanna Parker adalah wanita ambisius yang berbahaya dan sanggup melakukan segala cara demi mencapai tujuan. Kini, Max justru berpikir jika Ivanna sengaja mengajak bekerja sama untuk menjebaknya. Dengan begitu, dirinya akan marah kepada Lyra dan berusaha menyakitinya. ‘Ivanna Parker … kau berniat menggunakanku agar kau tidak perlu mengotori tanganmu sendiri, bukan? Berani sekali kau mempermainkanku!’ batin Max murka. Max sampai melupakan betapa takut dan marah Ivanna malam itu. Mungkin Ivanna hanya sedang bersandiwara dan sebenarnya menginginkan pelayanan darinya, pikir Max. “Kau sudah selesai bicara, bukan? Tuan Asher sedang menunggu. Kau tahu, dia bukan orang yang bisa bersabar menanti seseorang. Sampai jumpa …, Kakak Ipar ….” Max seolah tersadar

    Last Updated : 2024-10-03
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   243. Kedatangan Tamu

    Badan Ivanna Parker baik-baik saja, tapi kondisi mentalnya agak terganggu. Ivanna belum bisa bertemu dengan banyak orang karena merasa dirinya masih kotor, seolah ada benda menjijikan yang melekat di tubuhnya meski dia sudah membersihkan berulang-ulang. Ivanna pun mengurung diri di dalam kamar sejak pulang dari kediaman John. Dia hanya keluar dari apartemen di saat Alaric mengajak bertemu. Masih teringat dengan jelas dalam ingatannya peristiwa malam itu. Membuat Ivanna tak bisa tidur nyenyak karena sering terkejut oleh suara-suara remeh di sekitarnya ketika memejamkan mata. “Max Foster … kau benar-benar binatang,” umpat Ivanna lirih. Saat matahari mulai terlihat, Ivanna baru bisa memejamkan mata. Dengan tirai yang terbuka, cahaya terang yang masuk ke dalam kamar sedikit menenangkan. Baru beberapa detik dia memejamkan mata, terdengar bunyi bel yang mengejutkan. Ivanna sontak terduduk dengan napas tak beraturan. Dia sudah berpesan pada asisten pribadinya untuk tidak mengganggu. A

    Last Updated : 2024-10-04
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   244. Berlebihan

    Ivanna meneguk ludah susah payah. Dia yang sejak dulu merasa selalu berdiri di atas orang-orang dan memerintah sesuka hati, sekarang hanya seperti wanita biasa yang tak memiliki kekuatan apa pun. Di depan Max, pria yang telah menorehkan luka dan trauma, Ivanna tak berkutik. Tangannya yang bersembunyi di balik badan pun gemetar ketakutan. “Apa yang ingin kau tanyakan?” tanya Ivanna was-was. Max menyandarkan punggung sambil melipat tangan di depan dada. Dia memicingkan mata, seolah-olah sedang membaca isi pikiran Ivanna Parker. “Pertanyaan pertama ….” Max sengaja mengulur lanjutan kalimatnya agar Ivanna semakin tegang dan takut. Begitu melihat gerakan di leher Ivanna saat menelan ludah, Max lantas melanjutkan pertanyaannya. “Apa alasanmu menggunakanku untuk melawan Lyra? Kau seharusnya tahu jika aku, Max Foster, sangat tidak suka diusik! Tapi, kau dengan beraninya memanfaatkan aku!” Max tidak sepenuhnya bertanya. Dia hanya ingin mendominasi suasana. Lagi pula, tujuannya datang ad

    Last Updated : 2024-10-04
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   245. Ambruk

    “Apa lagi?!” sergah Lyra kesal. “John, aku punya ide bagus! Biarkan aku membeli tebing itu! Aku akan membuat hotel di sana!” Meski kalimat itu seperti minta bantuan, kata-kata tegas Asher terdengar sedang menyuruh John. Sebelum John menjawab, Lyra lebih dulu menanggapi, “Apartemen kami tidak akan laku kalau kau membuat hotel di sana! Orang-orang hanya akan menginap selama beberapa hari untuk melihat suasana saja nantinya!” tolak Lyra. Asher Smith mengulurkan jari untuk menyentil kening Lyra. Namun, John sigap menghalangi dengan telapak tangan. Asher memelototi John. Ada lagi perubahan John karena Lyra yang begitu mengejutkan. “Tsk! Sok pahlawan,” cibir Asher pada John. “Dengar, Lyra, apartemen dan hotel itu berbeda! Hotelku hanya akan dikhususkan untuk pasangan bulan madu. Sementara orang yang ingin punya hunian sepertiku bisa membeli apartemenmu.” Lyra tak yakin. Asher pun lanjut membujuknya. “Aku akan membelikan hotel bangkrut yang ada di dekat akuarium bawah lautku.” Kini,

    Last Updated : 2024-10-05
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   246. Hilangnya Rasa Hormat

    Suara dentuman rangka bangunan yang berjatuhan, sontak membuat semua orang terdiam untuk sesaat. Lyra seolah bisa mendengar detak jantungnya sendiri yang begitu cepat.Tanpa memedulikan apa pun, Lyra segera berlari ke arah tempat itu. Namun, Asher segera menghentikan Lyra.“Lepaskan aku! John ada di sana!” Suara keras Lyra mengembalikan kebisingan di sekitar. Para pekerja semakin ribut, juga berlari-lari mencari rekan-rekan mereka.Asher pun harus bersuara lantang agar Lyra mendengar dirinya. “Hentikan! Di sana masih berbahaya!”Benar kata Asher. Beberapa rangka yang masih berdiri tampak miring dan akan jatuh. Para pekerja sigap menyangga dari bawah, ada pula yang menggunakan truk besar untuk mendorong rangka. Sementara lainnya mengeluarkan orang-orang yang terjebak di dalam.“Aku harus melihat keadaan John sekarang!” jerit Lyra, seraya meronta-ronta ingin melepaskan diri dari cengkeraman Asher.Dalam keadaan sangat panik dan khawatir, tenaga Lyra jadi kuat. Asher harus mencengkeram

    Last Updated : 2024-10-06

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   371. Hari Istimewa

    “Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   370. Tiga Pilihan

    Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   369. Menikah

    John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   368. Damai

    “Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   367. Keluarga

    Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   366. Kabur

    Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   365. Ingin Segera Bertemu

    John mondar-mandir di ruang pemeriksaan. Bukan gelisah menunggu dokter, tetapi resah membayangkan Lyra masih berduaan bersama Max.‘Apa saja yang mereka lakukan setelah aku meninggalkan mereka?’Sebelumnya saat masih di taman, John masih ingin mengikuti Lyra sampai kediaman. Namun, Peter menyeret John untuk segera ke rumah sakit.“John Foster! Berhentilah mondar-mandir!” sergah Peter, lelah melihat tingkah kekanakan anaknya. “Aku perlu mendapatkan riasan penuh seperti kekasih Max itu, dan segera bertemu Lyra. Max bisa saja menculik dan menyekap Lyra seperti dulu.”Saat mengamati Lyra, John melihat sosok mencurigakan Selene. Setelah menyuruh Dom mencari informasi sosok mencurigakan itu, dia akhirnya tahu identitas Selene yang menyamar sebagai perempuan tua.“Tsk! Hentikan, John! Kau sudah mendengar sendiri kalau mereka sudah berbaikan dan melupakan masa lalu! Lagi pula, lukamu masih baru dan tidak bisa ditutupi dengan riasan!”Peter yang menunggu John di mobil saat di taman tadi juga

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   364. Memaafkan Diri Sendiri

    Lyra mengangguk setuju. Hanya pelukan biasa bukan suatu hal yang besar. Orang-orang juga terbiasa menyapa dengan pelukan. Lagi pula, mereka masih keluarga.“Terima kasih, Lyra.” Max Foster tanpa ragu memeluk Lyra dengan erat, memejamkan mata selagi merasakan debaran dalam dadanya.Dengan pelukan itu, Max ingin mengembalikan perasaan yang telah berlalu. Kemudian, pelan-pelan melupakan Lyra sebagai wanita pertama yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Max tidak mungkin bisa melupakan Lyra. Dia akan menyimpan perasaan itu, mengunci rapat-rapat cintanya, dan melihat Lyra dengan cara yang berbeda, yaitu sebagai keluarga, istri dari adiknya.“Maaf kalau aku banyak berbuat salah padamu, Max. Banyak hal buruk yang sudah kulakukan untuk membalasmu, termasuk kejadian malam di pesta waktu itu. Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya.”Lyra pun ingin membuang dendam yang dulu pernah bersarang di hatinya kepada kakak iparnya itu. Berharap setelah waktu berlalu, mereka bisa bicara dan tertawa seperti k

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   363. Hati ke Hati

    “Maafkan aku, Max. Waktu itu aku tidak bisa menahan diri untuk terus bersamamu atau membuka hati untukmu, sehingga mengambil pilihan lain.”Max mengusap air matanya. Meski bisa menahan tangisan kesedihan, hatinya menangis dan terluka mendengar ucapan Lyra yang sudah pasti.“Aku tahu, aku tidak menyalahkanmu, Lyra. Semua memang salahku dan aku sangat menyesali perbuatanku sendiri,” ujar Max dengan suara serak.Max memutar badan ke arah Lyra. Melihat adik iparnya ikut merasa buruk karena pengakuannya.“Aku hanya ingin mengungkap perasaanku dengan benar, di mana dulu aku hanya menipumu. Aku tidak berniat merebutmu dari adikku … sungguh ….”“Terima kasih telah mencintaiku, Max. Mulai hari ini, aku berharap kau bisa melupakan cinta itu sepenuhnya ….”“Aku sedang mencobanya, tapi kalau malah mengajakku bertemu dan memaksaku menyatakan cintaku.”Mereka diam sejenak saling menatap secara intens. Mendadak, tawa lebar dan lepas menghiasi wajah keduanya.“John akan menghajarku kalau dia sampai t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status