Lalu … di mana hati nurani Anda yang akan melakukan hal sama?
Lyra Bell bukan tipe wanita pendendam pada orang-orang yang dekat dengannya, terlebih lagi kepada sang suami. Ketika bangun pagi, kemarahan Lyra telah menghilang.Apalagi, semalam Lyra baru saja mimpi indah. Dalam mimpi, John Foster memohon maaf hingga Lyra kembali tersenyum lebar.Meski hanya dalam mimpi, Lyra menjadi senang. Kekesalan semalam pun telah terlupakan.Setelah mandi dan berdandan rapi, Lyra duduk di ranjang untuk membangunkan suami. “Bangun, Sayang ….”John membuka kelopak mata begitu merasakan ciuman lembut di pipinya. Aroma harum langsung menyeruak ke lubang hidungnya.Tak seperti Lyra yang setelah bangun terlihat segar dan bersemangat, mata John sedikit kemerahan akibat kurang tidur. Banyak hal yang John pikirkan mengenai pesan singkat dari Ivanna kepada Lyra semalam.Karena sangat penasaran, John membuka semua obrolan di aplikasi pesan ponsel Lyra. Kebanyakan berisi tentang pekerjaan dan beberapa panggilan dari Asher Smith yang cukup lama.“Kenapa wajahmu terlihat ku
Selama hampir sepuluh menit, John dan Brent berdiskusi tentang masalah Lyra dan Ivanna. John segera bersiap-siap begitu selesai bicara dengan teman kepercayaannya melalui telepon.“Tuan, Anda mau ke mana?” Pelayan yang biasa mengantar sarapan untuk John tak jadi mengetuk pintu ketika John akan keluar dari kamar.“Aku akan sarapan bersama istriku. Tidak perlu menyiapkan makan di kamar lagi mulai sekarang.”John sudah memutuskan akan pergi ke kantor mulai hari ini. Meski sakit masih sesekali menyerang kaki dan tangannya, John tetap memaksa diri dan tak akan membiarkan Lyra lepas dari pandangannya.Setidaknya, John hanya ingin mengamati Lyra dan tak perlu bekerja lebih dulu. John juga perlu bertemu dengan orang-orang kiriman Brent yang akan menggantikan beberapa pengawal yang dia curigai.“Tapi—” Pelayan itu tak berani membantah lebih lanjut.Begitu melihat tatapan tajam John, pelayan itu menunduk. John merupakan idola bagi para wanita yang bekerja di kediaman, tapi tak ada yang berani me
“Nona!” Wanita itu terperangah sambil memegangi pipi. Namun, dia tak marah dan malah terkejut dengan keadaan Ivanna. “Apa yang terjadi denganmu?! Sejak semalam saya terus menghubungi Anda, tetapi Anda tidak sekali pun menjawab telepon!”Zoe, asisten pribadi Ivanna langsung melihat ke kanan kiri, kemudian masuk dan membantu Ivanna berjalan. Ivanna hanya menurut sambil masih mengepalkan kedua tangan.Wanita berambut hitam dan lebih tinggi dari Ivanna itu terkejut bukan main tatkala melihat sedikit bercak darah kering pada gaun atasannya. Namun, dia tak berani langsung bertanya.“Tunggu sebentar, saya ambilkan minum dulu.”Zoe bergegas menuju dapur untuk mengambil air mineral di dalam kulkas. Tangannya gemetaran ketika membawa botol air mineral itu selagi membayangkan kejadian buruk yang dialami Ivanna.‘Apakah Tuan John yang melakukan itu? Tetapi, kenapa Nona Ivanna tidak terlihat senang?’Ivanna tentunya telah memberi tahu rencana untuk menjebak John kepada asisten pribadinya. Zoe pun y
Asher Smith tadi pagi menelepon Lyra dan menyuruhnya datang untuk menemui seseorang. Wanita di hadapannya itu yang Asher maksudkan.Bos Besar … begitu Asher memanggil wanita itu.“Kaukah Lyra Bell yang dikirim Asher Smith?” Meski suara wanita itu cukup lembut dan merdu, ada kengerian yang tak bisa Lyra ungkapkan dengan kata-kata ketika bertatapan dengannya. Bahkan, wanita itu jauh lebih mengintimidasi dari Asher Smith!‘Kenapa kau menyuruhku menemui orang ini, Asher Smith?!’ Lyra meratap dalam hati.Ketika mendengar nama Bos Besar, Lyra pikir bos yang dimaksud adalah rekan bisnis yang dihormati Asher Smith. Seorang Asher Smith yang hebat itu tak mungkin memanggil orang dengan sebutan bis besar jika orang tersebut hanya orang biasa.Oleh karena itu, Lyra bergegas meninggalkan kediaman untuk menemui orang tersebut. Sejak sampai di lokasi yang diberitahukan Asher, Lyra menjadi ragu dengan pemikirannya.Tempat pertemuan itu cukup jauh dari kota. Hanya ada satu rumah yang sangat besar di t
‘Hanya mengambil salah satu jari?!’ Lyra menggigil ketika membayangkannya. ‘Asher Smith! Kenapa kau bergaul dengan orang-orang seperti ini?!’Ucapan Kat seolah bukan sesuatu yang menyulitkan dan sangat mudah dilakukan. Wajah Lyra sampai memucat oleh permohonan maaf yang sangat tak wajar.“Bagaimana mungkin aku mengambil jari atau melenyapkan nyawa seseorang?” Suara Lyra sampai bergetar karena ketakutan.“Aku bisa melakukannya untukmu. Sebutkan saja pilihanmu,” balas Kat dengan enteng.Lyra menatap Dante yang memohon padanya dengan tatapan memelas. Meski orang itu adalah orang suruhan Ivanna dan berniat berbuat jahat, Lyra sama sekali tak memiliki amarah dan justru merasa kasihan padanya. Apalagi, Dante tampak baru saja dipukuli anak buah Kat. Atau entah apa saja yang dilakukan orang-orang itu sehingga membuat pria gagah yang memakai pakaian dengan merek ternama menjadi berpenampilan seperti tunawisma.Memang benar jika Dante harus dihukum atas perbuatannya, tetapi tidak perlu sampai m
Dari julukan bos besar dan cara bicara Kat, Lyra sedikit tahu jika wanita itu pernah berhubungan dengan dunia hitam. Bahkan, ada senjata api yang tampaknya selalu dibawa ke mana-mana.Lyra tak menyangka jika urusan dengan Ivanna akan semakin membesar. Beruntung, Lyra memutuskan tak jadi menggunakan obat perangsang untuk menjebak Ivanna dan Max.Jika menyewa orang-orang dari dunia hitam saja Ivanna mampu, Lyra tak bisa membayangkan apa yang bisa diperbuat Ivanna untuk menjauhkan dirinya dari John. Bahkan, sebelumnya pun Ivanna tega mencelakakan Lyra yang juga sedang bersama John.Apakah John begitu berarti bagi Ivanna hingga wanita itu mampu melakukan segala cara demi mendapatkan cintanya, termasuk menyingkirkan Lyra?Lyra tak habis pikir. Masih banyak pria yang bisa mencintai Ivanna dengan sepenuh hati. Mengapa harus John, seorang pria yang sudah beristri?“Nyonya …,” panggil Dom, membuyarkan lamunan Lyra.Lyra segera masuk ke dalam mobil. Sebelum menutup pintu mobil, ponselnya berder
DEG!Jantung Lyra seolah berhenti berdetak. Baru kali ini dia ketahuan berbohong, di saat dirinya hampir tak pernah menipu orang dan lebih suka bicara apa adanya.Lyra sampai kehilangan kata-kata. Sejak pagi, Lyra sudah menghadapi banyak kejutan yang membuat dirinya tak tenang. Setelah bertemu dengan Kat yang cukup mendebarkan, kini dirinya harus menghadapi kemarahan sang suami yang tak begitu kentara.“John, aku ….” Suara Lyra tersekat di tenggorokan.Sikap John saat ini sangat mirip dengan ketika mereka bicara. Lyra merasa tercekik oleh sosok dingin dan terlihat asing itu.John memang sejak dulu menyukai dirinya. Tetapi, bukan tak mungkin jika John akan membenci dirinya karena telah membuat kebohongan besar.“Asisten pribadi barumu, Nona Bennet memberi tahu jika kau sedang rapat di luar bersama karyawan baru yang dikirim Tuan Asher.”Lyra membuka lebar kelopak matanya. Seolah mendapat asupan angin segar dalam dada, Lyra merasa begitu lega. Beban tak kasat mata yang di sekujur tubu
“Hanya itu yang bisa aku cari tahu. Kenapa kau tidak bertanya langsung pada istrimu? Lagi pula, informasi yang kuberikan belum tentu menunjuk pada istrimu yang melakukannya.”John membuka lebar matanya dalam sekejap. Dia baru sadar akan satu hal yang begitu penting.Informasi yang diberikan Brent cukup terbatas. Brent merupakan informan yang bisa diandalkan. Bahkan, mencari jejak Lyra dulu pun tak mustahil baginya.Lyra juga tak pernah menyalahgunakan dana perusahaan untuk keperluan pribadi. Lantas … dari mana Lyra mendapatkan uang untuk mencegah Brent memperoleh informasi? Tak mudah menghentikan beberapa pihak agar tutup mulut dan tak berkhianat. John tak meremehkan Lyra. Tetapi, koneksi Lyra tak sebanyak miliknya.Tidak. Ada satu kenalan Lyra yang mampu melakukannya! Dan hanya ada satu orang dalam benak John yang bisa menghalangi bocornya informasi … “Asher Smith?”Selama beberapa waktu terakhir, Lyra dan Asher berkomunikasi secara intens. Kode-kode dari percakapan Lyra dengan Ash
“Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel
Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak
John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem
“Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira
Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m
Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak
John mondar-mandir di ruang pemeriksaan. Bukan gelisah menunggu dokter, tetapi resah membayangkan Lyra masih berduaan bersama Max.‘Apa saja yang mereka lakukan setelah aku meninggalkan mereka?’Sebelumnya saat masih di taman, John masih ingin mengikuti Lyra sampai kediaman. Namun, Peter menyeret John untuk segera ke rumah sakit.“John Foster! Berhentilah mondar-mandir!” sergah Peter, lelah melihat tingkah kekanakan anaknya. “Aku perlu mendapatkan riasan penuh seperti kekasih Max itu, dan segera bertemu Lyra. Max bisa saja menculik dan menyekap Lyra seperti dulu.”Saat mengamati Lyra, John melihat sosok mencurigakan Selene. Setelah menyuruh Dom mencari informasi sosok mencurigakan itu, dia akhirnya tahu identitas Selene yang menyamar sebagai perempuan tua.“Tsk! Hentikan, John! Kau sudah mendengar sendiri kalau mereka sudah berbaikan dan melupakan masa lalu! Lagi pula, lukamu masih baru dan tidak bisa ditutupi dengan riasan!”Peter yang menunggu John di mobil saat di taman tadi juga
Lyra mengangguk setuju. Hanya pelukan biasa bukan suatu hal yang besar. Orang-orang juga terbiasa menyapa dengan pelukan. Lagi pula, mereka masih keluarga.“Terima kasih, Lyra.” Max Foster tanpa ragu memeluk Lyra dengan erat, memejamkan mata selagi merasakan debaran dalam dadanya.Dengan pelukan itu, Max ingin mengembalikan perasaan yang telah berlalu. Kemudian, pelan-pelan melupakan Lyra sebagai wanita pertama yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Max tidak mungkin bisa melupakan Lyra. Dia akan menyimpan perasaan itu, mengunci rapat-rapat cintanya, dan melihat Lyra dengan cara yang berbeda, yaitu sebagai keluarga, istri dari adiknya.“Maaf kalau aku banyak berbuat salah padamu, Max. Banyak hal buruk yang sudah kulakukan untuk membalasmu, termasuk kejadian malam di pesta waktu itu. Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya.”Lyra pun ingin membuang dendam yang dulu pernah bersarang di hatinya kepada kakak iparnya itu. Berharap setelah waktu berlalu, mereka bisa bicara dan tertawa seperti k
“Maafkan aku, Max. Waktu itu aku tidak bisa menahan diri untuk terus bersamamu atau membuka hati untukmu, sehingga mengambil pilihan lain.”Max mengusap air matanya. Meski bisa menahan tangisan kesedihan, hatinya menangis dan terluka mendengar ucapan Lyra yang sudah pasti.“Aku tahu, aku tidak menyalahkanmu, Lyra. Semua memang salahku dan aku sangat menyesali perbuatanku sendiri,” ujar Max dengan suara serak.Max memutar badan ke arah Lyra. Melihat adik iparnya ikut merasa buruk karena pengakuannya.“Aku hanya ingin mengungkap perasaanku dengan benar, di mana dulu aku hanya menipumu. Aku tidak berniat merebutmu dari adikku … sungguh ….”“Terima kasih telah mencintaiku, Max. Mulai hari ini, aku berharap kau bisa melupakan cinta itu sepenuhnya ….”“Aku sedang mencobanya, tapi kalau malah mengajakku bertemu dan memaksaku menyatakan cintaku.”Mereka diam sejenak saling menatap secara intens. Mendadak, tawa lebar dan lepas menghiasi wajah keduanya.“John akan menghajarku kalau dia sampai t