Share

169. Perjodohan

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-31 21:26:17
“Kau harus mendengarkan kata-kata suamimu, Lyra,” tegas Asher Smith.

Lyra menatap Asher dan John bergantian yang juga sedang melihat ke arahnya. Dia menggeleng pelan karena tak memercayai mereka.

“Kau tidak berhak untuk—”

“Aku belum menjelaskan kelanjutan rencana brilianku. Diamlah dulu!” sergah Asher. “Aku bisa mengira-ngira isi dari perjanjian kalian, dan mungkin ada beberapa klausa yang merugikan untuk salah satu pihak.”

Lyra kini mendengarkan penjelasan Asher seolah ikut terhipnotis seperti sang suami. Memang benar jika kontrak itu cukup tak adil baginya yang perlu memberikan keturunan dalam kurun waktu satu tahun walaupun ada keringanan.

“Aku berencana menjadikan John sebagai bagian dari keluarga Smith. Banyak keuntungan yang bisa kalian dapatkan hanya dengan menyebut namaku sesuka hati. Bahkan, kau bisa memporak-porandakan seluruh Foster Corp jika kau menginginkannya, John.”

“Kau tahu, tujuanku adalah mendapatkan Foster Corp seluruhnya karena tidak ingin membuat perusahaan yang d
VERARI

Ya kalau Lyra langsung mengandung anak perempuan….

| 2
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Eyja Suhaiza
kalau lahirnya cowok kena jodohin don't puterinya la kan thor
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
btw, tebakan ku di bab sblmnya brarti bnr yaa ^^ John n' Lyra bakal jd bagian keluarga Smith krn mau menjodohkan ank² mrk .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   170. Segera Melaksanakan

    Tebakan Asher Smith benar. John memang sudah memikirkan ingin membuat Lyra mengandung anaknya lebih cepat agar sang istri tak bisa meninggalkan dirinya.Berkat Asher, John memiliki alasan yang lebih kuat agar bisa segera merealisasikan keinginannya. John tak perlu memaksa lagi karena kehendak Asher Smith yang ingin menjadi besan mereka akan sulit untuk ditolak Lyra.Seperti dirinya, pengalaman berhubungan badan itu baru pertama mereka rasakan. Rasa antusias dan penasaran untuk mencoba hal-hal baru masih menguasai diri mereka.Selama mereka berhubungan intim, Lyra tak memprotes ketika John meninggalkan benih di rahimnya. Tetapi, John belum sepenuhnya yakin apabila Lyra mau segera mengandung.“Lyra, kau ingat kata-kata Tuan Asher tadi, bukan? Agar usia Claus atau Collin tidak terpaut jauh dengan anak kita, kita harus lebih berusaha membuat keturunan,” bujuk John sembari mengecup jemari Lyra dengan sensual dan sesekali meninggalkan jilatan.Lyra segera menarik tangannya karena tak mau ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   171. Tak Mau Melihat Suami Kesakitan

    John menatap Lyra dengan mata sayu yang diliputi oleh hasrat yang menggelora. Dia kembali mencium dan menggigit kecil jemari Lyra untuk merayu.“Istriku … di bawah sana terasa tidak nyaman dan penuh. Apa kau tidak merasa kasihan padaku?”Manik Lyra sontak melihat gundukan di balik selimut, tepat di pangkal paha sang suami. Bayangan percintaan panas yang selalu mereka lakukan sontak memancing gairah Lyra semakin menguat.“Duduklah di atasku jika kau mengkhawatirkan kondisiku. Aku akan membimbingmu ….”Tawaran John begitu menggiurkan. Lyra sampai berpikir akan langsung melompat dan membuang selimut yang saat ini masih menutup badan mereka.Mendadak, cerita pengalaman liar Asher mengganggu pikiran Lyra. Dia lantas membayangkan jika John akan melakukan itu padanya.Tak seperti tadi siang, suasana malam ini sangat panas karena John masih berusaha membujuk dirinya. Lyra Bell tak muak lagi oleh cerita Asher, dan justru penasaran ingin mencoba.“Tidak! Tidak! Kau bisa semakin lama pulih jika

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   172. Sayang

    Noda basah bekas percintaan semalam yang mengering pada selimut, membuat Lyra Bell panik. Dia segera menggulung kain putih itu tatkala dokter dan perawat kian mendekat.John yang melihat tingkah sang istri terkekeh kecil sambil menutup mulut dengan punggung tangan supaya Lyra tak mendengar. Setelah pergumulan panas semalam, mereka langsung tidur hingga lupa membersihkan diri terlebih dulu.Keduanya masih dalam pemulihan dan cepat mengantuk karena obat yang mereka konsumsi. Hingga pagi hari ini, Lyra terbangun dan gelagapan ketika perawat dan dokter memasuki ruangan itu.“Kau tidak bisa menutupi perbuatan kita dengan menyembunyikan cairanmu, Sayang. Orang-orang kesehatan pasti tahu aroma yang kita tinggalkan meski sudah agak mengering,” bisik John, sengaja membuat Lyra makin panik.Alhasil, Lyra membuang selimut itu ke lantai. Bersamaan dengan dokter dan perawat yang terkejut oleh perbuatan Lyra.“Ada apa, Nyonya?” tanya si perawat.John kembali menutup mulut sambil mengikik. Tak habis

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   173. Orang Itu

    Bibir Lyra Bell dan John Foster hampir menyatu. Tetapi, ciuman itu tak terjadi karena suara Asher terdengar mendekat dari arah koridor.Asher bercakap-cakap dengan dokter dengan suara yang cukup keras. Lyra langsung mundur dan mendorong pelan John hingga sang suami duduk di kursi roda.“Kenapa kau masih malu-malu?” John menarik lengan Lyra dengan lembut.Lyra segera menepis tangan John sambil melihat ke arah pintu. Sosok Asher sudah terlihat di luar. “Aku tidak malu-malu. Kak Asher sudah datang.”Setelah tawa khas Asher menghilang, pria itu memasuki ruangan. “Kalian sudah siap?” tanyanya sambil menyelipkan tangan di saku celana.“Ya,” balas Lyra dan John hampir bersamaan.Lyra dan Asher pun dibawa ke mobil yang sama dengan Asher. Sementara itu, orang tua Lyra naik di mobil mereka sendiri.Di depan dan belakang mobil mereka, ada lusinan mobil lain yang mengawal. Kepergian Lyra dan rombongan jadi seperti pawai yang menarik perhatian orang-orang.“Apa kau selalu menarik perhatian begini?

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   174. Informasi Penting

    Asher Smith menyeringai, kemudian berkata, “Tepat!”Lyra Bell langsung memutar kepala ke arah Asher. Kedua matanya terbuka lebar ketika berhasil menerka sesuatu yang cukup mengejutkan.“Dia tahu jika aku dan John tidak akan sampai mati, juga mengetahui kebiasaan tempat dudukku ketika berada dalam satu mobil dengan John, serta sengaja membuat John terluka cukup parah tanpa melenyapkan nyawanya,” tebak Lyra.Bulu kuduk Lyra meremang. Lyra tahu ada banyak orang jahat di dunia. Namun, dia tak pernah berpikir akan ada orang gila yang sanggup melakukan segala cara demi mendapatkan keinginannya.Dan orang itu berada di sekitar Lyra … mengintai dan menanti kesempatan untuk menyingkirkan dirinya.Kejahatan Max Foster bahkan terlihat tak ada apa-apanya dibandingkan orang kejam itu. Ada orang yang lebih nekat dari Max hingga sampai hati melenyapkan nyawa orang-orang yang tak dianggap penting.Lyra perlu lebih waspada mulai sekarang. Sudah benar jika dia harus menunda kehamilannya. Dia tak ingi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   175. Menipu Foster

    “Wah, rupanya kau sudah tahu jika kami pulang hari ini, Kakak Ipar,” sapa Lyra kepada Max Foster yang berjalan mendekat.Tak seperti biasanya, Lyra Bell menyambut sang kakak ipar dengan riang. Tingkah Lyra tersebut membuat John tak nyaman dan khawatir. Sebab, Lyra biasanya menggerutu walau hanya melihat Max dari kejauhan.“Aku hanya mampir sebentar untuk menjenguk adik-adikku.” Max tersenyum miring selagi menatap Lyra sarat makna.Cara mereka saling bertatapan pun menghadirkan gejolak resah dan panas dalam dada John. Padahal, baru semalam Lyra bersikap manis. Pagi tadi pun, Lyra memanggilnya sayang.‘Kenapa Lyra sepertinya senang bertemu dengan Max? Apa dia tidak benar-benar memiliki perasaan spesial untukku dan hanya menginginkan tubuhku?’ “Kau sangat perhatian dengan adikmu, Max. Mari masuk, sekalian makan siang bersama,” ajak Beth ramah.Sambutan hangat kepada Max langsung membuat John murung. Dia baru saja merasa nyaman dengan keluarga Lyra, seakan-akan orang tua Lyra hanya bersi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   176. Sekutu

    “Apa maksudmu ada orang yang ingin mencelakakanku? Untuk apa dan siapa?”Max Foster memang lihai bersandiwara demi kepentingannya, Lyra mengakui kelebihan buruk kakak iparnya itu. Akan tetapi, kali ini Lyra tak melihat tanda-tanda kebohongan yang ditunjukkan Max.“Benar. Tujuan orang itu adalah John. Tetapi, bukan tidak mungkin dia akan melibatkanmu yang merupakan pemimpin Foster Corp untuk mengancam John.”Lyra sebenarnya masih menebak kemungkinan tersebut. Namun, dia mengatakan informasi tersebut seperti dia sungguh telah mengetahuinya supaya Max lebih serius menanggapi ucapannya.“Asal kau tahu, Lyra. John benar-benar sudah tidak berhubungan dengan Foster Corp. Apa pun yang akan terjadi dengan perusahaanku, papa tidak akan membiarkan John ikut campur walaupun kondisi perusahaan mengalami masalah besar. Harga diri Peter Foster terlalu tinggi untuk minta tolong pada orang yang telah dibuangnya. Begitu pula dengan John yang selalu pada pendiriannya.”Lyra tersenyum getir. “Orang yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   177. Membangkitkan Iblis

    Kedua siku tangan Lyra bertumpu pada meja. Jemarinya saling bertaut di bawah dagu. Tatapannya pun cukup meyakinkan dan menggoda di mata Max Foster.“Orang itu akan mencelakakanmu suatu hari nanti. Kita memiliki musuh yang sama. Ada baiknya jika kita mendiskusikan sebuah rencana untuk menjatuhkan orang itu terlebih dulu.”Max membuang napas kasar. Dia jadi lebih tenang dari sebelumnya.Debaran aneh yang mengganggu itu kembali Max rasakan tatkala menatap Lyra. Dia mengendurkan dasi seperti kepanasan dan mengalihkan pandangan dari Lyra yang terus melihat ke arahnya.“Siapa yang kau maksud dengan orang itu?” Nada bicara Max pun melunak.Lyra menurunkan tangan, lalu bersandar di punggung kursi dengan santai tatkala menyebut nama orang itu, “Ivanna Parker, putri sulung Alaric Parker, dan juga … kakak mantan kekasihmu.”“Kakak … mantan kekasihku …,” Max bergumam lirih selagi mencerna kata-kata Lyra. “Apa maksudmu … Sasha?!” Mantan kekasih Max yang memiliki nama belakang Parker hanya Sasha.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   371. Hari Istimewa

    “Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   370. Tiga Pilihan

    Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   369. Menikah

    John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   368. Damai

    “Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   367. Keluarga

    Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   366. Kabur

    Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   365. Ingin Segera Bertemu

    John mondar-mandir di ruang pemeriksaan. Bukan gelisah menunggu dokter, tetapi resah membayangkan Lyra masih berduaan bersama Max.‘Apa saja yang mereka lakukan setelah aku meninggalkan mereka?’Sebelumnya saat masih di taman, John masih ingin mengikuti Lyra sampai kediaman. Namun, Peter menyeret John untuk segera ke rumah sakit.“John Foster! Berhentilah mondar-mandir!” sergah Peter, lelah melihat tingkah kekanakan anaknya. “Aku perlu mendapatkan riasan penuh seperti kekasih Max itu, dan segera bertemu Lyra. Max bisa saja menculik dan menyekap Lyra seperti dulu.”Saat mengamati Lyra, John melihat sosok mencurigakan Selene. Setelah menyuruh Dom mencari informasi sosok mencurigakan itu, dia akhirnya tahu identitas Selene yang menyamar sebagai perempuan tua.“Tsk! Hentikan, John! Kau sudah mendengar sendiri kalau mereka sudah berbaikan dan melupakan masa lalu! Lagi pula, lukamu masih baru dan tidak bisa ditutupi dengan riasan!”Peter yang menunggu John di mobil saat di taman tadi juga

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   364. Memaafkan Diri Sendiri

    Lyra mengangguk setuju. Hanya pelukan biasa bukan suatu hal yang besar. Orang-orang juga terbiasa menyapa dengan pelukan. Lagi pula, mereka masih keluarga.“Terima kasih, Lyra.” Max Foster tanpa ragu memeluk Lyra dengan erat, memejamkan mata selagi merasakan debaran dalam dadanya.Dengan pelukan itu, Max ingin mengembalikan perasaan yang telah berlalu. Kemudian, pelan-pelan melupakan Lyra sebagai wanita pertama yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Max tidak mungkin bisa melupakan Lyra. Dia akan menyimpan perasaan itu, mengunci rapat-rapat cintanya, dan melihat Lyra dengan cara yang berbeda, yaitu sebagai keluarga, istri dari adiknya.“Maaf kalau aku banyak berbuat salah padamu, Max. Banyak hal buruk yang sudah kulakukan untuk membalasmu, termasuk kejadian malam di pesta waktu itu. Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya.”Lyra pun ingin membuang dendam yang dulu pernah bersarang di hatinya kepada kakak iparnya itu. Berharap setelah waktu berlalu, mereka bisa bicara dan tertawa seperti k

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   363. Hati ke Hati

    “Maafkan aku, Max. Waktu itu aku tidak bisa menahan diri untuk terus bersamamu atau membuka hati untukmu, sehingga mengambil pilihan lain.”Max mengusap air matanya. Meski bisa menahan tangisan kesedihan, hatinya menangis dan terluka mendengar ucapan Lyra yang sudah pasti.“Aku tahu, aku tidak menyalahkanmu, Lyra. Semua memang salahku dan aku sangat menyesali perbuatanku sendiri,” ujar Max dengan suara serak.Max memutar badan ke arah Lyra. Melihat adik iparnya ikut merasa buruk karena pengakuannya.“Aku hanya ingin mengungkap perasaanku dengan benar, di mana dulu aku hanya menipumu. Aku tidak berniat merebutmu dari adikku … sungguh ….”“Terima kasih telah mencintaiku, Max. Mulai hari ini, aku berharap kau bisa melupakan cinta itu sepenuhnya ….”“Aku sedang mencobanya, tapi kalau malah mengajakku bertemu dan memaksaku menyatakan cintaku.”Mereka diam sejenak saling menatap secara intens. Mendadak, tawa lebar dan lepas menghiasi wajah keduanya.“John akan menghajarku kalau dia sampai t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status