"Selamat siang buk, apa pak Dimas Adityanya ada?, apa saya bisa bertemu dengan pak Dimas Aditya?".
Seina bertanya kepada Dinda staf resepsionis di perusahaan milik Dimas."Tunggu sebentar ya buk, dengan ibu siapa namanya?""Saya Seina Amora manager dari supermarket Chunky Mart".Seina menunjukkan kokarde tanda manager supermarket Chunky Mart kepada resepsionis itu."Tunggu sebentar dulu ya mbak Seina saya telepon pak Dimas dulu"."Selamat siang pak Dimas, ada manager dari Chunky Mart ingin bertemu dengan bapak, apa boleh dipersilahkan masuk?"."Ya silahkan sudah saya tunggu dari tadi".Seina tidak dapat mendengar percakapan mereka dengan jelas, ia hanya terpaku beberapa saat."Mbak Seina?""Eh iya?" perkataan Dinda menghentikan lamunan Seina."Kata pak Dimas anda sudah boleh masuk karena sudah ditunggu sejak tadi".Dinda mempersilahkan Seina masuk kedalam ruang Dimas."Ya, terima kasih". Seina berlalu pergi menuju keruangan Direktur utama perusahan Bright Group.perusahaan 'Bright group' bergerak dibidang produsen berbagai jenis makanan dan minuman masa kini yang digemari banyak generasi muda. makanan dan minuman itu kemudian didistribusikan ke supermarket-supermarket dengan melakukan kongsi dagang sebelumnya."Selamat siang" Seina mengetuk pintu bos utama Bright Group yakni ruangan Dimas."Celine tolong bukain pintu tamu saya sudah datang".Dimas berdiri sambil merapikan pakaiannya untuk menyambut tamu yang datang yang akan diajak untuk bekerja sama.Celine Diandra sekretaris Dimas yang sejak lama sudah menaruh hati kepada Dimas namun selalu diabaikan oleh Dimas.Celine segera membuka pintu ruangan dan menyambut tamu yang datang.Begitu pintu dibuka Seina sangat bahagia ketika yang membuka adalah Celine karena ia akhirnya bisa bertemu dengan sahabat akrabnya ketika masih kuliah dulu yang sudah tidak bertemu dua tahun belakangan."Celine, kamu kerja disini?"Seina begitu bahagia akhirnya bisa bertemu dengan sahabat lamanya itu."Iya Sein, gue kerja disini, lo apa kabar?"Celine memegangi tangan Seina raut bahagia terpancar diwajah keduanya."Oh iya, silahkan masuk pak Dimas sudah nungguin dari tadi"."Pak ini Seina, tamu yang bapak tunggu sedari tadi".Dimas membalikkan badannya dan tatapannya tertuju kepada Seina. Dimas tak mengedipkan matanya untuk beberapa detik."Saya Seina Amora pak, manager dari Chunky Mart".Seina menjulurkan tangan kanannya kehadapan Dimas Aditya.Jeda lima detik Dimas tak juga menjawab perkenalan dari Seina.Dimas begitu terkagum dengan kecantikan natural Seina meski dengan polesan tipis dipipi serta gincu pink yang melingkar di bibir manisnya."Pak"Seina kembali memanggil Dimas berharap kali ini Dimas akan memberi respon padanya."inikah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama" kata Dimas dalam hati.Dimas merasakan getaran-getaran asmara dari dalam bajunya. sesuatu yang berdetak kencang yang tak bisa ia kendalikan namun apakah Seina merasakan hal yang sama?.Sesosok pria dihadapan Seina sekarang adalah pewaris dari perusahaan besar Bright Group. Tatapan mata penuh rendah diri Seina membuat Seina terlihat gugup ketika ditatap nanar oleh Dimas.Benih cinta itu mungkin belum muncul, Namun cinta datang karena terbiasa."Ya saya Dimas Aditya Direktur utama perusahaan ini."Dimas menjabat tangan Seina yang penuh keraguan dimatanya.Rasa tidak pantas mulai muncul ketika bibit cinta itu mulai tumbuh hanya dengan sekali pertemuan.Seina membuang rasa tertarik itu jauh-jauh kedalam relung hatinya yang paling dalam yang sangat sulit untuk diselami.Celine yang melihat tatapan penuh arti Dimas kepada sahabat lamanya itu menyimpan kebencian yang cukup berarti.Celine yang sudah sejak lama menaruh hati kepada Dimas tidak rela jika dambaannya itu akan segera direbut oleh orang lain. Apalagi orang itu hanya sekelas Seina. Gadis yang ia manfaatkan kepintarannya hanya untuk kelulusan dari Universitas ternama itu.Seina sama sekali tidak pernah menyadari bahwa persahabatan yang ia jalin dengan Celine hanyalah sebuah modus Celine.Seina dikenal lugu ketika masih kuliah dulu sehingga ia digelari kutu buku yang kerjaannya hanya kuliah dan ke pustaka. cewek-cewek gaul sekelas Celine sangat malu jika harus berteman dengan orang kuper seperti Seina.dengan mulut manis Celine ia mampu memperdaya Seina mau menjadi sahabat akrabnya sehingga mau mengerjakan apa saja tugas-tugas dari kampus."Celine, tolong ambilkan dua minuman segar"Perkataan Dimas menghentikan tatapan Celine kepada Seina."Baik mas".****Celine meninggalkan ruangan itu menuju keruang pantry. Disana ada Dino yang sedang sibuk menscrool gawai miliknya."Dino, buatin dua jus mangga!"Celine sedikit berteriak sehingga mengagetkan Dino yang tengah fokus kepada benda persegi itu."Ya ampun, mbak Celine, ngangetin mas Dino tersayang aja, bisa kali sekali-kali manggilnya dengan nada mesra gitu?""Nggak bisa, nggak bakalan pernah. Udahlah mas Dino bangun jangan mimpi mulu"."Ini juga udah bangun kok neng, neng nggak liat nich mata mas Dino jelalatan gini apalagi kalau lagi ngeliatin kecantikannya neng Celine, nambah gede aja nich bola matanya mas Dino".Mas Dino tertawa cengengesan kepada Celine berharap Celine akan sedikit jatuh hati kepadanya.Namun nyatanya, jangankan jatuh hati melirik saja tidak. Sungguh cinta satu pihak yang sangat menyedihkan.Celine hanya melihat Dino sebagai bawahan yang tak ada harga dirinya sama sekali berani menggoda atasan dengan cara tidak pantas. Celine yang cantik dan juga seksi tak mungkin bisa jatuh hati hanya kepada seorang office boy. level Celine jauh diatas itu yakni pak Dimas sang direktur perusahaan besar.Celine selalu memimpikan kala ia akan bersanding dengan Dimas. mengenakan gaun serba mewah serta tamu undangan dari kaum elit. Semua memberi selamat kepada Celine dan Dimas.Setelah itu semua harta kekayaan Dimas akan ia kuasai dengan apapun caranya."Udah selesai bercandanya mas Dino, buruan buatin pesenan gue mas, mas Dino mau aku laporin ke pak Dimas kalau kerja mas udah nggak becus lagi?'"Ja-jangan neng, baik neng mas Dino buatin sekarang nih".Dino bergegas pergi membuatkan minuman kesukaan pak Dimas Aditya.Bukan tanpa alasan Celine mengetahui setiap detail kesukaan bos kesayangannya itu. Dengan berbagai macam cara ia lakukan untuk mencari tahu hal apa saja yang disukai dan yang tidak disukai oleh Dimas. apalagi hanya soal minuman kesukaan itu merupakan hal yang mudah baginya.Celine dengan sengaja mendekati Zein Pratama, teman akrab Dimas sejak keduanya masih SMP.Celine tak segan-segan mengelontorkan sejumlah uang dalam jumlah yang cukup besar nominalnya bahkan sesekali merelakan tubuh seksinya demi bayaran kepada Zein.Zein yang menyukai Celine begitu menikmati setiap permainan yang dibuat Celine. apapun yang bisa membuat Celine merasa bahagia akan Zein lakukan.Namun lain halnya dengan Celine yang menganggap Zein hanya sebagai batu loncatan untuk ia semakin dekat dengan misi utamanya menjadi nyonya Dimas Aditya.Zein yang tidak mengetahui maksud dari Celine masih saja mau diperdaya oleh rayuan manis bibir Celine."Nich mbak Celine minumannya sudah selesai"Dino menyodorkan sebuah nampan berisi dua gelas jus mangga."Ya"Celine berlalu pergi hanya dengan mengucapkan satu kata cuek bebek tanpa terima kasih sama sekali kepada Dino.Dino yang sering diperlakukan kasar seperti itu sama sekali tidak merasa kesal ataupun marah sedikitpun kepada Dino.ibarat kata kalau cinta sudah melanda bikin kita buta dan lupa segalanya. Begitulah dengan keadaan Dino sekarang.~~β’β’~~Didalam ruangan direktur utama terdapat dua insan yang belum saling mengenal satu sama lain tapi masih terpendam hasrat yang sama yakni ingin memiliki satu sama lain.Seseorang yang lain harus mengubur impiannya karena berbeda kasta. Namun satu pihak berkata lain. ketika dua orang saling jatuh cinta, maka semua perbedaan akan bisa disatukan apapun keadaannya.Seina yang masih gerogi ditatap oleh bos besar perusahaan membuatnya sedikit gugup dalam penyampaian perjanjian kerja sama perusahaan Dimas dan supermarket tempat Seina bekerja.saking geroginya Seina sampai menjatuhkan bolpoint miliknya dekat kaki Dimas.Dimas yang melihat bolpoint itu jatuh dekat kakinya juga spontan untuk mengambilkannya untuk Seina.Tanpa diduga Seina juga menunduk untuk mengambilnya dan akhirnya kepala mereka berdua beradu tidak terlalu kuat namun juga menimbulkan rasa sakit kepada keduanya."Ma-af mas, nggak sengaja"Seina tergagap berbicara dengan lelaki gentlement dihadapannya ."Ya, nggak apa-apa kok, lagian ini salah saya juga nggak hati-hati tadi jadinya kebentur kepala kamu, kamu nggak sakitkan?"Tangan Dimas mengusap-usap rambut Seina berharap Seina tidak merasa kesakitan akibat benturan yang diakibatkan Dimas tadi.Celine yang sudah sampai didepan pintu harus rela menyaksikan pemandangan yang sangat dibenci oleh Celine. Celine segera mendekati keduanya sambil mengeluarkan sedikit suara."Eheem, mas ini jus mangga kesukaan kamu"Celine mengulurkan kehadapan Dimas segelas minuman dingin kesukaan Dimas dan juga menaroh asal kedepan Seina.Seina yang tidak mengetahui kemarahan Celine masih saja berterima kasih dengan lembut kepada Celine."Makasih bestie" ucap Seina kepada Celine."Ya sama bestie" jawab Celine dengan kecuekannya.Jika saja berbicara dengan Dimas, tentulah Celine akan menjawab dengan mimik yang berbeda."Ini minuman favorit saya Lo Celine, dari mana kamu tahu ya?", Dimas merasa keheranan."Hhmm, asal saja tadi mas mana tahu mas suka, ternyata memang suka beneran".Celine berpura-pura seolah itu hanyalah sebuah kebetulan saja, padahal ini salah satu intrik Celine untuk mendapat perhatian dari Dimas."Gimana Sein, kamu suka juga nggak?""Saya juga suka mas, ini minuman favorit saya juga"."Wah, suatu kebetulan yang menarik yah"Seina hanya membalas ucapan Dimas dengan senyuman khas ginsulnya.Seina kemudian melanjutkan tentang kontrak kerja sama antara supermarket dan perusahaan milik Dimas.Kontrak kerjasama keduanya lansung disepakati Dimas dengan adanya ketertarikan pribadi Dimas kepada Seina dan juga karena presentasi Seina yang menarik menurut Dimas.Sebelum Seina pamit pulang, Dimas menyempatkan diri meminta nomor WA Seina dengan modus agar memudahkan kerjasama kedepannya.Seina yang polos lansung saja memberikannya kepada Dimas. Lagian wanita mana yang mampu menolak pesona Dimas Aditya, pria mapan dan jugaCrazy Rich. Malahan sepertinya dia yang duluan memperlihatkan ketertarikannya.Sungguh wanita mana yang tidak akan klepek-klepek kepadanya?.~~~~β’β’β’~~~~bersambungPEJUANG GARIS DUA YANG DIKHIANATI[hai Sein, π] ada sebuah pesan WA di handphone Seina. Seina buru-buru membukanya. Seina lalu melihat fhoto profil si pengirim WA tersebut. Rupanya pesan dari Dimas Aditya, Direktur perusahaan besar yang baru Seina temui tadi pagi."jadi, ini WAnya pak Dimas, eh mas Dimas maksudnya" Seina baru menyadari bahwa Dimas tadi melarang Seina untuk memanggil Pak, melainkan harus memanggil mas Dimas.[Hay juga mas π] Seina membalas dengan emoji tertawa.***Dimas yang menerima balasan pesan dari Seina, senyum-senyum sendiri jadinya efek tandanya gayung bersambut.Dimas sepertinya sudah menaruh hati kepada Seina sejak perjumpaannya yang pertama.[Kamu lagi apa Sein], Dimas memulai pedekatenya kepada Seina.[Ini sudah mau tidur mas,π₯±π₯±π₯±] Seina menambahkan emoji menguapnya.[Oh ya sudah, kamu bobok yang nyenyak ya, nice dream π] Kali ini Dimas mencoba memberi perhatian kepada Seina." ya sudahlah, mending gue juga tidur juga. Besok gue mau ajak Seina makan s
PEJUANG GARIS DUA YANG DIKHIANATIπππJam sudah menunjukkan pukul 08.00 Wib. Dimas telah sampai di kantornya. begitu juga dengan Celine sekretaris pribadi Dimas. "Celine" Dimas menunjuk kearah Celine dan menyuruhnya untuk menghadap kepadanya."Ya mas Dimas?" Celine segera menghadap Dimas dengan langkah keayuan yang dibuat-buat."Tolong bikinkan saya kopi dan bawa kesini!", ternyata Dimas hanya meminta dibuatkan kopi tidak sesuai dengan yang Celine pikirkan."Kirain mau bilang apa", gerutu Celine yang sedikit masih bisa didengar oleh Dimas."Maksud kamu apa Cel?", Dimas ternyata tidak mendengarnya dengan begitu jelas."Oh, nggak ada apa-apa kok mas" Celine buru-buru pergi meninggalkan Dimas yang masih dipenuhi dengan tanda tanya.***Setelah selesai membuatkan kopi untuk bosnya itu, Celine buru-buru kembali keruangan Dimas dan segera menyuguhkan kopi itu Diatas meja."Ini kopi spesial pesanan Mas Dimas", Celine dengan sengaja memberikan kopi itu disebelah Dimas dengan sedikit menu
PEJUANG GARIS DUA YANG DIKHIANATIPOV SeinaAku membantu mas Dimas untuk bisa berdiri. Kakinya mungkin masih sakit meski telah aku coba untuk mengurutnya."Gimana mas, kamu kuat nggak berdirinya?" aku mencoba untuk mengangkat mas Dimas." Hhhmm, aku coba dulu ya Sein mudah-mudahan bisa" mas Dimas mencoba bangkit dari lantai dan aku ikut untuk mengangkatnya."Bisa nih Luna, meski dengan bantuan dari kamu juga, hehe" aku mencubit pinggang mas Dimas karena kesal kepadanya yang meski dalam situasi terjepit seperti ini masih bisa bercanda."Aduh, aduh, ini baru beneran sakit, mas jadi semakin nggak kuat sekarang""Nggak kuat apa maksud mas?" aku balik bertanya dengan pernyataan mas Dimas tadi."Makin nggak kuat kalau mas nggak godain kamu" kemudian mas Dimas tertawa cengengesan didepanku yang sukses membuat pipiku seperti kepiting rebus saat ini."Udah ah mas, becanda mulu dari tadi, kapan mau jalannya nih?" aku mulai berdecak kesal dengan jurus gombalan dari Dimas yang selalu membuat pipi
PEJUANG GARIS DUA YANG DIKHIANATIπππPOV. Dimas***"Apakah ini yang dinamakan cinta pandangan pertama?, masa ia masih ada istilah seperti itu di zaman serba online seperti sekarang. Saya seorang direktur perusahaan ternama yang sedang menjalin hubungan kerja sama dengan sebuah supermarket yang cukup maju menurut saya.saya ingin sekali bertemu dengan manager dari supermarket itu yang menurut desas-desus yang beredar ia adalah seorang wanita yang masih single dan juga jujur dalam bekerja. Di usianya yang terbilang masih muda ia sudah dipercaya untuk memimpin supermarket Chunky Mart yang sudah memiliki sepuluh cabang di kota Jakarta belum lagi yang berada di kota besar lainnya.pertemuan pertama saya dengan Seina manager dari supermarket Chunky Mart membuat saya merasakan debaran aneh disekitar dada saya. Bukankah cinta itu juga datang karena terbiasa?" Ah itu hanyalah istilah lain dari definisi jatuh cinta yang datangnya tanpa bisa tolak dan kepergiannya pun tidak bisa kita taha
PEJUANG GARIS DUA YANG DIKHIAANATIπππ~Seina~Aku merasa bersalah kepada mas Dimas yang telah menyebabkan dirinya celaka. Untuk mengurangi rasa bersalahku kepada mas Dimas akhirnya aku menerima ajakannya untuk makan siang bersamanya.Mas Dimas mengajakku ke sebuah rumah makan mewah yang ia sukai. Rumah makan Pagi Sore. Kelihatannya rumah makan ini adalah rumah makan favoritnya mas Dimas. Oh, ya mas Dimas juga sangat menyukai rendang, katanya itu adalah menu favoritnya ketika ia makan disini.Mas Dimas juga menanyaiku apakah aku menyukai rendang atau tidak. Aku tidak begitu menyukai rendang, bukan karena rasanya, namun kan selera orang beda-beda. Aku lebih menyukai Dendeng balado ketimbang rendang. Menu favorit keluarga kami apabila aku gajian.Aku selalu mampir untuk membelikan anggota keluargaku nasi bungkus rumah makan Padang dekat rumahku. sesuatu yang hanya kami nikmati bersama-sama hanya pada saat aku gajian saja. yang artinya hanya satu kali dalam sebulan."Kamu suka rendang
PEJUANG GARIS DUA YANG DIKHIANATIπππ~~Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta~~ Begitu pepatah lama adanya seperti yang tertuang kedalam lirik lagu dangdut favorit bapak dan ibu Seina yang pernah eksis pada zamannya.Aku semakin dekat dengan mas Dimas. Hampir setiap malam kami sekedar menanyai kabar dan bercanda bersama yang kemudian ditutup dengan ucapan "selamat tidur dan semoga mimpi indah" yang selalu menemani malam-malam ku beberapa bulan terakhir.Perhatian kecil namun sangat bermakna bagi perempuan single seperti aku yang sunyi sepi jika sang malam datang melanda.[Seina, besok siang kamu sibuk nggak] tanya mas Dimas melalui pesan WhatApp.[Nggak mas, emangnya ada apa] tanya ku lagi pada mas Dimas yang dua bulan terakhir semakin intens mengirimi pesan kepadaku.[Mas pengen ketemu, ada yang mau mas omongin sama kamu], Dimas sangat berharap Seina tidak menolak ajakannya.[Mau ngomong apa mas?, apa nggak bisa lewat televon aja?], Seina penasaran dengan apa yang
PEJUANG GARIS DUA YANG DIKHIANATI***"Aku mau melamar mu Sein" aku mau kita berdua segera menikah dan bersatu dalam bingkai rumah tangga yang bahagia." mas Dimas meraih tanganku dan menciumnya.Hatiku bergetar mendengar pernyataan cinta dari mas Dimas. Mas Dimas tidak ingin kami berpacaran lama-lama lagi. Ia ingin segera mempersunting ku sebagai istrinya."Ta-tapi kita mas, status keluarga kita begitu jauh berbeda. Apa mungkin pungguk seperti ku bisa menggapai bulan yang jauh diatas sana" ucapku bergetar.Aku tidak ingin terlalu berharap karena ku rasa aku akan ditolak mentah-mentah oleh keluarga mas Dimas terutama Oleh Ibunya."Tapi aku mencintaimu dan kau mencintaiku. Itu sudah cukup bagiku untuk kita melangkah lebih jauh lagi. Tak kan ada yang akan menolakmu selagi aku masih mencintaimu Sein. kamu akan aku perjuangkan dengan seluruh jiwa dan ragaku" kata-kata dari mas Dimas sungguh membuatku tak bergeming lagi. Aku juga menyadari perasaanku kepada mas Dimas juga sudah semakin mend
[Kamu dimana sekarang Sein] aku melihat satu SMS masuk ke ponselku. Sebuah pesan dari mas rupanya.'Kamu masih ingat aku mas setelah perlakuanmu hari ini' ucapku bergidik." Ya halo mas, ada apa?" jawabku malas menerima panggilan televon dari suami yang telah mengkhianati ku.[Mas mau dinas keluar kota untuk tiga hari, kamu baik-baik dirumah ya] ucap mas Dimas.Aku yakin seyakin-yakinnya mas Dimas berbohong kepada ku.'Kamu mau menemani selingkuhanmu itu? iya kan mas' hhhmm..seandainya aku bisa lebih berani sekarang mungkin kata-kata itu akan aku ucapkan sekarang juga."Uuumm" ucapku malas.'Aku terlalu malas untuk bicara dengan kamu sekarang mas. Silahkan kamu lakukan apa yang kamu mau aku tidak memperdulikannya lagi.', ucapku membatin.[Ok, kalau gitu mas tutup dulu] mas Dimas lansung menutup telvonnya tanpa bertanya bagaimana keadaanku sekarang."Kamu benar-benar sudah berubah sekarang mas. Kamu bukanlah mas Dimas yang ku kenal dulu" ucapku lirih.****"Seina, ayo makan nak. Ibu s
"Zain. Sayang. Maaf Ibu mengganggu waktumu sebentar nak. Ibu mau bicara sama kamu" Ibunya Zein memanggil putra satu-satunya itu dalam sambungan telepon. Setidaknya Ibunya juga sedikit berpanas sekarang seiring pembebasannya Zein."Ya Buk. Maaf Buk. Zein lagi sibuk. Lagi bicara sama klien tentang proposal bisnisnya Zein. Nanti saja ibuk televonnya"Tuuut.Tuuut. Tuuut. Lansung saja panggilan itu diputus paksa oleh anaknya sendiri.'Zein. Padahal Ibu pengen ngomong kalau Ibu butuh sedikit uang untuk makan sehari-hari dari hasil penjualan sawah kemaren' gumam Bu Siti dalam tangis direlungnya."Oke. Kalau gitu gue setuju. Ini sepuluh juta buat depenya. Tapi Lo harus ingat. Jangan pernah bawa-bawa gue jika kalian gagal dalam tugas ini." Amplop besar dilempar begitu saja oleh Zein. Seperti tidak ada harganya ketimbang misinya saat ini."Lakukan sesuai perintah gue. Buat Lusi menderita dengan kehilangan bayinya. Dan juga pastikan pernikahannya gagal dengan laki-laki brengsek itu. Buang dia se
"Aku bahagia mas karena ada kamu disamping aku. Kamu datang disaat aku butuh sandaran mas. Kamu seperti air di gurun oase yang begitu terik. Kamu memberiku kesejukan akan dahagaku yang terhempas oleh bayang masa laluku. Dan aku juga sangat terharu akhirnya Lusi akan segera melepas masa lajangnya. Dan itu semua juga berkat dirimu mas" aku menenggelamkan wajahku dalam pelukan laki-laki yang saat ini menjadi junjunganku.Tiada niat sedikitpun aku untuk berpaling darinya. Hati ini sepertinya juga sudah dipenjara dan diborgol erat oleh mas William."Seina. Sayang. Sudah. Kamu jangan mellow lagi. Hari ini adalah hari bahagia di keluarga kamu dan keluarga kita. Hari ini adalah pesta pernikahan adik kamu satu-satunya. Dan juga sekaligus perayaan tujih bulanan kamu bukan?. Hari ini tidak boleh air mata yang terbit dari sudut mata indah kamu ini. Jika pun masih terbit. Itu haruslah air mata kebahagiaan. Bukan duka sayang. Saya mencintai kamu. Mencintai ketulusan dan keikhlasan hatimu. Saya berj
"Nak Gery. Kenapa malam-malam datang ke sini? Apa Lusi yang menyuruhmu untuk buru-buru datang kesini?" Bu Ningsih tampak begitu khawatir mengetahui laki-laki yang sebentar lagi resmi mempersunting putrinya itu sedari tadi memencet bel tanpa ada seorang pun yang mendengar kecuali dirinya."I-Ibu. Maafkan saya Bu. Sudah datang selarut ini. I-Ini Bu." Gery menyodorkan kresek hitam ke hadapan Bu Ningsih yang membuat Bu Ningsih semakin bingung."Apa ini Gery?" Bu Ningsih mengerutkan dahinya. Ia sama sekali tidak tahu apa sebenarnya yang ada didalam kantong kresek itu.Perlahan tanganny mulai membuka buhul itu. Betapa kagetnya Bu Ningsih dengan pemandangan yang ada di depannya saat ini. Emosinya pun memuncak seolah tidak tertahankan lagi."Mangga muda? Gery! Apa maksud semua ini? Kenapa kamu malam-malam mengantar mangga muda kesini? Apa ini untuk Lusi? Apa kamu juga sudah melakukan itu kepada Lusi. Kurang aj*r kamu!'Plaaaakk' Bu Ningsih menamoar punya Gery yang membuat laki-laki kekar itu
"Aku saja yang menyetir Mas. Aku takutnya dengan kondisi kamu yang seperti sekarang kita akan nabrak dan bisa berabe nantinya""Uuuweekk..uuweeekkk ." Mas William terus saja mual dan hendak muntah namun kembali sama kali tidak mengeluarkan apapun. Hanya beberapa air yang ia muntahkan." Iya Seina. Mas setuju kamu aja yang nyetir. Lagian mas sepertinya ingin muntah terus tidak tertahankan seperti ini. Mas takut tidak konsentrasi nanti kalau menyetir." Mau bagaimana lagi kalau melihat kondisi mas William saat ini memang sangat tidak memungkinkan kalau dia yang menyetir. Jadi terpaksa aku yang ambil alih kemudinya.**" Mas ingin sekali makan mangga muda, tolong belikan Mas sayang" " Yang benar saja kamu Mas, masa tengah malam kayak gini kamu minta mangga muda. Kemana aku harus carikan Mas?" lagi-lagi aku mengerutkan dahiku melihat tingkah aneh mas William saat ini.Masa jam 02.00 pagi kayak gini Mas William meminta aku untuk mencarikannya mangga muda. Bukannya mangga muda yang nanti ak
"Iya Bu Seina, ada dua embrio yang berhasil dibuahi. Itunya artinya Ibu Seina sekarang tengah hamil bayi kembar. Sekali lagi saya ucapkan selamat ya Bu Pak"Mendengar ucapan dokter barusan mendadak mataku berkaca-kaca. Sungguh indah rupanya rencana Tuhan untukku atas semua duka yang selama ini aku alami. Tuhan bahkan menitipkan dua calon bayi kembar di dalam rahimku sebagai teman dari anakku Rindu nantinya.'Alhamdulillahirobbilalamin" tiada henti-hentinya lidah ini mengucapkan syukur itu kepada Ilahi yang begitu adil terhadap hambanya.Aku masih ingat saat itu betapa putus asanya aku dalam berjuang untuk mendapatkan seorang anak dari pernikahanku sebelumnya. Namun kali ini setelah aku menikah dengan mas William tak butuh waktu lama untuk aku mendapatkan karunia itu.'Sungguh nikmat Tuhan yang mana lagi yang engkau dustakan?'2 bulan setelah menikah aku langsung dikaruniai buah cinta kami yang tiada bandingannya di dunia. Harta yang paling mahal telah engkau berikan kepadaku Tuhan. Mud
"Kamu tidak marah kan mas?" Ujarku kemudian yang dibalas oleh kekehan mas Wiliam."Ya. Saya marah. Dan akan lebih marah lagi jika sesuatu yang buruk menimpa calon anak kita" ujarnya kemudian yang membuatku sangat kaget mendengar jawabannya. Aku takut jika Mas William tidak setuju dan marah atas keinginanku itu.Rupanya mas William berpikir positif dan menghargai keputusanku. Iya kemudian memmemelukku dan memberikan kecupan di dahiku. Rasanya sangat nyaman dan tenang sekali mempunyai suami pengertian dan baik seperti Mas William." Terima kasih Mas kamu sudah mau mengerti sama keputusanku""Iya sayang tidak apa-apa. Besok kita ke dokter kandungan Ya. Kita akan cek kondisi janin kamu dan juga Mas mau lihat apakah janinnya sudah kelihatan apa belum" mendengar ucapannya yang sangat perhatian membuat hatiku nyaman. Rasanya hati ini banyak ditumbuhi bunga-bunga indah bermekaran.Aku masih ingat ketika aku hamil Rindu dulu. Aku bahkan memohon dan mengiba kepada mas Dimas supaya mau menemanik
Cepat kamu Jelaskan kepada saya Kenapa bocah tengil ini memanggil papa kepada Dimas?" Bu Siska kembali mendekati aku. Masih dengan tatapan penuh kebencian. Sampai bola matanya hendak keluar dari sarangnya.Aku memang tak pernah benar dihadapannya. Ia begitu membenciku mengingat status keluarga kami yang jauh berbeda dulu."Maaf Bu Siska. Kalau ibu bertanya pada orang, bisa nggak sih kalau bicara yang sopan. Nggak ngegas kayak gini!" Sejak tadi aku mendiami wanita ini. Namun rupanya Bu Siska malah semakin melunjak saja melihatku. Memang benar kata orang dulu. Musuh tidak dicari. Jika bertemu pantang dielakkan."Baik. Saya akan jawab pertanyaannya Siska. Jika ibu penasaran silahkan nanti bertanya kepada Dimas anak Ibu. Itupun jika Dimas maish diberi waktu oleh Tuhan untuk bertaubat dan memperbaiki dirinya. Rindu. Mas. Ayo kita segera pulang. Hawa disini mulai nggak enak." Aku sengaja tidak memberitahu Bu Siska yang sebenarnya. Biar saja wanita bermulut besar itu mati penasaran. Lagi p
"Anda sama sekali tidak mempunyai hak untuk melukai calon ibu dari anak saya. Dia adlah istri sekaligus belahan jiwa saya" mendengar ucapan William membuat Siska tertegun. Matanya masih melotot tajam. Aku masih memegangi pipiku yang memanas oleh gamparannya. Sedangkan tanganku yang lain memegangi perutku.Aku juga takut ini akan berefek pada calon anakku yang masih berbentuk gumpalan darah itu. Aku positif hamil dan usianya masih lima Minggu. Usia yang masih rentan akan segala sesuatunya."Mama. Mama. Mama nggak apa-apa kan ma?" Tanya Rindu yang lansung menempeliku."Kamu siapa mau jadi pahlawan kesiangan mantan menantu sial*n saya ini?bisanya cuma memeras dan meloroti uang suaminya." Bu Siska bertambah melunjak melihat aku diam. Ia pun hendak menarik jilbabku dan mungkin akan menghempas tubuhku ke lantai.Namun tidak. Kamu telah salah dalam bertingkah Bu Siska. Laki-laki dihadapan kamu ini adalah suamiku. Dia akan melindungiku dari makhluk astral yang brutal seperti kamu."Saya ucapk
Iya selamat siang saya dengan berbicara dengan siapa ini tanya wanita di dalam gawai itu dengan nada yang cukup Ketus membuat jantungku kembali deg-degan mendengar kosa kata yang baru keluar sedikit dari rongga mulutnya." Maaf mengganggu Bu saya Sena Saya ingin mengabarkan kalau...." ucapanku lalu ia potong dengan rancauan yang cukup menyakitkan dadaku." Hah? Apa saya tidak salah dengar? Seina? apa saya tidak salah dengar?. Kamu Seina si pencuri dan perampok itu? mau apa kamu sekarang? kamu mau merampok apalagi dari saya setelah kamu menguras habis semua harta anak saya!" kicauannya cukup membuat telingaku sakit namun aku harus bisa bertahan mendengar ocehannya yang menyakitiku sampai ke relung hati yang paling dalam ia menuduhku pencuri dan perampok Padahal aku hanya mengambil hakku dan juga hak anakku.Lagi pula Mas Dimas itu memang menceraikanku karena perselingkuhannya bukan karena kesalahanku. Ya sudahlah. Untuk apa membicarakan hal yang telah berlalu. Aku harus menyampaikan be