Share

24. Melihat pameran

“Tenang saja, Mas Haikal tak usah khawatir soal Antonie. Dia sekarang masih menjadi asisten juga. Tapi asisten Pak Arif,” seru Zul yang bisa melihat kilatan khawatir yang terpancar dari mata Haikal.

Haikal hanya bisa mendengus kesal. Selain asisten pamannya, Arif, Zul juga kaki tangan Edi sehingga gerak-gerik Haikal kini diawasi.

“Aku tidak mengkhawatirkan anak itu,” sahut Haikal ketus lalu kembali menatap berkas di atas meja dan mulai mempelajarinya satu per satu.

“Jika ada kesulitan, kita bisa diskusikan semua hal,” desis Zul seraya duduk di bangku yang biasa ditempati Antonie.

‘Sialan, dasar Nenek lampir! Bisa-bisanya berbuat sesuka hati,’

Haikal menggerutu dalam hati, kesal dengan sikap sang ibu yang padahal tidak punya kuasa di perusahaan tetapi tingkahnya di atas suaminya.

***

Hari ini Zaara mengantar Fatimah pergi ke dokter. Mau tak mau Fatimah mengikuti keinginan Zaara untuk pergi ke sana. Zaara sangat mengkhawatirkan kondisi kesehatannya yang memburuk.

“Bu Fatimah hanya perlu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status