Namun Lucas tidak bisa bergerak sekarang karena semua dewan direksi dan para petinggi lainnya telah tiba di ruangan.Seperti biasa, Lucas tidak pernah mendapatkan kursi dan dia harus menunggu di pojok ruangan untuk mengikuti rapat.Mungkin di perusahaan, ini masih bisa ditolerir karena dia hanyalah sekretarisnya Angeline.Lisa masuk ke dalam ruangan dengan memasang wajah yang serius. Dia kemudian duduk di kursinya dan mata kanan sebuah berkas di atas meja.Ruangan langsung sunyi seketika.“Pagi ini saya mengumpulkan kalian semua karena ada sesuatu hal yang sangat penting, yang harus saya bicarakan dan saya putuskan,” ucap Lisa.Semua orang langsung menoleh satu sama lain, seolah mereka bertanya, ada apa?“Seperti yang diketahui, kemarin Angeline berhasil mendapatkan kontrak investasi dari perusahaan Golden Star. Ini adalah kabar baik untuk perusahaan kita karena dengan investasi yang diberikan oleh perusahaan Golden Star itu, perusahaan kita bisa selamat dari pailit,” lanjutnya.Lisa
Jeremy sudah mulai bekerja untuk menghasut para dewan direksi dan petinggi perusahaan. Dia ingin mengerahkan mereka semua untuk mendukungnya.Jeremy percaya kalau semuanya pasti meragukan kemampuan Angeline. Oleh karena itu, dia mengajak semuanya untuk berbicara.Lucas menebar pandangannya untuk melihat reaksi dari orang-orang yang ada di dalam ruangan untuk melihat lebih dini, siapa yang mendukung Jeremy dan siapa yang mendukung Angeline.“Ya, benar. Sepertinya Angeline belum siap untuk menjadi pemimpin kita. Ya, meskipun dia wakil presiden direktur, tetap saja mereka adalah atasan kami,” kata Hendrik, ayahnya Jeremy.Hendrik adalah salah satu dewan direksi perusahaan. Jadi suaranya sangat menentukan.“Bukan karena Jeremy adalah anakku, jadi aku membelanya. Tapi aku menilai secara objektif kalau Jeremy adalah orang yang tepat untuk menduduki posisi Wakil Presdir. Dia berpengalaman dan memiliki penilaian yang baik dalam strategi bisnis perusahaan,” lanjut Hendrik.“Hahaha …” Lucas ter
Melihat akan adanya pergolakan besar yang terjadi jika mereka masih ada di sana, Ryan meminta Lucas dan Angeline untuk keluar ruangan.Lucas dan Angeline sudah menurutinya. Namun kemudian ada sesuatu yang membuat Angeline menghentikan langkah kakinya.“Paman tidak perlu ikut campur! Paman bukan siapa-siapa dan tidak memiliki kontribusi apapun di dalam perusahaan dan keluarga, jadi diam saja!” bentak Jeremy.Angeline membalikkan badannya dan menghampiri Jeremy. Dia tidak terima ayahnya dibentak seperti itu di depan banyak orang.Sambil menunjuk wajah, Angeline berkata, “Jaga bicaramu! Jika bukan karena kelicikan orang tuamu, Papaku tidak akan seperti ini!”Jeremy menyeringai mendengarnya. Lalu dia berkata, “Apa? Kamu masih berpikir kalau orang tuaku sebagai penghalang papamu? Bodoh sekali! Sudah jelas, papamu itu yang tidak becus dan memiliki IQ jongkok.”“Sudah diberi kesempatan berkali-kali tapi tetap saja gagal. Memalukan!” lanjutnya.Plaak!Tamparan keras mendarat di pipi Jeremy.“
Angeline memilih untuk berjalan kaki, meninggalkan rumah orangtuanya. Lucas mengejar istrinya itu.“Sepertinya lebih baik kamu yang bawa mobil. Kamu bisa pergi ke mana saja sesuai dengan keinginan hatimu kalau pakai mobil. Lebih leluasa dibanding dengan taksi,” kata Lucas sambil menyerahkan kunci mobil.“Kamu pulang dengan taksi?” tanya Angeline.Lucas mengangguk. “Aku mau langsung pulang ke rumah. Jadi pakai taksi saja.”Angeline pun menerima kunci mobilnya. Lucas pun langsung berjalan pergi. Niatnya mau langsung pesan taksi untuk pulang, tapi tanpa sadar dia terus berjalan sampai cukup jauh.Saat sedang berjalan, tiba-tiba sebuah mobil sedan mewah berhenti di sampingnya.Lucas melirik saja sambil melangkah. Dia tidak begitu peduli dengan mobil itu.“The Obsidian Blade! Mau ke mana?”Lucas langsung menghentikan langkah kakinya. Lalu dia membalikkan badannya untuk melihat siapa yang menyapa.“Mike?” Lucas terkejut karena ternyata yang menyapanya itu adalah Mike.Mike membungkukkan b
Pria itu langsung menghampiri Angeline dan mencekiknya.“Kurang ajar! Bisa-bisanya kamu melukai bos Magdalena! Akan kubunuh kau!” kata pria bertubuh tinggi besar itu.Angeline berusaha memberontak. Dia bahkan sempat untuk memukul dan menendang pria bernama Douglas itu. Namun, tenaganya sama sekali tidak terasa.“Douglas, bunuh saja dia!” seru Magdalena sambil memegang keningnya agar darahnya tidak terus mengalir.Douglas melempar Angeline ke lantai.Bruukk!Punggungnya menghantam lantai terlebih dahulu hingga membuat Angeline sesak napas.Suasana di dalam bar menjadi gaduh. Orang-orang menjauh agar tidak terkena salah serang.Tidak ada yang berusaha untuk menghentikan Douglas saat ini meskipun lawannya itu adalah seorang perempuan.Douglas menghampiri Angeline dan berjongkok di sampingnya. Dia menatap wajah Angeline yang sedang menahan sakit dan sesak napas itu.“Bos, wanita ini sangat cantik sekali. Dadanya sangat menggoda. Apakah boleh aku mencicipinya terlebih dahulu sebelum meleny
Dengan jarak sedekat itu, tidak mungkin bagi Dougal untuk menghindarinya kecuali Dia memiliki kecepatan luar biasa seperti Lucas.Orang-orang di sekitar menutup matanya, saat Mirko menembak. Mereka tidak mau melihat kejadian mengerikan itu. Namun semuanya terkejut ketika peluru itu mengenai perut Douglas, malah peluru itu jatuh ke lantai tanpa melukai Douglas.“Apakah tidak ada telur yang lebih tajam lagi? Peluru itu hanya membuatku geli,” kata Douglas sambil mengusap perutnya.Mirko terkesiap dengan apa yang terjadi. Dia tidak menyangka jika peluru dari senjata apinya tidak mampu menembus badan Douglas.Ini tidak mungkin!Mirko masih penasaran. Dia pun kembali menembak Douglas dengan dua tebakan sekaligus. Namun kali ini diarahkan ke dada dan satu lagi ke paha.Sama seperti sebelumnya, peluru sama sekali tidak bisa menembus daging Douglas.“Apakah sudah selesai main tembak-tembakannya? Kalau sudah selesai, gantian aku akan bermain-main denganmu,” tanya Douglas.Mirko gemetaran tubuh
Sosok Angeline ada di rumahnya dengan kondisi duduk dan terikat di kursi kayu.Apa ini? Apa mereka sudah gila?Victor langsung menatap Magdalena dan Douglas dengan wajah yang panik.“K-kalian menculik Angeline?” tanya Victor dengan mata dan mulut yang terbuka lebar.Dengan percaya diri, Magdalena berkata, “Ya, aku membawanya untukmu. Aku yakin Pak Victor pasti akan senang. Pak Victor bisa membalas dendam kepada Lucas dengan menikmati wanita itu.”Victor memegang kepalanya. Dia tampak panik dan bingung.“Gila! Apa kamu tidak bisa berpikir dulu sebelum bertindak? Membawanya ke sini sama saja membuka pernah besar, bodoh!” pekik Victor sampai urat-urat di lehernya menyembul.Magdalena dan Douglas terkejut. Mereka bingung kenapa sikap Victor seperti ini. Dia terlihat seperti orang yang ketakutan karena diikuti oleh malaikat maut.Douglas menoleh ke arah Magdalena, mencoba untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya.“Ada apa, Pak Victor? Kenapa jadi perang besar
Kalimat yang diungkapkan oleh Lucas begitu mengejutkan. Kecurigaan Albin tentang Lucas semakin menemui titik terang.“Kamu sudah biasa dengan situasi seperti ini?* tanya Albin dengan ekspresi wajah yang bingung.Lucas tidak menjawab pertanyaan itu. Dia hanya memerintahkan Albin untuk menambah kecepatan.“Sebaiknya kamu lebih cepat lagi dalam membawa mobil. Kalau tidak bisa atau takut, biar aku yang menyetirnya,”“Ya, baik.”Albin langsung tancap gas menuju ke rumah keluarga Benedict.Tidak butuh waktu lama, mereka hampir tiba di rumah mewah keluarga Benedict.“Itu Mirko. Menepi!”Albin langsung menepikan mobil, tepat di belakang mobil Mirko.Lucas dan Albin langsung keluar mobil.“Mirko! Berapa orang yang menculik istriku?” tanya Lucas.“Lucas, akhirnya kamu datang juga,” kata Mirko, lega. “tadi istrimu diculik oleh seorang pria dan seorang wanita.”Albin tiba-tiba saja merasa tidak enak hati. Entah kenapa, dia takut jika adiknya terlibat dalam kasus ini.Namun dia buru-buru menepisny
Lucas menatap Angeline dengan tenang setelah melontarkan pertanyaan itu.“Jika kamu memiliki perusahaan sebesar BQuality, apakah kamu akan merasa senang?”Angeline menatap Lucas dengan ekspresi bingung, lalu tertawa pelan.Lucas mengangkat alis. “Kenapa tertawa?”Angeline meletakkan cangkir kopinya di meja dan menghela napas. “Lucas, membangun perusahaan tidak semudah itu. Apalagi sebesar BQuality.”Lucas tetap diam, menunggu kelanjutannya.Angeline bersandar ke sofa, menatap langit-langit sebentar sebelum kembali menoleh ke arah Lucas.“Perusahaan sebesar itu butuh modal besar, jaringan luas, dan bertahun-tahun pengalaman. Aku tidak pernah terpikir untuk memiliki sesuatu seperti itu,” katanya dengan nada realistis.Lucas menyipitkan mata. “Siapa tahu suatu saat nanti kamu bisa.”Angeline tersenyum tipis. “Aku lebih suka realistis. Jika aku terlalu banyak berharap, aku hanya akan kecewa dengan ekspektasi yang kubuat sendiri.”“Itu menyakitkan, Lucas!” tutupnya.Lucas mengangguk kecil,
Lucas berjalan menuruni bukit dengan langkah tenang, tetapi pikirannya terus bekerja.Dia tidak melihat gunanya menunggu Matteo, John, Luki, dan Ashton keluar dari istana Raja Verdansk. Tidak akan ada informasi berharga yang bisa didapat hanya dengan mengamati mereka dari kejauhan.Jika ingin mengetahui sesuatu, lebih baik langsung mencari sumbernya.Mata-mata organisasi Veleno adalah yang terbaik dalam bidang ini. Dan hanya ada satu orang yang bisa mengaturnya dengan baik, Julian.Lucas merogoh ponselnya, menekan tombol panggilan cepat.Nada sambung berbunyi beberapa kali sebelum akhirnya suara Julian terdengar di seberang.‘The Obsidian Blade.’Lucas langsung berbicara tanpa basa-basi. ‘Julian, aku butuh bantuanmu.’Julian terdiam beberapa detik sebelum menjawab, ‘Apa yang terjadi?’Lucas menghela napas singkat. ‘Matteo, John, Ashton, dan Luki baru saja mengunjungi istana Raja Verdansk dan mereka diterima di sana.’Julian langsung terkejut. ‘Apa? Raja Verdansk? Apa kau yakin, The Ob
Sam menelan ludah, tangannya mulai berkeringat. Tubuhnya gemetaran saat tatapan tajam Luki semakin dekat.Pemuda itu benar-benar tidak menyangka jika dia akan berhadapan dengan seseorang yang terlihat berbahaya seperti Luki.Luki melangkah dengan perlahan, sorot matanya seperti elang yang sedang mengunci mangsanya."Aku tanya sekali lagi," katanya dengan nada dingin. "siapa kamu?"Sam mencoba mempertahankan ekspresi tenangnya. Tapi suaranya sedikit bergetar saat menjawab, “Aku hanya kebetulan lewat. Aku sedang berjalan-jalan di sekitar sini.”Luki menatapnya lebih lama. Dia mengamati Sam dari atas ke bawah, mencari tanda-tanda yang mencurigakan.Lucas yang bersembunyi di balik pepohonan hanya bisa mengamati dengan tegang.Jika Sam melakukan kesalahan sedikit saja, dia akan mati di tempat.Detik berlalu dengan begitu lambat.Luki mengernyit, lalu melangkah lebih dekat hingga hanya berjarak satu langkah dari Sam.“Jalan-jalan?” Luki mendengus. “di tempat terpencil seperti ini?”Sam beru
Kesunyian yang melingkupi ruangan itu begitu mencekam. Aura kekuasaan Raja Verdansk terasa semakin menekan setiap detik yang berlalu.Dari singgasananya yang megah, sang raja menatap tajam ke arah dua pria yang berdiri di hadapannya. Tatapannya tidak menunjukkan emosi, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat John dan Matteo merasa seakan mereka sedang dihakimi.Bagi Raja Verdansk, pertemuan seperti ini adalah sesuatu yang membuang waktu. Dia tidak suka berbasa-basi, tidak tertarik mendengarkan keluhan orang lain. Tetapi, setelah mendengar laporan bahwa Matteo telah berusaha tujuh kali untuk menemuinya, rasa penasarannya sedikit terusik.Lagi pula, yang diketahui olehnya, Matteo bukan orang sembarangan. Dia adalah ketua Serikat Dagang, organisasi paling berpengaruh di Kota Verdansk dan menjadi salah satu lumbung pendapatannya.Namun, yang membuat Raja Verdansk akhirnya memutuskan untuk menerima pertemuan ini bukanlah karena kesetiaan Matteo, melainkan untuk memahami kenapa
Luki duduk dengan santai di ruang tamu, senyum tipis terukir di wajahnya. Dia baru saja mendapat kabar dari Matteo yang membuatnya senang dan penuh semangat.Di tangannya masih ada gelas berisi anggur merah. Dia menggoyangkannya perlahan, matanya menatap cairan itu dengan penuh antisipasi.Langkah kaki terdengar dari arah pintu masuk.Ashton baru saja pulang kerja, jasnya masih rapi, tetapi ekspresinya terlihat lelah. Begitu dia melihat Luki duduk dengan ekspresi mencurigakan, alisnya langsung terangkat.“Ada apa? Kenapa senyum-senyum seperti itu?” tanya Ashton sambil melepas jasnya dan menggantungnya di sandaran sofa.Luki meneguk sedikit anggurnya sebelum menjawab, “Kak, sesuatu yang hebat akan segera terjadi.”Ashton mengernyit. Dia tidak menyukai cara bicara Luki yang penuh misteri.“Apa maksudmu?” tanya Ashton.Luki tersenyum lebih lebar. “Balas dendam akan segera terlaksana.”Ashton langsung menegang. Pikirannya langsung tertuju pada satu nama.“Balas dendam kepada Lucas?” tanya
Lucas tetap berjongkok di balik semak-semak, matanya tidak pernah lepas dari istana mewah itu. Lampu-lampu temaram di sekeliling gedung menciptakan bayangan panjang yang bergerak pelan mengikuti tiupan angin malam.Di sebelahnya, Sam mulai gelisah. “Jadi … kita cuma akan diam di sini?” bisiknya.Lucas tidak menjawab. Pertanyaan itu telah ditanyakan oleh Sam sebelumya, jadi Lucas tidak perlu lagi untuk menjawab karena membuang-buang energi saja.Lucas masih mengamati setiap detail pergerakan di depan vila. Dia terpikir untuk mengambil beberapa foto dan video sebagai bukti.Namun saat ponselnya dikeluarkan, ada panggilan suara masuk. Tidak ada suara dan tidak ada getaran karena memang Lucas mengatur ponselnya agar sunyi. Dia tidak ingin ada gangguan saat sedang mengawasi Matteo dan John.Di layar ponselnya nama Troy terpampang di sana. Lucas mendesah pelan. Troy sudah meneleponnya sepuluh kali. Tanpa ragu, Lucas akhirnya menerima panggilan itu.‘Apa yang terjadi, The Obsidian Blade? Ke
Di balik bayangan pepohonan, Lucas tetap berjongkok dengan tenang. Matanya fokus pada vila besar di depan mereka, sementara di sampingnya, seorang pemuda bernama Samuel tampak gelisah.Samuel, atau yang biasa dipanggil Sam, masih tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dia hanya seorang pengendara motor biasa yang tiba-tiba diseret ke dalam situasi ini.Sam menelan ludah, lalu berbisik, “Hei, kita sudah sampai di sini. Sekarang bisa jelaskan, kenapa kita mengikuti orang itu?”Lucas tetap diam, matanya tidak berkedip sedikit pun.Sam melirik Lucas dengan ragu. “Dengar, aku memang butuh uang, tapi aku tidak mau terlibat dalam sesuatu yang berbahaya. Kamu bahkan belum memberitahuku siapa pria yang kita ikuti.”Lucas akhirnya menoleh ke arah Sam, sorot matanya tajam dan dingin. Aura berbahaya keluar dari tubuhnya begitu saja, membuat Sam langsung merasa tidak nyaman.Jantung pemuda itu berdetak lebih cepat. Seolah-olah dia baru saja menantang seekor harimau di tengah hutan.“Ad
Pada awalnya Lucas ingin membiarkan Matteo pergi. Namun dia juga mengingat lagi tentang keresahan hatinya tentang Lucas bebepaa hati yang lalu.Lucas menatap jalanan yang macet dengan rahang mengeras. Matteo sudah menghilang dari pandangan mereka, dan itu membuat nalurinya berteriak.“Baiklah Troy. Kejar dia!” perintah Lucas dengan suara tegas.Troy tersenyum. Inilah yang diinginkan olehnya. Yaitu menghukum Matteo dengan keras.Tanpa membuang waktu, Troy pun langsung menginjak pedal gas, mencoba menyalip kendaraan di depannya.Awalnya dia cukup mulus untuk melewati mobil-mobil di depannya meski sedang padat. Namun pada akhirnya, kondisi jalanan tidak berpihak kepada mereka. Lalu lintas menjadi semakin pada sehingga tidak ada ruang untuk menyalip lagi.Terdengar klakson kendaraan bersahutan, menciptakan kekacauan di jalan utama kota Verdansk.Troy mengumpat pelan. “Sial. Mobilnya tidak terlihat lagi.”Lucas menyipitkan matanya, berusaha mencari tanda-tanda keberadaan Matteo. Dia tahu b
Di dalam kantornya, Matias membaca pesan dari Randy dengan ekspresi serius. Dia langsung menghubungi rekannya itu via panggilan suara.‘Apa maksudmu dengan ‘orang ini berbahaya’?’ tanya Matias tanpa basa-basi begitu Randy menjawab panggilan suaranya.Di seberang telepon, Randy mendesah. ‘Dia bukan orang yang bisa kita kendalikan. Dia dingin, profesional, dan tidak tertarik dengan tawaran apa pun. Hal ini terlihat jelas saat dia berkunjung ke divisiku.’Matias mengernyit. ‘Jadi kita tidak bisa melobinya? Atau hanya belum tahu saja celahnya?‘Sepertinya akan sulit,’ jawab Randy. ‘aku sudah mencoba mengajaknya makan malam untuk mengenalnya lebih jauh, tapi dia langsung menolak dengan tegas seperti dia tahu apa rencanaku. Dia bukan tipe yang bisa dijebak dengan cara biasa.’Matias menyandarkan tubuhnya ke kursi, berpikir dengan keras.‘Hmmm … jalau begitu, kita harus tahu apa yang membuatnya bergerak,’ kata Matias akhirnya. ‘aku akan mencari tahu berapa gaji dan bonus yang dia dapat setia