Beranda / Romansa / Pelayan Cantik Sang Billionaire / Bab 15. Tugas Pertama Menjadi Seorang Pelayan

Share

Bab 15. Tugas Pertama Menjadi Seorang Pelayan

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 19:59:24

Saat jarum jam menunjukkan pukul enam, Cordelia berdiri di depan pintu kamar Tristan dengan tangan gemetar. Tanpa suara, dia mengetuk pintu. Tidak ada jawaban. Cordelia ragu, tetapi ingat apa yang Truffy katakan—dia harus masuk dan melakukan tugasnya tanpa menunggu perintah lebih lanjut. Perlahan, dia memutar kenop pintu dan masuk ke dalam kamar yang besar dan mewah itu.

Saat tiba di dalam kamar Tristan, Cordelia menatap Tristan masih tertidur di atas ranjangnya yang luas. Wajah pria itu yang biasanya penuh kekuatan tampak lebih lembut saat tertidur, tetapi Cordelia tahu bahwa di balik ketenangan itu ada kegelapan yang menakutkan.

Cordelia menahan napas dan meletakkan baskom berisi air hangat di nakas di samping ranjang. Wanita itu merasa gugup berada begitu dekat dengan pria yang membuatnya merasa tidak berdaya. Namun, saat Cordelia menunduk untuk menyiapkan handuk, matanya bertemu dengan tatapan Tristan yang tiba-tiba terbuka.

“Apa yang kau lakukan?” Suara Tristan serak, tapi jelas
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 16. Terlalu Sempurna untuk Menjadi Seorang Pelayan 

    “Selain Delia, semuanya keluar!”Suara bentakan itu menggelehar, dan membuat para pelayan yang ada di sekitar, termasuk Truffy sempat tercengang. Namun mereka dengan cepat membungkuk dan berangsur pergi dari ruang makan. Cordelia juga hampir melangkahkan kakinya, sampai wanita cantik itu mendengar suara Tristan yang dingin dan tajam.“Delia, apa kau tuli? Aku bilang selain Delia pergi. Bukankah kau mengaku-aku namamu Delia? Ah, atau kau mulai bingung dengan nama aslimu antara Delia atau Cordelia?” Tampak seringai di wajah Tristan muncul. Cordelia berdiri kikuk, dengan wajah panik. “M-maafkan saya, Tuan.”Ruangan makan yang megah tiba-tiba menjadi sunyi senyap. Semua pelayan sudah keluar, meninggalkan Tristan, Jovian, dan Cordelia dalam suasana yang semakin tegang. Tristan duduk di kursinya, memandangi Cordelia dengan mata tajam, sementara Jovian berdiri tak jauh dari mereka, memperhatikan setiap gerakan Cordelia dengan cermat.“Duduklah,” perintah Tristan tiba-tiba, suaranya tegas da

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 17. Pelayan 24 Jam

    Beberapa menit sebelumnya … Tristan sudah berdiri di samping Rolls Royce yang disiapkan oleh Jovian, wajahnya tegang, menatap mobil mewah itu dengan pikiran yang berputar-putar. “Jovian,” panggilnya dengan suara yang terdengar tajam. “Ya, Tuan?” jawab Jovian sopan. Tristan terdiam sebentar, kembali berpikir ulang. “Menurutmu, apakah mungkin seorang pelayan, atau wanita biasa yang dijual menjadi seorang budak seks bisa memiliki etika dan pembawaan sesempurna Cordelia?” Jovian mengerutkan dahi, berpikir sejenak sebelum menjawab, “Tidak mungkin, Tuan. Meski dia seorang pelayan profesional, etika dan pembawaan seperti itu, jujur bukan sesuatu yang bisa dipelajari dalam waktu singkat. Kecuali dia memang berasal dari keluarga kaya atau ... seorang mata-mata yang sangat terlatih.”Tristan menggertakkan giginya, tinjunya mengepal di samping tubuhnya. “Tidak mungkin wanita dari keluarga kaya dijual sebagai budak seks. Itu tidak masuk akal, Jovian!” “Kalau begitu, kemungkinan terbesar ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 18. Kepolosan Palsu

    Cordelia berdiri di pojok ruangan, tubuhnya gemetar, tidak mengerti kenapa Tristan selalu mencurigainya. Jantungnya berdegup kencang, seperti hendak meledak, dan pikirannya berputar-putar tanpa arah. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya—apakah menjelaskan diri atau tetap diam seperti yang selalu dia lakukan. Beberapa saat, dia hanya berdiri di sana, merasakan ketegangan yang mencekam.“Kau masih tidak mau bicara?” Tristan menatap tajam.Cordelia diam, tampak menunjukkan ketakutan. Tristan menatap Cordelia dengan pandangan yang tidak bisa dijelaskan. Kemarahan yang membara dalam dirinya terasa semakin sulit dikendalikan. Sial! Pikirannya berkecamuk, melihat Cordelia dengan tatapan ketakutan yang sama seperti seseorang dari masa lalunya. Seketika, bayangan Leony, mantan istrinya, kembali menyeruak ke dalam pikirannya.Wajah anggun Leony yang selalu rapuh, begitu lembut dan memelas. Sejak awal, Tristan selalu ingin melindunginya, melindungi wanita yang dulu sangat dia cintai. Namu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 19. Amarah Tristan

    Suara ketukan pintu menggema di kamar Cordelia tepat pukul enam pagi. Udara masih dingin dan matahari baru saja menyembul di ufuk timur. Cordelia terlonjak dari tempat tidur, terhuyung-huyung menghampiri pintu. Begitu dibuka, seorang pelayan berdiri dengan sikap kaku.“Tuan Tristan memintamu bersiap sekarang. Dia menunggu di ruang makan,” ucap seorang pelayan, rekan Cordelia. Cordelia mengerutkan dahi, masih setengah sadar. “Menunggu? Maksudnya, hari ini aku ikut ke kantor?” Pelayan itu hanya mengangguk sebelum berlalu, meninggalkan Cordelia dengan tanda tanya besar. Semalam, dia sempat berharap Tristan akan meninggalkannya—memberinya jeda dari tekanan kantor dan hinaan para pegawai, tapi sayang harapan itu pupus.“Kenapa aku harus ikut lagi?” Cordelia menggumam sambil mengenakan seragam pelayannya yang sudah rapih disetrika.Langkahnya menuju ruang makan terasa berat. Sesampainya di sana, Tristan sudah duduk di kursi utama dengan jas hitam dan dasi abu-abu, terlihat begitu berwibaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 20. Teguran Keras Tristan

    Gelegar suara berat membuat seluruh karyawan yang meledek Cordelia bergidik ngeri. Mereka semua panik ketakutan melihat Tristan berdiri di ambang pintu—memberikan tatapan dingin, dan tajam serta menusuk pada seluruh karyawan yang menghinda Cordelia. “T-Tuan Tristan …” salah satu karyawan, memberanikan diri menyapanya dengan nada berusaha tenang, meski wajahnya menunjukkan jelas ketakutan nyata. Tristan tak merespon sapaan sari karyawannya. Tatapan pria tampan itu menyapu ruangan dengan dingin, lalu berhenti pada Cordelia yang masih setengah berjongkok di lantai, dengan baju basah terkena air, dan tangan gemetar menunjukkan ketakutan. Tatapan Tristan berubah tajam, lalu berpindah ke para wanita yang tadi menghina Cordelia. “Berani sekali kalian merendahkan pelayanku. Apa kalian bosan hidup, hah?!” gelegarnya keras, dan sontak membuat semua orang di sana bergetar ketakutan. Udara di ruangan seolah membeku. Wanita-wanita yang tadinya penuh percaya diri kini saling pandang dengan keta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 21. Telanjang di Depanku!

    Malam begitu larut, udara di luar sangat dingin hingga menusuk ke sekujur tubuh. Tristan yang sudah tiba di mansion, tak langsung memerintahkan Cordelia kembali ke kamar wanita itu yang ada di pavilion pelayan. Tentu tak ada yang bisa Cordelia lakukan, selain pasrah di kala Tristan memintanya untuk tak langsung kembali ke pavilion. Tristan masuk ke dalam kamar, dan Cordelia berdiri di ruang tengah megah mansion. Wanita cantik menguap, menahan rasa kantuk yang tak terhingga. Dia ingin sekali segera beristirahat, tetapi sayang Tristan tak langsung mengizinkannya istirahat. “Aku jalan-jalan ke kolam saja sebentar,” gumam Cordelia pelan, dan mulai melangkahkan kakinya menuju ruang kolam renang. Cordelia bingung harus melakukan apa demi menahan rasa kantuknya. Mungkin dengan berjalan-jalan di area kolam renang, bisa membuat rasa kantuknya berkurang. Ya, tepat di kala tiba di ruang kolam renang—yang dilakukan wanita itu adalah berjalan perlahan ke tepi kolam. Cordelia mendongak, melihat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 22. Tidur di Kamar yang Sama 

    Rasa lelah dalam diri Cordelia, membuat wanita itu langsung terlelap di ranjang empuk dan mahal milik Tristan. Napas lembut yang lolos darinya, membuat Tristan tak kunjung memejamkan mata. Pria itu malah terpaku dengan melihat Cordelia yang terlelap. Cordelia tidur seperti bayi yang begitu puas—dan tak bisa diganggu. Saat ini Cordelia tidur di samping Tristan. Pria tampan itu tak memberikan izin Cordelia kembali ke pavilion khusus pelayan. Alasan utama Tristan tak mengizinkan Cordelia kembali ke pavilion, karena seharian ini Cordelia selalu membuat dirinya cemas. Hal tersebut yang membuat Tristan mengambil keputusan agar Cordelia tetap berada di kamarnya. Tidak ada yang bisa Cordelia lakukan selain patuh. Wanita itu tak akan mungkin bisa membantah apa yang Tristan katakan padanya. Cordelia akan melakukan apa pun yang telah Tristan perintahkan. Seperti saat ini di kala Tristan meminta Cordelia tidur di kamarnya, maka Cordelia hanya patuh. Tatapan Tristan semakin dalam menatap Cor

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 23. Perkelahian di Kafe 

    Tubuh Cordelia membeku di tempatnya penuh keterkejutan melihat Brittany dan Veronica ada di ujung sana. Raut wajah wanita itu tampak memucat panik. Pun dia merasakan jantungnya berdebar tak karuan, seakan ingin berhenti berdetak. Detik itu juga otaknya memberikan komando padanya untuk lari meninggalkan kafe itu. “Cordelia, tunggu!” Brittany dan Veronica mengejar Cordelia, dan tentu Cordelia segera berlari, menjauh dari dua wanita jahat yang menghancurkan dirinya. Napas Cordelia terengah-engah, berlari menghindar dari Brittany dan Veronica. Tampak jelas raut wajah wanita itu menunjukkan kepanikannya. Dia terus berlari menghindar, dan di kala melihat lorong yang sepi—membuatnya langsung bersembunyi di balik dinding. Napas Brittany dan Veronica terengah-engah mengejar Cordelia. Sialnya, merea tidak berhasil mengejar Cordelia. Lari Cordelia ternyata cukup kencang, membuat mereka kesulitan mengejar. Terlebih pagi ini kota dalam keadaan yang cukup padat. “Mom, dia benar-benar Cordelia,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23

Bab terbaru

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 71. Ending Scene 

    Kehadiran Theo dan Candena bagaikan kebahagiaan yang tak terkira di keluarga Tristan dan Cordelia. Rosalia, Bernard, dan Alstair selalu sering mengajak Theo dan Candena bermain. Tidak jarang Rosalia, Bernard, dan Alstair mengajak si kembar untuk menginap. Pun bahkan Tony yang tinggal di London kerap mengunjungi kembar. Biasanya setiap kali Tony datang pasti si kembar akan bersama dengan Tony untuk waktu yang cukup lama. Well, Tristan dan Cordelia sudah terbiasa di kala anak-anak mereka diculik oleh keluarga mereka sendiri. Tidak hanya keluarga saja, tapi Rowen dan Alan juga sangat dekat dengan si kembar. Ah, Jovian juga masuk hitungan. Bisa dikatakan si kembar sangat ramah pada orang-orang di sekeliling Tristan dan Cordelia. Menikah sering menjadi hal yang ditakutkan oleh banyak orang. Namun, Cordelia berhasil mematahkan semua itu. Ketakutan dalam pernikahan adalah ketika orang tersebut tak menemukan sosok yang sesungguhnya. Sementara Cordelia telah berhasil menemukan sosok yang men

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 70. Extra Part Lima 

    Sore itu, Cordelia menyambut Tristan dan si kembar yang pulang lebih cepat dari biasanya. Begitu melihat suami dan anak-anaknya melangkah masuk, Cordelia tersenyum lebar, sudah memprediksi bahwa hari mereka di kantor tidak akan bertahan lama.“Jadi, bagaimana rasanya mengasuh dua anak di kantor?” Cordelia bertanya sambil menyembunyikan tawa.Tristan hanya menggeleng kecil, wajahnya sedikit letih tapi penuh kasih. Pria tampan itu menarik Cordelia ke dalam pelukannya dan berbisik serak, “Aku butuh asupan energi merawat dua anak kita yang sangat aktif.” Cordelia tertawa mendengar keluhan kecil itu dan melingkarkan tangannya di punggung Tristan. “Nah, Daddy bilang senang karena ada Theo dan Cadena, jadi kalian boleh ikut ke kantor Daddy kapan pun kalian mau!” katanya seraya melirik si kembar dengan penuh cinta.Theo dan Cadena bersorak girang mendengar pernyataan itu, tangan kecil mereka langsung terangkat tinggi-tinggi sambil melompat-lompat di sebelah Cordelia. Sementara Tristan menata

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 69. Extra Part Empat

    Tiga tahun kemudian … Pagi itu, aroma sarapan yang menggoda memenuhi ruang makan, berpadu dengan suara riuh tawa dan celoteh Theo dan Cadena yang sedang menggambar di lantai bersama pengasuh mereka. Dulu, ruangan ini selalu terjaga kaku dan elegan, tapi kini berubah penuh warna ceria dengan gambar-gambar tempel dan mainan anak-anak di setiap sudut. Di tengah suasana yang hangat ini, Jovian masuk dan segera disambut teriakan penuh semangat.“Paman Jovian, ayo Main kuda-kudaan lagi!” teriak Theo sambil berlari menghampirinya, diikuti Cadena yang tak kalah antusias.Jovian yang sudah hafal dengan ritual pagi ini, hanya bisa tersenyum kecil, menghela napas sejenak sebelum merendahkan tubuhnya. “Baiklah, tapi jangan pukul Paman Jovian seperti kemarin, ya?” ujarnya sambil bercanda, berusaha menahan geli.Theo memekik kegirangan, “Iya! Iya! Ayo, Paman Jovian, jalan cepat!” Cadena, yang lebih manis, memeluk Jovian dengan erat dan ikut berteriak, “Ayo, Paman Jovian, cepat! Kami di punggung k

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 68. Extra Part Tiga

    Cordelia duduk di kursi ruang tamu, jarum rajutannya bergerak perlahan, membentuk sepasang sepatu bayi mungil. Senyum hangat tersungging di bibirnya, membayangkan bayi kembarnya yang sebentar lagi akan lahir. “Sayang,” panggil Tristan tiba-tiba. Cordelia terlonjak terkejut dan refleks menarik kakinya, hingga tak sengaja membuat tubuhnya tergelincir ke belakang. Dia jatuh duduk di lantai, dan seketika itu juga, perasaan aneh menghantam dirinya. Air ketubannya pecah, mengalir ke lantai di bawahnya.“Ah,” rintih Cordelia. Tristan langsung panik, kedua matanya membesar melihat cairan di lantai. “Cordelia! Kau kenapa? Ada apa ini?” Tangannya gemetar saat dia membantu Cordelia berdiri.Cordelia yang masih berusaha menahan rasa sakit, berusaha tersenyum. “A-aku tidak ap-apa. Sekarang lebih baik kita segera ke rumah sakit.” Tanpa pikir panjang, Tristan langsung menggendong Cordelia ke mobil dan melaju secepat mungkin ke rumah sakit. Tepat sesampainya di sana, beberapa dokter dan perawat l

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 67. Extra Part Dua 

    Cordelia tersenyum hangat saat mobil berhenti di depan hotel. Namun, senyuman itu seketika berubah gugup ketika dia menyadari semua orang sudah menunggu mereka di dalam, terlihat dari beberapa wajah akrab yang melirik keluar jendela. Mereka memang terlambat—lebih terlambat dari yang dikira.Saat Cordelia dan Tristan melangkah masuk, tatapan mata dari orang-orang terdekat langsung menyapa mereka. Bernard tersenyum bijaksana, sedangkan Tony dan Alstair menyeringai penuh arti. Alstair yang sejak sibuk mengelola Pharton Inc. nyaris tak pernah muncul, langsung mengejek mereka.“Aku rasa kalian sedang berusaha keras memberiku keponakan, ya? Setiap pertemuan pagi, pasti kalian yang paling akhir,” sindir Alstair dengan nada menggoda. Cordelia memerah, merasa malu dengan sindiran itu, sedangkan Tristan tak mengindakan ucapan adiknya itu. Hal yang dilakukan Tristan adalah menggenggam erat tangan Cordelia seolah tidak peduli dengan olokan itu.Semua orang tertawa lepas mendengar ledekan yang te

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 66. Extra Part Satu 

    Pagi yang tenang menyelimuti kamar Cordelia dan Tristan. Matahari baru saja muncul, menyorotkan cahaya lembut ke wajah mereka. Cordelia terbangun melihat Tristan yang masih tertidur di sampingnya. Dia tersenyum, hatinya terasa penuh. Beberapa bulan pernikahan berjalan dengan begitu indah. Tristan benar-benar menepati janji padanya. Suaminya itu pergi ke psikiater dan perlahan sindrom tidur berjalannya mulai terkendali. Cordelia memperhatikan wajah suaminya yang damai, menyadari betapa beruntungnya dia memiliki seseorang yang berusaha untuk terus menjadi lebih baik. Tristan adalah sosok yang mencintainya dengan luar biasa. Pun dia selalu merasa beruntung, karena diperilakukan dengan begitu istimewa oleh suaminya itu. “Kau benar-benar tampan,” bisik Cordelia lembut seraya membelai pipi Tristan. “Dan kau benar-benar cantik.” Tristan yang tadi memejamkan mata, tiba-tiba membuka mata, dan menarik tubuh Cordelia masuk ke dalam pelukannya. Cordelia terkejut mendapatkan pelukan dari Trist

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 65. Penyatuan Cinta (Perfect Ending) 

    Mansion megah Tristan terasa sangat sunyi saat Cordelia menatap Tristan dari ujung ruangan. Keduanya bertemu di aula besar, dan selama beberapa detik yang terasa seperti selamanya, mereka hanya berdiri diam. Tristan akhirnya bicara, suaranya rendah dan pelan tapi terdengar tegas.“Aku ingin bicara denganmu, Cordelia,” ujar Tristan sambil memberi isyarat agar dia mengikutinya ke taman belakang mansion. Cordelia mengangguk menuruti permintaan Tristan, dan melangkah bersama pria itu melihat sekeliling taman yang sunyi—di mana angin membawa aroma mawar dan daun berguguran.Saat Cordelia dan Tristan berhenti di bawah pohon tua, Tristan menatap Cordelia dengan tatapan penuh tekad. “Aku tahu kau mungkin masih meragukanku,” kata Tristan perlahan, dan tenang. “Tapi aku sudah menutup bab masa laluku. Aku tidak ingin kau terluka lebih jauh karena bayang-bayang Leony atau hal lain yang kulakukan selama ini.”Cordelia menatap Tristan memastikan kebenaran di balik ucapannya. “Jadi, kau yakin semua

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 64. Serangan Terakhir 

    Cordelia berdiri di lorong, memperhatikan persiapan konferensi pers yang akan segera dilakukan Tristan. Wanita itu tidak terlibat kali ini karena tahu ini adalah masalah Tristan dan Leony, dan mungkin, momen bagi Tristan untuk benar-benar menyelesaikan masa lalunya. Namun tak menampik di dalam hatinya, perasaan yang selama ini dia simpan justru datang menyerbu. Cordelia tidak yakin apa itu benar-benar cinta atau sekadar perasaan nyaman bercampur kasihan saat melihat Tristan terjebak dalam kesulitan. Kadang jantungnya berdebar saat di dekat Tristan, tapi kadang juga hatinya berkata bahwa mereka berdua mungkin memang tidak bisa bersama, dan mungkin itu memang jalan yang tepat.Saat Cordelia tenggelam dalam pikirannya, tiba-tiba Rowen muncul di sisinya tanpa suara, seperti biasa.“Kau bimbang, ya?” Rowen bertanya dengan nada lembut tapi menusuk, tatapannya seolah bisa menembus jauh ke dalam perasaannya.Cordelia menoleh, terkejut tapi tidak menjawab. “Jangan bimbang, Cordelia.” Rowen m

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 63. Keputusan Akhir

    Cordelia terbangun dengan terkejut di kala mendengar keributan dari lantai bawah. Suara langkah kaki dan teriakan samar memecah kesunyian malam. Dengan napas tertahan, dia segera turun dari kamar, mengikuti sumber suara yang datang dari ruang tamu utama di lantai satu.Saat Cordelia muncul di tangga, mata Leony langsung menyala-nyala penuh amarah. Tanpa peringatan tiba-tiba, Leony berlari menghampirinya.“Dasar jalang murahan!” Leony berteriak, menarik rambut Cordelia dengan kasar, membuat tubuh Cordelia terhuyung. “Kau pikir bisa merebut suami orang?!”Semua pelayan yang berada di ruangan itu terkejut. Bahkan Tristan terperangah, tak menyangka Leony akan bertindak segila ini. Cordelia mencoba melepaskan diri, tapi cengkeraman Leony terlalu kuat.Leony menambah kekuatan tarikannya. “Kau bukan siapa-siapa di sini! Aku sempat menyerah, tapi kali ini tidak! Tristan hanya milikku!” Cordelia meringis kesakitan, dan saat itu Tristan bergerak cepat. Dalam satu gerakan brutal, Tristan memuku

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status