“Kue buatan Linda sangat enak sekali, kau akan menyesal karena tidak mencobanya saat gadis itu menawarkannya padamu.” Goda Hans sembari melirik Nelvan, Hans ingin melihat respon Nelvan seperti apa ketika berhasil masuk ke dalam ucapan Hans barusan.
“Ini hari minggu, ada apa kau datang menemuiku?” sahut Nelvan.
Hans tersenyum lalu duduk di sofa, “Karena ini hari minggu yang artinya adalah hari liburku jadi aku tidak perlu memanggilmu Tuan muda lagi ‘kan? Ck, sungguh rasanya sangat menyebalkan setiap hari memanggilmu dengan panggilan seperti itu.” cibir Hans, bahu lelaki itu di sandarkan di sofa.
Nelvan melirik ke arah Hans, meskipun Hans sering membuatnya kesal, tapi Nelvan tidak bisa memecat Hans dari posisi asisten yang di berikan olehnya beberapa tahun lalu, Hans memiliki keterampilan yang Nelvan sukai dalam hal pekerjaan lalu jika teman sekaligus rekan kerjanya itu ia pecat, maka Nelvan akan kesulitan mencari orang yang setara dengan Hans.
Nelvan b
“Apa kau bisu?” tanya Maggie karena Linda yang tak kunjung berbicara. Linda memberanikan diri menatap Nelvan tapi lelaki itu justru menatapnya penuh peringatan untuk mengatakan sesuatu yang membuat Maggie percaya. Linda memejamkan matanya untuk beberapa detik lalu menatap Maggie. Berusaha menghilangkan kegugupan dalam dirinya, Linda pun mengulas senyum di bibirnya. “Maaf, saya terlalu terkejut melihat keberadaan Anda di sini. Perkenalkam namaku Linda, aku dan Nelvan sudah mengenal cukup lama tapi kami baru dekat selama dua bulan ini.” jawab Linda dengan lancar tidak terlihat jika dia sedang dalam berbohong. Maggie menatap putranya. “Apa kau sedang berusaha membohongiku?” tanya nya pada Nelvan. Nelvan menggeleng, “Bagaiamana aku bisa berbohong, kamu tiba-tiba saja datang tanpa mengabariku lebih dulu jadi mana sempat aku membuat kebohongan, perempuan itu bernama Linda dan dia kekasihku, apa itu kurang jelas untukmu?” kata Nelvan. Chloe y
Hari kembali pagi, aktifitas Linda sudah di mulai dengan membersihkan bagian rumah Nelvan yang amat besar itu seorang diri sedangkan si pemilik rumah tidak terlihat, kemungkinan belum bangun karena waktu masih cukup pagi.Sarapan telah di siapkan oleh Linda, ia pun juga sudah sarapan sebelum mulai kembali bekerja. Kondisinya sudah jauh lebih baik setelah tragedi berdarah beberapa hari lalu yang membuatnya sampai harus di rawat di rumah sakit.Dengan memakai kalung dan juga gelang pemberian Hans, Linda merasa lebih semangat untuk bekerja, ia berusaha melupakan apapun yang bisa membuat pikirannya kelebihan muatan. Dengan mengosongkan pikiran untuk mengisi pikiran yang lain yang lebih berguna, membuat Linda tidak sadar telah menarik perhatian Nelvan dari kejauhan.Senyum dan semangat Linda seolah-olah gadis itu baru pertama kali bekerja di sana, energinya masih penuh tanpa berkurang sedikitpun. Nelvan bersandar di dinding mengamati Linda yang belum sadar dengan pos
Hari sudah cukup pagi tapi langit masih terlihat gelap belum memunculkan matahari secara penuh, di dalam cahaya lampu yang menyala di meja nakas membuat Linda dapat melihat Nelvan yang masih tertidur.Tubuhnya sakit semua setelah di permainkan semalaman oleh lelaki itu, dengan gerakan sangat pelan Linda turun dari tempat tidur mengambil kembali pakaian yang di lepaskan oleh Nelvan semalam, setelah itu Linda keluar dari kamar tersebut dengan sedikit pincang.Kedua kelopak mata Nelvan menyipit melihat Linda keluar, sudut bibirnya mengukir senyum tipis ketika kepuasannya telah terpenuhi menggunakan tubuh Linda. Sangat menyenangkan ketika bentuk tubuh gadis itu berlekuk dengan tonjolan yang membesar, meski begitu Nelvan masih belum sepenuhnya puas jika tidak lagi menyentuh gadis itu lagi lain kali.Di lihatnya keluar jendela di mana matahari mulai timbul, Linda membersihkan diri lalu memakai pakaian yang bersih,kali ini ia tidak pendarahan seperti kali
Linda berdiri melihat Maggie membawa koper turun dari mobilnya sedangkan Nelvan yang duduk di kursi rodanya hanya mampu menepuk keningnya melihat apa yang akan ibunya itu lakukan.“Tuan Xander, bagaimana ini?” tanya Linda.“Jangan memanggilku Xander jika ada ibuku, dia akan langsung tau siapa kau di rumah ini jika memanggilku seperti itu,” jawab Nelvan.“Apa ku boleh memanggil Anda dengan nama depan? Aku rasa itu tidak sopan,” ucap Linda.Nelvan menoleh menatap tajam ke arah Linda, “Apa kau bisa mendengar apa yang aku katakan? Panggil namaku setidaknya sampai ibuku pulang, jika dia tau kau adalah maid di sini lalu aku pura-pura menjadikanmu wanitaku maka buka hanya aku saja yang ada dalam masalah tapu kau pun akan mendapatkannya”, sahut Nelvan.Linda kembali terdiam lalu ia segera membantu Maggia yang membawa kopernya, “Nyonya, biar saya membantu Anda,” Linda membawakan koper yang cukup be
“Mia, apa kau tau bagaimana caranya menjadi nakal?” tanya Linda melalui sms yang ia kirimkan, pesan yang Linda kirim ke Mia tidak langsung di jawab, butuh sekitar tiga menit sebelum pesan dari Mia masuk.[“Untuk apa kamu bertanya seperti itu, apa ada orang yang membuatmu dalam masalah?”] Mia balik bertanya.Linda bingung harus menjawab apa sehingga ia perlu berpikir sebelum menjawab pesan Mia, “Katakan saja, aku hanya ingin tau bagaimana caranya”[“Apa lelaki itu menarik perhatianmu sampai kau berusaha menjadi nakal untuk menggodanya?”]Linda memutar bola matanya membaca pesan Mia, “C’mon Mia, aku tidak seperti itu aku hanya ingin bertanya padamu” jawab Linda.Tak lama sebuah panggilan masuk di ponsel Linda, “Apa yang membuatmu sangat ingin menjadi nakal? Tapi jika memang kamu tidak ingin menjawabnya lupakan saja, kalau kamu ingin menjadi nakal kamu tinggal lakuka
Sudah cukup pagi saat Linda lagi-lagi bangun lebih dulu ketimbang Nelvan, semalam keduanya berdebat karena Linda menolak untuk tidur satu kasur dengan Nelvan hingga Linda memutuskan untuk tidur di sofa tapi saat Linda bangun dia sudah berbaring di samping Nelvan.Kedua mata Nelvan yang terpajam menghadap Linda terlihat sangat menenangkan, wajah lembutnya saat di terpa sinar matahari sungguh menggemaskan tapi kenapa saat lelaki itu membuka matanya, semua yang Linda lihat saat ini hilang tiba-tiba.Wajah Nelvan saat sadar selalu membuat Linda kesulitan untuk menahan gejolak ketakutan, tatapan yang tajam dan penuh amarah seolah ingin menggigit Linda sampai ke tulang.Nelvan bergerak dari tidurnya, Linda pura-pura kembali tidur sampai tempat tidur serasa bergerak barulah Linda membuka sedikit kelopak matanya, Nelvan sedang menopangkan kepalanya dengan sebelah tangan dengan posisi miring menghadap Linda.“Apakah sebegitu nyaman tidur dengan seorang pange
Malam ini Maggie tidak pulang ke rumah Nelvan karena sebuah urusan mendesak yang harus di lakukan di tempat lain, hal itu membuat Linda merasa lebih lega sehingga ia bisa tidur di kamarnya yang sudah di siapkan di rumah Nelvan tanpa harus satu kamar dengan lelaki itu lagi.Linda tidak bisa terus menerus menjadi boneka yang di mainkan oleh Nelvan setiap malam, dengan lelah Linda membaringkan tubuhnya, matanya baru saja terpejam saat pintu yang tertutup terbuka dengan kasar sampai Linda terlonjak kaget.Terlihat Hans berdiri di depan pintu kamar Linda, tadinya Linda pikir yang membuka kamar itu adalah Nelvan tapi rupanya bukan, Linda langsung berdiri melihat Hans yang berwajah panik.“Ada apa, Hans?” tanya Linda.“Bantu aku” jawab Hans.“Bantu? Apa yang bisa aku lakukan?” tanya Linda.“Nelvan sedang dalam kondisi kritis dan penjaga tidak ada yang bisa membantuku jadi bantu aku merawat Nel
Sudah sangat larut malam ketika Nelvan kembali membuka matanya, sepertinya ia tidak jadi mati karena ulah Bella, Nelvan bersyukur ia menyadari perbuatan Bella sebelum cairan infus yang sudah tercampur sesuatu memasuki tubuhnya.Saat akan bergerak Nelvan di kejutkan dengan posisi Linda yang tidur dengan posisi duduk tepat di sampingnya, pergerakan Nelvan berhenti karena tiba-tiba saja ia tidak tega membangunkan Linda.Gadis itu pasti sangat lelah setiap hari harus mematuhi perintahnya bahkan melakukan pekerjaan di luar pekerjaaan sebagai Maid. Ponsel yang terletak tak jauh dari Nelvan berbaring saat ini di ambil, terlihat sebuah pesan dari Hans.[“Linda Akan menjagamu di saat aku mengurus Romy, selagi Linda menjagamu tolong jangan repotkan dia dengan perintahmu”], tulis Hans pada pesan yang ia kirimkan untuk Nelvan.Di letakkan kembali ponsel itu ke tempat semula, tatapan Nelvan melihat ke arah Linda yang terpejam. Sebenarnya ada perasaan tidak
Beberapa bulan kemudian. Musim telah berganti, gaun putih yang memiliki kain panjang ke belakang menarik perhatian para tamu undangan, veil di kepala Linda juga melengkapi kecantikan dan keistimewaan hari pernikahan yang akan Linda lakukan bersama Nelvan hari ini. Senyum tak pudar dari bibir Linda, satu tangan Linda memegang rangkaian bunga pernikahan dan satu tangan menggandeng tangan Allexin melewati karpet menuju sebuah altar di mana Nelvan telah berdiri di sana dengan seorang pastor. Nelvan memakai tuksedo berwarna hitam, kemeja putih dan juga dasi kupu-kupu berwarna senada dengan tuksedo, Nelvan pun terlihat tersenyum seolah tak sabar untuk segera menggapai Linda. Bagi Nelvan, saat ini Linda terlihat sangat cantik, tak ada wanita secantik Linda di matanya sekarang ini. Dengan balutan gaun pernikahan berwarna putih dan tambahan taburan berlian sungguh memperindah penampilan Linda, Nelvan sampai terharu jika yang berjalan ke arahnya saat ini adalah wanita yang sebentar lagi
Hari sudah cukup pagi, Linda membangunkan Allexin untuk sarapan tapi remaja itu sudah tidak ada. Jika bukan musim dingin Linda tau kemana Allexin pergi, tapi sekarang ia benar-benar tidak tau kemana Allexin pergi di pagi hari begini?Ponsel Linda raih untuk menghubungi Allexin, tapi ponsel Allexin justru berbunyi di kamar yang ternyata sedang di isi daya. Linda duduk dan menunggu sampai Allexin pulang baru mereka menikmati makanan bersama.Pintu terbuka, Linda langsung berdiri mengira jika itu adalah Allexin, tapi ketika yang mucul adalah Mia, Linda langsung berlari cepat berhambur ke pelukan sahabatnya itu.“Mia! Aku sangat merindukanmu!” ujar Linda.Mia tertawa membalas pelukan Linda, “Aku juga sangat merindukanmu.” Jawab Mia.Linda tersenyum lebar, tadinya Linda pikir Mia datang sendirian tapi melihat ada sosok lain di belakang Mia membuat Linda penasaran, pasalnya orang tersebut membawa banyak barang sampai
Allexin menepuk bahu Linda berusaha untuk menenangkan, tapi bukannya berhasil membuat Linda tenang, kakaknya itu justru tambah menangis, tak peduli jika saat ini Linda terlihat sangat memalukan menangis seperti anak kecil yang ingin permen di depan adiknya.Hembusan nafas berkali-kali di hela oleh remaja itu, “Apa benturan di kepalanya sangat keras sehingga dia tidak mengenalmu?” ucap Allexin.Linda menoleh tapi kemudian menangis lagi, Allexin memijit keningnya. “Sudah jangan menangis lagi, aku tau luka di kepalanya waktu itu memang cukup parah tapi tidak menyangka sampai membuatnya tidak mengingatmu. Mungkin saja itu hanya lupa ingatan sementara, kamu tenang saja, dia pasti akan mengingatmu kembali.” Allexin mengusap lengan Linda.Perasaan Linda masih sangat sakit, ia menjaga Nelvan siang dan malam untuk memastikan lelaki itu sadar kembali, namun begitu Nelvan membuka mata dan berbicara, dia justru tidak mengenal Linda. Hal apa lagi yang
Tak terasa sudah berlalu tujuh hari, dan selama itu Nelvan masih belum mau membuka matanya. Memar di tubuh Nelvan juga sudah berkurang sangat banyak, kemungkinan besar kondisi Nelvan akan segera membaik.Saat Linda membersihkan tubuh Nelvan dengan handuk basah, Allexin datang dengan senyum lebarnya.“Linda.”panggil remaja itu, Linda menoleh dan Allexin memamerkan sertifikat kemenangannya, “aku memang kejuaraan turnamen beladiri kemarin. Kau tenang saja, ini legal dan buktinya aku mendapatkan sertifikat penghargaan.” Lanjut Allxin sebelum Linda marah.“Benarkah?” Linda meletakkan handuk basah ke dalam baskomnya, sertifikat yang di pegang oleh Allexin di ambil oleh Linda, terlihat raut wajah Linda saat membaca nama Allexin tertulis sebagai pemenang di dalamnya.“Maaf, aku tidak bisa menyemangatimu saat kamu bertanding kemarin.” Ucap Linda merasa bersalah.Allexin menggeleng, “Bukan m
Seorang laki-laki yang di kenal Linda sebagai sepupu Nelvan datang, kejadian kecelakaan kemarin masih membuat Nelvan belum sadarkan diri, beberapa bagian di tubuh Nelvan mulai membiru akibat luka.Bagian bahu dan kepala pun sama, melihat kondisi Nelvan yang seperti itu tentu saja membuat siapapun yang melihatnya merasa kasihan.“Bagaimana keadaannya?” tanya Julius.“Masih belum ada tanda jika Nelvan akan segera bangun.” Jawab Linda, kemudian Linda balik bertanya, “apa ibu dan ayah Nelvan sudah di beritahu mengenai hal ini?”Julius menggeleng.“Entahlah, tapi Nelvan sudah biasa seperti ini. Maksudku, jika dia sakit kedua orang tuanya memang jarang ada yang peduli.” Julius meletakkan bunga sekaligus vasnya di meja.Linda menatap Nelvan, Nelvan punya keluarga yang lengkap tapi tak satupun dari mereka datang menjenguk saat Nelvan sakit, sekalinya yang datang menjenguk dia adalah Julius.Tak be
Kedua tangan Nelvan mengepal kuat seolah bisa mengancurkan apapun dari genggamannya, wajahnya terlihat jelas menahan diri agar tidak memukul siapapun yang ada di sana.Lewat kedua matanya, Nelvan melihat posisi Linda yang berada dalam posisi paling berbahaya, Nelvan merasa sangat bersalah karena dirinyalah Linda berada di posisi seperti ini.“Apa yang kalian inginkan?” ucap Nelvan dengan suara tertahan, ia tidak ingin basa-basi jika hal itu menyangkut keselamatan Linda.Gilbert mengambil dokumen yang di pegang oleh lelaki yang dari tadi ikut dengannya.“Tandatangi ini, kau akan mendapatkan wanitamu dengan selamat setelah menandatangani surat peralihan ini.”Nelvan mengambil dokumen tersebut.“Jangan coretkan tinta di atasnya!” seru Linda, Nelvan menoleh, sejujurnya Nelvan ingin berlari dan menggantikan posisi Linda, tapi ia tidak bisa langsung bertindak seperti itu.Nelvan balik menatap Gilbert
Nelvan menuju lokasi Allexin, tapi tentunya tidak untuk menjemput remaja itu melainkan berencana untuk menghadang mobil yang membawa Linda.Gerakan Nelvan ternyata tidak tepat, orang-orang suruhan Nelvan pun ikut terjun untuk mencari Linda sampai ketemu tapi sudah sekitar tiga puluh menit Nelvan mencari, ia masih juga belum mendapatkan tanda-tanda keberadaan Linda di mana.Kecemasan Nelvan tidak bisa membuat lelaki itu berpikir jernih, yang ia inginkan hanya segera bisa menemukan Linda dengan keadaan selamat.Pangilan dari Allexin kembali masuk dan Nelvan segera menerima panggilan tersebut.“Kamu menemukan Linda?” tanya Nelvan.“Belum, aku dan anak-anak lainnya juga sedang mencari Linda tapi belum ketemu.” Jawab Allexin.Nelvan mematikan ponsel dan menfokuskan diri mencari Linda, Nelvan juga menunggu salah satu dari anggotanya menelfon dengan tujuan mengatakan bahwa Linda baik-baik saja. Namun, sudah lebih dari satu j
Musim dingin tak terasa akan tiba, Nelvan duduk di ruang baca dengan memegang sebuah buku, tapi bukan tulisan di buku tersebut yang ia lihat melainkan sebuah foto gadis cantik yang sedang tersenyum manis.Satu hal yang di rasakan oleh Nelvan saat ini, yaitu bersalah. Bersalah karena dulu ia membiarkan Julia mengantikannya dalam kecelakaan, dan karena kecerobohan yang Nelvan lakukan akhirnya Julia telah tenang di tempat istirahat terakhir.Tak disangka, setelah bertahun-tahun lamanya ada orang yang meniru wajah Julia untuk penipu Nelvan, pantas saja sejak kejadian di rumah sakit waktu itu keberadaan Bella sangat sulit di temukan dan ternyata wanita licik itu merubah wajahnya dengan sosok wanita yang sempat Nelvan lindungi.Rasa bersalah Nelvan bukan hanya untuk Julia, tapi juga untuk Linda. Saat sibuk melamun, tiba-tiba saja Bella yang berwajah Julia datang, sejujurnya Nelvan ingin langsung melemparkan wanita itu ke penjara atau ke dasar laut jika per
Wanita cantik turun dari mobil berwarna biru yang di kemudikan sendiri, wajah yang memiliki sedikit kemiripan dengan Nelvan itu pun memasuki rumah besar di depannya, pintu ruang kerja di buka tanpa perlu di ketuka lebih dulu, hal itu tentu saja membuat terkejut orang di dalamnya.“Kau harus menjelaskan mengenai kenapa ada Julia di rumahmu?” pertanyaan Vania langsung terlontar begitu saja.Nelvan melihat ke arah di mana alat yang di sembunyikan Julia ada di sana, Nelvan berdiri dari kursi lalu mengajak Vania ikut dengannya ke ruang baca, sesampainya di sana tak lupa menutup pintu dan mempersilahkan Vania duduk.“Aku tidak ingin mendangar kata yang terlalu panjang, katakan dengan singkat yang bisa dengan mudah aku mengerti.” Ujar Vania sebelum Nelvan mulai berbicara.Nelvan duduk di sofa lain di ruangan tersebut, “Apa kamu penasaran dengan siapa Julia yang ada di rumah ini?” bukan jawaban melainkan pertanyaan balik.