Sudah cukup pagi saat Linda lagi-lagi bangun lebih dulu ketimbang Nelvan, semalam keduanya berdebat karena Linda menolak untuk tidur satu kasur dengan Nelvan hingga Linda memutuskan untuk tidur di sofa tapi saat Linda bangun dia sudah berbaring di samping Nelvan.
Kedua mata Nelvan yang terpajam menghadap Linda terlihat sangat menenangkan, wajah lembutnya saat di terpa sinar matahari sungguh menggemaskan tapi kenapa saat lelaki itu membuka matanya, semua yang Linda lihat saat ini hilang tiba-tiba.
Wajah Nelvan saat sadar selalu membuat Linda kesulitan untuk menahan gejolak ketakutan, tatapan yang tajam dan penuh amarah seolah ingin menggigit Linda sampai ke tulang.
Nelvan bergerak dari tidurnya, Linda pura-pura kembali tidur sampai tempat tidur serasa bergerak barulah Linda membuka sedikit kelopak matanya, Nelvan sedang menopangkan kepalanya dengan sebelah tangan dengan posisi miring menghadap Linda.
“Apakah sebegitu nyaman tidur dengan seorang pange
Malam ini Maggie tidak pulang ke rumah Nelvan karena sebuah urusan mendesak yang harus di lakukan di tempat lain, hal itu membuat Linda merasa lebih lega sehingga ia bisa tidur di kamarnya yang sudah di siapkan di rumah Nelvan tanpa harus satu kamar dengan lelaki itu lagi.Linda tidak bisa terus menerus menjadi boneka yang di mainkan oleh Nelvan setiap malam, dengan lelah Linda membaringkan tubuhnya, matanya baru saja terpejam saat pintu yang tertutup terbuka dengan kasar sampai Linda terlonjak kaget.Terlihat Hans berdiri di depan pintu kamar Linda, tadinya Linda pikir yang membuka kamar itu adalah Nelvan tapi rupanya bukan, Linda langsung berdiri melihat Hans yang berwajah panik.“Ada apa, Hans?” tanya Linda.“Bantu aku” jawab Hans.“Bantu? Apa yang bisa aku lakukan?” tanya Linda.“Nelvan sedang dalam kondisi kritis dan penjaga tidak ada yang bisa membantuku jadi bantu aku merawat Nel
Sudah sangat larut malam ketika Nelvan kembali membuka matanya, sepertinya ia tidak jadi mati karena ulah Bella, Nelvan bersyukur ia menyadari perbuatan Bella sebelum cairan infus yang sudah tercampur sesuatu memasuki tubuhnya.Saat akan bergerak Nelvan di kejutkan dengan posisi Linda yang tidur dengan posisi duduk tepat di sampingnya, pergerakan Nelvan berhenti karena tiba-tiba saja ia tidak tega membangunkan Linda.Gadis itu pasti sangat lelah setiap hari harus mematuhi perintahnya bahkan melakukan pekerjaan di luar pekerjaaan sebagai Maid. Ponsel yang terletak tak jauh dari Nelvan berbaring saat ini di ambil, terlihat sebuah pesan dari Hans.[“Linda Akan menjagamu di saat aku mengurus Romy, selagi Linda menjagamu tolong jangan repotkan dia dengan perintahmu”], tulis Hans pada pesan yang ia kirimkan untuk Nelvan.Di letakkan kembali ponsel itu ke tempat semula, tatapan Nelvan melihat ke arah Linda yang terpejam. Sebenarnya ada perasaan tidak
Maggie datang ke ruang rawat Nelvan yang kala itu kebetulan Linda sedang menyuapi Nelvan sehingga terlihat di mata Maggie jika kedua orang itu adalah pasangan yang sangat penuh cinta, padahal Linda melakukan hal itu karena permintaan Nelvan yang berpura-pura manja karena tau Maggie akan datang. “Sekarang aku sudah tidak perlu menghawatirkanmu,” ucap Maggie sembari berjalan mendekat, “aku baru saja pergi beberapa jam tapi kau sudah seperti ini, kemana penjagaan yang sering mengikutimu sampai mereka membiarkanmu terluka seperti ini?” lanjutnya. Nelvan menghela nafas rendah, Maggie bilang tidak akan khawatir tapi kata-kata yang di ucapkan justru adalah sebaliknya. “Anggap saja aku sedang sial” jawab Nelvan ketus, Linda menatap Nelvan heran, kenapa dengan ibunya sendiri Nelvan berbicara seperti itu?. “Aku permisi, sepertinya kalian butuh berbicara berdua” sela Linda, namun Nelvan mencekal tangan gadis itu agar tidak pergi kemana-mana. “Tetaplah di
Hujan di musim semi adalah hal biasa, mobil BMW hitam melaju membelah jalanan kota di sore hari sebelum akhirnya mobil tersebut berbelok ke dalam sebuah rumah yang memiliki gerbang tinggi dan pekarangan yang sangat luas. Karena kekeras kepalaan Nelvan akhirnya lelaki itu kini memilih di rawat di rumah, Linda dan Hans duduk di kursi depan sebelum mobil benar-benar berhenti. Hans buru-buru turun dari mobil untuk membantu Nelvan tapi lelaki itu menolak, “Apa ibuku ada di rumah?” tanya Nelvan. “Aku sudah memastikan ibumu sedang pergi ke Washington tadi siang ...,” jawab Hans. Nelvan keluar dari mobil tanpa bantuan, Linda tidak berniat membantu karena sebelumnya Nelvan telah menolak bantuan dari Hans, dengan langkah pelan sepasang kaki Nelvan berjalan masuk ke dalam rumah. Dua orang kini juga berjalan di belakang Nelvan, “Apa menurutmu dia kekanakan?” tanya Hans. Linda menoleh, “Sedikit.” Jawabnya, lalu menatap Nelvan yang sekarang sudah du
Aku minta maaf soal bab yang dobel kemarin. Aku udah perbaiki dan mungkin menunggu waktu 2/3 hari dari pusat.Sebagai ucapan maaf karena bab nya banyak yang dobel, jadi khusus hari ini aku akan update banyak chapter sekaligus. Aku gak ada niat mau kasih dobel, jadi semoga dengan update banyak kalian gak marah sama aku.Selamat menikmati karya Silan kembali (⌒▽⌒)____Beberapa tahun sebelumnya.Kala itu usia Nelvan baru dua puluh tahun ketika ia bersama teman-teman yang lain berpisah dalam perjalanan pulang kerumah masing-masing, waktu telah menunjukkan pukul 07.00Pm tapi matahari masih bersinar terang seperti siang hari saat musim panas telah tiba.“Kamu akan pulang?”. Nelvan menoleh mencari sumber suara yang berbicara padanya, terlihat seorang gadis berjalan menghampiri dengan senyum cantik mengembang di bibir gadis itu.“Hm, kau dari mana?” tanya Nelvan balik, keduanya berjalan bersama ke arah y
Chapter yang di buka menggunakan koin masih bisa kalian baca lagi, dan yang dobel bab semoga segera bisa kembali normal.____“Tolong untuk beberapa hari selama luka Anda belum mengering jangan melakukan aktifitas berat, aku sarankan selama dua hari ke depan Anda juga jangan mandi tapi gunakan kain basah untuk membersihkan tubuh Anda jika memang Anda ingin,” seorang dokter mengganti perban di bagian sisi perut kanan Nelvan.“Apa lukanya terlalu dalam? Aku tidak merasakan sakit hanya terasa nyeri ketika bergerak,” ucap Nelvan.Dokter yang selesai mengganti perban mengemasi alat-alatnya kembali, “Hanya beberapa senti kedalam jadi wajar jika Anda merasa nyeri, namun sepertinya Anda adalah orang yang rajin olahraga jadi kemungkinan besar luka yang Anda terima di bagian sisi perut akan segera sembuh lebih cepat, saya sudah mengganti perbannya dan jika Anda butuh sesuatu silahkan panggil saya lagi, kalau begitu saya p
Linda melihat ada sekitar tiga orang datang ke rumah Nelvan bersama Hans, tiga orang itu adalah Maid baru yang akan bekerja di rumah tersebut membantu Linda sehingga tak perlu bekerja sendirian lagi.“Mereka akan mulai hari ini?” tanya Linda berbisik pada Hans.“Tentu saja,” Hans menoleh ke arah Linda, “bukankah Nelvan sudah mengatakannya padamu?” tanya Hans balik.Benar, Linda hampir lupa jika ia harus terfokus untuk melayani Nelvan tanpa melakukan pekerjaan lain di rumah ini, namun masih ada yang Linda pikirkan sehingga ia menemui Nelvan yang sedang berada di ruang kerja.“Tuan Xander,”Nelvan menoleh, “Apa mereka sudah datang? Jika sudah kau bisa duduk dengan tenang,” Nelvan berucap sebelum kembali mengerjakan sesuatu di sebuah mac yang ada di meja.“Lalu aku kerja apa?” tanya Linda.Gerakan tangan Nelvan yang memencet tombol di papan keyboard berhenti, kepalan
Linda keluar dari rumah Nelvan setelah meminta ijin untuk pulang, besok adalah ulang tahunnya dan seperti biasa Linda akan melakukan perayaan kecil bersama Mia dan Allexin.“Allexin, apa Mia sudah datang?” seru Linda memasuki rumah yang tidak begitu besar tempat ia tinggal bersama adiknya.Allexin berlari menghampiri Linda, “Kau sudah datang? Apa kamu bertemu Mia saat perjalanan kemari?” Allexin balik bertanya.Linda menggeleng, “Tunggu sebentar biar aku mengirimkan pesan untuk Mia, siapa tau dia sudah dalam perjalanan,” Allexin mengangguk melihat Linda yang saat ini sudah memegang ponselnya.“Aku sudah menyiapkan bahan untuk membuat kue, dari pada membeli aku lebih suka kue buatanmu jadi sembari menunggu Mia datang bagaimana kalau kita membuat kuenya lebih dulu?” saran Allexin.“Okay,” Linda meletakan tas selempang ke kursi, pergi menuju dapur lalu memakai apron sebelum mengambil te
Beberapa bulan kemudian. Musim telah berganti, gaun putih yang memiliki kain panjang ke belakang menarik perhatian para tamu undangan, veil di kepala Linda juga melengkapi kecantikan dan keistimewaan hari pernikahan yang akan Linda lakukan bersama Nelvan hari ini. Senyum tak pudar dari bibir Linda, satu tangan Linda memegang rangkaian bunga pernikahan dan satu tangan menggandeng tangan Allexin melewati karpet menuju sebuah altar di mana Nelvan telah berdiri di sana dengan seorang pastor. Nelvan memakai tuksedo berwarna hitam, kemeja putih dan juga dasi kupu-kupu berwarna senada dengan tuksedo, Nelvan pun terlihat tersenyum seolah tak sabar untuk segera menggapai Linda. Bagi Nelvan, saat ini Linda terlihat sangat cantik, tak ada wanita secantik Linda di matanya sekarang ini. Dengan balutan gaun pernikahan berwarna putih dan tambahan taburan berlian sungguh memperindah penampilan Linda, Nelvan sampai terharu jika yang berjalan ke arahnya saat ini adalah wanita yang sebentar lagi
Hari sudah cukup pagi, Linda membangunkan Allexin untuk sarapan tapi remaja itu sudah tidak ada. Jika bukan musim dingin Linda tau kemana Allexin pergi, tapi sekarang ia benar-benar tidak tau kemana Allexin pergi di pagi hari begini?Ponsel Linda raih untuk menghubungi Allexin, tapi ponsel Allexin justru berbunyi di kamar yang ternyata sedang di isi daya. Linda duduk dan menunggu sampai Allexin pulang baru mereka menikmati makanan bersama.Pintu terbuka, Linda langsung berdiri mengira jika itu adalah Allexin, tapi ketika yang mucul adalah Mia, Linda langsung berlari cepat berhambur ke pelukan sahabatnya itu.“Mia! Aku sangat merindukanmu!” ujar Linda.Mia tertawa membalas pelukan Linda, “Aku juga sangat merindukanmu.” Jawab Mia.Linda tersenyum lebar, tadinya Linda pikir Mia datang sendirian tapi melihat ada sosok lain di belakang Mia membuat Linda penasaran, pasalnya orang tersebut membawa banyak barang sampai
Allexin menepuk bahu Linda berusaha untuk menenangkan, tapi bukannya berhasil membuat Linda tenang, kakaknya itu justru tambah menangis, tak peduli jika saat ini Linda terlihat sangat memalukan menangis seperti anak kecil yang ingin permen di depan adiknya.Hembusan nafas berkali-kali di hela oleh remaja itu, “Apa benturan di kepalanya sangat keras sehingga dia tidak mengenalmu?” ucap Allexin.Linda menoleh tapi kemudian menangis lagi, Allexin memijit keningnya. “Sudah jangan menangis lagi, aku tau luka di kepalanya waktu itu memang cukup parah tapi tidak menyangka sampai membuatnya tidak mengingatmu. Mungkin saja itu hanya lupa ingatan sementara, kamu tenang saja, dia pasti akan mengingatmu kembali.” Allexin mengusap lengan Linda.Perasaan Linda masih sangat sakit, ia menjaga Nelvan siang dan malam untuk memastikan lelaki itu sadar kembali, namun begitu Nelvan membuka mata dan berbicara, dia justru tidak mengenal Linda. Hal apa lagi yang
Tak terasa sudah berlalu tujuh hari, dan selama itu Nelvan masih belum mau membuka matanya. Memar di tubuh Nelvan juga sudah berkurang sangat banyak, kemungkinan besar kondisi Nelvan akan segera membaik.Saat Linda membersihkan tubuh Nelvan dengan handuk basah, Allexin datang dengan senyum lebarnya.“Linda.”panggil remaja itu, Linda menoleh dan Allexin memamerkan sertifikat kemenangannya, “aku memang kejuaraan turnamen beladiri kemarin. Kau tenang saja, ini legal dan buktinya aku mendapatkan sertifikat penghargaan.” Lanjut Allxin sebelum Linda marah.“Benarkah?” Linda meletakkan handuk basah ke dalam baskomnya, sertifikat yang di pegang oleh Allexin di ambil oleh Linda, terlihat raut wajah Linda saat membaca nama Allexin tertulis sebagai pemenang di dalamnya.“Maaf, aku tidak bisa menyemangatimu saat kamu bertanding kemarin.” Ucap Linda merasa bersalah.Allexin menggeleng, “Bukan m
Seorang laki-laki yang di kenal Linda sebagai sepupu Nelvan datang, kejadian kecelakaan kemarin masih membuat Nelvan belum sadarkan diri, beberapa bagian di tubuh Nelvan mulai membiru akibat luka.Bagian bahu dan kepala pun sama, melihat kondisi Nelvan yang seperti itu tentu saja membuat siapapun yang melihatnya merasa kasihan.“Bagaimana keadaannya?” tanya Julius.“Masih belum ada tanda jika Nelvan akan segera bangun.” Jawab Linda, kemudian Linda balik bertanya, “apa ibu dan ayah Nelvan sudah di beritahu mengenai hal ini?”Julius menggeleng.“Entahlah, tapi Nelvan sudah biasa seperti ini. Maksudku, jika dia sakit kedua orang tuanya memang jarang ada yang peduli.” Julius meletakkan bunga sekaligus vasnya di meja.Linda menatap Nelvan, Nelvan punya keluarga yang lengkap tapi tak satupun dari mereka datang menjenguk saat Nelvan sakit, sekalinya yang datang menjenguk dia adalah Julius.Tak be
Kedua tangan Nelvan mengepal kuat seolah bisa mengancurkan apapun dari genggamannya, wajahnya terlihat jelas menahan diri agar tidak memukul siapapun yang ada di sana.Lewat kedua matanya, Nelvan melihat posisi Linda yang berada dalam posisi paling berbahaya, Nelvan merasa sangat bersalah karena dirinyalah Linda berada di posisi seperti ini.“Apa yang kalian inginkan?” ucap Nelvan dengan suara tertahan, ia tidak ingin basa-basi jika hal itu menyangkut keselamatan Linda.Gilbert mengambil dokumen yang di pegang oleh lelaki yang dari tadi ikut dengannya.“Tandatangi ini, kau akan mendapatkan wanitamu dengan selamat setelah menandatangani surat peralihan ini.”Nelvan mengambil dokumen tersebut.“Jangan coretkan tinta di atasnya!” seru Linda, Nelvan menoleh, sejujurnya Nelvan ingin berlari dan menggantikan posisi Linda, tapi ia tidak bisa langsung bertindak seperti itu.Nelvan balik menatap Gilbert
Nelvan menuju lokasi Allexin, tapi tentunya tidak untuk menjemput remaja itu melainkan berencana untuk menghadang mobil yang membawa Linda.Gerakan Nelvan ternyata tidak tepat, orang-orang suruhan Nelvan pun ikut terjun untuk mencari Linda sampai ketemu tapi sudah sekitar tiga puluh menit Nelvan mencari, ia masih juga belum mendapatkan tanda-tanda keberadaan Linda di mana.Kecemasan Nelvan tidak bisa membuat lelaki itu berpikir jernih, yang ia inginkan hanya segera bisa menemukan Linda dengan keadaan selamat.Pangilan dari Allexin kembali masuk dan Nelvan segera menerima panggilan tersebut.“Kamu menemukan Linda?” tanya Nelvan.“Belum, aku dan anak-anak lainnya juga sedang mencari Linda tapi belum ketemu.” Jawab Allexin.Nelvan mematikan ponsel dan menfokuskan diri mencari Linda, Nelvan juga menunggu salah satu dari anggotanya menelfon dengan tujuan mengatakan bahwa Linda baik-baik saja. Namun, sudah lebih dari satu j
Musim dingin tak terasa akan tiba, Nelvan duduk di ruang baca dengan memegang sebuah buku, tapi bukan tulisan di buku tersebut yang ia lihat melainkan sebuah foto gadis cantik yang sedang tersenyum manis.Satu hal yang di rasakan oleh Nelvan saat ini, yaitu bersalah. Bersalah karena dulu ia membiarkan Julia mengantikannya dalam kecelakaan, dan karena kecerobohan yang Nelvan lakukan akhirnya Julia telah tenang di tempat istirahat terakhir.Tak disangka, setelah bertahun-tahun lamanya ada orang yang meniru wajah Julia untuk penipu Nelvan, pantas saja sejak kejadian di rumah sakit waktu itu keberadaan Bella sangat sulit di temukan dan ternyata wanita licik itu merubah wajahnya dengan sosok wanita yang sempat Nelvan lindungi.Rasa bersalah Nelvan bukan hanya untuk Julia, tapi juga untuk Linda. Saat sibuk melamun, tiba-tiba saja Bella yang berwajah Julia datang, sejujurnya Nelvan ingin langsung melemparkan wanita itu ke penjara atau ke dasar laut jika per
Wanita cantik turun dari mobil berwarna biru yang di kemudikan sendiri, wajah yang memiliki sedikit kemiripan dengan Nelvan itu pun memasuki rumah besar di depannya, pintu ruang kerja di buka tanpa perlu di ketuka lebih dulu, hal itu tentu saja membuat terkejut orang di dalamnya.“Kau harus menjelaskan mengenai kenapa ada Julia di rumahmu?” pertanyaan Vania langsung terlontar begitu saja.Nelvan melihat ke arah di mana alat yang di sembunyikan Julia ada di sana, Nelvan berdiri dari kursi lalu mengajak Vania ikut dengannya ke ruang baca, sesampainya di sana tak lupa menutup pintu dan mempersilahkan Vania duduk.“Aku tidak ingin mendangar kata yang terlalu panjang, katakan dengan singkat yang bisa dengan mudah aku mengerti.” Ujar Vania sebelum Nelvan mulai berbicara.Nelvan duduk di sofa lain di ruangan tersebut, “Apa kamu penasaran dengan siapa Julia yang ada di rumah ini?” bukan jawaban melainkan pertanyaan balik.