Share

Di Permalukan

Penulis: Melika Sun
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-28 17:52:48

"Hentikan!"

Suara menggelegar milik Arfa, langsung mengheningkan suasana gaduh yang tadi tercipta. Begitupun dengan lengkingan ejek dan nista. Seolah sirna bersama datangnya sang tuan yang berkuasa.

Wajah dingin dengan semburat murka di rupa, membuat ciut nyali para penista yang telah melukai harga diri sang belahan jiwa.

Aleena segera menempati perannya semula. Bermuram durja dengan bongkahan kristal di pelupuk mata.

Tak akan ada yang bisa menandingi perannya. Laura hanya ibarat seekor lalat di matanya. Sekali tepuk— lewat.

"Sayang ...." lirih Arfa, begitu terlihat sayang dan cintanya.

Wajah tampan penuh kasih sayang, begitu saja terukir di wajahnya ketika berada di samping Aleena.

Membawa wanita itu ke dalam pelukannya. Mencium puncak kepala wanita yang mulai terisak dalam sandiwaranya.

"Jangan menangis, sayang. Aku akan pastikan mereka juga akan menangis hari ini," bisik Arfa, memunculkan semburat rasa suka cita di wajah Aleena.

Pria itu mengangkat wajahnya. Dingin dan tidak tersen
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Ingatan Yang Menyiksa

    Sejak kejadian hari itu, tidak ada lagi yang berani merendahkan Aleena. Semua menaruh hormat padanya.Binar bahagia terukir di wajah Aleena. Seolah semesta selalu mendengarkan harapannya, jiwa dan raga Arfa sepenuhnya telah kembali kepadanya. Meski belum sepenuhnya."Kau lihat, sayang. Sekarang kaulah satu-satunya Nyonya Arfa." Pria itu berkata dengan lembut, seiring dengan melingkarnya dua lengan besar di perut Aleena.Bukankah dari dulu akulah Nyonya Arfa itu?"Apa kau bahagia, sayang?" tanya Arfa, meletakkan dagu di atas bahu wanitanya."Tentu saja aku sangat bahagia, Mas Arfa," jawab Aleena, membelai rahang suaminya dengan lembut."Dan aku akan sangat bahagia, jika sudah mendapatkan semuanya! Termasuk membalaskan derita yang selama ini mereka torehkan hingga membekas di dalam jiwa dan ragaku." Tentu saja Aleena mengatakan semua itu di dalam hatinya.Nyaris kehilangan nyawa, kehilangan calon anak di dalam perutnya, dan berpisah dari suami yang sangat dicintainya dengan cara tragis

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Haruskah Menyerah?

    "Bagaimana keadaanya?""Dia masih tidak sadarkan diri di ruang ICU, Tuan."Pria yang duduk di kursi kebesarannya itu terlihat menghela nafas panjang. Wajah itu terlihat kuatir. Tapi kepada siapa rasa kuatir itu tertuju, hanya dia dan orang-orang terdekatnya yang tau."Dan dia?""Masih setia menunggu di depan pintu. Nona Berlian begitu sangat terpukul dan merasa bersalah. Ia terus menangisi pria itu."Sang tuan terlihat tersenyum. Tidak ada yang tau ada apa di balik senyum itu."Pastikan semuanya aman. Jangan sampai ada yang tau jika pria itu sedang terbaring di rumah sakit. Biarkan orang tau jika mereka sedang berlibur bersama.""Baik, Tuan. Saya akan mengurusnya.""Pastikan Karina selalu berada di sampingnya.""Baik, Tuan. Nanti akan saya sampaikan.""Aku akan mengunjunginya nanti malam. Siapkan segala sesuatunya.""Baik, Tuan. Yang lain apalagi, Tuan?""Cukup itu dulu. Kau boleh pergi sekarang.""Baik, Tuan. Kalau begitu saya undur diri."Pria di kursi kebesaran itu mengangguk. Memb

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Karna Pikiran Yang Kacau?

    "Mas Byan! Tunggu!"Dengan perasaan tidak menentu, Aleena berlari mengejar bayangan siluet seseorang yang seperti sangat di kenalnya.Dengan jantung berdebar. Perasaan tak menentu, wanita itu terus berlari dengan sebuah harapan yang tiba-tiba hadir di benaknya."Hati-hati Nyonya Arfa!"Eh"A--Alex?"Wajah Aleena langsung merah padam. Ternyata bayangan siluet itu adalah milik Alex. Bukan seeorang yang sangat di kenalnya."A-apa kau tadi berada di depan ruang ICU? Apa kau juga yang memakaikan jas ini kepadaku?" Menunjukkan jas di tangannya dengan perasaan berkecamuk.Alex menghela nafas serayak menggeleng samar."Aku sudah sejak lama berdiri di belakangmu tadi. Bahkan aku menanyakan bagaimana keadaan Arfa, tapi kau justru diam saja," jelas Alex.Dahi Aleena sedikit berkerut. Mencoba mengingat saat dirinya nyaris terkantuk di depan pintu ICU tadi.Tapi nihil.Hanya sebuah suara lirih yang nyaris tidak terdengar, yang memanggil namanya. Hanya itu yang di ingatnya."La-lalu apa ini jas mi

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-03
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Arfa Siuman

    Aleena berlari keluar dari kamar hotel dengan perasaan yang sudah tidak karu-karuan.Mengabaikan teriakan Karina yang memintanya untuk menunggu.Tidak lagi memperhatikan langkah kakinya, begitu keluar dari lift Aleena terus saja berlari kecil menuju lobi.Dalam benaknya hanya ada Arfa dan Arfa. Tidak ada yang lain.Aahkk!Bruk!Aleena terjatuh, tersandung kakinya sendiri. Salah satu flat shoes yang di pakainya terlepas begitu saja.Wanita itu meringis, memegangi kaki kanannya yang terasa sedikit sakit.Mengabaikan tatapan beberapa orang yang melihatnya, Aleena coba meraih flat shoes miliknya yang tergeletak tidak jauh dari hadapannya.Baru saja tangannya terulur hendak meraih flat shoes tersebut, seseorang sudah terlebih dulu meraihnya.Seorang pria, dengan memakai masker medis duduk bersimpuh di samping Aleena dengan bertumpu pada salah satu lututnya.Aleean langsung memejamkan kedua matanya, begitu hidungnya mencium wangi tubuh pria di sampingnya.Aleena begitu mengenal wangi itu. L

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-04
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Alex VS Nyonya Miranda

    "Apa! Mereka pergi berlibur?"Nyonya Miranda kembali di buat terkejut oleh keterangan salah satu pegawai resepsionis di kantor Arfa.Kemarahan wanita paruh baya itu langsung mencapai ubun-ubun. Niatnya datang ingin memarahi anaknya dan meminta Arfa untuk membatalkan pengalihan sahamnya kepada Aleena, tapi justru mereka sedang berlibur sakarang?"Wanita jalang itu memang tidak bisa di anggap remeh. Aku harus bisa menyiapkan sebuah siasat agar bisa mendepaknya dari sisi Arfa," batin nyonya Miranda."Apa Alex juga tidak terlihat di kantor sepanjang mereka pergi berlibur?""Pak Alex selalu berada di kantornya, Nyonya. Beliau juga yang mengambil alih tugas Pak Arfa selama beberapa hari ini," jawab petugas tersebut.Tanpa mengucapkan sepatah katapun, wanita paruh baya itu berlalu dari tempat tersebut. Melangkah ke arah lift dengan dagu terangkat. Angkuh.Kali ini nyonya Miranda bermaksud menemui Alex, akan melampiaskan kemarahannya kepada orang kepercayaan sekaligus orang terdekat Arfa itu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-05
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Menyusun Siasat Licik

    Nyonya Miranda terus memijit kepalanya yang terasa sakit seperti ingin pecah saja.Bukan karena migrain, vertigo atau darah tinggi, melainkan karena memikirkan perkataan Alex beberapa jam yang lalu."Sial! Dari mana bawahan tidak tahu diri itu mengetahui tentang kematian Aliysa dan peristiwa kecelakaan itu!" umpat wanita paruh baya itu.Bukannya banyak-banyak mengucap istigfar dan beramal, justru wanita paruh baya itu semakin gelap mata karena keserakahannya."Sepertinya musuh yang harus aku hadapi menjadi bertambah dan bawahan tidak tahu diri itu tidak bisa dianggap remeh ternyata," lanjut nyonya Miranda."Pelakor sialan! Bawahan tidak tau diri!"Sedang asyik mengumpat, tiba-tiba saja Laura muncul dari arah depan, menatap heran ke arah ibu mertuanya. Wanita itu kemudian mengambil tempat duduk di depan Nyonya Miranda seraya bertanya, "Apa yang terjadi? Apa Mama berhasil menemui Mas Arfa?"Nyonya Miranda mendongak, menatap ke arah Laura sambil menghela nafas panjang. "Aku datang ke pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Ancaman Untuk Arfa

    "Apa? Mereka ingin mengadakan rapat para pemegang saham?""Benar sekali," jawab Alex sembari mengangguk."Aneh. Bukankah belum waktunya kita mengadakan rapat dengan para pemegang saham?" gumam Arfa."Kau benar sekali. Tapi mereka terus mendesak, jadi mau tidak mau kita harus melakukannya," ujar Alex.Arfa menyandarkan kepalanya ke belakang sambil terus berfikir ada apa di balik semua desakan yang mendadak ini."Apa ini ada kaitannya dengan pengalihan saham milikku kepada Aleena?"Tiba-tiba saja kalimat itu meluncur dari mulut Arfa. "Apa kau takut, jika mereka menarik sahamnya dari perusahaan ini karna masalah itu?" Pancing Alex.Arfa terkekeh pelan."Mereka lupa jika 55 persen saham di perusahaan ini adalah milikku sendiri yang sekarang aku alihkan untuk Aleena. Mereka pikir dengan menarik saham mereka di perusahaan ini akan membuatku jatuh bangkrut?" kekeh Arfa.Alex tersenyum samar. Pria itu lalu berkata,"Bagaimana jika mereka benar-benar menarik sahamnya, dan kau jatuh bangkrut?"

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Kedatangan Karina

    Semua orang menoleh ke arahnya.Tapi wanita itu tidak peduli. Melangkah dengan tenang kemudian duduk dengan elegan di atas kursi yang sudah dipersiapkan oleh Alex sebelumnya.Arfa yang tidak tahu menahu tentang wanita itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah Alex, seolah meminta penjelasan dari asistennya tersebut."Maaf, jika kedatanganku membuatmu terkejut, Tuan Arfa." Wanita itu berkata dengan nada lembut namun syarat akan ketegasan.Arfa mengangguk samar, masih menunggu penjelasan dari Alex, sang asisten.Sementara para peserta rapat lainnya mulai berkasak kusuk mempertanyakan siapa sosok wanita itu sebenarnya."Aku rasa asisten pribadimu sudah menjelaskan semuanya tentang diriku serta maksud kedatanganku," ucap wanita tersebut serayak mengarahkan pandangannya kepada Alex.Alex pun segera bangkit dari duduknya, lalu menghampiri Arfa dengan membawa sebuah map."Mengapa kau baru mengatakannya sekarang?" protes Arfa.Aku baru mendapatkan jawabannya beberapa menit yang lalu," kil

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-08

Bab terbaru

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Emir dan Ariz

    Tubuh Tuan Melviano langsung digotong ke atas brankas, dan di bawa keluar menuju unit gawat darurat.Pria itu jatuh pingsan sesaat setelah anak keduanya lahir. Dia pingsan bersamaan dengan istrinya. Sangat kompak, bukan?"Apa aku perlu menelpon dokter Anda, Tuan?" tanya Hangga setelah Tuan Melvin sadarkan diri.Melihat tuannya jatuh pingsan dengan wajah pucat, membuat Hangga langsung diliputi kecemasan."Tdak perlu, ini tidak ada hubungannya dengan penyakitku. Aku pingsan karena aku tidak kuat melihat penderitaan yang sedang dirasakan oleh istriku. Ia sampai bertaruh nyawa, demi melahirkan anak-anakku," sahut Tuan Melvin terdengar lemah.Pria itu perlahan bangkit, dan berniat turun dari atas tempat tidur. Ia sudah tidak sabar untuk melihat istrinya dan kedua bayi kembarnya."Tunggulah sebentar lagi, Tuan. Kau masih terlihat lemah, jika Nyonya melihatmu seperti ini, dia pasti akan berfikir yang tidak-tidak," ujar Hangga, mencoba mencegah niat tuannya yang akan pergi menemui istrinya.T

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Tidak jadi Surprise

    Tuan Melvin mengecup bahu istrinya yang terekspos. Mereka baru saja selesai mandi bersama dan saat ini sedang berdiri di depan sebuah cermin besar, yang memantulkan seluruh bagian tubuh mereka.Tuan Melvin berdiri di belakang Berlian, sambil memeluk tubuh wanita itu dari belakang. Tangannya sejak tadi tidak mau berhenti, mengusap dan membelai setiap bagian tubuh Berlian yang menonjol."Sebentar lagi kita akan menjadi orang tua, sayang. Aku sudah tidak sabar lagi menanti anak kita lahir ke dunia ini," ucap Tuan Melvin kembali mengecup bahu istrinya dengan lembut."Hanya tinggal menghitung hari, Tuan Melvin, semoga prediksi Dokter Rahayu tidak meleset," sahut Berlian, sambil membelai rahang kokoh suaminya.Usia kandungan Berlian sudah 9 bulan, dan prediksi Dokter Rahayu masa bersalinnya jatuh di bulan depan, yang hanya tinggal sepuluh hari lagi."Kau sungguh terlihat sangat seksi, sayang," ucap Tuan Melvin mengusap perut istrinya yang terlihat semakin membesar."Apa kau sedang menggodak

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Keputusan Arfa

    Sejak pertemuan itu, Arfa terus merenungi nasibnya. Ingin berpaling dari Alisya, namun nyatanya ia tak mampu.Nama wanita itu telah terpatri dalam hatinya, begitu juga cintanya.Semakin ia memaksa melupakan, bayang-bayang wajah Alisya semakin terlihat nyata hadir dalam mimpinya."Lama-lama aku bisa gila kalau terus begini. Apa yang harus aku lakukan, Alisya," gumam Arfa seraya membelai foto Berlian yang sedang tersenyum di layar ponselnya."Selama ini kau begitu sabar hidup dalam penderitaan bersamaku, tanpa pernah berkeluh kesah kepadaku. Tapi aku begitu bodoh, karena tidak bisa mempertahankanmu."Arfa mengusap air mata, yang tiba-tiba saja menetes dari pelupuk matanya. Menguatkan hati, pria itu akhirnya mengambil keputusan besar dalamnya.Keputusan yang tidak pernah terlintas sama sekali dalam hidupnya. Mengakhiri semuanya."Maafkan aku, sayang, aku terpaksa mengambil keputusan ini. Teruslah hidup bahagia, dan jangan pernah menyesal atas kepergianku."Arfa melangkah dengan gontai me

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Tidak Ada Ruang Untuk Cintamu

    Berlian menggeliat kecil, dengan rasa malas wanita itu perlahan membuka kedua matanya. Dan begitu ia membuka mata, seraut wajah tampan telah menyambutnya dengan senyum menawan.Senyum di wajah Berlian pun langsung terbit, manakala manik matanya bertemu dengan bola mata biru yang sedang menatapnya dengan penuh cinta."Apa tidurmu sangat nyenyak, sayang?" Tuan Melvin bertanya sambil merapikan hijab istrinya yang sedikit berantakan.Pria itu lalu membantu sang istri untuk duduk, kemudian menyerahkan sebotol air mineral yang telah di bukanya.Seperti orang kehausan, Berlian segera meminum air mineral itu hingga hanya menyisakan sedikit saja, dan sisa air yang sedikit itulah yang akhirnya di habiskan oleh Tuan Melvin."Tidurku sangat nyenyak, Tuan Melvin. Sampai rasanya aku malas untuk bangun, apalagi saat kau hadir dalam mimpiku, itu membuatku ingin terus tertidur," jawab Berlian tersenyum. Wanita itu lalu mengulurkan tangannya ke atas membelai rahang kokoh milik suaminya."Bahkan dalam

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Kenyataan Pahit

    Dari tempatnya berdiri, Arfa dapat melihat dengan jelas sosok wanita yang sedang duduk sambil bergelayut manja pada lelaki tampan nan gagah di sampingnya.Senyum bahagia terukir jelas di wajah wanita itu. Sesekali pria di sampingnya mendaratkan sebuah ciuman di puncak kepala wanita yang tersenyum bahagia.Rasa cemburu dan sakit hati telah menguasai hati Arfa. Ingin rasanya ia menghampiri wanita itu, dan mengungkapkan isi hatinya.Namun sayang, terlalu banyak pengawal yang berjaga di sekitar pasangan suami istri itu, bisa mati konyol kalau Arfa sampai nekat mendekat.Meskipun ia datang dengan menyamar sebagai karyawan hotel, tapi bukan berarti anak buah Hangga tidak bisa mengenalinya."Sebenarnya mereka sedang merayakan acara apa? Mengapa mereka justru mengundang anak-anak yatim piatu dan orang-orang yang kurang mampu?" batin Arfa heran."Mereka juga memberikan hadiah dan juga uang kepada para tamu," imbuhnya."Hei! Kau! Jangan hanya berdiri di sana! Bantu yang lain menyiapkan hidangan

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Hadiah Terindah

    Tuan Melvin menangis haru, bibirnya tanpa henti mengucap syukur.Pria itu masih terus mendekap tubuh istrinya yang duduk di atas pangkuannya, tidak ingin melepaskannya meskipun sebentar saja."Terima kasih, sayang ... terima kasih," lirih Tuan Melvin penuh haru."Kita akan menjadi orang tua, Mas," lirih Berlian dengan berurai air mata bahagia."Iya, sayang, sebentar lagi kita akan menjadi orang tua," sahut Tuan Melvin seraya mendaratkan sebuah ciuman lembut di kening istrinya.Saking tidak percayanya , Dokter Vina sampai berulang kali melakukan pemeriksaan untuk memastikan kehamilan Berlian, dan ia terlalu bahagia mengetahui kebenarannya, sampai jadi gugup saat hendak menyampaikan kabar gembira itu.Brak!Pintu kamar terbuka dengan kasar, membuat Tuan Melvin dan Berlian langsung menoleh bersamaan.Hangga dan Bima masuk dengan tergesa, di ikuti oleh semua pelayan di belakang mereka.Tuan Melvin buru-buru meraih selimut, lalu menutupi kepala istrinya yang tidak memakai hijab dengan seli

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Ada Apa Dengan Berlian?

    "Apa pertemuan ini sangat penting, Tuan Melvin? Bukankah kau bisa menyuruh Alex untuk menjadi wakilmu?"Tuan Melvin menghela nafas dalam-dalam, sudah ketiga kalinya sang istri menanyakan hal yang sama, pun di jawab olehnya dengan jawaban yang sama, tapi Berlian seperti menderita amnesia akut, wanita itu kembali mengulang pertanyaannya, lagi dan lagi."Jika hanya bertemu dengan rekan bisnis yang sama-sama sudah manula, mengapa harus berpakaian terlalu rapi seperti ini? Seperti mau ketemu mantan saja!" oceh Berlian menatap tidak suka penampilan suaminya mulai dari atas sampai ke bawah.Tuan Melvin meringis, nyaris seperti orang yang sedang menahan mules di perut. Pria itu berulang kali menggaruk kepalanya yang tidak gatal, tidak tau bagaimana cara mengekspresikan kebingungannya."Sayang ... pertemuan ini benar-benar sangat penting, dan Alex tidak bisa mewakilinya karna memang harus aku yang langsung turun tangan," ujar Tuan Melvin dengan sangat berhati-hati. Salah bicara sedikit saja, b

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Menyewa Mata-Mata

    Sebelah tangan dan kakinya di pakaikan gips, sementara wajahnya sudah mirip seperti alien, biru biru dan banyak terdapat benjol seperti habis disengat ribuan lebah. Arfa mendelik ke arah Alex, namun sayang ekspresinya itu semakin menambah kelucuan di wajahnya menurut kacamata Alex, yang semakin membuat pria itu tertawa terbahak.Arfa mendengus kesal, melihat Alex sampai membungkuk bungkuk memegangi perutnya karna keasyikan tertawa."Kau sepertinya sangat bahagia sekali melihat keadaanku seperti ini," ujar Arfa dengan bersusah payah menggerakkan mulut, sambil menahan sakit di sekitar wajah dan bibirnya."Aku? Bahagia?" gumam Alex memasang wajah polos seperti tidak mengerti apa-apa."Cih!" Arfa berdecak kesal seraya memalingkan wajahnya."Aku bukannya bahagia, sejak melihatmu aku langsung membayangkan bagaimana Hangga mengamuk sampai membuatmu babak belur seperti ini, hingga membuatku tidak bisa berhenti tertawa," ujar Alex kembali tertawa."Teman tidak punya ahlak!" gerutu Arfa menaha

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Lihat Aku, Alisya

    Sebuah helikopter mendarat di atas atap rumah sakit swasta terbesar yang ada di ibukota.Seorang pria tampan turun terlebih dahulu dari helikopter. Pria itu kemudian merentangkan kedua tangannya, menyambut sang istri yang sudah bersiap untuk turun. "Uuhg! Ternyata Berlian-ku semakin bertambah berat badannya," kata Tuan Melvin sembari menggendong sang istri turun dari helikopter."Kau terus saja menyusu setiap malam, bagaimana nafsu makanku tidak bertambah banyak dan berat badanku tidak ikut naik, hem," sahut Berlian dengan berbisik, membuat Tuan Melvin langsung tertawa mendengarnya.Sebelum menurunkan tubuh sang istri, Tuan Melvin lebih dulu meremas bokong Berlian dengan begitu gemas hingga membuat wanita itu terpekik tertahan.Beberapa pengawal yang mendengar pekikan Berlian, seketika langsung menoleh. Namun, mereka buru-buru berpaling saat menyadari apa yang sedang terjadi di antara Tuan dan Nyonya mereka."Kondisikan tanganmu, Tuan Melvin!" ujar Berlian dengan bibir mengerucut, la

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status