Manhattan, USA. | 22.53 PM.Suara musik menghentak begitu kencang namun tidak memekakkan telinga. Justru sebaliknya, musik dengan kencang seperti ini seolah membuat tempat yang di singgahi terasa begitu menyenangkan dan terasa hidup. Para pelayan tampak hilir mudik mengantarkan pesanan. Aroma tembakau mahal yang dibakar seketika masuk ke dalam indra penciuman, disertai dengan dentingan gelas sloki yang berisikan wiski, tequila, vodka, dan anggur sehingga mengimbangi suara musik. Ini adalah acara ulang tahun yang tergolong masuk kategori mewah. Bahkan yang di undangnya adalah orang-orang berjas dan berdompet tebal. Laki-laki dengan balutan kemeja press body itu menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa yang berada dalam ruangan private yang sudah dipesan secara sengaja oleh rekan kerjanya. Matanya berkilat tajam sembari memerhatikan para perempuan yang sengaja disewa untuk menyenangkan pelanggan. Sampai seorang laki-laki yang memiliki kulit gelap dan berseragam pelayan itu menyerah
Collage Art Gallery, Manhattan, USA. | 13.19 PM.Suara alunan musik klasik kini mulai terdengar di penghujung ruangan. Orang-orang yang mendapat undangan untuk melihat pameran ini pada mengantri melewati pintu masuk yang sudah disediakan. Galeri Seni ini begitu luas, ada beberapa patung dan banyak karya lukisan yang terlihat indah saat dipandang berjejer di antara dinding.Semenjak kuliah di London Sean tidak pernah bosan melihat pameran seperti ini. Apa lagi Sean selalu penasaran siapa orang yang membuat lukisannya. Sebuah lukisan yang elegan dengan aksen Eropa yang kental, lukisan yang sangat jarang sekali diperjual belikan. Dan Julian memberitahunya kalau pemilik galeri seninya adalah anak dari Paman Rodrigo. Sahabat dekat Ayahnya, tetapi yang diketahui oleh Sean, Paman Rodrigo hanya memiliki seorang anak laki-laki bernama James yang berprofesi sebagai seorang Dokter. Semakin membuat Sean bingung siapa pelukis itu, dan seperti apa sosoknya, mungkin saja bukan anaknya Paman Rodrigo
Mansion Amberlane, Madrid, Spain. | 20.27 AM. “Aku tidak ingin dijodohkan dengan Jason.” Setelah berucap dengan nada yang mantap disertai dengan tekanan, suasana ruang makan kembali sunyi bahkan terasa semakin mencekam. Suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring menjadi pemecah sunyi saat satu keluarga berkumpul untuk melakukan rutinitas mereka setiap malam. Perempuan paruh baya itu tampak meletakkan sendok beserta garpunya sehingga menimbulkan dentingan sedikit keras. Membuat laki-laki paruh baya di sebelahnya menggelengkan kepanya dengan pelan. Gustavo mengangkat sebelah tangannya karena tahu tabiat sang istri jika anaknya selalu menolak keinginan perempuan itu. “Selesaikan dulu makanmu, baru kita berbicara di ruang keluarga. Tidak ada bantahan.” Dia Katherine Margaretha Amberlane, perempuan yang bisa dikatakan nyaris sempurna. Mulai dari fisik, otak, serta kemampuannya. Dia seorang seniman yang berhasil mengobral lukisannya satu tahun sekali dengan harga yang fa
Mansion Amberlane, Madrid, Spain. | 21.09 AM.Jason Maxwel berdiri di sana, menatap keluarga yang balik menatapnya juga. Obrolan yang tidak sengaja dia dengar sedari dia sampai di tempat ini membuat laki-laki itu menyadari betapa kerasnya Katherine menolak perjodohan mereka. Perjodohan yang selalu dikatakan oleh Lauren dan Ibunya, kedua Ibu yang sudah sejak dulu mengharapkan Kate dengan Jason berjodoh. Sehingga suara Samuel mengintrupsi semuanya, membuat Jason terpaku begitu Kate menatapnya. Tatapan yang selalu mengunci mata Jason agar tetap menatap keindahan itu. Keindahan yang tidak dapat dia miliki tentunya.Sampai kapan pun dia akan tetap terpesona oleh sosok Kate. Sosok yang tidak pernah balik mencintainya, tapi Jason cukup sadar diri dengan tidak mengharapkan timbal balik dari apa yang dia rasakan terhadap Kate.“Sejak lima menit yang lalu. Aku takut mengganggu pembicaraan kalian.” Jason terkekeh ringan, lantas menepuk bahu anak remaja di hadapannya ini. Wajah Samuel tidak jauh
St. Louister’s Cathedral, Manhattan, USA. | 08.19 AM.Meski saat weekday suasana Louister’s tidak pernah sepi akan pengunjung. Sebuah Gereja dengan nuansa klasik ini terlihat begitu terawat, dan bersih. Orang-orang tampak hilir mudik atau bisa juga disebut dengan keluar masuk. Gereja yang terletak di bagian barat kota Manhattan ini selalu menjadi tempat singgah yang nyaman dan menenangkan pikiran.Semilir angin terasa begitu menyejukkan ketika Sean sudah berada di luar Gereja. Pandangan matanya terlihat selalu tajam meski dalam situasi biasa saja. Jas berwarna biru gelap yang dia sampirkan di bahu kanannya kini hendak dia kenakan, dari tempat tinggalnya Sean tidak langsung berangkat ke kantor. Melainkan menghabiskan waktu dua jamnya untuk beribadah di sini. Burung-burung mulai berkicau sehingga menghasilkan suara indahnya. Taman yang berada di halaman belakang Louister’s terlihat begitu terawat dengan bunga-bunga yang bermekaran indah. Cahaya matahari pagi menyorot sehingga membuat b
Mandiley’s Restaurant, Manhattan, USA. | 09.07 AM.Alunan musik klasik menjadi teman dengar yang baik, seakan iramanya berjodoh dengan Mandiley’s yang bertema klasik tetapi juga terlihat begitu modern. Tentu saja karena pemiliknya tidak ingin ketinggalan jaman. Tidak hanya klasik, Mandiley’s juga terkesan seperti retro dengan kursi dan meja yang terbuat dari kayu kokoh yang diukir tanpa menghilangkan warna aslinya.Terlihat kuno tetapi begitu mewah. Membuat siapa pun tidak akan pernah bosan untuk mengunjungninya. Apa lagi Mandiley’s juga disediakan sebuah bar yang terletak di depan pintu masuk. Selain bar, ada juga sebuah private room yang sering digunakan orang yang bermain billiard atau sekedar bersantai. Dan di sampingnya ada ruang karaoke yang yang dikhususkan untuk lima orang.Sebelah selatan ada sebuah mini panggung yang dilengkapi dengan alat-alat musik. Itu adalah tempat untuk band yang manggung di Mandiley’s ketika petang. Karena waktu sore pengunjung akan semakin banyak.Kat
Manhattan Square, USA. | 13.11 PM.Pusat belanja kota Manhattan begitu banyak akan pengungjungnya. Musik berkelas mengalun menemani pendatang, terasa begitu menenangkan. Di sebelah kanan ada sebuah lift yang akan membawa siapa pun ke lantai atas. Ada juga sebuah eskalator, atau bisa disebut dengan tangga bisa membawa naik atau pun turun.Sedangkan tangga darurat, posisinya berada di pojok ruangan. Di sebelah barat ada sebuah jalan berputar mengelilingi gedung menuju parkiran yang berada di lantai atas. Jika ke sebuah pusat belanja besar seperti Manhattan Square, dengan membawa sebuah kendaraan roda empat maka parkirannya akan berada di atas. Hari ini Kate tidak mengabari kepada Liam mengenai rutinitasnya. Lagi pula Liam pasti sibuk di kantor jadi tidak ada waktu untuk meladeni obrolan tidak bermutunya. Perkara kejadia kemarin saja jejaknya masih terekam jelas oleh ingatannya, Kate tidak mudah lupa begitu saja.Apalagi baru dua hari berada di Manhattan, Kate harus terlibat dengan oran
Manhattan Square, USA. | 13.31 PM.Bertemu dengan klien di Manhattan Square adalah opsi yang menarik sekali bagi Liam. Selain berbicang mengenai bisnis dia juga membicarakan kepentingan lainnya, seperti kesenangan yang lainnya misalnya. Kate tidak harus tahu apa saja aktifitasnya selain berkutat dengan berkas dan laptop.Liam tersenyum sambil memerhatikan perempuan yang sedang menyantap makanan yang sudah Liam pesankan. Meski dia tidak secantik kekasihnya, tapi dia juga cukup membuat Liam senang. Apakah Liam mencintainya? Oh tentu saja bisa jadi seperti itu prosesnya. Secara hubungan gelap mereka sudah terjalin selama dua tahun lamanya. “Bertemu denganmu di sebuah tempat makan akan selalu berakhir seperti ini, lebih baik kita bertemu di pantehousemu saja, Li. Kau bisa merusak bentuk tubuhku jika seperti ini ceritanya.” Perempuan cantik itu mendumel setelah menyelesaikan makannya.Liam tertawa kecil. “Apa salahnya memanjakan perut ratamu itu? Lagi pula kau perlu makan,” cibir Liam. La