Home / Romansa / Pejantan Tangguhku / Kecemburuan Tiga Istri

Share

Kecemburuan Tiga Istri

Author: Saga
last update Last Updated: 2021-09-17 10:54:41

Alya mengerjapkan mata begitu terbangun di sebuah kasur Queen size. Dia mendapati ruangan kamar yang begitu mewah. Bahkan melebihi kamar hotel tempatnya menginap semalam.

Dia melangkah menuju jendela. Menyikap kordennya. Matanya berbinar begitu beradu dengan cahaya matahari yang masuk.

Pemandangan hamparan gunung yang menakjubkan dengan miniatur kota di bawahnya.  Alya menebak kalau dirinya berada di sebuah Villa yang cukup mewah di puncak.

Dia menggeser dinding kaca. Seketika aroma pegunungan menerpa dirinya. Alya memejamkan mata. Menghirup sejuknya udara pegunungan yang menenangkan. Melupakan masalah yang membelenggu sejenak.

Sekilas, Alya melihat sebuah Villa yang tidak kalah mewah dari Villa itu. Villa dengan konsep victorian style terlihat megah di seberang sana. Dahinya mengernyit begitu melihat kerumunan orang. Sepertinya ada sebuah acara besar yang sedang dilaksanakan di sana. 

Mendadak, Alya merasakan rambutnya ditarik ke belakang. Alya yang kesakitan berusahaa untuk melawan, namun terlebih dahulu dia dibanting ke lantai.

Alya terduduk di atas lantai. Menyoroti sekumpulan betis gemuk sampai postur besar dengan wajah yang marah.

Alya hampir saja kelepasan tertawa saat melihat lipatan lemak yang terlihat jelas dari gaun-gaun yang mereka pakai. Serta Make up tajam yang justru menambah kesan menyeramkan. Alya heran apakah mereka  buto hijau wanita yang sengaja menyelinap di kamarnya.

“Apa lihat-lihat! Takjub dengan kecantikan kami!” ucap Lina, wanita yang bertubuh paling besar di antara mereka. sekaligus make upnya paling menyeramkan. Perpaduan yang kurang pas antara blush on merah yang terlihat kontras dengan bedaknya yang putih saking tebal. Ini yang dia bilang cantik? justru lebih mirip seperti badut. 

“Kalian siapa? kenapa kalian tiba-tiba menjambak rambutku!” tanya Alya.

“Kami adalah istri dari Mas Manto dan kami tidak rela kalau beliau menikah denganmu.” Yang ini adalah Hayisa. Tubuhnya paling tinggi di antara yang lain. Kalau dilihat dari auranya yang dominan sepertinya dia adalah istri pertama.

Alya geram. Baru saja dia menginjakkan kaki di villa ini, dia sudah mendapatkan sambutan yang kurang menyenangkan dari calon ‘senior’nya. Tidak terbayang hari-hari kedepannya yang tentu akan seperti neraka kalau bersama mereka. Lagipula, kenapa selera Manto rendahan sekali. Suka ngumpulin ondel-ondel sebagai istri.

Mendadak sebuah ide muncul bak lampu yang bersinar di luar kepalanya. Alya akan memainkan ego mereka supaya dia bisa terbebas dari sini.

“Memangnya kenapa kalau Mas Manto menikahiku? Kalian takut tersaingi? Oh ya, aku kan lebih cantik dan sexi daripada kalian.” Alya melipat kedua tangannya di dada dengan gaya arogan.

Mereka meradang. Ziya, yang paling pendek menyorong pundak Alya.

“Ngaca sana! Jelas-jelas kami lebih cantik daripada kamu! Kamu saja yang kegatelan ingin merebut Mas Manto dari kami.”

Alya mundur beberapa langkah. Matanya memicing begitu tajam. Tanpa Ampun, dia mendorong tubuh Ziya sampai tersungkur di lantai. Hayisa dan Lina menjerit, kemudian mereka berhamburan di samping Ziya.

“Lancang sekali kamu, pelacur!” geram Hayisa. Lantas, dia menoleh ke Lina memberi isyarat untuk menyerang. Namun mereka terperanjat saat mendengar suara vas bunga yang menghantam meja.

“Mau kalian aku tusuk pakai ini hah!” Alya mengacungkan pecahan vas yang runcing. Seketika ketiga wanita bongsor itu begidik. Mereka terduduk di atas lantai sambil menatap nanar ke pecahan vas itu. Mereka tidak menyangka kalau Alya bisa segarang singa betina.

“Berani kamu menyakiti kami, maka akan kami pastikan kamu menyesal.”

“Menyesal? Tidak ada kata menyesal untuk memberikan pelajaran kepada wanita angkuh seperti kalian.”

Alya mengarahkan senjatanya itu ke arah mereka. Namun, suara derap langkah kaki menghentikannya.

“Itu pasti para bodyguard. Mereka akan menghajarmu pelacur,” Hayisa tersenyum sinis penuh kemenangan.

Alya panik. Otaknya bekerja cepat mencari ide. Pandangannya tiba-tiba tertuju di balik pintu. Segera dia bersembunyi di sana.

Begitu langkah kaki semakin dekat, Alya langsung membanting pintunya sampai tepat mengenai kepada dua bodyguard tersebut.

Untung saja, bayang-bayang mereka terlihat dari bawah pintu sehingga dia bisa mengira-ngira kedatangan mereka seiring dengan derap langkah kakinya.

Alya membuka pintunya dan mendapati kedua pria bertubuh besar itu memegang kepalanya kesakitan. Alya langsung mendorong salah satu di antara mereka dan buru-buru pergi. Tapi, mereka tidak tinggal diam. Dengan langkah lebar, mereka berusaha menyergap Alya.

Mereka berhasil menangkap Alya saat akan menuruni tangga. Tubuh besar mereka  begitu gampang membelenggu tubuh slim Alya dan menyeretnya kembali ke kamar.

Namun, Alya masih punya senjaja. Dia langsung menancapkan pecahan vas bunga itu tepat di salah satu lengan bodyguard.

Temannya terperanjat. Dia yang geram hendak memukul Alya, tapi  tendangan kaki Alya terlebih dahulu mengenai alat vitalnya. Sementara mereka kesakitan, Alya mengambil langkah seribu.

Langkah Alya kembali terhalang saat mendapati sebuah mobil yang berhenti tepat di depan Villa itu. Pria bertubuh tambun itu langsung keluar dari mobilnya. Raut wajahnya mengisyaratkan amarah.

Mata Alya melihat kesegala arah. Dia tersenyum saat melihat sebuah batu yang terletak di taman depan Villa. Dia segara mengambil batu itu.

“Mau kau apakan batu itu, wanita sinting?”

“Mau aku inikan!” pekik Alya sambil menghujam batu itu dengan kedua tangannya hingga tepat mengenai kaki Manto yang tertutup fantovel.

“Arggg! Wanita sial! Jangan lari kamu!” Manto meraung kesakitan sambil terpincang-pincang mengejar Alya.

Tanpa Alya tahu bahwa gerbang Villa itu bisa menutup otomatis dengan sebuah remot yang menyatu dengan kunci mobil Manto. Dan benar saja, ketika Alya hampir sampai, pintu gerbang itu sudah menggeser dengan cepat. Tertutup sempurna.

“Sekarang kamu tidak bisa pergi ke mana-mana, hahaha…” Manto tergelak. Di saat bersamaan, keluar ketiga istri dan dua bodyguard dari pintu utama menghampiri mereka.

Alya segera membaca situasi. Melihat Manto yang pincang, Alya langsung merebut paksa kunci itu dan menjegal Manto sampai terjatuh. Kemudian, dia membuka gerbang kembali dengan remotnya dan beringsut keluar. Alya sempat melihat mereka mengejarnya, namun, Alya dengan cerdik memencet remot itu hingga mereka tenggelam di balik gerbang.

Alya melihat ke sekitar. Tempat itu sangat jauh dari mana-mana. Hanya ada Villa mewah yang tidak jauh dari sana. Alya segera berlari ke Villa mewah itu untuk meminta pertolongan.

Comments (9)
goodnovel comment avatar
Inda Yani
sedih sekali ceritanya
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
mantap Alya
goodnovel comment avatar
Yohanes Hari Wiharso
Alya Jenius
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pejantan Tangguhku   Pria Gagah itu Bernama Andrew

    Sedangkan di Villa mewah itu, Andrew Schimmer tampil menawan dengan jas pengantin yang dikenakannya. Pesonanya membius tamu undangan terutama kaum hawa, Lelaki berdarah Filipina, Spanyol dan Indonesia itu sangat sempurna. Belum lagi dengan tonjolan kekar memenuhi setiap jengkal tubuhnya. “Come on, Honey. Where are you?” bisik Andrew resah di ujung telefon. Aksen Tagalognya masih kental. Dia tidak memperdulikan begitu banyak kaum hawa yang menahan histeris karena kagum. Terus berjalan membelah kerumunan sambil tangannya yang masih memegang ponsel. Ara, nama tunangannya. Sebentar lagi akan menjadi istrinya. Namun menjelang ikrar janji suci, tunangannya tidak kunjung muncul. Ponselnya tidak bisa dihubungi. Sebab itu dia menghubungi keluarga Ara satu-satu. Tapi, tidak kunjung ada jawaban. “Permisi Tuan, acara akadnya mau dimulai jam berapa?” Bernando memberanikan diri untuk bertanya. Dia sudah sangat hafal dengan mimik muka Andrew yang

    Last Updated : 2021-09-17
  • Pejantan Tangguhku   Nikahi Aku, Puaskan Aku

    “Tuan, serius ingin menikahi saya?” tanya Alya yang menghentikan langkahnya. Mau tak mau Andrew juga ikut berhenti.“Kenapa kamu keberatan?” Andrew balik bertanya. Tatapannya begitu menikam hati Alya. Alya hanya tertunduk. “Bukan seperti itu maksud saya, Tuan. Sebelumnya saya berterima kasih karena Tuan sudah menolong saya tadi.” “Stop! Saya tidak menerima basa basi kamu. Mending sekarang kamu bersiap-siap karena sebentar lagi kita akan melakukan akad,” sambar Andrew yang begitu angkuhnya. Alya mengunci mulutnya rapat-rapat. Pesona pria itu sangat mematikan. Tampan tapi mulutnya pedas. Andrew mengedarkan pandangan. Begitu melihat Bernando, dia langsung melambaikan tangan, isyarat mendekat. Sang aspri dengan langkah lebarnya menghampiri sang majikan. “Bawa dia ke ruang make up. Dandani secantik mungkin. Aku tidak mau dia mempermalukanku di acara pernikahan ini.”Bernando mengernyit dahi sambil melihat ke arah wanita yang berpakaian lusuh di samping majikannya. Dia kembali menatap ke

    Last Updated : 2021-09-17
  • Pejantan Tangguhku   Panasnya Ranjang itu

    Alya memutar mata jengah. Akhirnya, dia pasrah di posisi seperti itu. Berusaha memejamkan mata, meski terdengar suara dengkuran halus yang menguar bau alcohol cukup membuatnya tidak nyaman. Tubuh pria itu menempel ketat di punggungnya, sehingga Alya bisa merasakan dada bidang yang naik turun. Yang lebih membuat Alya merinding. Di sela-sela bau alcohol, Bau badan pria itu juga menguar kuat. Bukan seperti bau parfum pria kebanyakan, tapi perpaduan unik antara keringat dan juga parfum, Baunya sangat segar dan menggugah insting kewanitaannya. “Hmmmmm….Hmmmm….” Secara refleks Alya bergumam. Beberapa detik dia tersadar. Astaga, Kenapa aku begini sih! Ah, dia benci mengakuinya, tapi dia cukup terangsang akan hal itu. Seketika pikiran liarnya melayang kemana-mana. Membayangkan Pria itu tanpa pakaian. Badannya pasti sangat bagus dan menawan. Apalagi, Alya membuang pikiran kotornya. Tetapi, di posisi sedekat itu dengan pria gagah, mana mungkin dia bisa mengusir

    Last Updated : 2021-09-17
  • Pejantan Tangguhku   'Pentungan' Yang Menggoda

    Alya terjaga dari tidurnya. Nafasnya terengah-engah. Keringat dingin mengucur deras dari dahinya. Mimpi barusan begitu mengerikan. Dia melihat Leo yang disiksa oleh Manto. Terlihat anak semata wayangnya itu menangis sambil memanggil-manggil namanya. “Kamu kenapa sih berisik!" Alya sedikit terjingkat saat mendengar Andrew yang bergumam dalam tidurnya. Sepertinya dia dalam kondisi tidak sadar. Tubuh kekarnya yang tanpa selimut itu terbuka. Menggeliat pelan. Hal yang membuat Alya tidak berkedip adalah sesuatu yang menonjol di balik celana pria itu. Seketika Alya teringat dengan kejadian semalam, di mana benda itu menggesek bongkahan sekal dirinya. Masih terasa hangat, keras dan berurat. Alya mengigit bibir. Penasaran dengan isi di dalamnya. “Kenapa kamu teriak pagi-pagi hah?” Suara barinton itu mengejutkan dirinya. Andrew terlihat menatapnya dari matanya yang menyipit karena masih ngantuk. Wajahnya tampan meski dalam keadaan kuyu. “Ak

    Last Updated : 2021-09-17
  • Pejantan Tangguhku   Petualangan Liar

    Dengan degub jantung yang tidak menentu, Alya mengulurkannya tangannya. Bagai tersengat listrik, dia mengenggam benda yang begitu besar dan menjulang itu, bahkan lingkaran tangannya saja tidak muat.“Ayo urut,” pintanya diiringi suara bass yang mendesah. Menggelitik telinga Alya. Wanita itu mulai mengerakannya jemari lentiknya ke keperkasaan yang sudah sangat mengamuk itu. Betapa tidak, dia bisa merasakan otot-otot yang berdenyut seakan sudah siap memuntahkan laharnya.“Terus, seperti itu Alya,” ceracaunya. Alya terbawa suasana. Jemarinya semakin kuat memilin benda itu. Benda yang Alya bayangkan begitu sesak masuk memenuhi dinding-dinding kewanitaannya. Seketika bulu kuduknya berdiri.Alya menyoroti bongkahan dada Andrew yang sekal. Kedua pundak yang kokoh. Serta perut yang menggembung bukan karena lemak, melainkan otot yang padat berisi. Kalau diamati lebih dekat, terdapat bulu-bulu liar yang tumbuh di area pusarnya, menurun hingga daera

    Last Updated : 2021-10-10
  • Pejantan Tangguhku   Cairan Kejantanan yang Tertinggal di Boxer

    Alya merintih sambil menggesek-gesekkan lubang senggamannya ke kepala kejantanan yang sudah sangat keras. Dia ingin supaya Andrew menghujamnya dengan keras. Tetapi pria itu hanya bergeming sambil menatap liar kemolekan Alya yang menggeliat.“Saya tidak akan bergerak kalau kamu tidak bicara dengan jelas,” tandas Andrew. Alya masih bingung dengan kemauan pejantan itu.“Bicara apa , Tuan? Saya tidak paham,” ujar Alya dengan polosnya. Andrew memutar mata jengah.“Coba sekarang aku tanya, kenapa kamu menggesekan liangmu dengan kejantananku,” tanya Andrew. Raut wajah Alya memerah, haruskah dia menjawab pertanyaan bodoh ini.“Aku ingin punyamu yang besar , Tuan,” jawab Alya yang tidak percaya bisa berkata seperti itu. Dia merasa liar sekali mengatakannya.“Ulangi sekali lagi?”Alya memejamkan mata. Demi dinding kewanitaannya yang semakin gatal, Alya terpaksa menuruti Andrew.&

    Last Updated : 2021-10-10
  • Pejantan Tangguhku   Dahaga Birahi

    Alya seolah menjelma menjadi sosok yang liar karena dahaga akan birahinya belum terpenuhi. Meskipun semua itu tidak bisa disalahkan karena, Andrew yang sekarang sudah resmi menjadi suaminya, jadi sah-sah saja kalau Alya mengharapkan kepuasan dari pria itu. Seandainya, pernikahan ini bukan didasarkan karena keterpaksaan.“Manis,” ucap Alya setelah mencecap cairan itu. Ada suatu dorongan kuat dari dalam dirinya untuk menghabiskan cairan itu lagi yang masih banyak tersisa di boxer itu.Salah satu kebutuhan batin yang mendasar bagi seorang istri adalah cairan kejantanan. Entah, cairan itu akan masuk melalui mulut atas maupun mulut bawah. Yang jelas cairan kejantanan itu harus sampai ditubuh seorang wanita supaya dia bisa merasa bahagia dalam hidupnya. Bukan semata-mata karena birahi, melainkan juga diiringi dengan kasih sayang dari seorang suami.“Habis,” desah Alya kecewa. Padahal cairan yang dimuntahkan Andrew begitu banyak. Namun, tidak te

    Last Updated : 2021-10-10
  • Pejantan Tangguhku   Pakai Linggis

    Tiba-tiba saat akan menyantap makanan, garpu Andrew terjatuh. Alya langsung masuk di kolong meja untuk mengambilnya. Namun, tatapannya bertemu dengan kaki kokoh sekeras pemain bola. Ditumbuhi bulu-bulu yang maskulin sampai ke atas. Alya terpana melihat pentungan yang tercetak jelas di celana olahraga yang Andrew pakai.Pandangan Alya langsung terkunci di sana. Ingin sekali Alya memelorotkan celana olahraganya. Menggenggam keperkasaannya . Memilin-milin sambil menjilat cairan pelumas yang keluar dari sana. Sensasi asin yang begitu nikmat.Darah Alya berdesir. Hasratnya sudah tidak bisa ditahan. Dia merangkak lebih dekat di antara kedua kaki Andrew yang terbuka. Menjulurkan lidahnya, suara bass menggagetkannya.“Ngapain kamu?”Alya terhenyak. Kepalanya sampai kepentok bagian bawah meja. Dia menyentuh bagian atas kepalanya sambil mengaduh.“Ngambil garpu saja lama banget!” sengit Andrew. Dia sama sekali tidak memper

    Last Updated : 2021-10-13

Latest chapter

  • Pejantan Tangguhku   S3. (Tamat) Tidak Terduga

    Sekarang aku berada di dalam sebuah ruangan pribadi di Mansion itu. Ruangan itu sangat megah dan mewah. Aku tidak bisa menyembunyikan rasa kagumku. Pemilik Mansion ini jelas orang yang sangat kaya raya. Mungkin selain bisnis hotel, dia juga memiliki bisnis-bisnis lain.Pria yang membawaku tadi menyuruhku untuk tinggal di dalamnya. Menunggu sampai Bosnya datang. Entah apa alasannya. Apa aku akan dijadikan sebagai pembantu atau gimana? Tapi justru di dalam ruangan pribadi itu ada pelayan Pribadi yang dengan sigap melayaniku.Aku benar-benar dalam kebingungan. Sampai tidak terasa dua bulan sudah aku berada di dalam mansion itu.Dalam kebingunganku, beberapa kali pria berbadan besar dan tampan datang ke dalam ruangan itu. Mereka seperti berusaha untuk menarik perhatianku. Tanpa ragu mereka terang-terangan memintaku untuk melayani mereka. Tapi tunggu dulu, kenapa pria-pria itu diizinkan untuk masuk ke ruangan ini? apa memang tugasku disini untuk melayani mereka

  • Pejantan Tangguhku   S3. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

    Aku terisak di sisi Naili yang terbaring di brangkar rumah sakit. Dokter menyatakan bahwa kondisi Naili semakin memburuk karena kepalanya yang terbentur lantai dengan sangat keras sehingga membuat tubuh bagian kanannya juga lumpuh. Itu artinya dia lumpuh total sekarang!Duh Gusti, kasihan sekali Naili. Seandainya aku tidak tergiur dengan tawaran palsu Scott, tentu aku bisa menjaga Naili, sehingga musibah ini tidak sampai terjadi. Tapi apa mau dikata. Nasi sudah menjadi bubur.Tiba-tiba seorang suster datang menghampiriku."Permisi Madam, Madam harus membayar biaya administrasi di kasir ya.""Biayanya kira-kira berapa ya Sus?""Maaf, saya kurang tahu Madam. Silakan ibu datang ke kasir sekarang ya." Dia membalikkan badan untuk keluar dari rumah sakit.Dengan perasaan was-was, aku pun mendatangi kasir. Ikut mengantri di barisan antrian. Aku merogoh dompet dari tasku dan membukanya. Terlihat uang dua ribuan dan lima ribuan yang lusuh terikat den

  • Pejantan Tangguhku   S3. Mempertahankan Harga Diri

    "Selamat datang, Ara." sambut Scott dengan hanya menggunakan pakaian kimono saja. Mataku tertuju ke bulu tipis yang memenuhi dadanya yang lumayan bidang. Balutan kimono juga memperlihatkan kakinya yang tampak berotot."Kok bengong?"Aku tersentak dari lamunanku. Bisa dibilang Pria di depanku atletis dengan otot yang tidak terlalu besar. Tapi cukup membuat debaran kencang di dalam dada ini."Eh, Iya." Ucapku tergagap. Aku menghela nafas sejenak. berusaha mengontrol diriku sendiri."Silakan duduk." Pintanya.Aku pun beringsut duduk bersamaan dengannya. Tapi Pria itu terlihat mengendurkan tali handuk kimono itu sehingga sekilas aku tidak sengaja aku melihat pakaian dalamnya yang berwarna hitam. Tapi Pria itu sama sekali tidak merasa risih dalam kondisi setengah telanjang di depan seorang wanita sepertiku."Ini Mas pola desain yang sudah saya persiapkan untuk seragam rumah sakit yang sebelah kanan laki-laki dan sebelah kiri perempuan. Apak

  • Pejantan Tangguhku   S3. Jebakan Scott

    Hari ini aku pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan yang diperlukan untuk menjahit. Saking banyaknya permintaan, sehingga bahan-bahan itu ludes dengan sendirinya.Aku membelinya dengan terburu-buru. Tidak mau meninggalkan Naili lama-lama. Intinya setelah membeli bahan-bahan itu, aku akan segera pulang dan tidak mampir-mampir lagi.Setelah membeli bahan-bahannya, aku segera ke halte untuk menunggu angkutan. Saat sedang asik menunggu, pandanganku tertuju kepada sebuah mobil mewah yang berhenti di seberang jalan. Dari kacanya yang terbuka, terlihat Pria tampan yang kutemui dirumah sakit itu sedang memandangiku di balik kacamatanya yang hitam.Aku memalingkan wajah, berpura-pura tidak melihatnya. Pria di seberang sana malah tersenyum melihatku yang salah tingkah. jangan Maya, kamu jangan sampai kepincut dengannya. Tahan hasratmu Ara tahan. Bisikku di dalam hati.Tidak berselang lama, angkutan berwarna orange pun datang. aku melambaikan tangan sebagai

  • Pejantan Tangguhku   S3. Kangen Om Antonio

    Kesibukan baruku membuka jalan rezeki bagiku. Terlihat dari beberapa tetangga yang mulai berdatangan untuk meminta di jahitkan. Ada yang sekedar memperbaiki pakaian yang sobek, mengecilkan baju, bahkan ada yang meminta untuk mendesain pakaian baru. Semua kulakukan dengan senang hati tanpa menargetkan penghasilan, karena memang aku suka melakukannya.Lebih dari itu, aku merasa hidupku benar-benar berubah. Tidak lagi memikirkan kehidupan masa lalu yang pahit. Sekarang aku merasa lebih bahagia bersama Naili dengan kesibukanku menjahit. Semua itu lebih dari cukup. Meski tanpa kehadiran lelaki dewasa atau kemewahan yang sering aku dapatkan. Ternyata di perumahan yang kumuh ini aku mendapatkan kebahagiaan.Kondisi Naili juga mengalami perkembangan yang cukup baik. Bahkan dia sekarang sudah mau untuk berbicara dan mulai tersenyum. Mungkin dia melihat keseharianku yang bersemangat, sehingga semangat itu tertular kepadanya. Menunjukan bahwa aku yang sekarang berbeda jauh dengan

  • Pejantan Tangguhku   S3. Keinginan Lama Tertunda

    "Kok kita berhenti di sini?" tanyaku keheranan ketika mobil itu berhenti tepat di depan gang rumah kumuh. Selain kumuh tempat itu juga terlihat sempit sekali. jadi tidak ada ruang gerak yang leluasa. Terlebih cuacanya yang di dekat pelabuhan yang terasa panas sekali."Sudah jangan banyak bicara. Sekarang ayo turun." titahnya. Aku tidak kuasa untuk menolaknya. Setelah menurunkan koper, aku mengekorinya menuju perumahan kumuh itu."Mulai sekarang kamu tinggal disini." ujarnya sambil menunjuk rumah dengan lebarnya kurang lebih dua setengah meter saja. Enggak kebayang betapa sempitnya di dalam."Enggak ada tempat lain apa? ini sempit sekali." Protesku."Jangan banyak membantah!" ujarnya dengan nada penuh penekanan. Aku hanya tertunduk, aku tahu konsekuensi kalau aku sampai menolak perintahnya."Lagipula, kamu akan sangat betah disini, karena ada seseorang yang special sedang menunggumu di dalam." Orang special? Siapa itu? batinku penasaran. Ace pun segera

  • Pejantan Tangguhku   S3. Misteri Antonio

    Beberapa hari aku dinyatakan sembuh.Aku menyelesaikan tugas-tugas akhirku sebagai guru sebelum pengajuan resign. Iya, semenjak aku pulang dari rumah sakit, aku langsung mengajuan Resign kepada kepala sekolah. Permintaanku di kabulkan asalkan aku harus mengerjakan tugas-tugasku terakhir dulu. Jadi aku harus betah mendengar bisikan pedas dari pada rekan guru dan murid berhari-hari.Imej-ku sebagai guru sudah kacau balau. Kejadian tragis kemarin yang seharusnya salah Pak Gelmar dan Rendy justru menjadi salahku. Menurut pandangan mereka, aku adalah wanita kecentilan sehingga mengundang hasrat para lelaki. Jadi akar permasalahannya ada di aku!Jadi untuk apa aku bertahan di lingkungan yang membenciku? Lebih baik aku pergi dari sini dan memulai kehidupan baru."Ini Pak, semua berkas-berkas yang bapak minta, saya sudah membereskan kewajiban saya sebagai guru." ujarku sambil memberikan berkas-berkas itu kepada kepala sekolah."Akhirnya Madam mengundurkan

  • Pejantan Tangguhku   S3. Ace Menikah Lagi

    "Madam!" seorang Suster mengoyang-goyangkan tubuhku hingga aku tergeragap."Madam mengigau ya." tanyanya sambil tersenyum. Penuh perhatian. Perlakuannya sangat ramah membuatku merasa di 'manusia"kan saat aku menganggap semua orang seperti jijik denganku dan menjauhiku. Atau mungkin ruang yang aku tempati adalah kelas yang elit, sehingga Pelayan Prima di tunjukan oleh suster itu. Untung saja, aku masih punya cukup uang sehingga kupilih ruang yang terbaik di rumah sakit ini."Iya, Maaf." Jawabku kepada suster muda yang mungkin usianya sekitar dua puluhan. sambil mengelus-elus kepalaku yang terasa pusing. Jadi kedatangannya Antonio tadi itu cuma khayalanku Cuma mimpi. Ya Ampun, segitunya aku rindu dengan Antonio sampai dia merasuk dalam mimpiku."Bagaimana kondisi Madam? Apa sudah mendingan?" tanyanya. Ingin sekali ku jawab kalau luka yang ada di liangku itu memang berangsur sembuh, tapi luka batin ini masih mengangga lebar."Sudah agak mendingan. Sudah tidak terasa

  • Pejantan Tangguhku   S3. Mengadu

    Pak Gelmar langsung mencabut sumpalan kain di mulutku. Suaraku yang habis karena teriakan yang ketahan pun sekarang berubah menjadi serak."Rendy, hentikan rendy kumohon." Lirihku dengan suara parau. Sementara dildo makin mengganas memutar di dalam liangku, hingga tubuhku tersentak-sentak."Madam Ara, saya pentokin sampai rahim Madam, Boleh?" kata Rendy yang seolah tidak puas menyiksaku. Pak Gelmar hanya tertawa terbahak-bahak."Hahaha, Bagus rendy. Siksa dia tanpa ampun.""Rendy, kumohon." Entah airmata ke berapa puluh kali yang jatuh, mengiba belas kasihannya. Tapi itu sama sekali tidak membangunkan rasa kemanusiannya."Kok enggak mau? bukannya Madam senang dimasukan seperti ini." ujarnya sambil memaju-mundurkan dildonya hingga membuatku kepayahan. Kurasakan cairanku mengalir di pahaku dengan derasnya. Tidak terhitung lagi berapa kali aku squirt."Banyak banget Madam Ara." Seru Rendy kegirangan. Aku hanya tertunduk lemas. Tenagaku sudah te

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status