Dengan wajah berbinar, Lin Jiang keluar dari toko senjata dengan memeluk pedang api putih yang baru saja ia dapatkan di toko senjata. "Apakah harus seperti itu kau memegang senjata itu Lin Jiang?" "Guru, pusaka ini sangat hebat, aku takut nanti diambil orang!" "Tidak akan ada yang bisa gunakan pedang itu selain dirimu, Lin Jiang. Pedang itu sudah memilih dirimu, jadi hanya kau yang bisa gunakan kekuatan yang ada di pedang itu!" kata tetua Phi An dan membawa Lin Jiang masuk ke dalam rumah makan yang mewah. "Makan yang banyak, muridku!" kata tetua Phi An saat di atas meja makan mereka dipenuhi dengan berbagai macam makanan. "Terima kasih guru!" Tanpa ragu Lin Jiang menikmati tiap masakan yang ada di atas meja. Sudah cukup lama rasanya Lin Jiang tak makan sebanyak itu. Belum juga Lin Jiang menikmati makanan yang di atas meja, dua orang lelaki datang dan duduk di kursi meja mereka. "Tetua Phi An, sepertinya kalian tidak akan bisa habiskan semua makanan ini. Apa kalian ingin kami
Pertarungan uji tanding antara Lin Jiang melawan Mei Lin di halaman belakang sekte tengkorak putih masih terus berlanjut.Setelah pertarungan tangan kosong, Mei Lin yang merasa terdesak mencabut pedang yang berada di pinggangnya, dan ayunkan pedang itu ke dada Lin Jiang.Huppppp!!Lin Jiang bersalto dua kali ke belakang, dan setelah itu tersenyum manis pada Mei Lin."Cabut senjatamu Lin Jiang, jika tidak tubuhmu akan terbelah dua oleh senjata ini!" teriak Mei Lin yang sudah dipenuhi amarah."Untuk saat ini aku tak akan gunakan senjata! Aku rasa aku masih hadapi dirimu tanpa senjata Mei Lin!" ucap Lin Jiang."Sombong! Haaaa!" Mei Lin berteriak keras, dan mengalirkan tenaga dalam ke bilah pedang yang ada di genggaman tangannya.Lin Jiang juga tak mau kalah, Lin Jiang segera mengeluarkan jurus-jurus hebat dari sekte tengkorak putih.Hiatt!!Dengan satu teriakan, dan memutar pedang di depan, Mei Lin maju dengan cecaran serangan dengan pedang ke tubuh Lin Jiang.Lin Jiang berputar-putar, m
Lin Jiang yang baru saja mencapai tingkat alam langit, memilih untuk bersemadi beberapa saat di dalam kamarnya, dan itu Lin Jiang lakukan agar tenaga dalam dan tingkatan yang baru itu mampu ia kendalikan. Tenaga dalam di tubuh Lin Jiang masih bergejolak, karena itulah Lin Jiang harus mengendalikan kekuatan yang baru itu."Tetua Phi An, apa kualitas tulang dan seluruh aliran darah Lin Jiang sudah sempurna?" tanya tetua An Chi."Masih jauh dari kata sempurna, tetua An Chi! Aku bingung pada kondisi tubuh bocah itu!" kata tetua Phi An."Kenapa?" tanya tetua An Chi."An Chi, kau adalah sahabatku, dan aku akan ceritakan padamu siapa sesungguhnya Lin Jiang!" kata tetua Phi An dan berjalan untuk duduk di bawah pohon rindang di belakang sekte tengkorak putih."Aku tak mengerti apa maksudmu, Phi An!" "Ini rahasia besar Lin Jiang, dan hanya padamu akan aku ceritakan. Mungkin kau bisa berikan solusi!" Tetua An Chi penasaran, dan memilih untuk duduk di dekat tetua Phi An."Sesungguh Lin Jiang t
Sepeninggal Lin Jiang yang mengejar tetua An Chi dan Mei Lin, tetua Phi An memikirkan perkataan tetua An Chi agar membawa Lin Jiang menemui tetua So Un, salah satu tetua paling kesohor di seluruh negeri itu."Mungkin aku harus ikuti apa yang dikatakan oleh tetua An Chi? Memang benar, Lin Jiang harus dipertemukan dengan tetua So Un!" ucap tetua Phi An.Memutuskan hal itu, tetua Phi An segera menyiapkan apa saja yang akan ia bawa. Karena ia tahu, perjalanan mereka akan cukup jauh.Dari kabar yang ia dengar, tetua So Un ada di sebuah gunung yang terletak di pinggiran lautan barat, dan jarak itu cukup jauh dari kota itu. "Tidak ada pilihan lain. Jika aku ingin Lin Jiang menang di turnamen bela diri, seluruh kemampuan Lin Jiang harus dilepaskan, dan tidak hanya itu, kualitas tulang, darah yang murni serta seluruh dantian Lin Jiang harus di sempurnakan!" ucap tetua Phi An.Tetua Phi An baru saja selesai menyusun apa saja yang akan ia bawa, dan bertepatan pula Lin Jiang telah tiba di sekte
"Hahahah, bocah ini menantang diriku?" teriak pemimpin bandit itu."Ketua Bu Tong, bunuh saja dia!" teriak anggota bandit itu.Whusssssssss!!Namun sebelum ketua Bu Tong menjawab, satu bayangan dengan pakaian putih sudah melesat cepat ke arahnya. Dan gulungan gelombang pedang pun sudah ada di hadapan ketua Bu Tong, sangat cepat dan mengagetkan ketua bandit itu. "Keparat!" Ketua bandit itu mengerahkan penghalang di tubuhnya sekuat mungkin, dan itu untuk menahan ayunan pedang yang sudah tak mungkin ia hentikan dan hindari lagi. Bammmmmmm!!Pedang dengan hawa panas menghantam penghalang ketua Bu Tong, dan itu cukup untuk memberikan ledakan yang keras di hutan itu. Tubuh ketua Bu Tong terlempar ke belakang, meskipun ia tak alami luka, namun hal itu membuat ia sangat marah. Amarahnya semakin memuncak saat melihat siapa yang menyerang dirinya. Hal yang tak ia duga sama sekali. "Bocah ini!" desis ketua Bu Tong tak percaya. Ya, yang menyerang ketua Bu Tong adalah Lin Jiang, Lin Jiang
Tetua Phi An dan Lin Jiang kaget dengan kerasnya suara yang dilembari dengan tenaga dalam yang mengarah pada mereka."Bagaimana ini guru?" tanya Lin Jiang."Kita sudah sampai di gunung ini, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk kembali!" kata tetua Phi An."Jadi kita menuju puncak gunung guru?""Iya! Kita tetap harus bertemu dengan tetua So Un!" tegas tetua Phi An."Baik!" kata Lin Jiang.Lin Jiang berdiri di belakang gurunya, dan tangan kanan sudah memegang gagang pedang api putih. Tidak hanya itu, jika senjata pedang api putih kalah, maka Lin Jiang tak akan segan-segan mengeluarkan Toya setan dari cincin ruang yang ia miliki."Ayo Lin Jiang, kau tetap di belakang guru!" "Baik guru!"Haaaaaaaaaaa!!Tetua Phi An tanpa ada keraguan lagi, ia melompat ke udara, dan diikuti oleh Lin Jiang tepat di belakangnya."Manusia keras kepala!" teriak suara itu.Whusssssssss!!Dari puncak gunung tepi laut, melesat satu bayangan biru dengan kecepatan bak kilat. "Lin Jiang, bertahan!" teriak tetua P
"Hahah, melatih dia?" kata tetua So Un dengan nada mengejek."Iya, tetua!""Kenapa bukan kau yang mendidik dia. Aku melihat dan merasakan kalau kemampuan yang kau miliki cukup tinggi!""Aku sudah mendidik dia tetua, namun ada sesuatu yang tak bisa aku lakukan!""Apa itu?""Aku tak mampu menyempurnakan dasar-dasar dari kemampuan bocah ini!" "Apa maksudmu?""Kualitas tulang, darah murni, dan dantian bocah ini masih dalam tahap dasar!" kata tetua Phi An."Bagaimana mungkin?" kata tetua So Un.Dia kembali menarik tangan Lin Jiang, dan lagi-lagi ia mendapatkan kebenaran dari ucapan itu. "Bagaimana bisa mencapai tingkatan setinggi ini dengan dasar yang tak sempurna?" kata tetua So Un.Wajahnya kebingungan, tak bisa dipercayai olehnya. Pondasi dasar Lin Jiang masih jauh dari kata sempurna, namun Lin Jiang sudah mencapai tingkatan alam langit. "Itulah yang membuat aku bingung, tetua!" kata tetua Phi An."Ini sangat jarang terjadi, bahkan baru kali ini aku menemukan hal yang seperti ini!" k
"Hahaha! Jangan langsung menolak Lin Jiang!""Tapi guru, aku tak mungkin tinggal disini! Masih banyak yang harus aku lakukan!" "Aku tahu, aku tak katakan kau harus tinggal disini untuk saat ini. Kau bisa gantikan aku setelah semua yang kau inginkan kau selesaikan. Dalam arti kata lain, kau sudah tak menemukan tujuan, kau bisa pulang kemari dan gantikan aku!" jelas tetua So Un.Lin Jiang angguk kepala, dan merenung untuk sejenak. "Jika itu yang guru katakan, baik aku setuju!""Hahahah, akhirnya aku memiliki seorang penerus!" kata tetua So Un dan tertawa keras."Jadi latihan apa yang harus aku lakukan guru?" tanya Lin Jiang."Untuk saat ini kita harus menunggu kedatangan tetua Shu ke istana ini. Hingga ia datang, kau bisa melihat istana ini, dan kenali seluk beluk istana siluman ini!" kata tetua So Un."Baik, guru!" ucap Lin Jiang tak menolak sedikit pun.***Saat Lin Jiang menikmati keindahan istana di puncak gunung tepi laut itu, tanpa Lin Jiang sadari, ada aura kuat yang datang ke
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.