Lin Jiang yang kalah bertarung melawan tetua Sui, hanyut di sungai, dan diselamatkan oleh biksu Wa, salah satu nama besar yang ada di dunia persilatan.Untuk saat ini, Lin Jiang memilih tinggal di kuil bulan putih yang mana biksu Wa merupakan kepala biksu di kuil itu. Awalnya Lin Jiang yakin, setelah membunuh semua anggota keluarga Qu di kota Linjiang, ia yakin sudah tak ada lagi dendam yang terjadi. Namun, setelah berbicara panjang lebar dengan biksu Wa, Lin Jiang kini sadar, akr dendam antara dirinya dengan keluarga Qu malah berakar, dan kemungkin dendan itu tak berakhir hingga Lin Jiang tewas. "Untuk saat ini ada baiknya kau buat identitas yang baru Lin Jiang, kau mungkin bisa ganti namamu, itu akan menjauhkan dirimu dari dendam keluarga itu," kata biksu Wa. "Aku akan ikuti saran dari biksu, aku kini memiliki nama, Xhen!" kata Lin Jiang, nama yang ia gunakan saat pertama kali kembali dari dunia bawah. "Hahaha, kau ternyata sudah memikirkan hal itu, Lin Jiang!""Iya, biksu! Aku
Tetua Sui kembali ke markas besar organisasi sutra dengan tangan hampa, dan dengan wajah yang menunduk dia melapor pada ketua besar organisasi itu, tetua Wu Ti. "Bagaimana hasil pekerjaan yang kau lakukan, tetua Sui?" tanya tetua Wu Ti."Aku gagal, ketua besar," jawab tetua Sui dengan wajah yang menunduk."Hhhmmm! Sungguh diluar dugaan, padahal aku berharap banyak padamu," kata tetua Wu Ti."Maafkan aku, ketua besar. Aku tak berguna!"Tetua Wu Ti yang duduk di kursi kebesaran di dalam markas besar itu berdiri dan mendekat ke arah tetua Sui."Aku tidak akan menyalahkan dirimu, tetua Sui. Apakah ia mati, atau masih hidup?" tanya tetua Wu Ti."Itulah yang tak aku tahu itu, ketua besar. Aku tak melihat mayatnya, jika dia sudah mati," jawab tetua Sui."Baiklah, tugas untukmu, dan seluruh anggota sutra kuning, kau harus temukan anak muda itu."Tetua Sui angkat kepalanya, dan angguk kepala. Baginya tugas itu merupakan kesempatan kedua yang diberikan oleh ketua besar organisasi sutra kepadan
Kota Hanzi, kota yang tak terlalu jauh dari kota Han, ibu kota kekaisaran Han. Kota yang jadi pusat dari semua pusat pemerintahan di kekaisaran Han. Kota Hanzi dipenuhi dengan bisnis yang beragam, dan salah satunya adalah bisnis jual beli budak. Bisnis itu digeluti oleh keluarga Shu, salah satu keluarga besar di kota Hanzi. Bisnis busuk yang mana itu disetujui oleh istana kekaisaran. Keluarga Shu akan mencari orang-orang dari segala penjuru, menangkap dan akan jadikan mereka budak bagi yang membutuhkan tenaga tanpa bayaran. Dan hari ini, rombongan anggota keluarga Shu tiba di kota Hanzi, mereka datang dengan belasan kereta kuda yang membawa puluhan budak yang dirantai dan dimasukkan ke dalam penjara kecil yang berada di dalam kereta kuda. Saat rombongan keluarga Shu itu tiba di kota Hanzi, hampir semua penduduk berbaris untuk melihat kedatangan para budak itu, yang mana mereka sekalian melihat budak mana yang akan mereka beli.Setelah melewati jalanan kota, rombongan kereta kuda
Budak yang dibeli oleh Lin Jiang terdiam dan tak tahu harus bicara apa, namun ia terkejut karena merasakan ada air mata yang jatuh dari kedua mata Lin Jiang dan membasahi pundaknya. "Kau siapa?" tanya budak itu membuka suara. Trakkkk!Lin Jiang memutuskan semua rantai yang mengikat budak itu, dan setelah itu Lin Jiang membuka caping bambu yang menutupi wajahnya. "Kak Sui Jiang, ini aku adikmu, Lin Jiang!" kata Lin Jiang dengan linangan air mata yang deras tak tertahan."Lin Jiang!" Sui Jiang, kakak Lin Jiang yang benci padanya, bahkan Sui Jiang yang membuang tubuh Lin Jiang ke jurang kematian. "Aku adikmu, kak Sui Jiang!" ucap Lin Jiang dan kembali memeluk tubuh Sui Jiang. "Adik Lin Jiang!" kata Sui Jiang tidak percaya.Dan barulah ia memeluk erat tubuh Lin Jiang, air mata pemuda itu jatuh tak tertahan, ia tak percaya kalau pada akhirnya, hidupnya ditolong oleh orang yang dikira telah tewas di jurang kematian.Bukkkk!!Sui Jiang jatuhkan tubuhnya, dan berlutut di hadapan Lin Jia
Demi terhindar dari organisasi sutra, Lin Jiang memutuskan untuk sementara untuk tinggalkan kekaisaran Han, apalagi setelah bicara dengan Biksu Wa, Lin Jiang telah memiliki tujuan lain untuk menemukan dimana keberadaan pusaka golok setan.Menemui biksu Wu Tong di gunung tinggi Tong yang ada di salah satu wilayah kekaisaran Tang. Namun ada masalah lain yang akan Lin Jiang hadapi jika mendatangi wilayah itu, ia akan bertemu dengan jagoan-jagoan Kekaisaran itu, yang jata biksu Wa memiliki kesaktian jauh di atas semua pendekar di kekaisaran Han."Kemana pun jalan aku ambil tetap saja nyawaku dalam bahaya, apa salahnya mengejar ke kekaisaran Tang, toh nyawaku tetap dalam bahaya, yang jelas aku hanya harus memanimalisir masalah yang datang," kata Lin Jiang dan langkahkan kakinya menuju arah Kekaisaran Tang.Untuk saat ini Lin Jiang belum tahu bagaimana luasnya dunia persilatan, yang jelas ia dahulu hanya seperti katak berada bawah tempurung, karena ia hanya tahu kalau Kekaisaran Han lah te
Tetua Zui Quan melihat perubahan pada wajah Lin Jiang, dan tersenyum sambil menyesap arak yang berada di depannya.Dan sebelum tetua Zui Quan bertanya, belasan orang itu sudah kerubuni mereka berdua, belasan orang itu menutup ruang gerak Lin Jiang untuk kabur. "Anak muda, ketua kami ingin bertemu denganmu!" kata salah satu dari anggota organisasi sutra itu pada Lin Jiang."Aku tidak memiliki alasan untuk ikut dengan kalian," tolak Lin Jiang."Jika kau tak mau, maka kau akan kami paksa untuk ikut!""Aku akan membela diri," tegas Lin Jiang dan berdiri. Namun, sebelum ia benar-benar bangkit, tetua Zui Quan menahan tangan Lin Jiang dan menyuruh Lin Jiang untuk duduk. "Pergi!" ucap tetua Zui Quan dengan ucapan yang sangat sinis.Semua anggota organisasi sutra kaget karena ucapan tetua Zui Quan. Hal itu jelas menujukkan kalau tetua Zui Quan tak perduli pada mereka yang datang dari organisasi sutra. "Orang tua, jangan ikut campur. Apa kau ingin terlibat dalam masalah anak muda ini dengan
Lin Jiang langsung berhenti menyerang karena teriakan dari tetua Zui Quan yang hanya dalam satu kali lihat sudah tahu jurus yang Lin Jiang gunakan. "Cepat kemari!" panggil tetua Zui Quan.Lin Jiang mendekat dengan wajah yang ragu-ragu, dia sedikit ragu melihat wajah tetua Zui Quan yang tegang karena jurus yang Lin Jiang gunakan."Siapa yang ajari jurus itu padamu, Xhen?" tanya tetua Zui Quan."Tidak ada," jawab Lin Jiang."Jangan berdusta padaku, aku tahu, tidak mungkin jurus itu datang sendiri padamu. Pasti ada yang ajari dirimu, jurus itu," kata tetua Zui Quan."Apakah hanya tetua yang tahu jurus itu?" tanya Lin Jiang."Ada beberapa orang yang tahu, dan kini aku yakin alasan organisasi sutra mencari dan ingin tangkap dirimu, sepertinya mereka inginkan jurus yang kau miliki," kata tetua Zui Quan."Iya, memang itu alasan mereka. Ketua besar mereka inginkan jurus yang aku miliki. Itulah kata tetua Sui!" jelas Lin Jiang alasan kenapa dia bermusuhan dengan organisasi sutra."Hmmm! Seper
"Aku juga inginkan bocah ini!" kata tetua Zui Quan menjawab permintaan tetua Sui.Itu hanya pancingan, agar ia tahu tujuan sebenarnya dari organisasi sutra mengejar Lin Jiang."Keparat, bocah itu sudah diincar oleh ketua besar kami, jangan buat masalah!" bentak tetua Sui. "Aku juga inginkan dia. Aku tidak cari masalah," kata tetua Zui Quan."Kurang ajar, kau tak tahu apa-apa tentang bocah itu!" "Aku tahu!" kata tetua Zui Quan."Setan, kau memilih membuat masalah jadi rumit untukmu!""Yang jelas aku inginkan dia, dan dia tak akan aku lepaskan," tegas tetua Zui Quan.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Sui langsung marah karena jawaban tetua Zui Quan, itu mempersulit tugas dari ketua organisasi sutra yang dibebankan padanya. "Aku ingin lihat, sampai dimana kemampuan yang kau miliki untuk mempertahankan bocah itu?" teriak Tetua Sui."Aku juga ingin tahu, sekuat apa sebenarnya tetua dari organisasi sutra!" tantang tetua Zui Quan."Aku anggap itu sebuah tantangan untuk organisasi sutra!" teriak tetua
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.