Share

28

Penulis: Mae_jer
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-27 06:17:02

Paginya Ainsley terbangun. Ia duduk sambil menguap. Matanya memandang sekeliling ruangan kamar.

Kemana dia? batin Ainsley.

Ia mencari-cari keberadaan Austin.

Apa pria itu tidak balik saat keluar semalam? Dia tidur di mana? Di kamar lain?

Ainsley terus bertanya-tanya dalam hati. Matanya berpindah ke nakas dan melihat sebuah catatan kecil di atas sana bersama sebuah kartu. Kartu kredit? Ainsley lalu mengambil memo kecil itu dan mulai membaca.

"Aku ada pekerjaan mendadak di kantor cabang, mungkin belum bisa pulang sampai pagi. Kalau kau ingin jalan-jalan, minta sopir mengantarmu. Pakai saja kartu ku untuk belanja apapun yang kau mau."

Ainsley kembali meletakkan memo yang ia baca tadi ke atas nakas dan mengambil kartu kredit milik Austin. Ia menatap lama kartu itu lalu menarik nafas panjang.

Entah kenapa Ainsley malah lebih suka Austin ada di sini, bersamanya. Dia sekarang berada di negara asing dan hanya Austin satu-satunya yang ia kenal. Dirinya memang bisa berbahasa Inggris jadi tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pasangan Romantis   29

    Setelah Diana pergi, Ainsley mulai merasa jenuh. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi keluar.Di luar, ia melihat sebuah sedan hitam terparkir di driveway. Seorang laki-laki berpakaian rapi sedang duduk di depan garasi.Ia langsung berdiri setelah menyadari kehadiran Ainsley."Mau pergi, nona?" tanyanya."Iya," jawab Ainsley. Laki-laki itu berjalan mendahului Ainsley dan langsung membukakan pintu mobil untuknya. Sepertinya ia sopir yang di maksud Austin.Setelah Ainsley duduk dan ia menutup pintu belakang mobil, sopir itu duduk di belakang kemudi. Umurnya terlihat cukup muda di pertengahan dua puluhan. Wajahnya sangat bule, membuat perbedaan antara Ainsley yang sangat Asia itu dan sih bule terlihat jelas."Anda mau ke mana, Miss Hugo?" tanya sopir itu."Ke pantai saja," jawab Ainsley.Sopir itu menurut. Ainsley menatap keluar jendela. Daerah rumah Austin berada bukan di daerah ramai, tapi sepertinya termasuk kawasan elit. Lihat saja bangunan rumahnya yang terkesan sangat mewah itu.Sepa

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-28
  • Pasangan Romantis   30

    "Aku malas ikut makan malam dengan orang yang tidak ku kenal." ujar Ainsley secara tidak langsung menolak dengan halus. Ia merasa jengkel dengan Austin. Kalau tahu diri sendiri super sibuk begitu, kenapa malah membawanya liburan segala. Jadi percuma kan mereka datang ke negara ini."Kau harus ikut, ini perintah." balas Austin dengan nada dingin.Ainsley menatap pria itu bingung. Kenapa Austin tiba-tiba dingin? Apa ia tidak senang dengan perkataan Ainsley tadi? Kan dia berhak memilih. Lagipula mereka pasti akan berbicara tentang pekerjaan. Tidak ada gunanya dia ikut kan."Tapi," gumam Ainsley. Ia merasa ngeri juga dengan perubahan Austin.Bola mata Ainsley membesar ketika tangannya tiba-tiba di tarik oleh Austin."Ayo pulang dan bersiap." kata Austin membuat Ainsley melotot menatapnya."Tapi aku belum bilang ia Austin,""Sudah kubilang ini perintahkan? Kau harus patuh pada suamimu Ainsley."Ainsley memutar bola matanya malas. Dasar pria sinting. Lebih bodohnya lagi ia tidak bisa memban

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-28
  • Pasangan Romantis   31

    "Siapa ini, apa dia pacarmu Austin?" tanya Sam menatap Ainsley kemudian Austin. Ia tahu Austin tidak punya adik perempuan, jadi menurutnya kemungkinan besar gadis yang di bawah rekan bisnisnya itu adalah pacar. Namun ia tetap bertanya untuk memastikan."Bukan, ini istriku. Namanya Ainsley ," jawab Austin lalu mengecup bibir Ainsley sekilas membuat gadis itu kaget dan menatapnya tajam. Yang benar saja, Austin sengaja mengambil kesempatan.Ainsley tahu ia sekarang berada di negara yang pergaulannya sangat bebas. Berciuman di depan umum mungkin sudah biasa bagi orang-orang itu, tapi tidak buat Ainsley. Ia tidak biasa dan lebih menjunjung tinggi kesopanan.Ainsley menatap ke depan. Ia tanpa sengaja melihat tatapan Clara padanya. Dahinya Ainsley berkerut, ada dengan wanita itu? Kalau tidak senang padanya tidak perlu di perjelas juga kan."Hai Ainsley," sapa Luke dan Sam mengulurkan tangan mereka secara bergantian ke Ainsley. Walau enggan, Clara juga ikut menerima uluran tangan Ainsley deng

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Pasangan Romantis   32

    Ainsley tidak berhenti-berhenti menatap Austin. Mereka telah sampai di rumah beberapa menit yang lalu dari makan malam dengan rekan kerja pria itu. Kini keduanya duduk di ruang keluarga.Austin sendiri tahu kenapa gadis itu terus menatapnya, tapi ia memilih cuek. Biar saja gadis itu marah."Kau tidak mau minta maaf padaku?" tanya Ainsley akhirnya. Ia tidak tahan lagi untuk tidak bicara.Austin menoleh ke samping,"Minta maaf untuk apa?" ia balas bertanya. Pura-pura tidak mengerti apa maksud gadis itu.Mata Ainsley membuka lebar. Pria itu jelas-jelas tahu maksudnya tapi pura-pura."Kau lupa? Tadi kau membuatku menyentuh..," Ainsley menunjuk ke bawah, melihat bagian di antara paha Austin namun cepat-cepat memalingkan wajahnya. Mukanya jadi bersemu merah karena malu. Ia tidak lihat wajah Austin yang menyeringai nakal menatapnya."Menyentuh apa?" tanya Austin dengan suara menggoda. Ainsley kembali melirik pria itu."Kau tahu apa maksudku, Austin." kata Ainsley ketus. Austin terkekeh."Ken

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-30
  • Pasangan Romantis   33

    Ainsley menatap Austin lama lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Keputusannya sudah bulat. Ia lebih baik pulang."Aku harus pulang, Austin. Tugas kampusku sudah menumpuk, dan aku tidak ingin absen terlalu lama. Lagian di sini kau juga sibuk bolak-balik ke kantor. Dan aku sendiri tidak tahu apa yang mau aku lakukan." kata Ainsley panjang lebar.Gadis itu merasakan Austin meraih tangannya dan meremasnya pelan."Aku bisa bicara dengan pemilik kampusmu, kau tidak usah khawatir dan tidak perlu mengumpulkan tugas. Sekarang nikmati saja masa liburanmu di sini." gumam Austin mencoba meyakinkan Ainsley. Sayangnya keputusan Ainsley sudah bulat. Ia lebih tidak senang mendengar Austin akan bicara dengan pemilik kampus.Ainsley dari dulu tidak suka dengan mereka yang berbuat seenaknya hanya karena memiliki kekuasaan. Ia merasa lebih baik berusaha sendiri dengan kemampuannya. Kalau pun harus minta bantuan orang lain, ia akan melakukannya pada waktu dirinya sangat terdesak.Ainsley selal

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Pasangan Romantis   34

    Clara pamit pergi dengan wajah masamnya tak lama kemudian. Rencananya gagal. Padahal sebelum datang ke rumah Austin, sudah banyak rencana dalam benaknya. Sayangnya semua rencana itu gagal begitu saja.Setelah kepergian Clara, Ainsley menatap Austin tajam."Kenapa, kau masih tidak senang? Bukankah aku sudah setuju kita pulang?" celetuk Austin."Kapan aku memaksa sambil menangis-menangis?" Ainsley memelototkan matanya sambil berkacak pinggang. Posisinya sudah berdiri di hadapan Austin.Austin terkekeh. Oh, jadi gadis itu keberatan dengan perkataannya tadi."Kau tahu Clara itu wanita yang licik, kita harus punya alasan kuat agar dia tidak mencari-cari cara mengganggumu lagi." ucapnya.Ainsley memicingkan matanya. Sebenarnya Clara itu siapa sih? Jangan-jangan mantan pacar Austin lagi. Atau, teman ranjang pria itu dulu. Sebelum menikah dengannya? Huh! Melihat betapa mesumnya seorang Austin, Ainsley jadi berpikir pria itu pasti sudah meniduri banyak sekali wanita."Apa Clara Clara itu manta

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Pasangan Romantis   35

    Austin memang langsung ke kantor ketika pesawat mendarat. Ia bermaksud untuk menghindari Ainsley sementara. Jujur dirinya masih terluka dengan perkataan Ainsley malam itu.Semua orang boleh memandangnya seperti pria brengsek dan kejam. Namun ia tidak peduli. Tapi, ketika mendengarnya sendiri dari mulut Ainsley perasaannya jadi berkecamuk antara marah dan kecewa.Austin bersumpah seumur hidup ini ia tidak pernah meniduri satu pun wanita. Ia adalah seorang laki-laki yang punya prinsip kuat. Ia lebih memilih menjadi pria yang setia pada satu wanita seumur hidupnya. Harusnya Ainsley senang bisa menjadi istrinya.Austin terus mendengarkan presentasi di ruang rapat tapi ia tidak bisa fokus. Sosok Ainsley memenuhi pikirannya. Bayangan Ainsley tidak mau bilang dalam benaknya.Austin akui, ia sengaja bersikap dingin pada Ainsley bukan hanya karena marah dan merasa kecewa. Tapi ia takut kalau dirinya ikut berdebat dengan gadis itu, mereka berdua akan berakhir di atas tempat tidur. Dan kalau itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Pasangan Romantis   36

    Saat Narrel menawarkan minum pada Austin, pria itu tidak bilang apa-apa, hanya menunduk lesuh.Narrel menghela nafas. Dengan kondisi Austin sekarang ini, ia yakin pria itu butuh minum. Tanpa bertanya lagi Narrel membawa Austin di sebuah bar tak jauh dari kantor mereka.Austin minum banyak. Ia menghabiskan hampir enam botol red wine. Narrel sampai garuk-garuk kepala melihatnya. Ia sendiri tidak berencana untuk minum. Ia takut mabuk. Bagaimana caranya mengantar Austin coba kalau mereka sama-sama mabuk."Kau tahu, baru kali ini aku merasa frustasi karena seorang wanita," racau Austin dengan gaya mabuknya. Pria itu jarang mabuk, jadi Narrel merasa lucu.Ia tiba-tiba terpikir sebuah ide. Pria itu lalu merogoh ponsel di saku Austin, mencari kontak Ainsley kemudian menelpon gadis itu. Membiarkan Ainsley mendengar semua perkataan Austin. Ketika setelah menelpon, Narrel menarik Austin turun dari meja bar dan membawanya ke ruang kedap suara biar suaranya bisa kedengaran di telpon.Di seberang

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-02

Bab terbaru

  • Pasangan Romantis   44

    "Dia kenapa?"Narrel berjalan cepat pada Austin yang masuk ke dalam Villa dengan menggendong Ainsley. Pria itu menatap penampilan keduanya yang basah dan kotor dengan lumpur."Jatuh di air," sahut Austin terus melanjutkan langkah menuju kamar. Narrel hanya termangu melihat mereka sampai keduanya menghilang dari hadapannya.Ada-ada saja. Pikir Narrel. Apa yang mereka lakukan sampai jatuh ke dalam air. Jangan bilang kalau mereka berdebat lagi. Lelaki itu menggeleng tidak habis pikir."Tuan Austin dan istrinya kenapa?"pandangan Narrel berpindah pada Iren yang sudah berdiri di belakangnya. Entah muncul darimana. Bukannya wanita itu tadi ada di taman belakang, lagi sibuk menyiapkan perayaan ulang tahun kecil-kecilan untuk pacarnya bersama yang lain."Jatuh di air katanya," sahut Narrel."Persiapan buat nanti malam sudah selesai?" tanya pria itu. Iren menggeleng."Hampir," jawabnya."Anda istirahat dulu saja, tua

  • Pasangan Romantis   43

    Entah sudah berapa lama mereka di atas perahu. Ainsley mulai merasa panas tak karuan. Ia mengelap kening dengan saputangan milik Austin. "Aku bisa mendayung ke tepi sungai yang teduh. Kau mau?" tawar Austin. Ainsley mengangguk. Ia memang merasa kepanasan karena berada langsung di bawah matahari. Angin yang bertiup tadi mulai berkurang jadi tidak mampu menghadang matahari terik untuknya. "Apa yang kau suka ketika naik perahu?" tanya Austin sambil mengangkat dayung dari air dan membiarkan mereka meluncur ke bawah bayang-bayang teduh. "Aku tak tahu, hanya suka saja." sahut Ainsley mengangkat bahu. Tangannya menelusuri permukaan air dan melirik Austin lagi. "Kau tidak kepanasan dengan setelanmu itu?" tanyanya. Austin melirik sebentar penampilannya yang memakai kemeja panjang biru dan menatap Ainsley. "Bukannya kau yang menyiapkan pakaian ini untukku?" katanya dengan senyum menggoda.

  • Pasangan Romantis   42

    Narrel mengetuk pintu kamar Austin dan Ainsley. Ia tidak tahu keduanya sedang berbuat apa didalam sana. Kalau pun mereka sedang melakukan sesuatu yang berbau-bau dewasa Narrel akan tetap mengetuk. Meski ia tidak yakin mereka sedang melakukan apa yang dia pikirkan itu di siang hari begini.Ketika pintu terbuka, yang pertama kali dilihat Narrel adalah Ainsley. Ia menatap kedalam kamar tapi tidak melihat Austin."Kemana Austin?" tanyanya."Lagi mandi." jawab Ainsley."Kau perlu sesuatu?" gadis itu balik bertanya. Narrel tersenyum tipis."Aku hanya ingin bilang kalau kalian bersedia aku ingin mengajak kalian naik perahu." ucap pria itu.Ainsley tampak tertarik. Sudah lama dia tidak naik perahu."Baiklah. Aku akan bilang ke Austin nanti." katanya kemudian. Setelah itu Narrel berbalik pergi dan Ainsley kembali mengunci pintu."Siapa?"Ainsley berbalik menatap Austin yang kini berdiri hanya dengan handuk yang

  • Pasangan Romantis   41

    Ainsley turun dari mobil. Mereka sudah sampai. Perjalanan yang mereka tempuh dari Jakarta sampai Bogor kira-kira dua jam setengah. Hanya Austin dan Ainsley berdua dalam mobil. Austin yang menyetir pastinya.Austin sengaja menyetir sendiri hari ini karena seperti yang di katakan oleh Narrel kemarin kalau kemungkinan mereka akan menginap. Pria itu tidak mau merepotkan sopirnya. Ia juga ingin berdua saja di mobil dengan Ainsley.Ketika mereka sampai di Vila, Narrel, Iren dan yang lain belum terlihat sama sekali. Kelihatannya mereka memang belum ada. Meski begitu, penjaga Vila sudah mengenal Austin jadi mudah saja bagi keduanya masuk ke dalam.Ainsley memandang ke sekeliling. Vila itu berada di tempat yang cukup terpencil dekat hutan. Berada di sini suasananya beneran terasa super sunyi.Ainsley pernah datang ke tempat seperti ini sebelumnya tapi tidak semewah tempat milik Narrel ini. Hanya suasananya yang mirip. Kalau malam hari kalau hanya sendirian, yang akan menemanimu hanyalah suara

  • Pasangan Romantis   40

    Setelah selesai makan siang bersama dan berbincang-bincang sambil membicarakan bisnis, Austin kembali ke kantor.Pria itu masuk ke ruang kerjanya dan menyandarkan tubuhnya ke sofa. Ia merasa sangat lelah. Bagaimana tidak lelah, habis rapat di kantor, ia makan dengan kakek Fu, menemani lelaki tua itu ngobrol. Belum lagi pria itu tambah bad mood karena melihat istrinya makan siang dengan pria lain selain dirinya."Kenapa lagi denganmu?"Suara itu sontak membuat Austin yang hampir ketiduran membuka matanya. Narrel sudah duduk di depannya. Austin menatap sekretarisnya itu yg tanpa bersemangat."Kau tahu, menyukai wanita hanya akan membuatmu merasa lelah." ucap Narrel lagi seolah tahu apa yang ada di pikiran Austin.Ia memang mengakui Ainsley yang bisa membuat sahabatnya itu menyukainya tanpa usaha keras seperti yang di lakukan wanita-wanita yang lain. Tapi kalau ia jadi Austin, ia tidak akan bersikeras mendapatkan gadis itu. Apalagi menikahinya. Belum tentu juga kan Ainsley gadis yang bai

  • Pasangan Romantis   39

    Mereka masuk ke restoran kecil yang sudah sering mereka datangi dulu, waktu keduanya masih sering bersama. Sebelum Alfa bertunangan.Mereka baru saja duduk di meja kosong ketika Ainsley mendengar ponselnya berbunyi. Ia menataplayar ponselnya. Austin yang menelpon. Kenapa pria itu menelpon?"Halo?""Kau di mana?""Tempat makan.""Dengan siapa?"Dalam kebingungan Ainsley menatap ponselnya, lalu menempelkannyakembali di telinga. Kenapa denganLaki-laki itu? Nada suaranya terdengar dingin tidak seperti tadi pagi. Dasar labil."Teman," jawab Ainsley berusaha menetralkan intonasinya. Ia tidak mau Alfa melihatnya berdebat dengan sih penelpon yang adalah suaminya sendiri itu.di ujung sana Austin mendengus kesal."Ada ada menelponku?" tanya Ainsley lagi. Sepi sebentar, lalu suara itu berkata dengan nada datar,"Hanya ingin bertanya saja," setelah berkata begitu telpon langsung terputus. Austin menutupnya sepihak. Tanpa pamit dan bilang-bilang dulu. Ainsley yang kesal sontak mematikan ponse

  • Pasangan Romantis   38

    Austin menuju dapur karena mendengar suara-suara ribut seperti ada yang memasak. Pelayan rumahnya biasanya datang jam tujuh untuk menyiapkan sarapan.Sekarang belum jam tujuh. Austin yakin sekali itu pasti Ainsley. Apa yang di lakukan gadis itu?"Kau bisa masak?"suara Austin yang berat membuat Ainsley hampir melompat. Ia kaget bukan main. Gadis itu menatap Austin yang tengah berdiri di ambang pintu masuk dapur dengan kesal. Ingin sekali ia melempar sendok sop di tangannya ke arah Austin yang sekarang malah menertawainya. Menyebalkan sekali."Kau membuatku kaget, tuan Austin." ucapnya ketus dengan kesal.Austin tertawa. Ia melanjutkan langkahnya ke dekat Ainsley berada."Aku tidak tahu kalau kau bisa masak," ucap pria itu. Matanya melirik ke panci kaldu di atas kompor.Sepertinya istrinya itu memasak sop. Sebuah senyuman tipis terpampang di wajah Austin. Apa Ainsley memasak untuknya? Kan dia semalam mabuk berat.Dulu sebelum menikah dengan Ainsley, ketika ia mabuk berat Narrel akan me

  • Pasangan Romantis   37

    Ainsley kembali ke kamar usai mengantar Narrel di depan. Rumah ini tidak ada pembantu kalau sudah malam begini. Mereka sudah pulang dan akan kembali di jam kerja besok. Hanya ada dua satpam yang berjaga di gerbang depan.Berbeda dengan rumah Austin di Hawaii yang memiliki banyak pelayannya. Mungkin karena rumah itu jarang di tinggali, hanya sesekali kalau Austin datang ke sana dengan urusan pekerjaan.Ainsley sendiri mau tak mau harus mengantar Narrel sampai depan karena ia juga harus mengunci pintu.Setelah semua pintu terkunci ia kembali ke kamar. Mengunci kamar itu juga dan melangkah ke dekat kasur. Menatap pria yang tidur di sana. Bau alkohol yang cukup kuat itu mengganggu Indra penciuman Ainsley. Ia menutup hidungnya sambil terus menatap Austin.Cukup lama Ainsley memandangi wajah Austin. Satu kata yang ada dalam benaknya, tampan. Sudah berkali-kali ia melihat Austin dari jarak dekat, tapi ia tetap mengagumi ketampanan pria itu. Entah apa yang di makannya hingga kulitnya sangat b

  • Pasangan Romantis   36

    Saat Narrel menawarkan minum pada Austin, pria itu tidak bilang apa-apa, hanya menunduk lesuh.Narrel menghela nafas. Dengan kondisi Austin sekarang ini, ia yakin pria itu butuh minum. Tanpa bertanya lagi Narrel membawa Austin di sebuah bar tak jauh dari kantor mereka.Austin minum banyak. Ia menghabiskan hampir enam botol red wine. Narrel sampai garuk-garuk kepala melihatnya. Ia sendiri tidak berencana untuk minum. Ia takut mabuk. Bagaimana caranya mengantar Austin coba kalau mereka sama-sama mabuk."Kau tahu, baru kali ini aku merasa frustasi karena seorang wanita," racau Austin dengan gaya mabuknya. Pria itu jarang mabuk, jadi Narrel merasa lucu.Ia tiba-tiba terpikir sebuah ide. Pria itu lalu merogoh ponsel di saku Austin, mencari kontak Ainsley kemudian menelpon gadis itu. Membiarkan Ainsley mendengar semua perkataan Austin. Ketika setelah menelpon, Narrel menarik Austin turun dari meja bar dan membawanya ke ruang kedap suara biar suaranya bisa kedengaran di telpon.Di seberang

DMCA.com Protection Status