Share

291

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tyo ... Tyo ... kamu di sini, Tyo?" ujar Dhea dengan suara lemah, air mata kebahagiaan tak kuasa untuk dia bendung.

Sekarang giliran Bram yang membeku. Tidak ada yang memanggilnya dengan nama Tyo kecuali dia ....

Mata Bram terbelalak mendengar kenyataan itu, mulutnya bahkan membeku tidak bisa mengatakan apapun dalam waktu beberapa detik, selama ini dia memang sudah menduga jika gadis yang bersamanya dulu adalah Dhea, istrinya. Tetapi sampai saat ini dia juga belum bisa mendapatkan bukti yang kongkrit, karena dia sama sekali belum pernah mengenali wajahnya Lia, sedangkan Lia yang seharusnya mengenali wajahnya juga telah hilang ingatannya.

Dan setelah sebulan lebih istrinya bangun dari koma, apakah ingatannya kembali? tetapi ini sudah sembilan tahun berlalu dan suasana juga sudah jauh berbeda.

"Sayang? kamu memanggilku Tyo?" tanya Bram dengan tidak percaya.

"Iya, bukankah kamu memang Tyo? kenapa baru sebulan tidak bertemu kenapa kamu semakin tua?" ujar istrinya dengan senyum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Bundanya Ichaekaaksay
aduhh makin penasaran,,kembali lagi dgn khdupan Kamelia,,pasti banyak surprise,,othor sllu sukses bikin penasaran,,di tunggu up selanjutnya ya Thor ...
goodnovel comment avatar
permata eka
selalu nungguin cerita ini...semoga upnya lancar thor
goodnovel comment avatar
Mini Adae Jangkang
Uii akhir yg manis.. ternyata dari dulu mereka saling mencintai .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   292

    "Kamu tenang saja, Bram. kita akan memberitahunya dengan perlahan, jangan sekarang dia baru saja sadar. Jangan terburu-buru, ayah tidak ingin mengambil resiko jika terjadi sesuatu lagi. Yang penting dia sepertinya tidak keberatan jika kamu menjadi suaminya, sepertinya kalian sudah saling mengenal sembilan tahun yang lalu, kapan kalian saling mengenal?" Di sini semua orang setuju dengan apa yang dikatakan oleh Ibrahim, Kamelia baru saja siuman setelah sebulan lebih terbaring tak sadarkan diri, jadi tidak perlu terburu-buru untuk mengingatkan kondisinya dengan keadaan sekarang. Setelah ditempatkan di ruang perawatan yang cukup luas, ada fasilitas ruang tamu, dapur dan kamar mandi yang sangat bagus ini, semua orang yang ada sekarang bisa masuk ke dalam ruang perawatan Kamelia. Bram yang begitu senang karena istrinya sudah sadarkan diri tak pernah mau jauh dari istrinya, lelaki itu selalu duduk disamping istrinya, menyuapi makan dan mengupaskan buah-buahan. "Kami akan menemui D

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   293

    Kondisi Kamelia pulih dengan cepat, walaupun wanita itu sedikit heran dengan luka yang ada di perutnya. Tetapi ingatan Kamelia sekarang seperti anak ABG yang baru saja lulus SMA, jadi dia tidak kepikiran dan belum berpengalaman tentang luka habis operasi sesar tersebut. Lima hari setelah habis siuman, dokter membolehkan Kamelia pulang ke rumah. Hasil observasi menunjukan jika wanita itu sudah menunjukkan kemajuan, luka operasi juga sudah pulih dengan cepat, hanya saja ingatan wanita itu yang sudah kembali ke masa sembilan tahun yang lalu membuat masalah baru buat seluruh keluarganya. Makam Dhea yang asli juga sudah dipindahkan ke kota metro, kini Bram berada di kamar perawatan Kamelia untuk bersiap-siap check out dari rumah sakit. "Ayah belum datang, Bang?" tanya Kamelia yang kini sudah bisa duduk, tetapi untuk berjalan masih perlu dilatih lagi. Setelah berbaring selama sebulan lebih, otot kaki wanita itu menjadi sangat kaku dan perlu dilatih agar bisa lancar berjalan. "Mu

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   294

    "Ini rumahku!" pekik Kamelia menatap rumah di tepi pantai. Rumah ini masih seperti yang dulu, bahkan cat temboknya masih cerah seperti dulu, hal itu karena Fathan merawat rumah itu dengan baik. "Rasanya ini masih seperti dulu, Bang. Abang ingat bangku kayu itu? jika sore tiba, Abang akan selalu duduk di sana, Abang bilang ingin mendengarkan deburan ombak." Bram menatap bangku di dekat taman samping, dibawah pohon Ketapang yang rindang, di sana memang sembilan tahun yang lalu menjadi tempat favoritnya. "Iya, tentu saja Abang ingat." Bram mendorong kursi roda yang diduduki Kamelia, semntara Ibrahim dan Fathan sibuk mengambil barang-barang di mobil. "Tetapi pohon ketapang itu terlihat semakin besar, dulu tidak sebesar itu," ujar Kamelia menyadari bahwa ada yang berubah di rumah ini. "Ya, tentu saja semakin besar. Usia pohon itu sudah lebih dari sebelas tahun sekarang." "Benarkah aku sudah memiliki anak? rasanya benar-benar tidak percaya. Bagaimana jika aku tidak mengenal

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   295

    "Bu Dhea, anda sudah pulang? syukurlah, saya sangat senang sekali, Bu ...." Naima datang dari kamar bayi dengan tergopoh-gopoh, Kamelia mengernyitkan matanya menatap perempuan muda itu. Di belakang Naima menyusul seorang anak lelaki yang masih memakai seragam SD. "Ini, Suster Naima, yang merawat putra kita, Sayang. Dan ini putranya, Azka." "Oh? apakah semua orang memanggilku Dhea?" tanya Dhea dengan wajah penasaran. "Ya, selama sembilan tahun ini, identitasmu adalah Dhea Anisa Putri. Perempuan berusia dua puluh empat tahun, tamatan sekolah diploma di universitas Sriwijaya jurusan akuntansi," jelas Bram. "Aku sudah berusia dua puluh empat tahun?" "Dua puluh empat tahun itu kalau jadi Dhea, kalau kamu itu Kamelia, seharusnya kamu sudah dua puluh tujuh tahun sekarang," jawab Ibrahim yang sudah sampai di ruang tamu keluarga itu. "Benarkah? Ya, ampun ... ternyata aku sudah tua," pekik Kamelia dengan tidak percaya. Semua orang yang menyaksikannya hanya tersenyum heran, mere

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   296

    Semua keluarga begitu senang melihat Dhea tidak mau menggendong Angga dengan erat, bahkan wanita itu sekarang enggan berpisah dari putranya. Karena sudah sebulan lebih tidak memberikan ASI, sehingga Dhea harus rutin ke dokter untuk terapi menstimulasi ASI-nya agar bisa keluar. Dokter bilang masih ada harapan untuk bisa menyusui jika dirangsang dan distimulasi dengan baik. "Bapak juga bisa membantu menstimulasi agar ASI istrinya bisa keluar," ujar dokter sore itu mana kala mereka kontrol ke dokter. "Oh ya? bagaimana caranya?" tanya Bram dengan antusias. "Kalau caranya saya nggak perlu memberitahukan lah ya? kita sudah sama-sama dewasa," ujar dokter itu sambil tertawa ngakak. Memanglah kalau dua orang pria dewasa bertemu hal demikian akan menjadi lelucon yang paling menyegarkan. sampai pulang, di mobil Bram masih saja senyum-senyum mengingat lampu hijau dari dokter itu sungguh undangan yang mengiurkan. "Tadi dengar kan kata dokter? asal ASI-nya distimulasi akan keluar air sus

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   297

    "Dhea!" panggil Sania antusias melihat wanita yang baru turun dari mobil Sania bahkan berlari menyongsong Dhea dan memeluk kakak iparnya itu dengan erat sekali. "Dhea, aku kangen! maaf ya, aku tidak menjenguk waktu kamu sakit, aku di sana juga sedang tidak baik-baik saja." Dhea hanya mematung merasakan pelukan erat wanita cantik ini, wanita awal tiga puluhan yang terlihat matang karena profesinya sebagai dokter kandungan dan fitur wajah cantiknya yang mirip dengan suaminya. Melihat tidak ada respon dari Dhea, Sania pun melepaskan pelukannya dan menatap mata wanita di hadapannya dengan dalam. "Dhea, kamu kok diam saja? apa kamu benar-benar marah?" selidik Sania menatap Dhea dengan intens. "Apa kamu Sania, adiknya Bang Tyo?" "Apa?!" terang saja mata Sania terbelalak mendapatkan pertanyaan aneh dari Dhea ini. bukan hanya Sania, bahkan Lingga yang berdiri tidak jauh dari mereka pun memicingkan matanya heran. Sania tidak sabar untuk tidak menyentuh kening Dhea, apa adik

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   298

    Bagaimana Kamelia bisa melupakan hari na'ash itu? saat terjadi benturan keras itu tiba-tiba tubuhnya melayang keluar mobil, dia dengan jelas melihat siluet mobil merah itu. Dia hapal benar jenis mobil seperti itu, karena belum lama kakaknya Viyatan juga baru membeli mobil sejenis tetapi dengan warna yang berbeda. Dia juga melihat siluet seorang wanita dengan rambut panjang di dalam mobil tersebut. Siapa yang menyangka kasus tabrakan ini melibatkan adik kandung lelaki yang dia cintai, sekarang dia harus apa? ada satu keluarga Dhea yang menjadi korban dan secara kebetulan gadis itu pula yang menyelamatkan dirinya. "Apakah mobil travel yang ditabrak itu jenis mini bus bertuliskan Buana travel?" tanya Kamelia untuk lebih memastikan. "Ya." Hanya jawaban 'Ya' yang bisa Lingga berikan sementara atmosfer di sekelilingnya terasa begitu tegang, mereka hanya menduga kenapa pertanyaan Kamelia dan jawaban lingga begitu klik, apakah kecelakaan itu melibatkan Kamelia hingga sembilan tahun in

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   299

    Sania dan Lingga menginap di hotel, saat mereka keluar hotel, ternyata mereka bertemu dengan keluarga Muhtar dengan formasi lengkap. Intan yang menggendong bayi perempuan berusia delapan bulan itu sangat begitu kerepotan, semntara suaminya Afkar juga repot menyeret koper dan membawa barang-barang ditangan yang lain. "Intan, kamu datang juga?" seru Sania dengan bahagia "Eh, Dokter Sania! aku tentu akan datang untuk acara syukuran putra sepupuku." "Senang ada aku di sini," seru Sania. "Baiklah, silahkan kalian bercengkrama dulu. Biar Permata aku bawa ke dalam," ujar Afkar yang langsung mengambil putrinya digendongan Intan. "Biar saya bantu membawa barang, Bang," ujar Lingga yang langsung membawa koper Afkar "Eh, terima kasih, ya?" "Tak masalah." Lingga tentu sedikit senang dengan kehadiran Intan, setelah bertemu Dhea, kekasihnya ini selalu saja murung. Mungkin Intan bisa membuat suasana hati gadis yang sangat dicintainya ini sedikit lebih baik. "Kamu sudah lama di sini, San?

Bab terbaru

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   326

    "Pak!" panggilan itu tidak kuat, tetapi juga tidak terdengar lemah. Bram dan Dhea yang tengah bersembunyi saling memandang, walaupun Bram buta, tetapi gerakan wajahnya menoleh ke arah Dhea yang tengah memeluknya, suara itu terasa sangat familiar. "Pak Bram!" Dhea segera berdiri melihat siapa yang datang, di bawah batu, sekitar lima belas orang tengah berdiri, tetapi pria paling depan adalah pria yang sangat dia tunggu-tunggu sejak semalam. "Pak Adi!" pekik Dhea dengan suara yang sangat gembira. Bram yang mendengar Dhea memanggil nama tangan kirinya, bergegas berdiri juga. "Apakah sejak tadi malam anda berada di sana? Ayo, Bu. Segera turun." "Iya. Aku bisa turun sendiri, tetapi suamiku, tolong bantu dia." "Tentu saja." Dhea dengan hati-hati menuruni batu yang tingginya hampir enam meter, permukaan batu yang kadang kasar dan licin, membuatnya sedikit kesulitan, padahal dia sudah melemparkan sepatu hak rendahnya ke bawah terlebih dahulu. Setelah Dhea turun, beberapa

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   325

    Rasa sakit itu tidak tertahan, Dhea terus memegangi kepalanya dan mengeluh kesakitan. Bram yang kuatir juga meraba kepala istrinya dan mendapati tangan istrinya di sana tengah memegang kepala dengan erat. "Apa kepalamu sakit?" "Iya, sakit banget!" "Sini, berbaring. Tumpukan kepalamu di paha Abang, biar Abang pijat." Dhea segera merebahkan kepalanya di paha Bram yang kakinya sudah berselonjor, tubuh Bram bersandar pada dinding batu yang sebenarnya tidak rata. Lelaki itu langsung meraba kepala dan pelipis istrinya memijat daerah itu dengan tekanan secara perlahan-lahan. "Masih sakit?" "Iya, sakitnya berdenyut-denyut." "Coba pejamkan tubuhmu." Ketika Bram menekan bagian bawah telinga Dhea rasa sakit terasa begitu menyengat dan kuat membuat wanita itu hilang kesadaran. "Dhea?!" panggil Bram. Dhea yang hilang kesadaran itu seperti halnya orang yang tengah tertidur, terdengar juga napasnya begitu teratur. Siapa yang menyangka jika sebenarnya wanita itu pingsan karena ras

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   324

    "Berhenti kau betina jalang!" "Dasar perempuan sialan! Mau lari ke mana lagi kau, ha?" "Mau kabur? Kamu pikir bisa, ha?" "Arrhg! Lepaskan! Lepaskan!" "Bang, jangan sakiti perempuan itu." "Diaam kamu Rais!" Penggalan dialog-dialog itu terlintas di kepala Dhea membuat kepalanya sangat sakit. Tetapi tekadnya yang kuat membuatnya terus berlari Jangan sampai tertangkap oleh penculik itu. DOR!!! Suara tembakan itu terdengar jelas. "ABANG, JANGAN TINGGALKAN DHEA, BANG!" teriak Dhea berbalik memeluk suaminya dengan tubuh gemetar dan air mata yang menetes deras. "Abang, Abang ...." "Dhea, Abang tidak apa-apa." Bram merasakan betapa istrinya ini sangat ketakutan, wanita ini memeluk tubuhnya erat dan meraba punggungnya dengan gerakan acak dan gemetar. "Abang nggak apa-apa," bisik Bram memenangkan istrinya. "Terdengar suara tembakan, punggung Abang tertembak." "Tidak, punggung Abang tidak tertembak." "Aku melihatnya sendiri orang itu menembak punggung Abang! Abang, Abang

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   323

    "Akh!" Bram memekik tertahan mana kala kakinya kesandung akar pohon membuatnya terjatuh, Dhea yang memegang tangannya otomatis juga ikut terjatuh. "Bang, Abang nggak apa-apa? ada yang terluka? sakit?" tanya wanita itu dengan kuatir. Ponsel yang dipegang Dhea dipakai sebagai senter terjatuh. wanita itu segera bangkit dan mengambil ponselnya dan mengarahkan senter pada suaminya yang tengah berusaha bangkit. "Nggak apa-apa. Hanya tersandung saja," lelaki itu berjalan meraba-raba. Dhea segera meraih tangan suaminya, lelaki itu hanya bisa mempercayai Dhea pada saat seperti ini. "Pegang tangan Dhea erat-erat, Bang. Dhea akan menjadi mata Abang. Jalan yang Dhea tempuh ini sedikit sulit karena masih semak belukar. Kalau kita melewati jalan setapak, para penjahat itu pasti bisa dengan mudah menyusul kita." "Iya, Dhea tidak perlu mengkuatirkan Abang. Sekarang ayo cepat kita jalan." Walaupun langkah mereka terseok-seok, tetapi mereka berusaha berjalan dengan cepat, untuk berlari tentu s

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   322

    Dhea dan Bram makan malam di villa itu, Dhea tidak menyangka masakan hari ini dibuat oleh pemuda dua puluhan bernama Soleh ini. Dengan sayang Dhea menyuapi suaminya, hal ini mengingatkan mereka saat Bram pertama datang di kediaman Lia di rumah tepi pantai. Saat itu lelaki ini hanya bisa melamun dan tidak memiliki gairah hidup, akhirnya Kamelia lah yang terus membujuknya makan dan menyuapinya. "Sudah, Abang sudah kenyang," ujar Bram menolak suapan yang sudah berapa kalinya dari tangan Dhea. "Kalau Abang ke Jerman, Dhea tetap di jakarta, ya? menghandle semua bisnis di sini." "Bagimana bisa suami sedang berobat aku malah sibuk mengurusi bisnis." "Ini demi kebaikan kita, Sayang. Kita baru saja memimpin perusahaan, rasanya tidak bertanggung jawab kalau kita tinggalkan." "Bang, bagiku Abang lebih penting dari perusahaan ini. Bagaimana kalau aku resign saja, biar saja perusahaan ini dikelola oleh orang lain. Kita juga tidak kekurangan uang." "Nenek sudah berpesan agar kita yang m

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   321

    "Adi__" Suara Bram tercekat, lelaki itu menyadari jika seseorang yang datang bukanlah Adi. Adi baru saja datang menyapanya sekitar lima menit yang lalu, karena dia banyak melamun tidak terlalu menanggapi. Lagipula setelah tiga hari ini dia kehilangan penglihatan, pendengaran dan penciumannya jauh lebih sensitif, setiap gerakan dan aroma seseorang akan dikenali dengan mudah. Orang yang berjalan ke arahnya dengan perlahan ini bukan Adi. Dhea yang melihat lelaki itu tampak bingung hanya bisa menahan napas dan perasaannya, tetapi tetap saja air mata lolos ke pipinya, pertahannya juga jebol, Isak tangisnya tidak bisa dia tahan lagi. Mendnegar isakan itu membuat Bram terkejut, mata lelaki itu melebar terbelalak. Otaknya memutar, memindai suara isakan kecil itu, tanpa berpikir lama dia sudah bisa mengenali suara itu. "Dhea ...," panggil lelaki itu lirih. Mendnegar panggilan itu, jebol sudah pertahan Dhea, wanita itu menangis histeris melihat keadaan suaminya seperti ini. Bram y

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   320

    Jangan takut, Bu Dhea ada lembur malam ini, mungkin akan pulang sedikit malam, karena ada pekerjaan penting yang tidak bisa ditunda. Jadi, mari kita makan dulu, ini juga ada kopi gingseng yang dipesan dari cafe, sangat cocok untuk bapak-bapak yang berkerja sebagai pengawal biar tidak ngantuk," bujuk Anita. Secara diam-diam Anita mengirim pesan kalau para pengawal sudah berada di meja kopi dekat pantai, Dhea bisa bebas menyelinap. Dengan sedikit berlari, Dhea menuju lift, untuk lift belum penuh karena baru setengah jam lagi waktunya pulang kerja.. Sampai parkiran, Dhea menekan kunci mobil untuk menemukan di mana mobil Anita. Dengan cepat Dhea memasuki mobil Anita, dia mengamati pintu keluar dari tempat parkir. Setelah jam empat sore, bnyak orang yang sudah keluar dari kantor sehingga mencari keberadaan Adi sedikit banyaknya ada gangguan. "Ah, itu dia? kenapa dia berjalan dengan terburu-buru?!" seru Dhea bicara sendiri. Dhea segera menghidupkan mesin, melihat Adi memasuki mobil

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   319

    Anita langsung menjalankan perintah Dhea. Dia sudah bersiap menuju ruang staf dan disambut oleh seseorang yang memperhatikannya. Dia adalah seorang lelaki yang selama dua hari ini selalu mengajaknya bicara dan selalu mencari kesempatan untuk bertemu. "Dek Anita? Kenapa ke sini?" "Eh, Mas Heru. Apa ini lantai ruangan pak Malik, ya? maklum saya baru di sini jadi belum hapal semua ruangan." "Oh, bukan. Ini lantai ruangan direktur utama, lantai ruangan pak Malik ada di lantai tiga. Pak Malik direktur pemasaran, kan?" "Iya. Maaf kalau begitu, saya akan mencari ke lantai tiga." "Ini sudah masuk jam makan siang, kenapa tidak makan siang dulu? bagimana kalau kita ke kantin dulu, makanan di kantin juga enak-enak, kok." "Oh, baik kalau begitu." Memang itu yang dimau Anita. Dia tidak mungkin mengawasi Adi sendirian, dia harus memanfaatkan sumberdaya, apalagi dilihat dari gelagatnya Heru purwanto, staf ahli direktur utama ini tertarik padanya dari pandangan pertama. "Dek Anita ken

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   318

    Pekerjaan Dhea sangat terbantu dengan keberadaan Anita di sampingnya. Adi yang baru datang dari Palembang juga hanya sesekali menemui Dhea untuk melihat dan membimbing pekerjaannya. Setiap ada kesempatan Dhea langsung melakukan video call dengan Naima. Sepertinya Bram juga meminta Ibrahim untuk mengirim Bik Siti dan Mang Khaidir membantu Naima mengasuh Angga membuat Dhea sedikit lega. Ini sudah hari ketiga suaminya ke luar kota, Bram hanya menghubunginya ketika malam tiba, alasannya karena kesibukan jadi tidak sempat untuk menghubungi. Dhea sebenarnya juga melakukan video call, tetapi Bram selalu menolak, dia bilang sedang bersama rekan kerja dari luar kota sehingga tidak enak jika melakukan panggilan video. Awalnya Dhea percaya saja, hingga di hari ketiga dia tidak sengaja melihat Fikri yang buru-buru keluar dari kantor dan memasuki mobil kijang Innova pada jam kantor, mobil yang tidak pernah dikendarainya sehingga tidak membuat siapapun akan menduga kalau itu adalah Fikri, tanga

DMCA.com Protection Status