Share

287

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-23 09:20:14

"Sania, apa kau baik-baik saja?" tanya Bram dengan kuatir.

"Aku baik, Kak. Kenapa kak Bram tanya begitu?"

"Aku dengar akhir-akhir ini kamu menemui psikiater lagi."

"Oh, aku hanya ingat beberapa kejadian masa lalu, jadi aku ingin kembali mengingat kejadian seluruhnya."

"Maafkan kakak yang tidak memperhatikan kamu selama ini," ucap Bram dengan penuh penyesalan

"Ini bukan salah kakak, kak Bram juga punya masalah yang tidak kalah berat, masalahku uni hanya sepele. Kak Bram jangan kuatir, ada lingga yang selalu ada disampingku."

"Tolong berikan teleponnya pada Lingga."

"Halo, ada apa, Bram?" suara lelaki terdengar menggantikan Sania.

"Lingga, terima kasih sudah menemani Sania selama ini," ujar Bram dengan tulus.

"Nggak perlu terima kasih lah, aku melakukannya karena memang peduli dan cinta padanya. Kamu tidak perlu kuatir."

"Kuserahkan penjagaan Sania kepadamu, terima kasih sekali lagi."

Bram menutup teleponnya dengan menghela napas lega. Dulu Lingga ini sahabatnya y
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Mini Adae Jangkang
Ya bagus lah Bram harus tegas sama manusia yg tak mengerti maksud dan tujuan mu
goodnovel comment avatar
Mini Adae Jangkang
Terimakasih sudah Up, yang selalu di tunggu semangat Author ...
goodnovel comment avatar
Bundanya Ichaekaaksay
komen pertama ternyata,,mkasih Thor udah up,,semoga Dea bneran bsa sdar dlam wktu yg dkter bilang,,semangat Dea,,udah rindu,,semangat jga bt othor,,suksesn shat slllu,,d tunggu up selanjutnya ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   288

    Suasana rumah sakit pagi ini lenggang, semalam Ibrahim berjaga di rumah sakit menunggui putrinya. Tadi malam sewaktu dia menjenguk Dhea, dia cukup terkejut dan bahagia mendengar kabar dari dokter James jika putrinya sempat sadar walupun hanya beberapa detik. Saat itu juga dia mengabari Fathan dan Viyatan. kedua putra mereka sedang tidak berada di kota ini, jadi harus mendengar kabar bahagia ini. Namun ada yang berbeda dengan situasi rumah sakit saat ini, sebelum Bram pergi ke jakarta, lelaki itu sempat mengabari keluarga Muhtar di Palembang, sehingga Muhtar dan Maria sekarang berada di Batam, ditemani oleh putra ketiganya Candra. Candra sengaja mengambil cuti seminggu demi menemani kedua orang tuanya yang sudah sering sakit-sakitan itu. Pertama mendengar kabar dari Bram, tentu saja Muhtar dan seluruh keluarganya marah, keadaan Dhea yang sudah seperti ini kenapa baru mengabari mereka? mereka pikir Dhea ikut suaminya ke jakarta dan kehidupannya baik-baik saja, karena selema ini mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   289

    Setelah berapa menit menunggu, para perawat dan dokter itu belum juga keluar, sekarang malah dokter Azis dan dokter James datang ke arah menuju kamar ICU Dhea. "Dokter Aziz, ada apa? kenapa kalian tampak cemas?" tanya Ibrahim kepada dokter Aziz, karena bertanya pada dokter James juga harus mengunakan bahasa asing. "Sebentar ya, Pak Ibrahim. Kami periksa dulu keadaan pasien," jawab dokter Aziz mereka dengan cepat memasuki ruang pasien sementara itu beberapa perawat keluar dari ruang perawatan juga tidak berani menjawab pertanyaan yang sama dari Ibrahim. Suasana semakin tegang, Ibrahim bolak balik menelpon anak-anaknya yang tadi bilang dalam perjalanan. belum ada sepuluh menit Viyatan sudah datang duluan, dia langsung memberondong pertanyaan pada ayahnya. "Bagaimana keadaan Amel, yah? Amel sudah koma selama sebulan kenapa ayah tidak memberikan kabar?" Ibrahim memahami kemarahan putra sulungnya ini, sebenarnya dia tidak memberi kabar karena tahu situasi kepergian anak sulungn

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   290

    "Bu Dhea ...," panggil dokter Aziz dengan lembut Dhea yang mendengar ada suara, menegang seketika, tubuhnya membeku, tatapannya masih terpaku pada langit-langit kamar. Ketiga orang yang berada di ruangan perlahan mendekat, mereka serentak mengelilingi Dhea, saat itu Dhea baru melirik ke arah samping. Siapa mereka? mereka berpakaian putih-putih, apakah mereka malaikat? "Anda sudah sadar, Bu?" tanya dokter Aziz lagi. Bu? apakah mereka memanggilnya 'Bu'? Dhea menjadi semakin takut untuk menoleh. Matanya kembali terpejam dengan kuat, tetapi semua orang menyadari jika dia masih tersadar. "Panggilkan orang tuanya, atau orang yang dia kenali. Takutnya karena benturan di kepalanya, dia terkena amnesia," ujar James. Aziz kembali memerintah perawat satu-satunya di ruangan itu, perawat itu bergegas keluar untuk memanggil orang tuanya. Setelah di luar, dia melihat semua orang sedang berkumpul dengan wajah yang harap-harap cemas, karena mereka ada banyak, tentu tidak bisa memanggil mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   291

    "Tyo ... Tyo ... kamu di sini, Tyo?" ujar Dhea dengan suara lemah, air mata kebahagiaan tak kuasa untuk dia bendung. Sekarang giliran Bram yang membeku. Tidak ada yang memanggilnya dengan nama Tyo kecuali dia .... Mata Bram terbelalak mendengar kenyataan itu, mulutnya bahkan membeku tidak bisa mengatakan apapun dalam waktu beberapa detik, selama ini dia memang sudah menduga jika gadis yang bersamanya dulu adalah Dhea, istrinya. Tetapi sampai saat ini dia juga belum bisa mendapatkan bukti yang kongkrit, karena dia sama sekali belum pernah mengenali wajahnya Lia, sedangkan Lia yang seharusnya mengenali wajahnya juga telah hilang ingatannya. Dan setelah sebulan lebih istrinya bangun dari koma, apakah ingatannya kembali? tetapi ini sudah sembilan tahun berlalu dan suasana juga sudah jauh berbeda. "Sayang? kamu memanggilku Tyo?" tanya Bram dengan tidak percaya. "Iya, bukankah kamu memang Tyo? kenapa baru sebulan tidak bertemu kenapa kamu semakin tua?" ujar istrinya dengan senyum

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   292

    "Kamu tenang saja, Bram. kita akan memberitahunya dengan perlahan, jangan sekarang dia baru saja sadar. Jangan terburu-buru, ayah tidak ingin mengambil resiko jika terjadi sesuatu lagi. Yang penting dia sepertinya tidak keberatan jika kamu menjadi suaminya, sepertinya kalian sudah saling mengenal sembilan tahun yang lalu, kapan kalian saling mengenal?" Di sini semua orang setuju dengan apa yang dikatakan oleh Ibrahim, Kamelia baru saja siuman setelah sebulan lebih terbaring tak sadarkan diri, jadi tidak perlu terburu-buru untuk mengingatkan kondisinya dengan keadaan sekarang. Setelah ditempatkan di ruang perawatan yang cukup luas, ada fasilitas ruang tamu, dapur dan kamar mandi yang sangat bagus ini, semua orang yang ada sekarang bisa masuk ke dalam ruang perawatan Kamelia. Bram yang begitu senang karena istrinya sudah sadarkan diri tak pernah mau jauh dari istrinya, lelaki itu selalu duduk disamping istrinya, menyuapi makan dan mengupaskan buah-buahan. "Kami akan menemui D

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   293

    Kondisi Kamelia pulih dengan cepat, walaupun wanita itu sedikit heran dengan luka yang ada di perutnya. Tetapi ingatan Kamelia sekarang seperti anak ABG yang baru saja lulus SMA, jadi dia tidak kepikiran dan belum berpengalaman tentang luka habis operasi sesar tersebut. Lima hari setelah habis siuman, dokter membolehkan Kamelia pulang ke rumah. Hasil observasi menunjukan jika wanita itu sudah menunjukkan kemajuan, luka operasi juga sudah pulih dengan cepat, hanya saja ingatan wanita itu yang sudah kembali ke masa sembilan tahun yang lalu membuat masalah baru buat seluruh keluarganya. Makam Dhea yang asli juga sudah dipindahkan ke kota metro, kini Bram berada di kamar perawatan Kamelia untuk bersiap-siap check out dari rumah sakit. "Ayah belum datang, Bang?" tanya Kamelia yang kini sudah bisa duduk, tetapi untuk berjalan masih perlu dilatih lagi. Setelah berbaring selama sebulan lebih, otot kaki wanita itu menjadi sangat kaku dan perlu dilatih agar bisa lancar berjalan. "Mu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   294

    "Ini rumahku!" pekik Kamelia menatap rumah di tepi pantai. Rumah ini masih seperti yang dulu, bahkan cat temboknya masih cerah seperti dulu, hal itu karena Fathan merawat rumah itu dengan baik. "Rasanya ini masih seperti dulu, Bang. Abang ingat bangku kayu itu? jika sore tiba, Abang akan selalu duduk di sana, Abang bilang ingin mendengarkan deburan ombak." Bram menatap bangku di dekat taman samping, dibawah pohon Ketapang yang rindang, di sana memang sembilan tahun yang lalu menjadi tempat favoritnya. "Iya, tentu saja Abang ingat." Bram mendorong kursi roda yang diduduki Kamelia, semntara Ibrahim dan Fathan sibuk mengambil barang-barang di mobil. "Tetapi pohon ketapang itu terlihat semakin besar, dulu tidak sebesar itu," ujar Kamelia menyadari bahwa ada yang berubah di rumah ini. "Ya, tentu saja semakin besar. Usia pohon itu sudah lebih dari sebelas tahun sekarang." "Benarkah aku sudah memiliki anak? rasanya benar-benar tidak percaya. Bagaimana jika aku tidak mengenal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   295

    "Bu Dhea, anda sudah pulang? syukurlah, saya sangat senang sekali, Bu ...." Naima datang dari kamar bayi dengan tergopoh-gopoh, Kamelia mengernyitkan matanya menatap perempuan muda itu. Di belakang Naima menyusul seorang anak lelaki yang masih memakai seragam SD. "Ini, Suster Naima, yang merawat putra kita, Sayang. Dan ini putranya, Azka." "Oh? apakah semua orang memanggilku Dhea?" tanya Dhea dengan wajah penasaran. "Ya, selama sembilan tahun ini, identitasmu adalah Dhea Anisa Putri. Perempuan berusia dua puluh empat tahun, tamatan sekolah diploma di universitas Sriwijaya jurusan akuntansi," jelas Bram. "Aku sudah berusia dua puluh empat tahun?" "Dua puluh empat tahun itu kalau jadi Dhea, kalau kamu itu Kamelia, seharusnya kamu sudah dua puluh tujuh tahun sekarang," jawab Ibrahim yang sudah sampai di ruang tamu keluarga itu. "Benarkah? Ya, ampun ... ternyata aku sudah tua," pekik Kamelia dengan tidak percaya. Semua orang yang menyaksikannya hanya tersenyum heran, mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13

Bab terbaru

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   354

    Serangan ini membuat Sakti tidak siap, tetapi lelaki pemberani itu langsung turun dari mobil dan melakukan serangan jarak dekat, karena peluru di pistolnya sudah habis dia tembakkan. Dua lawan satu, Bram benar-benar kagum melihat pertempuran sengit itu. Memang tidak salah jika lelaki itu dijuluki Sakti, karena kepiawaiannya dalam bertarung, sungguh tangguh! dia dengan mudah bisa menumbangkan dua orang itu dengan jurus-jurus kungfu dengan kecepatan yang luar biasa. Tetapi dua orang itu juga petarung yang handal dan terlatih juga tidak gampang menyerah. Mereka juga memakai pakaian pelindung dan helm yang masih bertengger di kepala. Mereka bangkit lagi dan menyerang lagi, walaupun lagi-lagi mereka tumbang mendapat bogem mentah dari Sakti.DorTiba-tiba suara tembakan terdengar dan tubuh Sakti langsung limbung ke tanah."Kenapa buang-buang energi bertempur cara kuno seperti itu. Cepat kalian bereskan mereka, jangan ada yang terlihat sisa pertempuran di sini!" Seorang lelaki dengan mata

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   353

    "Maaf pak Bram, anda tidak bisa menemui siapapun. Silahkan fokus bekerja agar istri anda cepat dibebaskan," ujar Sakti dengan tegas. "Mereka keluargaku, mereka juga pemegang saham dan juga orang tua Abimanyu!" Bram tidak bisa tidak mengajukan protes, dia sendiri tak habis pikir, apakah Abimanyu bekerja sendiri tidak melibatkan orang tuanya? secara saat Ajisaka masih hidup, ayah mereka begitu berambisi untuk menguasai perusahaan. "Mereka tidak ada hubungannya dengan pak Abi. jadi anda tidak perlu menggubrisnya." "Kau yakin?" Bram menatap Sakti dengan tatapan tidak percaya. "Hubungi Abimanyu. Jangan-jangan ini hanya akal-akalan kamu saja!" Sakti hanya bisa mengeluarkan ponsel dari sakunya dengan malas. Segera telepon tersambung dan laki-laki itu mengeraskan suaranya. "Halo, Pak Abi. Ini ada pak Sayuti dan pak Hanafi mencari pak Bram, apakah boleh mereka menemui pak Bram?" tanya Sakti to the point "Kau gila? apa kau ingin mereka bersekongkol melawanku?" ujar Abimanyu de

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   352

    Menjelang waktu yang direncanakan, para anggota organisasi Gir sudah berdatangan ke Indonesia memakai paspor turis, dengan penerbangan berbeda. mereka sudah memesan hotel yang sama dengan rekomendasi Adi melalui online. Sampai pukul satu delapan malam, semua sudah berdatangan. Adi sendiri menyewa aula diskotik untuk party umum yang pesertanya hanya diundang tamu-tamu hotel yang memiliki tiket masuk, dan mereka yang masuk hanya anggota Gir. Sehingga party ini tidak dicurigai sebagai pertemuan rahasia yang berpotensi membahayakan keamanan, karena party diadakan secara natural untuk menyambut turis asing. Adi tersenyum lega melihat orang-orang yang dulu menjadi rekan kerjanya, mereka berpelukan seperti layaknya teman sudah lama tidak bertemu. "Kami datang semua untuk mendukungmu, Di," ujar Michael dengan bahasa Inggris. Michael kini menjadi ketua organisasi, mantan tentara Amerika itu masih aktif di organisasi tersebut. "Aku juga membawa semua anggota baru, perkenalkan ...." Mich

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   351

    Bram menghela napas berat, dibelainya rambut istrinya yang kusut karena lama hanya melakukan aktifitas berbaring. "Sayang, Abang akan secepatnya datang menjemputmu. Sekarang masih belum bisa, Abang hanya menjengukmu, kuatir dengan keadaanmu. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Bram dengan hati-hati. Dhea hanya diam menatap wajah suaminya dengan kecewa, matanya bahkan sudah berkaca-kaca. Apanya yang baik-baik saja? situasinya bahkan lebih kejam dari ketika dia dipenjara dulu. Rasa kangennya yang tidak tertahan pada putranya membuatnya sulit memejamkan matanya setiap malam. Perasaan ditinggalkan oleh suaminya mengikis rasa kepercayaannya sedikit demi sedikit, sudah seminggu lebih, tetapi apakah Bram tidak bisa mengatasi masalah di perusahan? apakah pria di depannya ini sengaja memilih kekuasaan dan hartanya daripada dia? Dhea menggeleng pelan untuk menghilangkan prasangkanya. "Percayalah pada Abang, doakan Abang agar cepat membawa Dhea dari tempat ini. Abang sangat merindukan Dhea, b

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   350

    Dhea hanya bisa berbaring di tempat tidur yang cukup besar dan mewah, kasurnya empuk, kamarnya luas dengan kamar mandi yang juga cukup mewah. Tidak kalah dengan kondisi di rumah Bram dulu. Dia hanya bisa berbaring dan tidak banyak melakukan aktifitas sepanjang hari untuk menghemat tenaga. Dua butir telur rebus dan setengah liter air mineral yang dijatah kepadanya sekarang sungguh benar-benar tidak akan cukup untuk melakukan aktivitas yang lebih dari itu. Apalagi awal-awal dia hanya mengkonsumsi tiga butir telur, rasanya hampir tiga malam dia tidak bisa tidur karena kelaparan. Semakin ke sini, tubuhnya sudah terbiasa, tetapi dia juga harus menghemat energi. Sedang hari ini, dia hanya menerima jatah dua butir telur. Ini baru hari ke tujuh, tetapi rasanya sudah sangat menyiksa. Lebih tersiksa dari kondisinya di penjara dulu, padahal dulu dia sama sekali menempati kamar yang tidak layak sama sekali. Dulu dalam satu ruangan hanya ada satu buah kasur singel, yang dihuni oleh enam orang

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   349

    Niko dengan serius memantau dua komputer sekaligus, rute pelacak yang ada pada Bram, serta navigasi robot kecilnya yang terus terbang di udara. Dalam dua puluh menit, robot itu sudah menyusul mobil yang membawa Bram ke arah barat daerah Banten."Cepat sekali dia menyusul," ujar Fikri i yang juga ikut memantau gerakan robot itu."Dia terbang, bukan jalan. dalam waktu satu menit sudah mencapai belasan kilometer," ujar Adi mengkomentari omongan Fikri, sementara Niko tetap serius menggerakkan kursor mouse untuk mengendalikan robot kecilnya."Kita keluarkan cengkeraman pada robot itu agar menempel di mobil itu, untuk menghemat baterai," ujar Niko."Emang cengkeramannya sekuat apa? tidak takut diterbangkan angin?" tanya Fikri yang antusias seperti mendapat mainan baru "Dia ditempatkan di belakang mobil agar bisa terlindungi angin. Cengkeramannya tidak kuat, hanya dilapisi lem seperti lem alteco.""Loh, kalau tidak bisa lepas bagaimana?" tanya Adi yang mengernyit heran, pasalnya lem itu ter

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   348

    "Kau terlalu banyak mengeluh, harusnya kondisi istrimu bisa menjadi motivasi untukmu. Atau kuhadirkan juga anakmu yang masih bayi?" ancam Abimanyu. "Aku tidak akan tergerak kalau belum melihat secara langsung bagaimana kondisi istriku, juga tidak akan termotivasi kalau belum berbincang dengannya," ujar Bram dengan keras kepala. "aish! baiklah!" dengus Abimanyu akhirnya mengalah. "Sakti, Ijal ... Bawa dia bertemu istrinya, biar dia puas melihat keadaan istrinya. Ketika pergi ke sana pastikan tangan dan kakinya terikat biar tidak kabur, matanya juga ditutup biar tidak tahu kondisi jalan!" perintah Abimanyu yang tidak sabar mendengar rengekan Bram. Setelah mengatakan itu, Abimanyu kembali lagi ke ruang pribadinya, sementara Bram tersenyum. Ternyata hanya sebatas ini kemampuan Abimanyu dalam mendengarkan keluhannya, dia hanya mengikuti saja pengaturan lelaki itu ketika para pengawal itu langsung meraih tangannya untuk memasang borgol dan menutup matanya dengan kain hitam. Para pengawa

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   347

    "Sakti?!" ujar Abimanyu yang melihat siapa yang mengetuk ruang pribadinya ini. "Selamat sore, Pak?" sapa Sakti yang melihat Abimanyu tengah bersantai duduk di sofa sambil bermain game di ponselnya. "Ada apa?" tanya lelaki itu masih fokus dengan ponselnya. "Pak Bram memaksa untuk bertemu dengan anda, Pak." Mendengar perkataan Sakti, Abimanyu berhenti menggerakkan jemarinya di atas layar ponsel, spontan lelaki itu menatap Sakti dengan tatapan garang. "Bukankah sudah kukatakan? kalau dia tidak boleh menemui ku kalau tugasnya dalam menstabilkan harga saham sudah berhasil, ini apa? belum ada kemajuan apa-apa," ujar Abimanyu dengan marah. "Justru itu yang akan dikatakan dan didiskusikan oleh pak Bram kepada anda, Pak." "Tidak ada negosiasi apalagi diskusi. Usir dia dari sini. Kenapa kau bawa dia ke sini tanpa bilang padaku dulu, Ha? kamu ini terlalu lancang, Sakti!" Abimanyu bertambah marah mendengarnya. "Situasi di perusahaan terlalu rumit, Pak. Bapak tidak bisa membuat hal

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   346

    Pulang kerja, seperti hari kemarin Bram dikawal oleh beberapa orang dan disupiri oleh supir baru yang juga tidak Bram kenal. Apalagi selama beberapa hari ini mereka juga tidak berinteraksi, Bram juga malas untuk bertegur sapa dengan mereka. "Antarkan saya ke tempat Abimanyu!" perintah Bram. "Bukankah Pak Abimanyu mengatakan dengan jelas, Pak Bram boleh menemuinya jika pekerjaan pak Bram selesai. Ini belum ada apa-apanya jadi pak Bram tidak berhak bertemu pak Abimanyu," ujar supir itu dengan tegas. "Kamu itu hanya sekedar supir, jadi tidak perlu mendikte saya. Saya tidak akan menyelesaikan tugas dari Abimanyu. Terserah dia sekarang, saya juga sudah buntu! saya mana bisa bekerja sendiri, saya akan bilang sama dia untuk memberi saya tim." "Ingat, Pak. Bapak harus keluarkan semua potensi dan usaha. Karena taruhannya nyawa istri dan anak bapak." "Keluarkan potensi dan usaha apa? sementara saya tidak boleh menghubungi siapapun. Memangnya saya bisa menyulap dengan sendiri nilai sah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status