Share

278

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Naima duduk di bangku taman menghadap ke laut lepas. Walaupun masih berada di sekitar tiga ratus meteran dari halaman ini, tampak lautan luas itu terasa begitu dekat.

"Sejak kapan kamu di sini?" tanya Adi dengan tatapan menghujam ke arah wanita di hadapannya.

Naima menyeruput kopi buatan Bik Siti, memang setiap pagi dan sore Bik Siti selalu membuatkan kopi dan kudapan untuknya, sementara tugasnya hanya menjaga baby Angga.

"Baru tadi pagi, saat bayi Angga di bawa pulang ke rumah ini."

"Maksudku, sudah berapa lama kamu di kota ini, Naima?"

"Oh? sudah sekitar empat tahun yang lalu. Aku ikut tes PNS di provinsi kepri dan ditempatkan di kota ini."

Sudah empat tahun? sudah selama itu sebenarnya. Dan Adi sudah sering bolak balik ke kota Batam ini, tetapi Allah tidak mentakdirkan mereka bertemu.

"Bang Adi, Bang Adi apa kabar selama ini?" Naima bertanya dengan suara bergetar, dia yang dari tadi menghindari menatap Adi secara langsung kini memberanikan diri.

"Yah ... beginilah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Tri Nur Kasih
hampir 1 Minggu ka nggak up...Yuh gassss
goodnovel comment avatar
Anna Setyawati
dtunggu updatenya thooorrrr....
goodnovel comment avatar
Mini Adae Jangkang
terimakasih sudah Up
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   279

    "Nah, kebetulan itu. sepertinya Arjuna sudah pulang," jawab Bram. Niko dan Fikri bergegas menuju ke teras depan untuk menyambut Arjuna, saat Arjuna turun dari mobil, dia melihat dua orang itu sudah di sana, dengan senyuman lebar, namun saat pintu di sebelah dibuka dan turun seorang wanita muda, spontan saja senyum Niko menghilang? "Fikri, Niko? Kapan kalian ke sini?" tanya Arjuna dengan wajah biasa saja. "Tadi siang, Pak," jawab Fikri. "Kenapa kalian datang ke sini?" "Mau nyusul pak Juna, sekalian mau jenguk Dhea, Pak." "Kak Juna, Aku langsung pulang, ya?!" ujar Novita yang sudah membuka pintu kemudi. "Iya, Nov. Terima kasih," jawab Arjuna. "Novita! tidak mampir dulu?! sudah lupa dengan teman lama?" Semua orang terkejut mendengar Niko berkata demikian, Arjuna bahkan menyipitkan mata menatap Niko. "Kau kenal Novita?" tanya Arjuna. "Ya, teman seperjuangan waktu di Singapura dulu." Niko sengaja mengencangkan suaranya dengan senyum menyeringai. "Novita, Mampir du

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   280

    Arjuna menatap Niko dengan tajam, jelas perkataan Niko ini memancing rasa penasaran. Bagaimanapun kebersamaan Arjuna yang hanya beberapa jam tadi dengan Novita cukup berkesan buat lelaki itu. Walaupun Novita tidak secantik dan semenarik Dhea, tetapi gadis itu bisa dikatakan oke. Mungkin karena Novita adalah adiknya Dhea, jadi membuat Arjuna juga menganggap Novita itu bisa jadi sebaik Dhea atau mendekati. Kedua lelaki itu masih berdiri di halaman saling berhadapan, Arjuna bahkan berkacak pinggang sementara Niko hanya mengeluarkan senyum seringai. "Aku sudah mengenal perempuan itu lima tahun yang lalu, saat aku kuliah di Singapura. Novita bahkan saat itu masih SMA. Aku mengenalnya di sebuah klub malam." Arjuna mengernyit mendengarkan Niko yang berhenti bercerita, lelaki di hadapannya menoleh ke arah di mana Novita pergi. "Aku pikir dia dulu adalah seorang wanita panggilan. Untuk masuk ke klub itu harus memiliki kartu anggota yang biayanya kartu keanggotaannya tidak sedikit. Aku

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   281

    [Daddy David, can we meet, can't we?] Secepatnya Novita mengirim pesan pada seseorang yang bisa diandalkan. [of course, my darling. just come to my mansion whenever you want] Tak butuh waktu lama chat nya sudah mendapatkan balasan, Novita tersenyum sumringah, hanya Daddy David yang bisa dia andalkan. Keberadaan Niko sudah sangat mengganggu, dia harus secepatnya menyingkirkan lelaki itu. Dia kembali mencari nomor lain yang harus dia hubungi, bagaimanapun diusia muda ini, dia sudah memiliki ambisi besar untuk menguasai aset keluarganya. [aku akan ke Singapura. Secepatnya kau bereskan dia. Cari celah agar dia secepatnya pergi dari dunia ini] [Dia sudah tidak berdaya, tinggal menunggu ajal. Tidak perlu kita bertindak apapun] Balasan chat lawan itu benar-benar tidak membuat Novita puas, dia mendengus marah. [Aku belum puas kalau belum mendengar kabar kematiannya. Tidak akan ku transfer sisanya sebelum dia mati] [Baiklah, akan aku usahakan] [Bagus] Setelah itu, Novita

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   282

    Apa yang dijanjikan Niko ditepati dengan cepat, tidak sampai dua hari setelah dia kembali ke jakarta bersama Arjuna dan Fikri, seorang ahli terapi saraf datang dari Jerman untuk menerapi Dhea. Sementara Adi tidak kembali ke jakarta, dia ijin untuk menyambangi anaknya di tanjung pinang bersama Naima, semntara baby Angga sementara diasuh oleh Bik Siti dan suaminya. Ahli terapi itu berkebangsaan China, tetapi sudah menetap di Jerman dan jadi warga kenegaraan Jerman, dari kakek neneknya sudah menetap di Jerman, tetapi dia tidak melupakan budaya leluhurnya sebagai bangsa Tiongkok, sehingga dia juga mengembangkan ilmu akupuntur dan herbal yang berasal dari budaya leluhurnya yang langsung diajarkan oleh kakeknya yang juga seorang dokter herbalis. Namanya adalah James Liu, dia sangat fasih berbahasa inggris, Jerman dan Mandarin. Sehingga seringnya berkomunikasi dengan Bram berbahasa inggris. James mengaku jika perusahaan ayahnya yang bergerak di bidang peralatan medis dulu pernah di r

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   283

    Sesampainya di Batam, Adi langsung memberikan berkas untuk ditandatangi Bram, dia juga terburu-buru untuk pulang ke kediaman Lia karena sudah rindu dengan anak istrinya. keesokan harinya cuaca hujan lebat, ini sudah memasuki musim penghujan di bulan November, semalam baby Angga juga badannya sedikit demam. Bayi itu sudah berusia hampir dua bulan, jadi sangat rentan terhadap cuaca seperti ini. Seharian Naima hanya mengendong dan memeluknya, tidak memberikan bayi itu pada siapapun. Pagi ini Adi sungguh tidak tega, karena cuaca yang begitu buruk, putranya Azka juga tidak pergi ke sekolah. Adi langsung mengambil bayi di gendongan Naima agar istrinya itu mau beristirahat. "Memangnya Abang bisa?" "Abang tidak akan tahu bisa atau tidak kalau tidak mencoba. Kamu lekas sarapan, dari semalam kamu belum istirahat, sudah itu tidur. Biar Abang dan bik Siti yang mengasuh Angga. lagipula dia akan tertidur sebentar lagi." Akhirnya Naima menuruti perkataan suaminya. Ini pertama kalinya Angga

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   284

    Pak Ibrahim dengan senang hati mau menjaga Dhea, tetapi Fathan di tengah berada di kota Medan untuk urusan bisnis. Bram sendiri menambahkan dua personil pengawal lagi untuk berjaga di kamar Dhea. "Kalian ingat, jangan ada yang boleh masuk ruang rawat istri saya, kecuali dokter James, dokter Aziz juga Suter Tari dan suster Elis." "Baik, Pak." "Untuk keluarga, hanya pak Ibrahim dan dan oak Fathan saja yang saya ijinkan menjenguk istri saya." "Baik, Pak." Setelah memberi wejangan kepada para pengawal, Bram bergegas bersiap-siap dan memasukkan berkas pekerjaannya yang akan dia lanjutkan di pesawat. Telepon dari Arjuna, Fikri dan pamannya berdatangan untuk mengabarkan kejadian ini. Adi masuk dengan memberi kabar jika perawat mereka akan terbang dua jam lagi, itu cukup untuk berpamitan ke rumah terlebih dahulu. Bram juga ingin berpamitan dengan putranya. "Abang baru datang kemarin ini sudah mau pergi lagi?" tanya Naima yang terpaksa Adi bangunkan. "Iya, kakak sepupunya Pak B

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   285

    Setelah pemakaman Ajisaka, semua keluarga berkumpul di rumah keluarga rumah Sayuti. tampak wajah-wajah murung semua anggota keluarga, baik itu keluarga Sayuti, Hanafi maupun keluarga Bram dari pihak papa Anggara. Bram duduk berdekatan dengan Arjuna dan Sania, sementara Sayuti, istrinya dan putra yang tinggal satu Abimanyu duduk di hadapan mereka. Sementara Hanafi dan istrinya duduk berdekatan, sementara putri mereka Wulandari dan Anastasya duduk bersebelahan "Kita di sini keluarga yang tersisa, setalah kematian kekek Hanggono, kematian Anggra dan Nirmala, kini malah menyusul Ajisaka. Sepertinya keluarga Aditama memang ada yang mengancam entah itu dari dalam atau dari luar," ujar Sayuti dengan mata yang berkabut. Bagi Sayuti, kematian Ajisaka memang sangat menghantamnya, dari kedua putranya, hanya Ajisaka yang selama ini menjadi kebanggaannya, karena putra keduanya berada di kursi roda dan tidak bisa diandalkan. "Yah, sementara yang terancam itu adalah posisi sebagai komisaris u

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   286

    Tak menunggu lama, rapat pemegang saham dengan cepat diadakan, agenda rapat yang paling penting adalah membahas kemerosotan harga saham dan laba perusahaan, semenjak Ajisaka meninggal dunia menurun dengan drastis. Kepercayaan publik dan para pemegang saham begitu kritis, mereka menduga jika perusahaan dalam kondisi tidak sehat dan tidak aman untuk berinvestasi karena para pimpinan mereka terindikasi terlibat dalam perang dingin yang berkepanjangan hingga memakan korban pembunuhan para komisaris. Polisi juga berkerja keras mengungkapkan siapa pelaku yang menyabotase kendaraan Ajisaka. Tetapi sampai saat ini masih belum mendapatkan hasil, sementara Bram sendiri bergerak dengan penyelidikannya sendiri. "Awasi semua akun rekening dari semua anggota keluarga Aditama, apakah ada transaksi mencurigakan," perintah Bram pada Niko. "Baik, Pak." "Awasi juga cctv di mana Ajisaka bergerak selama ini, apakah ada orang yang mencurigakan yang mengikutinya." "Baik, Pak." "Kerjakan dala

Bab terbaru

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   323

    "Akh!" Bram memekik tertahan mana kala kakinya kesandung akar pohon membuatnya terjatuh, Dhea yang memegang tangannya otomatis juga ikut terjatuh. "Bang, Abang nggak apa-apa? ada yang terluka? sakit?" tanya wanita itu dengan kuatir. Ponsel yang dipegang Dhea dipakai sebagai senter terjatuh. wanita itu segera bangkit dan mengambil ponselnya dan mengarahkan senter pada suaminya yang tengah berusaha bangkit. "Nggak apa-apa. Hanya tersandung saja," lelaki itu berjalan meraba-raba. Dhea segera meraih tangan suaminya, lelaki itu hanya bisa mempercayai Dhea pada saat seperti ini. "Pegang tangan Dhea erat-erat, Bang. Dhea akan menjadi mata Abang. Jalan yang Dhea tempuh ini sedikit sulit karena masih semak belukar. Kalau kita melewati jalan setapak, para penjahat itu pasti bisa dengan mudah menyusul kita." "Iya, Dhea tidak perlu mengkuatirkan Abang. Sekarang ayo cepat kita jalan." Walaupun langkah mereka terseok-seok, tetapi mereka berusaha berjalan dengan cepat, untuk berlari tentu s

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   322

    Dhea dan Bram makan malam di villa itu, Dhea tidak menyangka masakan hari ini dibuat oleh pemuda dua puluhan bernama Soleh ini. Dengan sayang Dhea menyuapi suaminya, hal ini mengingatkan mereka saat Bram pertama datang di kediaman Lia di rumah tepi pantai. Saat itu lelaki ini hanya bisa melamun dan tidak memiliki gairah hidup, akhirnya Kamelia lah yang terus membujuknya makan dan menyuapinya. "Sudah, Abang sudah kenyang," ujar Bram menolak suapan yang sudah berapa kalinya dari tangan Dhea. "Kalau Abang ke Jerman, Dhea tetap di jakarta, ya? menghandle semua bisnis di sini." "Bagimana bisa suami sedang berobat aku malah sibuk mengurusi bisnis." "Ini demi kebaikan kita, Sayang. Kita baru saja memimpin perusahaan, rasanya tidak bertanggung jawab kalau kita tinggalkan." "Bang, bagiku Abang lebih penting dari perusahaan ini. Bagaimana kalau aku resign saja, biar saja perusahaan ini dikelola oleh orang lain. Kita juga tidak kekurangan uang." "Nenek sudah berpesan agar kita yang m

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   321

    "Adi__" Suara Bram tercekat, lelaki itu menyadari jika seseorang yang datang bukanlah Adi. Adi baru saja datang menyapanya sekitar lima menit yang lalu, karena dia banyak melamun tidak terlalu menanggapi. Lagipula setelah tiga hari ini dia kehilangan penglihatan, pendengaran dan penciumannya jauh lebih sensitif, setiap gerakan dan aroma seseorang akan dikenali dengan mudah. Orang yang berjalan ke arahnya dengan perlahan ini bukan Adi. Dhea yang melihat lelaki itu tampak bingung hanya bisa menahan napas dan perasaannya, tetapi tetap saja air mata lolos ke pipinya, pertahannya juga jebol, Isak tangisnya tidak bisa dia tahan lagi. Mendnegar isakan itu membuat Bram terkejut, mata lelaki itu melebar terbelalak. Otaknya memutar, memindai suara isakan kecil itu, tanpa berpikir lama dia sudah bisa mengenali suara itu. "Dhea ...," panggil lelaki itu lirih. Mendnegar panggilan itu, jebol sudah pertahan Dhea, wanita itu menangis histeris melihat keadaan suaminya seperti ini. Bram y

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   320

    Jangan takut, Bu Dhea ada lembur malam ini, mungkin akan pulang sedikit malam, karena ada pekerjaan penting yang tidak bisa ditunda. Jadi, mari kita makan dulu, ini juga ada kopi gingseng yang dipesan dari cafe, sangat cocok untuk bapak-bapak yang berkerja sebagai pengawal biar tidak ngantuk," bujuk Anita. Secara diam-diam Anita mengirim pesan kalau para pengawal sudah berada di meja kopi dekat pantai, Dhea bisa bebas menyelinap. Dengan sedikit berlari, Dhea menuju lift, untuk lift belum penuh karena baru setengah jam lagi waktunya pulang kerja.. Sampai parkiran, Dhea menekan kunci mobil untuk menemukan di mana mobil Anita. Dengan cepat Dhea memasuki mobil Anita, dia mengamati pintu keluar dari tempat parkir. Setelah jam empat sore, bnyak orang yang sudah keluar dari kantor sehingga mencari keberadaan Adi sedikit banyaknya ada gangguan. "Ah, itu dia? kenapa dia berjalan dengan terburu-buru?!" seru Dhea bicara sendiri. Dhea segera menghidupkan mesin, melihat Adi memasuki mobil

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   319

    Anita langsung menjalankan perintah Dhea. Dia sudah bersiap menuju ruang staf dan disambut oleh seseorang yang memperhatikannya. Dia adalah seorang lelaki yang selama dua hari ini selalu mengajaknya bicara dan selalu mencari kesempatan untuk bertemu. "Dek Anita? Kenapa ke sini?" "Eh, Mas Heru. Apa ini lantai ruangan pak Malik, ya? maklum saya baru di sini jadi belum hapal semua ruangan." "Oh, bukan. Ini lantai ruangan direktur utama, lantai ruangan pak Malik ada di lantai tiga. Pak Malik direktur pemasaran, kan?" "Iya. Maaf kalau begitu, saya akan mencari ke lantai tiga." "Ini sudah masuk jam makan siang, kenapa tidak makan siang dulu? bagimana kalau kita ke kantin dulu, makanan di kantin juga enak-enak, kok." "Oh, baik kalau begitu." Memang itu yang dimau Anita. Dia tidak mungkin mengawasi Adi sendirian, dia harus memanfaatkan sumberdaya, apalagi dilihat dari gelagatnya Heru purwanto, staf ahli direktur utama ini tertarik padanya dari pandangan pertama. "Dek Anita ken

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   318

    Pekerjaan Dhea sangat terbantu dengan keberadaan Anita di sampingnya. Adi yang baru datang dari Palembang juga hanya sesekali menemui Dhea untuk melihat dan membimbing pekerjaannya. Setiap ada kesempatan Dhea langsung melakukan video call dengan Naima. Sepertinya Bram juga meminta Ibrahim untuk mengirim Bik Siti dan Mang Khaidir membantu Naima mengasuh Angga membuat Dhea sedikit lega. Ini sudah hari ketiga suaminya ke luar kota, Bram hanya menghubunginya ketika malam tiba, alasannya karena kesibukan jadi tidak sempat untuk menghubungi. Dhea sebenarnya juga melakukan video call, tetapi Bram selalu menolak, dia bilang sedang bersama rekan kerja dari luar kota sehingga tidak enak jika melakukan panggilan video. Awalnya Dhea percaya saja, hingga di hari ketiga dia tidak sengaja melihat Fikri yang buru-buru keluar dari kantor dan memasuki mobil kijang Innova pada jam kantor, mobil yang tidak pernah dikendarainya sehingga tidak membuat siapapun akan menduga kalau itu adalah Fikri, tanga

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   317

    Di vidio terlihat Angga yang sedang tertidur dipangkuan Naima, sementara Azka tidur di bangku belakang. "Dia sudah tidur?" ujar Dhea sambil tersenyum mengamati putranya yang tertidur dengan lelap. "Iya, Bu. Baby Angga pinter banget, diperjalanan dia langsung tertidur. Ibu jangan kuatir, baby Angga akan saya rawat dengan baik. Ibu fokus dengan pekerjaan ibu, kalau di perusahaan sudah stabil, baru saya bawa kembali baby Angga ke jakarta, Bu. Kalau ibu kangen ibu bisa video call, ibu juga bisa berkunjung ke Palembang." Suster Naima tidak tega melihat Dhea yang sudah meleleh air matanya, bagaimana bisa tahan dipisahkan dengan anaknya yang masih bayi, apalagi Angga juga masih menyusui. "Baiklah, jaga baik-baik anak saya ya, Suster. Saya akan memerah ASI saya di sini, dan saya akan membayar orang untuk mengantar ke Palembang. Saya tidak ingin anak saya tidak diberi ASI saya, walaupun kini saya jauh, saya tidak bisa membiarkan dia tidak mendapatkan kasih sayang ibunya." Dhea mengak

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   316

    Dhea datang membawa segelas jus mangga yang masih penuh, belum diminum sama sekali, rencananya setelah dia duduk baru dia akan menikmati jus tersebut. "Minuman ini belum kamu minum kan, Sayang?" tanya Bram. "Belum." "Ayo, kita pulang!" "Ha? kok cepat nian, aku belum makan, belum minum." Dhea terkejut mendengar ajakan suaminya yang tampak terburu-buru, melihat jus mangga yang baru saja dia bawa membuatnya sangat sayang jika tidak diminum. "Jangan meminum jus itu, kita beli di luar saja!" Tanpa menghiraukan tatapan protes istrinya, Bram langsung mengamit tangan istrinya dan beranjak untuk pergi dari lokasi pesta. Dia tidak lupa berpamitan pada semua orang, terutama direksi yang menjadi panitia penyelenggara. "Saya pamit dulu, putra saya sedang kurang sehat dan terpaksa kami tinggal. Istri saya juga harus menyusuinya." Semua orang mengangguk dengan maklum keputusan Bram yang pergi terlebih dahulu meninggalkan lokasi pesta, semntara mendengar alasan suaminya Dhea juga m

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   315

    Akhirnya di sinilah Dhea, memakai gaun hitam panjang dengan hiasan sulam benang emas, jilbab berwarna emas dan sepatu high heel hitam, pakaian yang dipesan khusus oleh Bram pada disainer busana muslimah terkenal tanah air. Gaun berharga puluhan juta itu rasanya sangat sayang uangnya, tapi demi menghormati suaminya, dia terpaksa memakainya. Memang ada harga, ada rupa, memakai gaun itu, Dhea benar-benar terlihat seperti seorang ratu dengan penampilan elegan, berwibawa dan benar-benar menjadi bintang yang bersinar malam ini. Pesta yang diadakan di sebuah hotel mewah di jakarta ini, tentunya juga menghabiskan budget yang tidak sedikit, untungnya hotel ini salah satu usaha milik Aditama grup. "Halo, Bu Dhea? selamat atas diangkatnya menjadi komisaris utama HG Aditama grup, Semoga perusahaan ini semakin maju dan semakin banyak menyumbang pajak untuk kontribusi terhadap pembangunan bangsa," sapa seorang gubernur DKI dengan senyum yang cerah menyambut kedatangan Dhea. "Wah, terima k

DMCA.com Protection Status