Share

Bab 192. Pernikahan

Penulis: SILAN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-22 12:47:06
Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Udara pagi itu terasa segar, namun bagi Javier, udara seolah dipenuhi dengan ketegangan yang manis. Berdiri di ruang gantinya, ia merapikan tuksedo putih bersih yang melekat sempurna di tubuhnya. Setiap detail tampak serasi, memberikan kesan bahwa ia adalah pria yang siap memulai kembali kehidupan baru dalam hidupnya, sebagai suami dari wanita yang ia cintai.

Javier menatap cermin di depannya, memperhatikan bayangan dirinya. Ada sedikit senyum puas di wajahnya, namun tatapannya segera berubah lembut ketika ia membayangkan sosok Freya.

"Aku ingin melihat seperti apa dia sekarang," gumamnya pelan.

Namun, ketika ia berbalik untuk pergi, langkahnya di hadang oleh David yang tiba-tiba muncul di pintu.

"Hei, hei! Kau mau kemana, Dude?" David bertanya dengan nada menggoda, tangannya terangkat seolah ingin menghentikan langkah Javier.

"Bertemu istriku," jawab Javier tanpa ragu, alisnya sedikit terangkat.

David tertawa kecil, melipat tangannya di dada. "Di
SILAN

Semoga suka :)

| 4
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 193. Menantikan kehadiran bayi

    Pesta pernikahan itu berlangsung singkat, tetapi meninggalkan jejak kenangan manis yang mendalam. Semuanya terasa seperti mimpi yang indah, mimpi yang akhirnya menjadi kenyataan setelah perjalanan panjang yang telah mereka lalui bersama.Kini, Freya dan Javier resmi menjadi suami istri, sebuah status yang melambangkan cinta mereka yang akhirnya menemukan tempatnya.Beberapa hari telah berlalu sejak hari pernikahan. Pagi itu, Freya melangkah keluar dari kamar menuju ruang tamu dengan langkah ringan. Namun, pandangannya segera terpaku pada sesuatu yang baru di dinding. Sebuah foto pernikahan mereka, berukuran besar dan menonjol, tergantung megah di tengah ruangan. Cahaya pagi yang lembut menyinari bingkai foto itu, mempertegas keindahan momen yang diabadikan di sana.Freya terkejut sekaligus terpesona. Foto itu begitu besar, hampir setinggi tubuhnya, memancarkan aura kebahagiaan dari senyuman mereka di hari spesial tersebut. Sebelum ia bisa berkata apa-apa, langkah Javier terdengar mende

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 194. Perhatian Javier

    Kamar yang Javier siapkan dengan sepenuh hati untuk menyambut bayinya sudah selesai. Ia berdiri di tengah kamar, matanya menyapu ruangan dengan rasa puas. Namun, ada satu hal yang masih harus ia lakukan. Tanpa menunda, Javier melangkah keluar dari kamar menuju tempat Freya.Di ruang keluarga, Freya duduk santai di sofa dengan perutnya yang sudah besar, sementara Dylan dan Felix, dua jagoan kecil Javier, sibuk mengobrol dengan bayi yang masih berada dalam kandungan ibunya. Keduanya terlihat sangat antusias menyambut kehadiran anggota keluarga baru."Adik bayi banyak bergerak, Bu! Apa itu berarti dia laki-laki seperti kami?" tanya Felix polos, sambil meletakkan tangannya di perut Freya.Javier mendekat, mengusap kepala Felix sambil tersenyum. "Kau ingin punya adik laki-laki, ya?" tanyanya lembut.Felix menggeleng kecil sambil terkekeh. "Sebenarnya, aku lebih ingin adik perempuan."Javier mengangkat alisnya tinggi, lalu tertawa kecil. "Laki-laki atau perempuan, yang penting adik sehat. K

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 195. Hari yang dinanti

    Keesokan paginya, suasana rumah kembali tenang setelah Javier mengantar Dylan dan Felix ke sekolah. Freya, yang kini memiliki waktu luang, memanfaatkannya untuk berolahraga ringan di ruang gym milik Javier. Meski tubuhnya sudah terasa berat karena kehamilannya, ia tetap ingin menjaga kebugaran agar persalinannya nanti berjalan lancar.Saat melakukan peregangan terakhir, Freya tidak bisa menahan rasa cemas yang perlahan menyelinap. Ia ingat betapa sulitnya proses persalinan sebelumnya, dan ia bertekad untuk tidak mengulanginya. Setelah satu jam, ia memutuskan cukup dan menuju dapur untuk meneguk segelas air dingin.Ketika ia baru saja mengangkat gelasnya, pintu depan terbuka, dan Javier melangkah masuk. "Semalam kau menjanjikan sesuatu padaku. Apa itu?" tanyanya, nada suaranya penasaran.Freya memiringkan kepala, pura-pura tidak mengerti. Tapi beberapa detik kemudian, ia tersenyum penuh arti saat ingatan tentang janjinya semalam ia ingat kembali. "Oh, itu. Tunggu sebentar," jawabnya, m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 196. Kehadiran bayi mungil

    Tiba di rumah sakit, suasana yang awalnya dipenuhi kepanikan berubah drastis. Freya yang sebelumnya menahan rasa sakit luar biasa, kini berjalan santai seolah tak terjadi apa-apa. Javier menatapnya dengan ekspresi tak percaya, alisnya berkerut dalam kebingungan."Bagaimana ini bisa terjadi?" tanyanya, nada suaranya campuran antara heran dan lega.Freya menoleh santai, bibirnya melengkung membentuk senyum kecil. "Sepertinya itu tadi hanya kontraksi awal. Itu biasa terjadi pada ibu hamil, tapi belum tentu tanda aku akan segera melahirkan."Javier menghela nafas panjang, mengusap rambutnya dengan tangan. "Tuhan, tadi aku benar-benar panik setengah mati. Rasanya seperti waktu sudah berhenti."Freya terkekeh kecil. "Kau harus belajar untuk tetap tenang, Babe. Tapi untuk memastikan, sebaiknya kita periksakan ke dokter."Setelah menjalani pemeriksaan, dokter mengonfirmasi bahwa jalan lahir sudah memasuki pembukaan tiga. Itu berarti Freya harus tetap di rumah sakit sampai waktunya tiba. Wajah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 197. Kesempatan

    Kepedulian Javier tak hanya terarah pada bayi mungil yang baru saja lahir, tetapi juga pada Freya. Ia berusaha semampunya untuk memastikan keduanya merasa nyaman dan dicintai. Sebagai bentuk tanggung jawabnya, ia memberikan perhatian lebih, seperti seorang kepala keluarga yang tahu betul pentingnya kebersamaan.Keesokan paginya, suasana rumah sakit perlahan terasa lebih hidup. Dylan dan Felix, dua bocah kecil yang tak sabar bertemu adik perempuan mereka untuk pertama kalinya, sedang dalam perjalanan. Mereka bahkan membawa hadiah berupa boneka kecil yang sudah dipilih dengan penuh antusias."Kapan anak-anak akan tiba?" tanya Freya, sambil mengelus kepala Avery yang tertidur di pelukannya."Sepertinya sekitar siang hari," jawab Javier sambil tersenyum. Ia tengah menggendong Avery yang kini membuka matanya, seolah memperhatikan ayahnya dengan tenang.Beberapa saat kemudian, terdengar suara langkah kaki kecil di balik pintu. Perlahan pintu terbuka, dan muncullah Dylan bersama Felix, merek

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 198. Keharmonisan keluarga

    Setelah dua hari menjalani perawatan di rumah sakit, akhirnya Freya diperbolehkan pulang. Saat melangkah masuk ke rumah, ada sesuatu yang berbeda yang langsung menarik perhatiannya. Beberapa perabotan tampak berganti, memberikan kesan ruangan yang lebih lapang dan elegan. Freya memutar tubuhnya, menatap Javier yang tengah menggendong Avery."Apa yang terjadi di sini? Kenapa terlihat berbeda?" tanyanya heran.Javier tersenyum tipis. "Beberapa barang terlalu memakan tempat, jadi aku menggantinya. Aku pikir kita membutuhkan lebih banyak ruang dengan kehadiran bayi di rumah."Freya mengangkat alis, tampak sedikit terkejut namun tak dapat menyembunyikan senyumnya. Sebelum ia bisa berkata lebih banyak, Javier melanjutkan, "Sekarang, ayo. Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."Dengan penuh rasa penasaran, Freya mengikuti langkah Javier, yang sudah lebih dulu menuju kamar bayi. Saat memasuki ruangan itu, Freya terpana. Semua sudah tersusun dengan rapi, jauh lebih lengkap dari yang terakhir ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 199. Bertemu Viona

    Setelah lima bulan berlalu, dan kehidupan Javier bersama Freya berlangsung dengan harmonis. Tidak ada hal yang perlu mereka khawatir, semuanya baik-baik saja sampia tiba-tiba saat Freya tengah sibuk bermain di halaman belakang bersama anak-anak, Javier datang menghampiri."Babe, bisa bicara sebentar?" seru Javier.Freya menoleh, mengangguk singkat lalu menatap kedua putranya. "Dylan, Felix. Jaga adik kalian, ibu akan kembali sebentar lagi." katanya yang diangguki patuh oleh kedua lelaki kecil itu.Langkah Freya menghampiri Javier dengan tatapan bertanya, tapi sebelum ia bertanya, Javier sudah lebih dulu berkata. "Kau masih ingin bertemu dengan Viona seperti yang kamu katakan waktu itu?"Wajah Freya terlihat senang, "Kamu akan mempertemukan aku dengannya?" tanyanya balik.Tapi berbanding terbalik dengan respon Freya, Javier justru tampak tidak senang. "Dia mungkin tidak berubah, dan masih sama seperti yang kamu kenal dulu. Aku khawatir saat Viona melihatmu, dia akan menyerangmu.""Buka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 200. Beberapa tahun kemudian

    Beberapa tahun kemudian.Seorang remaja berusia tiga belas tahun terlihat sibuk memacu kendaraan bermotornya, di halaman belakang rumah, menerjang tiap rintangan dan membuat kendaraan bermotor itu melayang di udara selama beberapa saat.Teriakan dari sisi jalan terdengar menyemangati, tak lama kemudian kendaraan bermotor yang lain menyusul di belakang, melakukan atraksi serupa seperti motor sebelumnya. Dua kendaraan bermotor menghilang dari pandangan, hanya suara mesin yang terdengar dari kejauhan. Tidak berselang lama, suara mesin kendaraan terdengar mendekat dengan kecepatan tinggi. Secara bersamaan, dua kendaraan itu berhenti di depan seorang gadis kecil berusia enam tahun. "Wow! Kalian luar biasa!" seru Avery sembari mengacungkan kedua jempolnya pada saudara kembarnya.Dylan dan Felix melepaskan helm, rambut mereka berantakan. Setelah memarkirkan motor dan meletakkan helm begitu saja ke tanah, Dylan langsung meraih adiknya ke pelukannya, sementara Felix hanya mengacak-acak rambut

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29

Bab terbaru

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 38

    Malam itu terasa begitu sunyi, hanya suara angin dingin yang berhembus lembut di antara mereka, seperti ikut menyaksikan ketegangan yang memenuhi udara. Avery berdiri kaku, matanya menatap Daniel dengan sorot tidak percaya. Kata-kata pria itu barusan terus terulang di benaknya, menggema tanpa henti. Daniel merindukannya?Ia merasa bingung, hampir tidak bisa memahami maksud semua ini. Bukankah Daniel telah menolaknya dengan mudah musim panas lalu? Lalu, mengapa pria ini datang seakan memberikan kesempatan lagi.Akhirnya, Avery menarik nafas panjang, mencoba menenangkan gemuruh di dadanya. Namun, ketika ia kembali membuka mulut, suaranya terdengar bergetar. “Aku berterima kasih atas semua hadiah yang kamu berikan padaku. Tapi kau tidak perlu melakukannya lagi.”“Avery, aku hanya ingin—”“Berhenti, Daniel!” potong Avery dengan nada tinggi. Ia memalingkan wajah, tidak sanggup menatap mata Daniel yang penuh dengan emosi yang belum pernah ia lihat sebelumnya. “Jangan membuatku berharap akan

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 37

    Melihat Gabriel yang tidak melawan, Daniel segera meraih tangan Avery dan menuntunnya menjauh dari tempat itu. Sentuhan tangan Daniel membuat Avery terkejut, dan meski ia menurut, pikirannya penuh dengan pertanyaan. Bagaimana mungkin pria ini tiba-tiba muncul di sini? Kebetulan? Atau… dia mengikutiku?Ketika mereka sudah cukup jauh dari Gabriel, Avery berhenti dan menarik tangannya dari genggaman Daniel. Pria itu berbalik, menatap Avery dengan sorot bingung."Bagaimana kau bisa tiba-tiba muncul di depanku seperti itu?" tanya Avery dengan nada curiga.Daniel menghela nafas pelan sebelum menjawab, "Kebetulan aku ada pekerjaan di sekitar sini. Dulu saat kita pertama bertemu, kau pernah bilang kalau sekolahmu ada di daerah ini. Tak kusangka, saat berjalan di sekitar area sekolahmu, aku justru melihat sesuatu yang sangat... tidak terduga." Ucapannya terdengar ringan, tapi matanya menyiratkan keseriusan.Avery memandang Daniel dengan ragu, mencoba mencerna jawabannya. Apakah itu benar, atau

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 36

    Semenjak Avery menemukan hadiah saat hari ulang tahunnya di depan pintu apartemen, kini ia justru lebih sering mendapatkan hadiah lain yang tidak ia sangka. Setiap hari, selalu ada setangkai bunga mawar di depan pintu unit apartemen dengan kata yang sama."Untuk Winter Avery."Dan kini Avery semakin bingung dan penasaran, siapa orang yang memberinya hadiah-hadiah itu. Mungkinkah dia orang yang dikenalnya? Atau jangan-jangan adalah Gabriel? Avery menggeleng, ia hampir saja membuang bunga yang ia dapatkan di depan pintunya jika bunga itu dari Gabriel, tapi tangannya berhenti sejenak."Bagaimana kalau ternyata bukan dari Gabriel?" batinnya.Ia menggeleng pelan, akhirnya membawa masuk setangkai bunga mawar itu dan memasukkannya ke dalam vas bunga. Di sebuah meja di sudut ruangan, Avery menatap beberapa kotak dan juga bunga yang sebelumnya dikirim untuknya, semua barang yang dikirim memiliki kata yang sama, yaitu 'Untuk Winter Avery'.Semua barang itu berarti dikirim oleh orang yang sama d

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 35

    Selesai mengikuti kegiatan, Avery dan Nancy berjalan keluar dari aula, berbagi tawa ringan sambil bercanda. Namun, langkah mereka melambat ketika melihat Gabriel berdiri di dekat tangga jalan keluar, bersandar dengan sikap santai yang terlalu mencolok. Senyumnya yang setengah menggoda langsung menarik perhatian, meskipun tidak untuk Avery.“Oh, lihat siapa yang menunggu,” bisik Nancy, menyikut Avery dengan cengiran kecil.Avery hanya mendesah malas. "Aku tidak punya energi untuk meladeni pria itu."Tanpa mengubah ekspresi, Avery terus berjalan melewati Gabriel, mengabaikan pria itu seolah dia hanyalah tiang lampu di pinggir jalan. Tapi, Gabriel tidak menyerah begitu saja.“Avery, aku perlu bicara denganmu,” panggilnya, nada suaranya terdengar tegas namun menggoda.Avery berhenti sejenak, menoleh setengah hati. “Tidak ada yang perlu dibicarakan antara kita,” jawabnya dingin, melanjutkan langkah tanpa menunggu tanggapan.Gabriel mendecih, tapi ia tidak menyerah. Saat Avery hampir mencap

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 34

    Sore itu, Felix dan Avery berjalan berdampingan di sebuah pameran seni. Ruangan itu dipenuhi aroma cat dan kayu halus, suasananya tenang dengan bisikan-bisikan kagum dari para pengunjung yang memandangi karya seni yang dipajang. Avery berdiri mematung di depan sebuah lukisan abstrak yang dominan warna biru dan keemasan, ekspresi anggunnya mencerminkan kekaguman mendalam. Felix yang memperhatikannya dari samping, tak bisa menahan senyum kecil melihat adiknya begitu serius."Ave," panggil Felix, berdiri di sebelahnya. "Kau sudah memutuskan di mana kau akan melanjutkan pendidikan?"Avery menoleh, lalu berjalan perlahan menuju lukisan lain. "Aku akan melanjutkan pendidikan ke New York University. Dan aku tidak akan mengambil cuti setelah lulus. Begitu kelulusan tiba, aku langsung masuk."Felix mengangguk sambil berjalan mendampinginya. "Pilihan yang bagus. Aku mendukung penuh keputusanmu. Tapi, kau sadar kan? Masuk ke NYU tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kau sudah mempersiapkan s

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 33

    Sejak malam itu hubungan Katie dan Felix nyaris tidak ada jarak, sesuai kesepakatan maka setiap kali Felix membutuhkan Katie, maka perempuan itu harus datang memenuhi tugas sampingannya.Tidak terasa, hubungan yang mereka jalani itu sudah dua bulan berlalu. Katie juga sudah mulai aktif melakukan pemotretan perdananya, tak jarang pula ia dan Felix saling bertemu di kantor atau bahkan bercinta di dalam ruang kerja pria itu.Sebuah tindakan yang memalukan jika ketahuan orang lain, tapi baik itu Katie atau Felix tak peduli, mereka hanya saling memuaskan hasrat satu sama lain di manapun dan kapanpun mereka menginginkannya."Kau memanfaatkan tubuhmu dengan sangat baik menggoda orang lain," ujar Felix, ia menekan tengkuk Katie ke meja saat tubuhnya sibuk menghujam area feminim perempuan itu.

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 32

    Suasana mendadak tegang, Katie merasa bingung untuk mengambil keputusan dengan situasi yang tercipta antara ia dan Felix saat ini. Dari tatapannya, Felix berjalan membelakanginya untuk meraih sebuah dokumen yang berisi kontrak perjanjian di atas meja."Ini kontraknya," ucap Felix, nada suaranya tenang, hampir seperti tantangan yang terselubung. Ia menyerahkan dokumen itu kepada Katie. "Baca baik-baik. Jika ada yang tidak kau suka, kau bebas pergi. Pintu apartemenku akan selalu terbuka untukmu... ke luar."Tatapan Katie tajam namun penuh keraguan saat ia meraih dokumen itu. Ia menunduk, mulai membaca setiap halaman. Matanya menelusuri baris demi baris, mencari jebakan yang mungkin tersembunyi di antara kata-kata.Tapi anehnya, tidak ada yang merugikan. Setiap poin dalam kontrak itu terasa masuk akal, bahkan menguntungkan. Meski begitu, ada satu hal yang membuatnya terdiam, lima tahun. Lima tahun adalah waktu yang panjang untuk dihabiskan bersama pria seperti Felix."Jadi," Katie menata

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 31

    Satu minggu berlalu dan Felix belum mendapatkan konfirmasi dari Katie, ia berpikir mungkin gadis itu sudah menemukan pekerjaan di agensi lain. Felix berusaha mengabaikan hal itu, meskipun sangat di sayangkan karena dalam hatinya ia tak bisa membohongi diri bahwa ia rindu suara jeritan Katie saat mereka melakukan hubungan yang kasar itu.Hari ini, setelah menyelesaikan pertemuan bisnis yang memakan waktunya hampir sepanjang pagi, Felix berniat segera kembali ke kantor. Namun, langkahnya terhenti begitu saja ketika ia menangkap sosok Katie di lobi hotel tempat ia melakukan pertemuan bisnis. Tubuhnya membeku sejenak, alisnya berkerut tajam.Katie berdiri santai dengan tangan menyilang di dada, seakan-akan kehadirannya di sana memang disengaja. Saat tatapan mereka bertemu, gadis itu mengangkat dagunya dengan percaya diri."Oh, disini kau ternyata." ucap Katie, kalimatnya seakan perempuan itu memang sengaja menunggunya.Felix mendekat, memasang ekspresi tenang meski di dalam dirinya timbul

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 30

    Felix berdiri perlahan dari kursinya, matanya membeku pada sosok Katie yang baru saja memasuki ruangannya. Untuk beberapa saat, keheningan merayap di antara mereka, hanya dipecahkan oleh tatapan tajam yang saling bertautan.Akhirnya, suara Felix terdengar setelah beberapa saat. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya.Katie memiringkan kepalanya, seolah menyelidik. "Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau ada di tempat ini?" balasnya, dengan nada penuh tantangan.Felix mengangkat satu alis tinggi-tinggi, lalu tanpa tergesa-gesa, ia mengulurkan tangan menunjuk papan nama di ujung meja yang terukir jelas dengan nama dan jabatannya. "Kau tidak lihat? Aku direktur di agensi ini. Jadi, aku yang seharusnya bertanya, kenapa kau di sini?"Katie menatap papan nama itu dengan mata yang melebar, seolah tak percaya. Bagaimana bisa kebetulan yang sangat tidak masuk akal ini terjadi? New York adalah kota besar yang terbentang luas, dari sekian banyak perusahaan yang ada di kota New York, kenapa m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status