Beranda / Rumah Tangga / Papa Baru untuk Anakku / 70. Lily Berhenti Bekerja

Share

70. Lily Berhenti Bekerja

Penulis: A mum to be
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-24 22:08:49

“Maksud Abang apa, hah??” Lily pun berang.

“Jalan, Pak,” titah Keenan pada sang sopir. Setelahnya dia melirik Lily dan tersenyum penuh dengan kemenangan.

“Aku tetap akan kerja.”

“Lakukan sesuka hatimu. Aku akan berbuat lebih mencolok lagi daripada yang tadi,” tukas Keenan yang sama sekali tak pernah mau kalah dalam kamus hidupnya.

Tak seperti dugaan Lily kalau mereka akan langsung ke rumah. Ternyata sang sopir menghentikan lanju kendaraan di depan gedung besar bertuliskan PT. Alexander Group. Dia pun terhenyak sesaat. Meskipun belum pernah ke sana, tetapi dia tahu bahwa tempat tersebut adalah pusat kantor induk utama di segala bidang industry terkenal. Tentunya di kota Medan.

“Mau apa kita ke sini?” tanya Lily begitu pintu di sebelah Keenan dibukakan oleh sopir.

Suami tampannya itu tersenyum. “Aku masih harus bekerja hingga jam lima sore nanti.”

“Tapi aku harus pulang,” desak Lily tak mau ikut keluar.

“Aku sudah bicara dengan Farel bahwa kau akan pulang bersamaku. Sepert
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Papa Baru untuk Anakku   71. Kejutan Untuk Lily

    Empat hari setelah Lily tidak lagi bekerja benar-benar membuat rumah terasa bewarna. Tak hanya Farel, Keenan pun juga ikut kecipratan kebahagiaan serupa. Pulang disambut dengan wajah canti dan anak yang ceria membuat lelahnya seolah sirna dalam sekejap. Sebuah potret keluarga yang sangat ia impikan. Hari ini adalah ulang tahun sang istri. Sudah beberapa hari dia dan Farel berencana membuat kejutan sederhana. Sengaja bersikap arogan dan dingin demi membuat Lily dongkol. Ada hal lain yang ingin Keenan utarakan, yakni mengungkapkan isi hatinya. Berharap selanjutnya kehidupan mereka akan tetap bahagia seperti sekarang.“Kau mengagetkanku, Bagas!” ketus Keenan yang ketika mendongak melihat wajah sang asisten yang sudah berdiri di depannya.“Maaf, Tuan. Saya hanya menyerahkan ini,” kata Bagas sambil menunduk. “Semua pekerjaan sudah rampung. Waktu Anda bebas setelah makan siang.”“Terimakasih.”“Apa??” Bagas kaget ingin memastikan pendengarannya. Bar

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • Papa Baru untuk Anakku   72. Kedatangan Mantan Suami

    "Orang tua?""Tidak, Tuan. Pria itu ... perkiraan saya usianya seperti Anda," jawab sang petugas keamanan tersebut.Keenan mengerutkan dahinya sejenak sambil berpikir. Dia pun lekas merogoh ponsel untuk mengamati orang yang mereka bicarakan lewat pengamatan dari CCTV. "Mau apa dia kemari?" Keenan menggeram lalu melirik ke arah Lily yang tengah tersenyum tak jauh dari tempatnya sekarang. "Bagaimana, Tuan?""Kau tunggulah di sana. Aku akan ajak Lily secepatnya," ucap Keenan. Sial. Di saat dirinya sedang berusaha untuk memulai hubungan yang baru, gangguan malah datang. Keenan kini duduk di samping Lily sembari mendengar celotehan Farel yang tidak pernah berhenti sedari tadi."Ini semua aku dan Papa yang merencanakan. Iya 'kan, Pa?" kata Farel yang tampak sumringah.Keenan menjawabnya dengan anggukan kepala sambil mengulum senyum. Setelah sang bocah fokus pada yang lain, dia pun berbisik ke telinga Lily. "Ada yang mau bertemu denganmu."Lily tertegun sejenak. Dari tatapan mata Keenan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Papa Baru untuk Anakku   73. Kebenaran Yang Baru Terungkap

    Keenan bisa saja melarang atau bahkan mengusir pria itu seperti kemarin. Namun, dia tak mau melakukannya. Tahu bahwa cepat atau lambat keduanya pasti akan bertemu juga. Terlebih ada Farel yang menjadi jembatan mereka untuk tetap saling terhubung. Jadi hal yang paling mungkin ia lakukan adalah membiarkan semua terjadi. Tak bisa dipungkiri bahwa dia sedang gelisah membayangkan akan seperti apa pembicaraan Lily dan sang mantan suami. Bukankah tadi dia sempat mendengar adanya kesalah pahaman di antara mereka? Hatinya tidak sedang baik-baik saja sekarang.“Tuan, apa Anda sakit?” tanya Bagas yang sejak tadi memperhatikannya.Keenan menggeleng pelan. Dia malah balik bertanya, “Bagaimana? Apa tadi malam kencanmu lancar?”“Begitulah.” Sang asisten mengulum senyumnya. Keenan pun mengangguk sejenak. “Maaf kalau saya sudah lancang. Apa ada sesuatu yang terjadi? Hemmm … Maksudnya karena itu Anda tak jadi ke hotel mengajak Nyonya dan menyuruh saya yang ke sana?”“Di duni

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • Papa Baru untuk Anakku   74. Takdir Memang Tidak Ada Yang Tahu

    “Mas?”“Sumpah, Sayang. Mas masih mencintai kamu. Jadi bagaimana bisa ada wanita lain? Apalagi menikahinya?” jelas Adrian dengan sungguh-sungguh. Dia bahkan tanpa sadar sudah menggenggam tangan Lily. Hingga wanita itu yang perlahan melepaskannya.“Farel sebentar lagi pulang,” kata Lily usai melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. “Aku … pamit dulu.”“Lily, tunggu!” Mantan istrinya itu menoleh pelan. “Mas akan di Medan selama satu minggu. Semoga Mas bisa ketemu Farel secepatnya.“Iya,” jawab Lily singkat.“Apa … kamu bahagia dengannya?” tanya Adrian lagi.“Mas enggak perlu tanyakan itu. Urusan kita sekarang hanya tentang Farel,” kata Lily mengingatkan. Setelahnya dia berjalan setengah berlari ke luar dari cafe. Lantas segera menyuruh sang sopir mengemudikan mobil menuju sekolah sang anak. Tak mungkin dia meledakkan perasaan saat ini. Ada hati Farel yang harus dijaga. Jadilah dia berusaha untuk terlihat baik-baik saja di depan putranya te

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • Papa Baru untuk Anakku   75. Keenan Bisa Merajuk

    Keenan mengangguk. Di luar dugaan. Wajah Lily langsung berubah ceria. Seolah lupa kalau dirinya sedang sakit saat ini.“Makasih ya, Bang,” katanya mirip Farel yang sangat senang begitu permintaan dikabulkan. Hanya saja tak ada kecupan sebagai symbol ucapan tersebut di bagian akhir.“Kau mau ke mana?” decak Keenan kemudian. Dia menahan tangan Lily yang hendak menyibak selimut yang menutupi sebelah kaki istrinya itu.“Mau ke kamar Farel.”“Dia sedang tidur siang. Kau jangan menganggu.” Lily terdiam sejenak lalu akhirnya menurut juga dengan menggeser tubuhnya ke arah tepi ranjang. Suasana jadi canggung mengingat dia yang tadi sempat mencurahkan isi hati pada Keenan.“Maaf ya, Bang. Aku mungkin asal bicara tadi,” gumam Lily setelah ada jeda sekitar lima menit dari percakapan mereka tadi. “Lupakan saja. Anggap aku sedang mendongeng.”“Aku tak menyangka jika otamu dangkal,” ucap Keenan yang membuat Lily seketika berdecak.“Maksudnya … bagaimana?”“Kau terlalu naif karena menye

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • Papa Baru untuk Anakku   76. Jalan-Jalan Di Malam Hari

    Alhasil mereka tiba di salah satu mall kawasan Jalan Gatot Subroto kota Medan. Itupun karena Lily tak tega melihat Farel yang tampak ke laparan.“Kita mau makan di mana?” tanya Lily pada Keenan yang masih memasang wajah kecutnya.“Terserah.”Farel menunjukkan cengiran kudanya ketika ditatap oleh sang mama. Lantas menggeleng ketika ditanya hal sama.“Ya udah. Kita ke restoran seafood aja ya yuk.” Lily menggamit tangan Farel di sebelah sisi kanannya. Sementara untuk Keenan di bagian kiri. Wanita itu berdecak pelan karena seolah merasa sedang membawa dua bocah lelaki saja. Tanpa dia tahu bahwa si paling dewasa di antara mereka tengah mengulum senyum.“Aku mau udang kepiting saus tiram ya, Ma,” ucap Farel cepat.“Oke, Sayang.&rdqu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-27
  • Papa Baru untuk Anakku   77. Posisi Canggung?

    “Bagaimana di dalam sana, hemm?”“Seru dong,” jawab Farel yang sedang dipasangkan jaket oleh Keenan. “Aku sekali sekali. Makasih ya, Ma, Pa.”Keenan mengangguk cepat, sedangkan Lily masih sibuk mencari kian kemari pria yang tadi berbicara dengannya. Ada kelegaan yang hadir karena dia tak terlihat oleh sang putra.“Hei,” katanya yang baru saja menoleh setelah beberapa detik. Lily mengusap pelan area pelipisnya yang tadi keringat dingin.“Mama mencari siapa?”“Oh, hemm … tadi ada teman mama. Sepertinya dia buru-buru jadi tidak sempat pamit,” kilahnya sambil tersenyum. Lily berjalan di samping Keenan yang sudah menggendong Farel di pundaknya. Ketiganya kini melangkah menuju area parkiran. Barulah sang suami perlahan menurunkan si bocah.“Kau tidurlah. Nanti kalau sudah sampai

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-27
  • Papa Baru untuk Anakku   78. Dipijat Istri

    Lily membolakan matanya begitu melihat Keenan yang meringis kesakitan. Apalagi ketika priitu membalikkan punggungnya lalu memperlihatkan beberapa benjolan kecil yang terasa gatal.“Kenapa Abang enggak bangunin aku?” tanyanya dengan suara lirih.Keenan tidak menjawab. Dia hanya menggaruk bagian lengan yang memerah akibat gigitan nyamuk tadi malam. Di saat yang sama pula Farel terbangun akibat mendengar suara perbincangan keduanya.“Papa kenapa?” tanyanya begitu melihat sang papa yang tampak tersiksa.“Papa digigit nyamuk, mungkin … masuk angin juga,” gumam Lily menjawab pertanyaan anaknya. Alhasil dia pun buru-buru ke dapur setelah itu. Bukan untuk memasak sarapan seperti niatan semula, tetapi membuat wedang jahe sebagai pertolongan pertama.“Ya ampun,” decak sang bibi yang mendengar cerita dari Lily. “Kenapa kamu enggak bangunin kami sih? Kasihan suamimu.”“Pasti alasannya enggak tega. Begitu?” cecar paman yang malah ikut-ikutan menyalahkan keponakannya sen

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28

Bab terbaru

  • Papa Baru untuk Anakku   141. Keluarga Yang Hangat (TAMAT)

    “Maafkan aku karena telah membuatmu hamil.” Pernyataan barusan membuat Lily yang tengah kesakitan sontak tertawa. Tak pelak sopir yang juga ikut mendengarnya terbahak tanpa sadar. “Abang?” rengek Lily di sela-sela kontraksi yang memelan sekejap. “Enggak pa-pa. Aku bisa. Jangan cengeng dong. Anak kita mau lahir. Masa’ papanya nangis.” “Iya, Tuan. Harus semangat supaya Nyonya kuat lahirannya.” Sang sopir juga tak mau kalah memberikan dukungan. “Kalian benar.” Keenan menyeka cepat air matanya yang sudah membasahi pipi. “Aku harus mendampingimu di ruang bersalin nanti. Kalau dokter melihatku lemah, mereka tidak akan mengijinkanku masuk.” Lily tersenyum mendengar ucapan suaminya. Tak berapa lama mobil pun tiba di tempat tujuan. Keenan pun memekik dari arah luar agar para petugas menyiapkan kursi roda untuk istri tercintanya. Seorang bidan yang kebetulan bertugas shift sore memeriksa jalan lahir Lily. Lantas mengatakan, “Ini masih pembukaan sembilan lebih. Sebentar lagi waktunya ber

  • Papa Baru untuk Anakku   140. Menjelang Persalinan

    “Hai, Tante!” sapa Farel sembari melambaikan tangannyan ke arah Lisna. Bocah polos itu bahkan sudah bergerak untuk salim pada wanita yang ada di depan mereka. Lisna pun mengangguk sambil tersenyum. “Kau sudah semakin besar ya.” “Iya dong,” sahut Farel cepat. “Aku juga mau punya adik.” “Ya.” Lagi-lagi Lisna hanya bisa mengangguk saja. Dia pun menoleh pada Lily lalu berkata, “Selamat ya atas kehamilannya.” “Terimakasih.” Kali ini Keenan yang menjawab dengan sorot mata tidak bersahabat. Dia masih menyimpan amarah atas perbuatan Lisna kala itu. “Maafkan aku.” “Sudahlah. Jangan dipikirkan lagi,” kata Lily yang kini sudah tersenyum manis. “Kamu apa kabar?” “Aku … baik.” Tak lama setelah itu mereka mendengar nama Lisna yang dielukan oleh seseorang. Semuanya sontak menoleh. “Sayang, kamu di sini?” Dimas. Pria tersebut terlonjak kaget begitu melihat tiga orang yang sekarang bersama Lisna. Dia pun jadi salah tingkah. “A-aku dan Dimas —” “Bulan depan kami akan tunangan,” potong Dima

  • Papa Baru untuk Anakku   139. Lily Yang Manja

    Farel sangat bersemangat bercerita dengan Adrian tentang kabar janin yang dikandung oleh sang mama. Dia bahkan sama sekali tak menggubris kue dan camilan yang disediakan di atas meja. Seperti biasa. Suaranya selalu mendominasi di antara para orang dewasa.“Wah. Papa turut senang karena sebentar lagi kamu mau jadi seorang kakak.” Adrian merespon dengan kuluman senyumnya. Lantas dia menoleh ke arah Lily yang tengah mengusapi perut buncitnya. Jujur kalau memang sampai sekarang rasa cinta itu masih belum memudar.“Ya sudah. Papa antar kau ke atas untuk bersiap-siap ya.” Keenan bangkit dari duduknya lalu menggamit tangan Farel. Meninggalkan Lily bersama Adrian yang masih berada di ruang tengah. Suasana berubah menjadi hening. Hingga kemudian Adrian memilih untuk berbicara terlebih dahulu. Dia tersenyum getir menyaksikan sang mantan istri yang kini sedang berbadan dua.“Selamat ya untuk kehamilan kamu.”“Makasih, Mas.” Lily mengangguk sambil tersenyum. “Jangan lu

  • Papa Baru untuk Anakku   138. Persiapan Tujuh Bulanan

    “…, ya. Dia laki-laki seperti dirimu.”“Laki-laki?” ucap Farel mengulang pernyataan sang dokter. Pria berjas putih itu mengangguk singkat sambil tersenyum.“Kau senang?” tanya Keenan yang dilangsung diiyakan oleh Farel tanpa jeda.“Aku punya teman. Yeay!!” soraknya lagi. Setelahnya dokter pun menginformasikan pendidikan kesehatan tentang kehamilan pada Lily dan Keenan. Kini pasangan suami istri tersebut saling menggenggam sembari tersenyum penuh.“Usia kehamilan Anda sudah masuk 22 minggu. Semoga prediksi jenis kelamin tetap tidak berubah ya.”“Kalaupun adikku perempuan tidak masalah,” celetuk Farel masih dengan keceriaan yang sama. “Nanti aku bisa minta papa untuk—”“Sayang?” potong Keenan cepat. “Tali sepatumu terlepas.” Atensi bocah usia empat tahunan itu pun teralihkan. Beruntung percakapan tadi tidak berlanjut. Kalau tidak bisa dipastikan bahwa Keenan dan Lily akan merasa malu. Tahu bahwa anak mereka tersebut mengutarakan hal yang menggelikan.“Makanya

  • Papa Baru untuk Anakku   137. Detak Cinta

    “Aku mau adik laki-laki,” ucap Farel ketika keluarga kecil mereka baru saja beristirahat usai berjibaku di dalam kolam renang. Matanya berbinar ketika ikut meletakkan tangan di perut buncit sang mama. “Sepertinya kau yakin sekali,” goda Keenan yang kini sudah menempelkan telinga di bagian sisi perut yang lain. Pria itu mengerjap ketika merasakan sesuatu menendang dari dalam sana. Membuat dia dan Farel terkekeh serempak lalu sibuk berdebat tentang jenis kelamin calon anggota keluarga baru mereka tersebut. “Tuh ‘kan? Dia bilang kalau akan menjadi temanku bermain badminton nanti.” Kali ini Farel justru merasa sangat percaya diri dengan tebakannya. Sementara Lily hanya tersenyum sembari mendengar dua pria beda usia yang dicintainya itu berdebat terus-terusan. Pemandangan indah yang sudah lama ia dambakan sejak jauh hari. Tak lama kemudian dirinya menyingkirkan tangan mereka dan bersiap hendak bangkit dari kursi. “Ma, katakan kalau adikku laki-laki,” rengek Farel yang ham

  • Papa Baru untuk Anakku   136. Jangan Jadi Ayah Seperti Daddy

    “Om minta maaf ya.” Namun, Keenan masih membungkam mulutnya. Sama sekali tak menggubris permintaan maaf dari pria paruh baya tersebut. Sementara Lily yang memang gampang sekali kasiha menatap wajahnya dengan iba.“Bang, kasihan sama Dokter Faisal.” Lily meremas lembut telapak tangan suaminya agar respon. Barulah Keenan berdecak pelan lalu menoleh ke arah tamu yang tak diharapkannya itu.“Om tidak salah apa-apa.”“Iya, Nak, tapi Lisna—”“Itu tidak ada sangkut pautnya dengan Om,” tegas Keenan dengan rahang yang sudah mengetat. “Dari dulu Om selalu menutupi kesalahannya. Memanjakannya dan selalu jadi tameng. Lihatlah sekarang! Dia bahkan hampir menjadi seorang pembunuh. Untungnya janin di kandungan istriku bisa selamat.”“Lily hamil?” Dokter Faisal semakin merasa bersalah.“Ya.” Keenan lantas menatap kesal dokter kepercayaan keluarganya itu. “Sebenarnya aku ingin melaporkannya pada polisi, tetapi gagal karena istriku yang mencegah. Jadi sebagai gantinya aku mohon dengan san

  • Papa Baru untuk Anakku   135. Masih Lima Minggu

    Keenan kehilangan suaranya begitu menyadari apa yang terjadi. Pria itu terus memeluk Lily sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Tak pelak melabuhkan kecupan kecil di area wajah wanitanya tersebut. Sementara Bagas sesekali menoleh ke belakang. Berusaha memacu kendaraan yang saat ini ia kemudikan sendiri agar bisa berjalan lebih cepat lagi. Jika dia ada di posisi sang tuan sekarang, mungkin juga akan berlaku sama. “Tuan Keenan??” “Lakukan yang terbaik untuk istriku!!” Semua petugas yang ada di ruangan IGD rumah sakit itu bergerak cepat menangani Lily, sedangkan Keenan sibuk mondar-mandir tak karuan. Dia merasa sesak sekaligus menyesali apa yang telah terjadi. Menyalahkan diri sendiri karena keadaan istrinya sekarang. Dua jam kemudian … &n

  • Papa Baru untuk Anakku   134. Wanita Gila

    “Dua kali dia menemuiku. Mengajakku bekerja sama untuk menghancurkan pernikahan kalian.”“Aku tidak percaya.”“Ck. Itu urusanmu. Aku hanya berharap semoga Lily baik-baik saja karena kalau benar wanita itu yang menculiknya, maka habislah sudah.” Percakapan tadi masih terngiang di telinga Keenan. Sekarang dia sudah tidak sabar untuk kembali ke Medan. Beruntung Bagas bisa menyediakan jet pribadi sehingga memudahkan pergerakan mereka tiba di sana dengan cepat.“Saya sudah menghubungi orang suruhan kita untuk mengawasi Nona Lisna,” kata Bagas yang baru saja memutus panggilan lewat ponselnya sebelum kendaraan pribadi itu terbang. “Kita akan langsung dapat kabar begitu sampai di Medan.”“Good,” gumam Keenan yang segera memasang kaca mata hitamnya. “Bagaimana dengan Dimas? Kau juga suruh orang untuk mengawasinya ‘kan?”“Iya, Tuan.” Keenan mengembuskan napasnya dengan keras. Benar-benar tak sabar ingin membuktikan tudingan Adrian tadi. Kalau memang apa yang dikataka

  • Papa Baru untuk Anakku   133. Mencurigai Adrian

    “Tidak!” tolak Keenan cepat. “Aku yakin dia yang menculik Lily.”“Kau gila ya?” Lisna pun geleng-geleng kepala.Keenan menatap tajam Lisna. “Atau kaulah orangnya! Oh ya. Aku pernah melihatmu berbicara dengan Adrian. Kalian mungkin sudah bekerja sama. Jawab, Lisna!!” Pria yang sudah frustrasi itu hendak melayangkan satu pukulan lagi ke wajah Dimas, tetapi sang daddy dan Bagas lebih dulu menahan tubuh kekarnya. Membuat dia jadi terhalang oleh keduanya.“Hentikan!” sentak daddy-nya lagi. “Bukan begini caranya bertindak. Kamu harus berpikir dengan kepala dingin. Kenapa jadi malah brutal??”“Lily itu istriku, Dad!” tukas Keenan dengan perasaan yang campur aduk. “Aku bisa gila karena kehilangan dia. Apalagi saat ini dia sedang … agh!! Dia lagi sakit. Bagaimana dia sekarang? Apa dia baik-baik saja? Tidak ada yang tahu ‘kan?”“Kami mengerti perasaanmu. Tenanglah sebentar,” bujuk daddy-nya. Waktu makan malam sudah lewat sejak beberapa jam yang lalu. Namun, Keenan ma

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status