Saat ini Lidya sudah tidak berdaya lagi. Dia tidak bisa melakukan perlawanan karena dia takut anak buahnya Johnny akan kembali menyiksa Garry yang berada di ruangan sebelah, karena itu, saat Johnny mendekatinya, Lidya tidak bisa melawan.Lidya hanya bisa mundur-mundur ke belakang hingga tubuhnya menempel di jendela kaca.Saat ini, Johnny tiba-tiba mendengar suara handphone miliknya berdering, sehingga Johnny langsung mengambil handphone-nya dari balik sakunya, membalikkan tubuhnya dari posisi sebelumnya dan mulai menelepon.Lidya menyingkap gorden jendela kaca di belakang tubuhnya. Lidya menggunakan kesempatan ini untuk berusaha mencari pertolongan.Saat ini, di kejauhan sana Lidya melihat speedboat yang di luar yang sebelumnya hanya satu, kini sudah ada 2 speedboat yang terlihat berdekatan dan ada beberapa orang yang berdiri di salah satu speedboat itu dengan seorang di antaranya kelihatan sedang menatap ke arah kapal di mana Lidya berada saat ini.Tapi orang itu sangat jauh. Wajahny
“KEN … KEN …” Lidya berteriak kencang saat dia sadar kalau lelaki yang sedang bergelantungan dengan tali untuk naik ke atas helikopter itu adalah Ken.Tapi, sayang. Ken sudah lewat dan tak terlihat lagi. Lidya menangis dan terus berteriak. “KEN TOLONG AKU, KEN. MAAFKAN AKU, KEN. MAAFKAN AKU YANG TELAH MENGECEWAKANMU. HUUHUHU.”Lidya menunggu. Lidya berharap Ken sudah sempat melihatnya dan akan menjatuhkan diri di atas kapal ini untuk menolongnya. Lidya menunggu sambil menangis karena dia tahu, kalau Johnny kembali ke kamar ini, maka, kemungkinan Lidya akan dipaksa untuk melakukan apa yang diinginkan oleh Johnny.Setelah itu, bermenit-menit Lidya menunggu, hingga akhirnya pintu ruangan ini dibuka dari luar hingga terdengar bunyi yang keras.**Saat Ken bergelantungan dengan tali helikopter, Ken langsung naik ke atas dengan cepat. Dia terlalu fokus untuk naik ke atas sehingga Ken tidak memperhatikan kapal yang tadi dia lihat.Akhirnya, Ken sampai di atas helikopter dan langsung duduk se
Pintu terbuka dari luar. Lidya langsung ketakutan. “Dia datang. Dia akan segera memperkosaku. Huhuhu,” batin Lidya yang ketakutan akan Johnny.Tapi ternyata yang masuk ke dalam ruangan ini adalah Gerry yang diantar oleh dua orang anak buahnya Johnny. Setelah itu, dua anak buahnya Johnny itu langsung mendorong Gerry ke dalam ruangan ini dan cepat-cepat keluar serta menutup dan mengunci pintu dari luar.Gerry langsung berdiri, mendekati Lidya dan berkata, “kakak tidak apa-apa, kan?”“Aku tidak apa-apa. Dia belum sempat menyentuhku. Ada telpon masuk dan dia langsung pergi.”“Iya. Dia pergi karena ada beberapa rekannya yang datang. Menurut pembicaraan anakbuahnya, dia sedang menghadapi masalah. Saham-saham yang dia serta rekan-rekannya pegang lagi terjun bebas dan mereka sedang sibuk mengatasi hal itu.”Lidya jadi senang mendengar itu. “Baguslah. Mudah-mudahan dia sibuk terus sehingga tidak mendekatiku hingga pertolongan datang.”“Kalau dia datang lagi, aku akan membelamu, kak. Dia harus
dSementara itu, di tempat lain, saat Lidya masih memikirkan Ken, tiba-tiba, pintu kembali terbuka dan beberapa orang anak buahnya Johnny nampak masuk ke dalam.Gerry langsung berdiri. Dia tidak gentar sekalipun sebelumnya sudah sempat dipukul oleh anak buahnya Johnny ini. “Kalian mau apa. Hah? Langkahi dulu nyawaku kalau kalian mau membawa kakakku!” Gerry mengepalkan tangannya, bersiap untuk memukul lawan.Tiga anak buahnya Johnny langsung menangkap Gerry. Gerry berusaha berontak tapi tenaganya tidak mampu melawan 3 orang bertubuh besar ini.“JANGAN SAKITI DIA!!!” teriak Lidya.“Jangan khawatir, nona. Kami tidak akan menyakiti adikmu,” kata salah seorang anak buahnya Johnny sambil mengikat kedua tangan Gerry ke belakang sehingga Gerry tidak berdaya lagi.“Bos kami meminta nona untuk naik ke atas,” kata anak buahnya Johnny yang lain sambil menunjukkan sebah pisau yang dia dekatkan ke tubuh Gerry.“Baiklah. Aku ikuti mau bos kalian. Tapi, ingat, jangan sakiti adikku,” tegas Lidya.“JANG
Johnny berdiri dan berkata kepada anak buahnya. “Ikat adiknya disitu. Jangan sampai lepas. Kemudian, kalian semua keluar dari sini.”Anak buahnya Johnny mengangguk. Mereka semua mulai keluar dari ruangan ini. Hanya ada seorang yang mengambil tali untuk tambah mengikat tangan Gerry dan mengaitkan tali itu di sejenis pipa besi agar supaya Gerry tidak bisa kemana-mana.Setelah beres, semua anak buahnya Johnny langsung keluar dari ruangan ini, tidak ada satu pun yang masih berada di dalam ruangan ini.Walaupun semua anak buahnya Johnny itu pergi dengan patuh tapi, ada kekecewaan di hati mereka karena mereka tahu kalau bos mereka dengan dua teman bos mereka, akan segera disuguhi dengan pemandangan istimewa, yaitu pemandangan tubuh polos Lidya, sesuatu yang tidak bisa mereka lihat karena mereka diusir dari ruangan ini.“Kenapa anak buahmu tidak kamu ijinkan melihat?” tanya si pria berkacamata kepada Johnny.“Jangan. Kalau mereka gak bisa nahan nafsu, terus mereka melawan aku, gimana, hah?”
"Ayo buka!" teriak Johnny sambil mendelik ke arah Lidya."Jangan kak! Biarkan aku mati, kak," teriak Gerry.Lidya menangis. Sekarang ini dia tidak punya pilihan lain. Sekalipun Gerry memberontak dan bilang kalau Lidya tidak boleh melakukan itu, tapi Lidya tidak bisa mengikuti kata-kata Gerry itu.Nyawa adiknya berada di tangan Lidya. Lidya tidak mau melihat adiknya dibunuh, karena itu, setelah menghela nafas berat dia mulai bersiap untuk membuka bajunya.Si kepala plontos yang bernama Fang mulai bersorak-sorak. "Hahaha. Walaupun saham kita sedang terpuruk dan kita belum bisa menghubungi Master Wing, tapi kita punya hiburan di depan mata. Hahaha."Kata-kata dari Fang itu membuat Lidya tidak jadi membuka bajunya."Kenapa kamu tidak membuka bajumu, hah? Apa kamu ingin aku membunuh adikmu?" Hawa membunuh kini sudah terlihat di wajah Johnny, dia betul-betul ingin membuktikan ancamannya."Begini, aku bisa menghubungi Master Wing. Bukankah itu yang kalian inginkan?"Mendengar kata-kata Lidya
"Nampaknya orang-orang yang tadi yang terus menghubungi akun Master Wing-ku. Hmmm.” batin Ken.Ken mulai melihat ke layar handphone miliknya. Dia melihat notifikasi di layar handphone yang menunjukkan kalau ada email baru yang masuk . E-mail prioritas seperti sebelumnya. Ken berpikir untuk menerima email ini dan mengatakan kepada mereka kalau dia tidak bisa menolong orang-orang yang menghubunginya ini.Baru saja Ken akan membuka emailnya, terdengar bisikan dari Kurt, “tuan muda, sang kaisar ingin tuan muda untuk fikus dulu pada apa yang akan disampaikan sang kaisar.”Mendengar bisikan Kurt itu, Ken langsung menyimpan handphone-nya dan menatap ke arah Alvin. “Bagaimana, opa?”“Besok pagi akan ada rapat umum pemegang saham lagi. Kamu harus hadir karena aku akan menetapkan kamu sebagai presiden direktur Diamond Group. Mengerti?” tanya Alvin.Sementara itu, di balik pintu belakang panggung yang masih terbuka, ada Joune yang tengah mengintip untuk mendengar akan apa yang terjadi di ruang k
“Itu berarti aku akan memberitahu cucuku sendiri tentang kelicikan yang kau lakukan untuk memisahkan dia dan pacarnya. Iya kan? Aku tidak mau!” tegas Alvin sambil mengintip dari balik tubuh Kurt yang menghalanginya dari Ken.Saat ini, Ken sudah menuju ke arah pintu keluar dari ruangan kekaisaran ini.“Tapi ini cara satu-satunya untuk membawa Tuan Muda Ken kembali ke Diamond Group, sang kaisar. Ingat, sang kaisar sendiri yang bilang padaku kalau Tuan Muda Ken itu sangat potensial untuk membuat Diamond Group semakin besar. Iya kan?”“Iya, sih. Ken memang memiliki potensi besar. Tapi … aku tidak mau mengakui kecuranganku di hadapan cucuku sendiri.”“Tapi ini cara satu-satunya untuk menarik Tuan Muda Ken kembali ke perusahaan ini. Sang kaisar harus melakukan ini sekarang, sebelum terlambat.” Kurt menoleh ke arah belakang dan dia melihat kalau Ken sudah melangkah keluar dari ruangan kekaisaran ini. Kurt tidak lagi berbisik saat dia melihat Ken sudah pergi.“Sebelum terlambat, kenapa?” tany
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv