“K—Kau … apakah kau sudah melakukan perjanjian dengan iblis?” Anika mempertanyakannya ke Lenita. Sambil melesat maju ke Anika, Lenita berseru, “Bukan urusanmu, brengsek!” Lenita melepaskan energi besar kegelapan untuk dihantamkan ke Anika. Namun, Anika sudah bersiap dengan mudra di tangannya yang mengeluarkan cahaya putih membentuk perisai. Dhaarr! Ledakan terdengar dan Anika terpental jauh. Lenita masih tetap di tempatnya sambil menyeringai lebar melihat Anika berhasil didorong belasan meter. “Uhuk!” Anika terbatuk sambil memuntahkan seteguk darah. Mata Juna tertuju cepat ke istri tercintanya dan melihat Anika memuntahkan darah. “Nik!” Juna berseru dan melesat ke arah Anika berada yang jauhnya ratusan meter darinya. “Kau pikir kau hendak ke mana, huh?” Lexus bergegas menghadang di depan Juna sambil memberikan tembakan energi kegelapannya. Mendapat serangan Lexus, Juna terpaksa menghindarinya dengan cukup susah payah. “Mas, jangan ke sini! Aku baik-baik saja!” Anika berseru
“Iblis golongan … Arkha?” Narendrarana sampai terbengong di tempatnya melayang. Saat ini, para Arkha, iblis yang menyatakan dirinya bekerja untuk Sang Pencipta semesta, sudah mulai membantai iblis-iblis yang tadi menyerang Narendrarana. “Jadi … iblis jenis seperti itu …. ternyata benar-benar ada?” Narendrarana masih termangu di tempatnya. Dia teringat akan ucapan dari salah satu dewata yang menyatakan adanya golongan iblis yang baik dan tidak sejahat iblis pada umumnya. Awalnya, ketika Narendrarana mendengar itu, dia tak ingin memercayainya. Baginya, semua iblis pastilah jahat dan terkutuk. Namun, apa yang terhidang di depan matanya kini sungguh memukul kesadarannya. Mereka, sesama iblis, saling menyerang dan membantai. Hanya saja, yang dapat terlihat jelas yaitu bahwa iblis golongan Arkha ternyata kekuatannya jauh melebihi iblis jahat yang mengepung Narendrarana tadi. “Hei, tengkorak! Apa kau hendak terus-menerus bersembunyi seperti perawan desa begitu, heh?” seru salah satu i
“Siapa sebenarnya kamu?” Lenita mendadak saja merasakan adanya sinyal bahaya yang menghampiri dirinya ketika melihat transformasi dari Anika. Wajar saja jika Lenita terheran dan bingung dengan yang terjadi dengan Anika di depan matanya. Saat ini, tubuh Anika sepenuhnya diselubungi cahaya yang membentuk sosok baru. Ketika Juna menoleh ke arah istrinya, dia terkejut dengan perubahan Anika, tapi dia tidak merasakan adanya bahaya dari sana. “Nik … apakah dia … dia ….” Meski wajahnya tidak banyak berubah dari Anika biasanya, namun matanya lebih tajam bercahaya dengan penampilan yang seperti ksatria wanita Jawa yang banyak dikisahkan di cerita epos semacam Srikandi. Di tempat tak jauh dari situ, Narendrarana tersenyum menatap ke Anika yang sedang bertransformasi. “Akhirnya kamu terbangkitkan juga, Dewi Salwapadmi.” Pakaiannya yang sudah ternoda darahnya di sana dan sini, kini secara perlahan menghilang, berganti dengan yang baru. Yang membuat unik penampilan ksatria wanita Jawa kuno
“Hmh!” Anika mendengus keras sekali lagi.Wuuzz!Zebb!Anak panah cahaya kedua dari Anika sudah menancap ke kepala Lenita, sehingga pudar sudah tubuh iblis Lenita, kembali menjadi tubuh manusia biasa.“A—Arrkkhh ….” Lenita tak berkutik lagi dan terhenti di udara, membeku, tak mengira dirinya akan berakhir seperti itu. Bukankah dia sudah diberi kekuatan oleh iblis? Kenapa tak bisa menang? Apakah iblis hanya memberikan secuil saja kekuatannya dan bukan seperti yang dia pikirkan?Sebelum Lenita selesai bertanya-tanya di hatinya, segera saja, ada grim reaper berjubah hitam yang menyambar tubuhnya dan mereka pun menghilang dari medan perang.“Hm.” Anika menggumam pelan menyaksikan Lenita yang sudah sekarat dibawa pergi oleh grim reaper.Dia menoleh ke Juna yang sudah kehabisan tenaga. Segera saja, dia terbang cepat ke Juna, mengibaskan selendangnya untuk menghalau serangan Lexus.“Wah! Wah! Ternyata kau titisan dewi Nirwana! Ha ha! Luar biasa!” teriak Lexus. “Kau bahkan bisa membunuh wanit
“Jangan sombong dulu, manusia bangs4t!” teriak Lexus pada Juna. “Jangan kau kira karena kau memiliki zirah itu maka kau bisa sekuat aku!”Lexus merobek udara hampa dan mengempaskan angin panas yang bisa membakar kulit manusia biasa dengan segera meski hanya dari hempasan anginnya saja.Juna tidak gentar meski fisik Lexus sudah semirip iblis. Dia memiliki banyak dendam terhadap sosok di depannya. “Kau yang akan berakhir mengenaskan, Lexus!”Zirah di tangan Juna mengumpulkan energi murni yang kini bermuatan energi keilahian.Dhuaarr!Ketika pukulan Juna bertabrakan dengan tinju iblis Lexus, mereka berdua sama-sama terdorong ke belakang. Tapi Juna lekas menerjang maju lagi, tak memberi kesempatan Lexus untuk menarik napas berikutnya.“Kau sudah tak sabar mati, hah?” teriak Lexus sambil mendorongkan energi iblisnya ke arah Juna.Tangan berzirah Juna menangkap kepalan tangan Lexus dan mendorongnya ke samping agar dia bisa menyarangkan tinju di tangan lain ke tubuh Lexus.Dhaakk!Betapa kag
“Hm?” Juna mendadak saja merasakan dirinya menjadi lebih bertenaga, energi murninya melonjak tinggi.Setelah dia berpikir cepat, dia merasakan adanya energi dari Shevia dan Rinjani.‘Ternyata mereka.’ Juna tersenyum setelah memahami dari mana energi tambahan untuknya datang secara tak terduga.Saat ini, pedang di tangan Juna menebas tegas ke depan sehingga dengan cepat menyebabkan udara mengalir berputar mengakibatkan munculnya pusaran udara hanya dari ayunan pedang tersebut.Wusshh!Kibasan pedang Juna memicu beberapa ledakan bunyi memekakkan telinga ketika gelombang udara yang tadinya hanya memunculkan pusaran angin, kini berubah menjadi badai, menyapu udara di sekitar Lexus.Energi petir beserta angin badai dari kibasan pedang Juna menyerbu ke Lexus, bagaikan ular raksasa membuka mulutnya hendak menelan Lexus untuk mengunyahnya menjadi ketiadaaan.“Jangan harap semudah itu!” seru Lexus ketika dia juga mengibaskan pedang api hitam di tangannya sehingga energi api miliknya bertabraka
“Semua sudah usai?” Juna terengah-engah sambil menanyakan itu pada dirinya sendiri meski itu sebuah gumaman rendah. Anika bergegas terbang ke suaminya dan menyebelahinya di angkasa. Sedangkan Juna mulai merasakan armor yang melingkupi tubuhnya mulai memudar hilang secara perlahan. “Mas … semua sudah selesai. Pertarungan telah Mas menangkan.” Anika tersenyum lembut. Benar, semua sudah usai. Segala ancaman bahaya dan mimpi buruk yang pernah ditakutkan Anika, yang telah menjadi momok baginya selama beberapa minggu ini sekarang lenyap. Seakan batu besar yang mengimpit dada Anika, kini telah terangkat dengan kematian Lexus. Juna menengok ke istrinya sembari dia ikut tersenyum. “Kita yang memenangkan ini, Nik. Kita. Bukan aku saja. Kau, dan semua yang lainnya.” Tentu saja dia tidak boleh mengambil semua kredit yang ada. Bergegas, tangan Juna meraih Anika untuk memeluk wanita itu sembari hatinya berucap syukur pada semesta dan penciptanya yang telah memberikan restu sehingga dia bisa m
‘Apakah Dewi Salwapadmi menyaksikan aku dan Nik … bercinta selama ini?’ Juna memiliki pemikiran demikian. Ya ampun, Juna mendadak saja super malu jika mengingat seperti apa dia memesumi Anika selama ini. Belum lagi tingkah dia saat menggauli Anika. Dia bertanya-tanya, apakah itu disaksikan dan juga dirasakan sang dewi? Mendadak saja senyum lebar dan menahan geli dari Dewi Salwapadmi muncul saat dia bertutur ke Juna, “Jangan khawatir mengenai itu, Tuan Panglima. Aku selama ini tertidur di raga Anika dan mulai terbangkitkan ketika bertarung melawan mantan istrimu.” Mendengar ucapan Dewi Salwapadmi melalui mulut Anika, Juna merasa sangat lega sekaligus malu karena pikirannya ternyata bisa dibaca sang dewi. “A—Ah, iya, baiklah, Ndoro Dewi. Terima kasih penjelasannya.” Juna sedikit merona karena malu. Kemudian, Dewi Salwapadmi menoleh ke Nyai Mirah, dia berkata, “Nyai Mirah, aku sungguh tersentuh dengan pengabdianmu yang luar biasa pada ndoro putrimu ini. Tingkah lakumu sejak dulu jug