Keesokan harinya.Delis terbangun dan melihat tidak ada orang di sampingnya.Ketika dia duduk, baru kemudian dia melihat bahwa Kelven sedang tidur dengan bersandar di sofa balkon.Tiba-tiba, hatinya terasa sangat pedih.Delis tidak menyangka bahwa Kelven benar-benar begitu tidak suka padanya.Teringat pria yang dulu begitu senang memeluknya begitu pulang. Terutama saat tidur, selalu memeluknya dan mengatakan dirinya wangi. Sekarang bahkan lebih memilih untuk tidur di sofa yang sempit daripada tidur di tempat tidur yang sama dengannya.Delis merasa sangat terluka dan terpukul di dalam hatinya.Delis bangun diam-diam dan pergi ke kamar mandi.Mungkin suara air mengalir dari kamar mandi membuat pria itu terbangun.Dia melirik tempat tidur besar di depannya, tapi tidak melihat siapa-siapa.Kelven melihat jam tangannya, sudah pukul setengah tujuh.Kelven juga bangun untuk mandi.Namun, begitu membuka pintu kamar mandi, Kelven melihat Delis duduk di toilet sedang buang air besar.Delis tidak
“Sekarang kamu malah menyuruhku membayarnya, aku nggak mau. Kalau nggak, palingan aky mengembalikan pakaian dan pengetahuan yang kudapat padamu semua.”Kelven hanya tahu membulinya saja.Tidak hanya tidak mempercayainya, tapi juga ingin menjadikan dirinya sebagai budaknya. Delis tidak akan tunduk padanya.“Delis, jadi menurutmu aku salah karena sudah menyekolahimu?”Kelven tidak menyangka bahwa Delis bisa memutarbalikkan fakta.Namun, bagaimanapun Delis menolak, Delis tetap harus melunasi hutangnya.“Aku nggak bakal tanda tangan,” ujar Delis, lalu melempar kontrak ke sampingnya dan memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil.Kelven menatap kontrak yang dilemparkan padanya, dia menahan kemarahan di hatinya dan berkata, “Kamu mau tanda tangan kontrak ini, lalu kita bercerai? Atau pernikahan kita akan terus begini.”Kelven menatapnya. “Seharusnya kamu pasti sangat ingin meninggalkanku dan pergi ke makam Wiliam untuk memberi penghormatan terakhir, kan?”Delis terdiam.Tiba-tiba, Delis men
Mudi menjelaskan semuanya pada Delis dan membawanya ke depan pintu kantor Pak Kelven, memerintahkan sekretaris untuk menyiapkan meja di samping meja kerja Pak Kelven.Kelven tidak ada di kantor, Mudi membawa Delis masuk dan menunjuk samping kursi yang biasa diduduki Kelven, sambil berkata, “Mulai sekarang, kamu duduk di sini dan kerjakan pekerjaanmu dengan baik.”Delis enggan, tetapi dia tetap menurutinya.Sebelum pergi, Mudi tersenyum padanya. “Tunjukkan kinerjamu yang baik. Kalau ada kesulitan, kamu bisa mencariku kapan saja.”“Iya.”Setelah Mudi keluar dari kantor, para sekretaris langsung menghampirinya dan bertanya, “Pak Mudi, apa yang terjadi? Siapa wanita itu?”Mereka pernah melihat wanita itu sebelumnya, Pak Kelven bahkan pernah menggendongnya.Semua orang menebak, mungkinkah dia adalah pacar Pak Kelven?Mudi melihat para sekretaris yang menghampirinya dan memberi peringatan, “Jangan tanyakan hal yang tak seharusnya ditanyakan. Jangan menggosip juga. Kalian semua tahu bagaim
“Wah~Delis sudah tumbuh besar ya. Mulai sekarang kita sudah menjadi tetangga, kamu harus sering-sering bermain ke sini.”Angel merangkul Delis dan berjalan masuk ke dalam.Delis sangat bersemangat, melihat wanita dewasa yang cantik di sampingnya, Delis merasa sangat terharu.“Kamu benar-benar Kak Angel? Kamu ke mana saja selama ini? Aku nggak bisa menghubungimu sama sekali.”Terutama pada saat SMA. Delis berencana ingin berterima kasih pada Kak Angel atas kebaikannya selama ini, tetapi telepon Kak Angel terus tak bisa dihubungi.Delis bertanya pada Kelven, tetapi Kelven juga tidak tahu.Delis tahu bahwa Kak Angel adlaah teman Kelven.Bahkan Kelven saja tidak bisa menemukan Kak Angel, bagaimana mungkin dirinya bisa menemukannya.“Ada terjadi beberapa kecelakaan beberapa tahun terakhir, jadi aku tinggal di luar negeri. Tapi sekarang sudah pulang dan tak akan pergi lagi. Ayo, kita ke halaman belakang untuk barbekyu.”Angel menggandeng tangan kecil Delis dan berjalan menuju halaman belakan
Sejak saat Delis melangkah masuk ke halaman belakang, Kelven sudah memperhatikannya.Namun, Kelven berpura-pura tidak melihatnya dan terus berbincang dengan Herli.Melihat Delis datang, Herli sengaja menghalangi pandangan Kelven dan terus berbicara dengannya tanpa topik yang jelas.Melihat Delis juga seolah-olah tidak melihatnya dan pergi bersama Angel. Tatapan Kelven terus menerus memperhatikannya.“Kelven, bagaimana kalau aku menjadi sekretarismu di kantor? Aku juga nggak ada kesibukan apa-apa.”Melihat tatapan Kelven teralihkan, Herli sibuk mencari topik pembicaraan agar Kelven terus berbicara dengannya.“Apa yang bisa kamu lakukan?”Kelven menarik kembali pandangannya.“Aku bisa melakukan apa saja. Jangan lupa bahwa aku juga lulusan magister.”“Baiklah,” jawab Kelven tanpa banyak memikirkannya, karena sedang tidak fokus pada pembicaraan.…Tidak jauh di depan.Angel membawa Delis mendekati dua pria yang sedang sibuk, tersenyum dan berkata, “Sini, aku akan memperkenalkan adik perem
Pada usia delapan tahun, Kak Angel memberinya sebuah boneka cantik. Begitu Delis membawanya kembali ke panti asuhan, boneka itu langsung direbut oleh anak-anak lain.Saat dia mencoba mengambilnya kembali, dirinya didorong oleh anak-anak lain dan akhirnya malah terjatuh ke dalam kolam ikan.Delis berhumul di dalam kolam untuk waktu yang cukup lama, hingga akhirnya melihat seorang kakak yang gemuk melompat dari tembok dan berlari ke dalam kolam untuk menggendongnya keluar.Walaupun si kakak tidak menyebutkan namanya dan pergi tanpa menunggu ucapan terima kasihnya, tapi Delis jelas mengingat bahwa kakak itu sangat gemuk.Sekarang melihat orang di depannya ini, terlihat begitu tampan, begitu kurus dan postur tubuhnya begitu bagus.Benar-benar sulit untuk menghubungkannya dnegan kakak gemuk yang menyelamatkannya dulu.“Haish! Aku bisa mengerti kalau kamu nggak mengenaliku. Bagaimanapun, kita masih anak-anak waktu itu.”“Tapi saat itu aku sangat gemuk. Hanya berusia 10 tahun, tapi beratku su
Angel adalah putri Keluarga Laiberto, keluarga seniman terkemuka yang sangat dihormati.Dan Keluarga Laiberto, Keluarga Gunawan dan Keluarga Rosli adalah teman lama. Angel, Albert dan Kelven tumbuh bersama di dalam satu lingkungan yang sama sejak kecil.Jadi, meskipun Kelven sekarang kaya rata dan memiliki posisi yang tinggi, Angel tak perlu bersikap formal untuk berbicara dengannya.Kelven juga sangat santun terhadap wanita.Terutama terhadap istri temannya, ditambah lagi Angel sudah tumbuh besar bersama mereja. Meskipun kesal, Kelven tetap memberi wajah pada temannya.“Mana ada aku memperlakukanya seenaknya? Dia menerima gajiku, apa salahnya aku menyuruhnya bekerja?”Ucap Kelven menjelaskan.Suara Kelven menjadi lebih rendah.Delis dengan cepat membantah, “Aku … aku baru hari pertama bekerja, bahkan belum terima gajimu.”Tahu bahwa Kak Angel akan melindunginya, Delis menjadi agak berani.Kelven menatapnya dengan tatapan tajam, mencoba sebaik mungkin untuk tetap bersikap ramah.“Meski
“Tunangan?” tanya Delis tiba-tiba sambil menolehkan kepalanya.Owen menujuk Herli yang tidak jauh dari sana. “Itu, kamu nggak tahu kalau dia adalah tunangannya Kelven? Mereka sudah bertunangan sejak lama, hanya saja entah mengapa mereka belum menikah sampai sekarang.”Delis melihat ke arah tempat Herli dan Kelven beradam memperhatikan mereka yang sedang berduaan.Ekspresi di wajahnya yang baru saja muncul, seketika menghilang tanpa jejak.Delis menarik kembali pandangannya dari Herli dan Kelven, sambil menjelaskan pada orang di sekitarnya, “Aku tahu, tapi pekerjaanku hanya sebatas melayani kebutuhan sehari-hari Kelven. Entah tunangannya keberatan atau tidak, aku nggak tahu.”Seharusnya dirinya yang keberatan dengan keberadaan tante Herli di samping Kelven.Apa haknya Herli keberatan dengan keberadaan dirinya?“Haish! Aku benar-benar gagal paham apa yang dipikirkan oleh Kak Kelven.”Owen menghela napas, lalu dia mengambil sate yang lain dan memberikannya pada Delis. “Coba yang ini, aku
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b