“Tunangan?” tanya Delis tiba-tiba sambil menolehkan kepalanya.Owen menujuk Herli yang tidak jauh dari sana. “Itu, kamu nggak tahu kalau dia adalah tunangannya Kelven? Mereka sudah bertunangan sejak lama, hanya saja entah mengapa mereka belum menikah sampai sekarang.”Delis melihat ke arah tempat Herli dan Kelven beradam memperhatikan mereka yang sedang berduaan.Ekspresi di wajahnya yang baru saja muncul, seketika menghilang tanpa jejak.Delis menarik kembali pandangannya dari Herli dan Kelven, sambil menjelaskan pada orang di sekitarnya, “Aku tahu, tapi pekerjaanku hanya sebatas melayani kebutuhan sehari-hari Kelven. Entah tunangannya keberatan atau tidak, aku nggak tahu.”Seharusnya dirinya yang keberatan dengan keberadaan tante Herli di samping Kelven.Apa haknya Herli keberatan dengan keberadaan dirinya?“Haish! Aku benar-benar gagal paham apa yang dipikirkan oleh Kak Kelven.”Owen menghela napas, lalu dia mengambil sate yang lain dan memberikannya pada Delis. “Coba yang ini, aku
Saat ini semua orang sedang duduk di meja makan, Herli sebenarnya masih ingin terus menyuap Kelven.Namun, Kelven tiba-tiba berdiri untuk menghindari Herli. Kelven melirik Delis yang tengah menunduk. Melihat Delis seolah-olah tidak peduli sama sekali, perasaan Kelven terasa tidak nyaman tanpa alasan yang jelas.Kelven berinisiatif mengambil botol anggur dan menuangkannya.Albert berkata, “Aku paling hanya bisa minum setengah gelas, nanti aku masih harus menemani istriku pulang ke rumah tua untuk melihat anakku.”Kelven tidak peduli, dia menuangkannya pada semua orang.Namun, ketika tiba di depan Delis, Kelven berhenti sejenak dan menatapnya sebentar. Namun, Kelven tidak menuangkan untuknya, langsung meletakkan botol anggur.Angel bertanya, “Kenapa kamu nggak menuangkan untuk Delis? Dia sudah berusia 20 tahun, sudah boleh minum.”Angel mengambil botol anggur sambil berbicara, sambil menuangkannya untuk Delis.“Delis, ayo minum sedikit. Untuk merayakan aku pindah ke sini menjadi tetangg
“Aku nggak buat kesalahan, dia selalu bilang aku bersalah. Saat aku mencoba menjelaskan, dia selalu nggak mendengarkannya, bahkan sering memukuliku karena orang lain.”Usai bicara, Delis langsung meneguk setengah gelas alkoholnya yang tersisa.Setelah meminumnya, dia merasa kepalanya semakin pusing, bahkan kesulitan untuk berdiri tegak.Akhirnya dia jatuh dan terduduk di kursi. Dengan penuh kesedihan, dia melemparkan dirinya ke dalam pelukan Agel, menangis dengan penuh keputusasaan.“Huhu … Kak Angel, aku sangat sakit. Delis sangat sakit … “Angel langsung mengangkat tangannya untuk menopang Delis dan dengan tatapan curiga, dia menatap Kelven. “Ap aini? Kamu memukulnya?”Delis selalu diasuh oleh Kelven.Kelven juga pernah mengatakan padanya, menganggap Delis seperti adiknya sendiri.Jadi, orang mengganggu Delis pasti adalah Kelven.Jika pria ini benar-benar melakukan kekerasan pada wanita, Angel tidak akan memaafkannya.Wajah Kelven memuram.Melihat orang yang berada di pelukan Angel m
Delis benar-benar mabuk.Saat mabuk, sifat aslinya terlihat.Setelah ditarik keluar dari vila Angel, Delis duduk di lantai dengan bandel dan mengerucutkan bibirnya, lalu menangis seperti anak kecil dan berkata, “Kelven, kenapa kamu begitu menyebalkan? Aku bahkan belum selesai makan, kenapa kamu menarikku keluar? Aku masih mau makan!”“Huhuhu … daging sapi itu sangat enak, aku belum puas makan huhuhu … “Sambil menangis, Delis masih terus mengunyah dengan nikmat, membuat ekspresi wajahnya terlihat lucu dan menggemaskan.Kelven menatapnya dengan tatapan tajam.Kelven berdiri di depannya dengan sikap yang angkuh dan berkata, “Delis, berdiri!”“Aku nggak mau~”Delis meluapkan emosinya dengan menggerak-gerakkan kedua kakinta, seolah-olah ingin berguling di lantai. Dengan ekspresi sedih, dia berkata, “Biarkan aku makan sampai kenyang … huhuhu … Kelven, aku masih mau makan~”Delis menarik ingusnya dan memeluk kaki Kelven. Delis melihat Kelven dan menangis sambil merayu, “Kelven, biarkan ak
“Kelven, aku punya satu rahasia untukmu. Aku hamil anak kita, hahahaha … aku akan menjadi ibu!”Kelven terdiam.Kelven mengomel dalam hati, “Benar-benar bodoh, sudah tahu nggak bisa minum, masih tetap minum.”Setelah mabuk, Delis bahkan sudah tidak mengenal siapa dirinya.Saat Kelven kesal karena Delis mengungkit kehamilannya, Delis tiba-tiba mendekati telinganya dan berbisik, “Ohya, Kelven, aku sudah memberi nama untuk bayi kita. Namanya Starnida Rosli. Jadi begitu kita melihat bintang di langit, kitab isa teringat dengan anak kita.”Saat membicarakan ini, Delis merasa seperti ada sesuatu yang memberikan pukulan berat di dalam hatinya.Delis mengangkat kepalanya dan menatap langit yang baru saja menggelap. Tiba-tiba, ada rasa sakit yang menusuk di dadanya.Air mata tidak bisa dihentikan, meluncur turun dari sudut matanya.Detik berikutnya, Delis benar-benar kehilangan kendali dan menangis dengan keras.“Huhu … anakku sudah pergi. Bayiku nggak mau aku lagi. Paman, aku sangat sakit, ak
Keesokan harinya.Delis terbangun, kepalanya berdenyut sakit.Dia bangkit perlahan, sambil menggosok kepalanya yang sakit dan melihat sekeliling.Ini adalah kamarnya dan dirinya mengenakan gaun tidur berenda seksi kesukaannya.Tak mungkin.Gaun tidur berenda seksi ini biasanya hanya dia pakai saat berhubungan dengan Kelven.Sejak kehadiran Herli, dirinya sudah tidak pernah mengenakannya lagi.Apa yang terjadi semalam? Mengapa dirinya mengenakan baju tidur ini?Setelah berusaha memikirkannya kembali, Delis tetap saja tidak bisa mengingat apa yang terjadi semalam. Delis berdiri dan pergi ke kamar mandi untuk mandi.Berdiri di depan wastafel dan terkejut melihat bibirnya terluka. Bahkan membengkak, terlihat sepergi digigit oleh seseorang.Sialan.Siapa yang menggigitnya?Teringat dirinya berada di acara rumah Kak Angel semalam, sepertinya ini berhubungan dengan seorang pria di sana.Setelah mandi dan mengenakan pakaiannya dengan rapi, Delis turun ke bawah.Bibi Siti sedang menyiapkan sara
Mendengar itu, Delis tersenyum malu-malu. “Aku nggak bisa berakting, jadi lebih baik jangan.”“Nggak perlu khawatir. Aku bisa mengajarimu atau kamu bisa mendaftar di sekolah teater dan belajar perlahan.”“Lebih baik aku bekerja keras untuk mencari uang saja.”Dan membayar hutang dua miliar pada Kelven dan bercerai dengannya. Setelah itu dia bisa membebaskan diri dari pernikahan yang menyiksa ini.Owen masih tidak menyerah.“Eh, industri hiburan bisa menghasilkan banyak uang. Kalau kamu ikut syuting denganku, jangankan pemeran utama, bahkan pemeran pendukung atau pemeran kecil saja bisa mendapatkan upah miliaran dan hanya memakan waktu beberapa bulan saja untuk satu film.”Meskipun Owen bukan bintang besar, tapi kekayaannya cukup mapan.Di dunia hiburan, jika tidak ada latar belakang yang mendukung, sulit untuk bertahan.Dengan adanya dukungan latar belakang, tidak perlu khawatir tidak mendapat peran dalam film.Mendengar uang miliaran dalam beberapa bulan, Desis langsung menjadi semang
Mendengar Kelven menyuruh Herli untuk datang dan bekerja, Delis merasakan jantungnya sakit seperti ditusuk.Delis berusaha menahan rasa sakit itu dan sebisa mungkin berbicara dengan tenang, “Kapan kita akan mengurus surat cerai?”Dia akan pergi setelah Herli datang.Mengenai hutangnya dengan Kelven, Delis berencana untuk berakting bersama Owen untuk melunasinya secepat mungkin. Delis yakin dengan kerja kerasnya, dia akan dapat melunasi dua miliar itu dalam waktu yang singkat.Dia tidak ingin terus berada di sisi pria ini.Delis benar-benar muak.Kelven menoleh melihat wanita di sampingnya dan berkata, “Kamu benar-benar mau bercerai denganku? Kamu pikir dengan bercerai, kamu bisa terbebas? Bahkan setelah bercerai pun, kamu nggak akan bisa lepas dari kendaliku untuk selamanya.”“Aku hanya mau tahu kapan kita mengurus surat cerainya?”Delis menatapnya dengan mata memerah, penuh kemarahan dan kebencian.Kelven ingin melampiaskan amarahnya lagi, tetapi akhirnya dia memilih untuk tetap diam.
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b