Jawaban Kelven bagaikan ribuan jarum tajam yang menusuk hari Delis.Hatinya yang masih berdenyur, seketika hancur berkeping-keping karena rasa sakit itu. Delis berusaha menahan rasa sakit itu, tidak lagi melihatnya.Kelven juga membanting pintu dan pergi, tidak lagi menghiraukannya.Selama beberapa hari berturut-turut, Delis mengunci dirinya dalam kamar, mengisolasi dirinya hingga depresi.Hingga Selina datang mencarinya.Saat turun dari mobil, gadis kecil memeluk boneka kesukaannya dan dengan bersemangat berlari ke dalam rumah.Sambil berlari, sambil berteriak, “Delis, Delis ada di rumah?”Saat tiba di ruang tamu, Bibi Siti memanggilnya, “Nona Selina … “Selina menghentikan langkahnya, dia mengenakan gaun putih dengan rambut dikepang dua, wajahnya terlihat cantik dan manis, memberikan kesan cerdas dan pintar.Selina tersenyum dan bertanya pada Bibi Siti, “Bibi, di mana Delis?”“Nona Delis ada di lantai atas. Dia tidak dalam suasana hati yang baik beberapa hari ini. Kamu tolong ajak d
Saat mereka sedang makan, Kelven membawa Herli kembali.Delis tidak menoleh dan tetap melanjutkan makannya.Selama tidak melihat keduanya, Delis bisa mengendalikan emosinya.Mungkin karena hatinya sudah mati rasa, Delis sudah tidak peduli dengan keberadaan mereka.Namun, berbeda dengan Selina. Dia sangat pendendam.Saat dia menoleh ke arah pintu, Selina sangat tidak senang melihat Kelven membawa perempuan rendahan ini kembali.Dia meletakkan alat makannya, berdiri dan berlari ke arah mereka sambil berteriak, “Kelven, kenapa kamu membawa wanita ini kembali? Dia pernah memukulku dan bahkan menghina Delis. Kamu nggak boleh bersamanya, usir dia sekarang juga!”Wajah Kelven tanpa ekspresi, melemparkan pandangan ke arah ruang makan.Melihat Delis akhirnya turun untuk makan, Kelven juga tidak terlalu mempermasalahkannya. Kelven berbalik melihat Selina.“Siapa yang mengantarmu ke sini? Apa kamu nggak punya tempat lain untuk bermain?”“Kelven, kenapa kamu bicara seperti ini padaku? Aku ini tan
Tidak lama setelah Selina pulang, Kelven langsung mendapat panggilan telepon dari rumah tua.Di telepon, Harris berteriak dengan marah, “Kelven, segera bawa istrimu ke sini, sekarang juga!”Tanpa menunggu tanggapan dari Kelven, Harris langsung menutup teleponnya.Kelven duduk di dalam ruang kerja, wajahnya sangat muram.Namun pada akhirnya, dia berdiri dan berjalan ke kamar Delis.Kali ini, Delis tidak mengunci pintu lagi.Kelven membuka pintu dan melihat Delis duduk di lantai sambil memeluk lututnya. Membentuk tubuh yang kecil, memberikan kesan kesepian dan menyedihkan.Kelven berjalan ke depan Delis, dengan suara tinggi dan angkuh berkata, “Bangun, ganti baju, kita akan pergi ke rumah lama.”Delis tidak bergerak.Kelven sangat tidak senang. “Kamu nggak mendengar apa yang aku bilang? Atau mau aku melakukannya?’Delis terpaksa berdiri, tanpa melihat pria itu sedikitpun, dia berbalik dan pergi ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya.Ketika mengikuti Kelven turun ke bawah, Delis melih
“Dia mau kamu bertanggung jawab?” tebak Suminah.Harris langsung berkata, “Tanggung jawab apa? Keluarga Rosli sudah memberi ganti rugi sejumlah besar aset untuk Keluarga Pohan. Apalagi yang harus kamu pertanggungjawabkan?”Kelven tidak menjawab.Dari sudut pandang kemanusiaan, Kelven memang seharusnya bertanggung jawab.Harris tahu kepribadian cucunya dan tahu bahwa Kelven punya prinsipnya sendiri.Namun, anak gadis Keluarga Pohan sudah tidak bisa memiliki keturunan lagi, bagaimana mungkin bisa melanjutkan garis keturunan Keluarga Rosli?Harris menatap Delis. “Delis, kamu salah paham dengan Kelven. Dulu, Kelven menabraknya, membuat dia mandul. Itulah sebabnya, Herli terus menuntut Kelven untuk bertanggung jawab.”“Tenang saja, selama ada kami di sini, tak seorang pun yang dapat menggoyahkan posisimu. Tapi, syaratnya adalah kamu harus hamil dan melanjutkan garis keturunan Keluarga Rosli dalam waktu dua tahun.”“Mengerti?”Delis menundukkan kepala berdiri membeku, ternyata semuanya sudah
“Ibu tahu kamu nggak suka dengan kehadiran Herli, tapi tenag saja, dia nggak akan merebut apa yang sudah menjadi milikmu. Jangan terlalu memikirkannya. Kelven memang sangat keras kepala, kalau bukan karena dia mencintaimu, dia nggak akan membiarkanmu berada di sisinya.”“Kamu adalah orang yang dia yakini, teruslah bersama dengannya. Ubah pemikirannya untuk nggak mau memiliki anak, lahirkan anak untuknya. Setelah kami pergi, kamu akan menjadi ibu rumah tangga utama di Keluarga Rosli.”Delis tidak menjawab.Delis terus menundukkan kepalanya. Dia benar-benar terharu dengan kebaikan ibu mertuanya.Namun, hubungannya dengan Kelven sudah mencapai akhir cerita.“Delis, sejak kecil hidupmu sangat pahit, tidak ada seorang saudarapun di sekitarmu. Tapi, kamu sangat beruntung. Aku harap kamu bisa menjalani pernikahan ini dengan baik, jangan cepat menyerah pada hal-hal yang sudah kamu dapatkan, kalau tidak kamu akan menyesal nanti.”Bagaimanapun, pintu gerbang Keluarga Rosli memang bukan sembarang
Kelven berdiri tidak jauh, melihatnya dan merasa api kemarahan membakar di dalam hatinya tanpa alasan yang jelas.“Delis, nggak ada tempat untuk tidur di rumah yang besar ini?”Delis membalikkan badannya, menarik selimut untuk menutupinya dan tidak menghiraukannya.Kelven berjalan ke depannya dan dengan suara rendah menggertak, “Untuk apa kamu begini? Kamu pikir aku masih akan menyentuhmu?”Delis sangat kesal, dia duduk dan memandang pria itu. “Apa salahnya kalau aku suka tidur di lantai?”Delis tidak familiar dengan tempat ini, saat mertuanya membawanya ke sini, jadi dia tidur saja di sini.Dia tidak menyangka Kelven juga datang.Hubungan mereka sudah mencapai titik ini, pasti tidak akan tidur lagi di ranjang yang sama. Apakah salah Delis mengalah memberikan tempat tidur untuknya?“Kalau kamu suka tidur di lantai, tidurlah. Tidur yang nyenyak, nggak akan ada yang mengganggumu.”Benar-benar marah, Kelven berbalik dan naik ke tempat tidur.Ketika dia berbaring dan berbalik, dia melihat
Keesokan harinya.Delis terbangun dan melihat tidak ada orang di sampingnya.Ketika dia duduk, baru kemudian dia melihat bahwa Kelven sedang tidur dengan bersandar di sofa balkon.Tiba-tiba, hatinya terasa sangat pedih.Delis tidak menyangka bahwa Kelven benar-benar begitu tidak suka padanya.Teringat pria yang dulu begitu senang memeluknya begitu pulang. Terutama saat tidur, selalu memeluknya dan mengatakan dirinya wangi. Sekarang bahkan lebih memilih untuk tidur di sofa yang sempit daripada tidur di tempat tidur yang sama dengannya.Delis merasa sangat terluka dan terpukul di dalam hatinya.Delis bangun diam-diam dan pergi ke kamar mandi.Mungkin suara air mengalir dari kamar mandi membuat pria itu terbangun.Dia melirik tempat tidur besar di depannya, tapi tidak melihat siapa-siapa.Kelven melihat jam tangannya, sudah pukul setengah tujuh.Kelven juga bangun untuk mandi.Namun, begitu membuka pintu kamar mandi, Kelven melihat Delis duduk di toilet sedang buang air besar.Delis tidak
“Sekarang kamu malah menyuruhku membayarnya, aku nggak mau. Kalau nggak, palingan aky mengembalikan pakaian dan pengetahuan yang kudapat padamu semua.”Kelven hanya tahu membulinya saja.Tidak hanya tidak mempercayainya, tapi juga ingin menjadikan dirinya sebagai budaknya. Delis tidak akan tunduk padanya.“Delis, jadi menurutmu aku salah karena sudah menyekolahimu?”Kelven tidak menyangka bahwa Delis bisa memutarbalikkan fakta.Namun, bagaimanapun Delis menolak, Delis tetap harus melunasi hutangnya.“Aku nggak bakal tanda tangan,” ujar Delis, lalu melempar kontrak ke sampingnya dan memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil.Kelven menatap kontrak yang dilemparkan padanya, dia menahan kemarahan di hatinya dan berkata, “Kamu mau tanda tangan kontrak ini, lalu kita bercerai? Atau pernikahan kita akan terus begini.”Kelven menatapnya. “Seharusnya kamu pasti sangat ingin meninggalkanku dan pergi ke makam Wiliam untuk memberi penghormatan terakhir, kan?”Delis terdiam.Tiba-tiba, Delis men
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b