Jika dirinya pergi sejak awal, mungkin Adeline tidak akan pergi meninggalkannya.“Jadi aku berpikir, mungkinkan tabib ajaib itu adalah orang yang menyelamatkanku?”Memikirkan hal ini, Kelven juga teringat saat tabib itu ingin putrinya menjadi muridnya.Awalnya, tabib itu bersikeras untuk mengambil putrinya menjadi muridnya, tapi kemudian dia berubah pikiran.Tidak hanya mengambil putrinya, tetapi juga memberikan obat untuknya, untuk Delis dan juga menyuruh Lia menyembuhkan Alfred.Tabib itu menyembuhkan tiga orang sekaligus tanpa meminta bayaran atau imbalan sedikit pun.Bagaimana mungkin ada orang sebaik itu di dunia ini?Melihat ekspresi aneh Kelven, Albert merasa bingung.“Kamu merasa mereka adalah orang yang sama? Kamu mengalami kecelakaan di tepi laut, sementara tabib itu ada di pegunungan, arahnya saja sudah berbeda.”“Tapi aku merasa mereka adalah orang yang sama. Aku akan pergi mencari tabib itu. Kalau dia nggak ada di pegunungan lagi, berarti dia adalah orang tua yang menyelam
Setelah susah payah tidur, Delis terbangun lagi oleh anaknya.Akhirnya, Delis menggendong anaknya hingga pagi hari.Saat langit sudah terang, pengasuh memberi susu kepada anaknya hingga anaknya kembali tidur.Namun, Delis tidak bisa tidur lagi. Dia mengambil ponselnya.Melihat tidak ada panggilan atau pesan dari Kelven, membuatnya semakin marah.…Pagi-pagi sekali.Peter datang untuk menjemput Angel dan Joel ke lokasi syuting. Mengetahui bahwa adiknya juga menginap di sana, Peter pergi ke dapur untuk membuat sarapan untuk mereka.Delis turun ke bawah karena mendengar suara berisik.Dia mengira Kelven sudah pulang.Namun, ketika melihat kakaknya yang mengenakan celemek di dapur, Delis merasa kecewa.Peter melihatnya dan tersenyum, lalu menyapa, “Adikku sudah bangun? Ayo makan sarapan.”Delis berjalan menghampirinya dengan lesu.Menyadari adiknya sedang kesal, Peter menatapnya dan bertanya, “Kenapa? Ada masalah apa pagi-pagi begini?”Delis duduk di meja makan, memandang Peter dan berta
Mendengar perkataan adiknya, Peter tidak tahu bagaimana cara menghiburnya.Namun, apa yang terjadi pada Kelven? Orang dewasa sepertinya malah marah sampai mematikan ponselnya dan tidak menghiraukan orang lain?Setelah berpikir sejenak, Peter berkata, “Kamu sarapan saja dulu, jangan terlalu dipikirkan. Biar aku telepon Kelven.”Peter mengambil ponsel dan berjalan pergi.Saat dia menelepon Kelven, panggilannya langsung dijawab.Dengan marah, Peter bertanya, “Apa yang terjadi padamu? Kenapa marah pada Delis sampai mematikan ponsel dan nggak menghiraukan Delis?“Kelven, aku menyerahkan adikku padamu bukan untuk diperlakukan seperti ini. Kalau kamu nggak bisa merawatnya, lebih baik jangan bertemu dengannya lagi.”Saat itu, Kelven sedang dalam perjalanan menuju pegunungan.Menyadari tidak tahu kapan bisa kembali, Kelven merasa perlu memberitahu keluarganya sebelum kehilangan sinyal.Begitu ponselnya dihidupkan, panggilan dari Peter langsung masuk.Mendengar perkataan Peter, Kelven melihat
“Siapa yang tahu.”Jawab Angel dengan santai tanpa melihat ke arah Peter.Peter mengernyit, sangat ingin mengulurkan tangan untuk mencubitnya.Namun melihat ada anak duduk di kursi belakang, Peter menahan diri.Mengingat hubungannya dengan Angel yang begitu datar, tidak ada kemajuan apa pun, Peter merasa sangat frustasi.Terkadang, ketika dirinya mencoba mendekatinya, Angel malah menghindar, seolah-olah sama sekali tidak memikirkan masa depan mereka.Karena takut Angel akan menolaknya, Peter tidak lagi membicarakan hubungan mereka.Peter hanya berharap dengan bekerja bersama, lambat laun perasaan Angel akan berubah.…Setelah mengantar mereka ke lokasi syuting, Peter pergi ke kantor.Saat membuka pintu ruangan kantor Kelven, dia terkejut melihat mantan suami Angel juga ada di sana.Mudi sedang membicarakan pekerjaan dengan Albert.Mendengar pergerakan di pintu, mereka berdua menolah. Melihat Peter, Mudi segera menyapa,“Pak Peter.”“Ya.”Peter berjalan mendekat dan duduk di depan Alber
“Sejak Luna meninggal, Joel tidak lagi suka berbicara dengan orang lain dan kepribadiannya berubah drastis.”“Alfred, adikku juga seorang psikolog. Menurutnya, autism Joel bisa berkembang menjadi depresi, ini bukan masalah yang bisa dianggap enteng.”Albert merasa terenyuh, segera berkata, “Aku tahu tentang itu. Aku sudah mencoba menemuinya beberapa kali, tapi dia selalu menolakku.”“Bukankah sekarang dia bersama ibunya di lokasi syuting? Apakah dia belum membaik?”Peter menggeleng dan menjawab, “Kondisinya hanya sedikit lebih baik saat sedang syuting, tapi begitu selesai, dia kembali menutup diri.”“Menurut adikku, Joel telah memahami banyak hal seiring pertumbuhannya. Kehilangan Luna hanyalah salah satunya, tapi pengalaman masa lalunya juga memberikan beban psikologis yang besar.”Albert tidak mengerti.“Kamu sedang menyalahkanku?” tanya Albert.“Bukan begitu, aku hanya mau kamu mencoba mendekatinya, membuka hatinya, agar dia nggak terus memikirkan masa lalunya.”Albert terdiam.Ter
“Tapi setelah melalui begitu banyak hal, aku mulai merasa cemas.”Angel terlalu keras kepala, Peter sulit masuk ke dalam hatinya.Sepertinya Angel memperlakukan dirinya sama seperti Albert.Bisa menjadi teman, tetapi tidak menjadi pasangan.Melihat musuhnya begitu tidak yakin, Albert merasa sedikit tenang.Jika begitu, mungkinkah dirinya masih punya kesempatan?Namun sekarang bukan saatnya memikirkan itu, dirinya harus segera menemukan putranya.Saat mobil berhenti di pemakaman, Albert dan Peter langsung menuju makam Luna.Namun, mereka tidak melihat Joel di sana.Segera, Albert berlari ke makam Adeline.Ternyata benar, Joel ada di sana.Joel duduk di lantai, dengan mata memerah menatap kosong ke arah batu nisan dengan foto gadis kecil yang tersenyum ceria.Albert tidak langsung menghampirinya, melainkan bersembunyi di dekatnya dan memperhatikannya.Peter menghindar untuk menelepon Angel, agar dia tidak khawatir.Joel tidak menyadari ada orang di dekatnya.Joel baru saja dari makam Lun
Kata-kata putranya seperti ribuan jarum tajam yang menusuk langsung ke hati Albert yang berdarah-darah.Rasa sakit itu membuatnya membeku di tempat, merasa malu dan tak tahu harus berbuat apa.Joel mendorongnya dan berlari.Peter mendekat, menepuk pundak Albert dan menenangkannya, “Jangan terlalu dipikirkan, dia hanya anak yang senang dalam masa pemberontakan. Aku akan pergi melihatnya.”Sungguh takut jika anak itu lari lagi, Peter mengejar ke arah yang dituju anak itu.Albert tidak mengikutinya.Dia tetap berdiri di sana, dengan kata-kata putranya yang terus terngiang di telinganya.Mungkin dirinya adalah ayah paling gagal di dunia ini.Jika tahu akan begini, bagaimana mungkin dirinya melakukan itu dulu.Putranya memperlakukannya seperti ini, semua karena kesalahannya sendiri. Dia tidak bisa menyalahkan siapa pun.Namun, hatinya sangat sakit.Lebih sakit daripada penolakan Angel berkali-kali.…Setelah berlari sebentar, melihat anak itu masih terus berlari, Peter berteriak dengan sua
Putranya adalah ikatan di antara mereka berdua. Selama dirinya tidak menyerah, dirinya dan Angel akan selalu memiliki hubungan.Saat ini, Albert baru menyadari bahwa obsesinya adalah putranya.Satu kalimat dari putranya, “aku nggak akan memaafkanmu,” memandamkan semua harapannya.Albert yakin Angel tidak akan pernah kembali memilihnya lagi.Dan putranya, di usia sepuluh tahun, sudah cukup dewasa untuk datang ke makam Adeline dan meminta maaf, tetapi tetap tidak memaafkan ayahnya.Ternyata kesalahannya bukan memaksa putranya untuk mendonorkan sumsum tulang untuk Adeline.Melainkan karena telah menipu mereka.Setelah menyadari ini, Albert menundukkan kepala, air mata mengaburkan pandangannya.Melihat air mata jatuh, seketika Peter merasa canggung, mengambil tisu dan memberikannya pada Albert.“Pak Albert, jangan terlalu dipikirkan.”Albert mengambil tisu dan menghapus air matanya, berusaha menahan diri, dengan suara dalam bertanya, “Peter, kamu punya begitu banyak kelebihan, bisakah kam
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b