Usai bicara, Delis melihat ke belakang Delis.Di dalam mobil di belakangnya, duduk seseorang yang dikenalnya.Delis sangat terkejut.Dia membuka pintu mobil dan turun, lalu melihat Albert di dalam mobil dan pria di depannya.“Kamu kenal dengan Pak Albert?”Kelven benar-benar tidak menyangka, takdir dirinya dan Delis begitu kuat.Sepertinya kemanapun mereka pergi, mereka akan selalu dipertemukan.Bahkan Tuhan sudah begitu membantunya, mengapa dirinya harus menghindar lagi?Selain itu, dirinya juga berhutang banyak pada Delis.Putri mereka sudah tiada, bukankah seharusnya dirinya lebih baik menemani dan menjaganya?Kelven benar-benar tidak tahu apa yang dipikirkan otaknya sebelumnya.Bagaimana dirinya bisa berpikur untuk menjauh dari Delis?Seketika, Kelven benar-benar ingin mengangkat tangannya untuk memeluk Delis.Namun, karena mengingat Delis tidak mengenalinya, Kelven hanya bisa menahan keinginannya, melepas maskernya dan menjawab, “Iya, aku temannya Pak Albert.”Delis sangat terkej
Melihat orang itu datang, meski hati Albert sangat tidak senang, dia tetap menurunkan kaca jendela mobil dan memandang pria yang mendekat dengan sikap tidak ramah.Peter melirik ke arah Albert yang ada di dalam mobil dan bertanya, “Ada apa mencariku?”“Masuklah, kita bicarakan di dalam.”Peter tidak tahu apa yang sedang direncanakan, tetapi dia tetap masuk ke dalam mobil tanpa ragu.Tanpa bas abasi, Albert langsung berkata, “Kapan kamu dan Angel akan menikah?”Peter terdiam.Orang ini datang untuk bertanya tentang hubungannya dengan Angel?Apakah dia sebegitu senggangnya?Mereka berdua adalah musuh cinta.Peter tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Albert, lalu dengan acuh menjawab, “Segera.”“Segera?”Albert merasa hatinya tersentak dan bertanya, “Hubungan kalian berkembang secepat itu? Kapan kalian akan menikah?”“Untuk apa kamu menanyakan hal ini?”Tanya Peter balik tanpa menjawab pertanyaannya.Ekspresi wajah Albert berubah dan mengalihkan pandangannya dengan gugup.“Angel mencari
Kelven melepaskan tangan Peter.“Menurutmu apakah aku cocok bertemu dengan Delis secara tiba-tiba?”Peter terdiam sejenak dan bertanya, “Apa yang nggak cocok?”“Dia sudah nggak mengingatku.”Kelven tidak ingin Delis mengingat dirinya dan anak mereka.Itu hanya akan membuat Delis sedih.Melihat Delis sedih, hatinya juga tidak akan tenang.Peter duduk kembali, merenung sejenak, lalu bertanya dengan suara rendah, “Jadi, apa yang mau kamu lakukan?”“Aku mau mengenalnya kembali.”“Mengenalnya lagi dengan identitas baru dan kemudian menjadi akrab lagi?”Kelven menjelaskan, “Kehilangan Luna adalah luka yang nggak akan pernah sembuh di hati kami, tapi biarlah aku saja yang menanggung luka itu.”“Biarlah Delis tetap dalam keadaan seperti sekarang, tanpa beban dan bahagia.”Peter merasa ide ini bukanlah ide yang buruk.Mengingat kondisi Delis saat kehilangan putrinya, jika bukan karena hipnotis yang mereka lakukan tepat waktu, mungkin dia sudah …Meski Kelven sudah kembali, tetapi Luna masih be
...Peter kembali ke kantor dan langsung menuju ke ruang kerja adiknya.Melihat adiknya sedang sibuk memeriksa dokumen, Peter mendekat dan bertanya, “Mau makan apa siang ini?”Delis menatap kakaknya sebentar, lalu menjawab tanpa berpikir panjang, “Apa saja, terserah. Apa yang dibawa oleh sekretaris, itu yang aku makan.”Peter menarik kursi dan duduk di depan adiknya, sambil tersenyum dan berkata, “Bagaimana kalau kita makan di luar saja? Aku punya seorang teman yang baru saja pulang ke dalam negeri, kemampuannya cukup hebat.”“Aku berencana memintanya menggantikan posisiku untuk membantumu mengelola perusahaan. Nanti aku kenalkan kalian, ya?”Gerakan tangan Delis berhenti, sekali lagi menatap kakaknya.“Kenapa kamu nggak pernah bilang sebelumnya?”“Sebelumnya dia pergi ke luar negeri. Aku pikir dia nggak akan pulang lagi, tapi ternyata dia pulang lagi. Kalian sebenarnya sudah kenal, mungkin kamu sudah lupa.”Dengan penasaran, Delis bertanya, “Siapa?”“Nanti juga kamu tahu.”Peter se
Sekarang malah bilang dia adalah putra dari ayah dan ibu angkatnya.Bukankah menganggap dirinya bodoh?“Maaf, aku baru saja pulang, jadi nggak tahu kamu sudah sebesar ini. Jadi nggak mengenalimu.”Jelas Kelven.Delis terdiam.Melihat kedua pria di depannya, dia merasa hal ini tidak sesederhana yang mereka ceritakan.Delis merasa ada sesuatu yang mereka sembunyikan dari dirinya.Namun, sudahlah!Memikirkan terlalu banyak hanya akan menambah kekhawatiran saja, belum lagi membuat kepalanya sakit.“Jadi, aku harus memanggilmu kakak sekarang?”Delis berinisiatif mengulurkan tangan ke arah Kelven.“Selamat datang kembali, kak. Kamu sendirian? Kenapa nggak membawa istri dan anakmu?” Kelven hanya bisa terdiam.Panggilan kakak membuatnya merasa bersalah.Dan mendengar Delis menyebut anak, hatinya jadi sedikit marah, merasa bersalah dan sedih.Kelven tidak menjawab, malah mencari tempat duduk dan duduk di sana.Peter juga duduk dan mengisyaratkan adiknya untuk duduk.“Kamu nggak perlu memanggil
Kelven melihat keadaan Delis saat ini, dia merasa menyembunyikan kebenaran dirinya adalah keputusan yang tepat.Selama Delis tidak merasa sedih karena masalah putri mereka, Kelven rela berpura-pura.“Bukan nggak suka denganmu, hanya saja aku nggak berani mengaku.”Kelven menatap matanya dengan serius, dengan tatapan penuh perasaan.Delis mengernyit dan tertawa dingin.“Kamu nggak merasa ucapanmu agak labil?”Sebelumnya bilang tidak kenal.Baru saja bilang tidak mengenalinya.Sekarang malah bilang tidak berani mengaku.Orang ini pasti ada masalah dengan otaknya.Kelven tidak memberikan penjelasan lebih lanjut, tetap melanjutkan ceritanya, “Semua yang aku katakan sebelumnya bohong. Sebenarnya aku selalu menyukaimu, tapi karena kamu adalah anak angkat orang tuaku, kita nggak bisa bersama.”“Lalu kamu bersama orang lain, jadi saat bertemu lagi, aku pura-pura nggak mengenalimu.”Kelven mengatakan itu tanpa ragu.Aktingnya juga luar biasa.Delis terdiam.Meskipun merasa ucapan pria itu sang
Kelven tidak memaksanya, duduk kembali dan bertanya,“Aku dengar kamu dan Wiliam sudah memutuskan pertunangan? Apakah karena kamu masih punya perasaan padaku sehingga kamu putus dengannya?”“Kalau begitu, bawalah anakmu dan kembalilah ke sisiku. Aku nggak akan pergi lagi kali ini dan nggak akan meninggalkanmu.”Kelven mencoba mengulurkan tangan untuk memegang tangan Delis.Namun, begitu menyentuhnya, Delis secara reflek menghindar.Delis menatapnya dengan ekspresi tidak percaya, lalu melambaikan tangannya dan berkata, “Beri aku waktu untuk tenangkan diri dan berpikir.”“Kamu bilang kita sudah bersama sejak lama, tetapi orang di sekitar kita nggak tahu?”Kelven mengangguk.Delis melanjutkan, “Jadi, kamu bilang aku mengandung anakmu saat masih bertunangan dengan Wiliam?” Kelven tidak menjawab, tidak membenarkan dan menyangkal.Delis merasa itulah kenyataannya.Dia merasa frustasi, tak bisa menahan diri untuk memukul kepalanya sendiri.“Apa yang sudah kulakukan? Melakukan hal bodoh lalu
Delis merasa agak tak berdaya.“Kalau kamu serius dengan kak Alfred, cepat atau lambat kamu harus pergi ke rumahku. Nggak masalah, datang saja, aku akan menunggumu di rumah.”Lia Akhirnya mengalah, “Baiklah, kamu harus menungguku, aku nggak mau sendirian dengan ibumu.”“Iya.”Setelah menutup telepon, Delis duduk di mobilnya dan mengemudi pulang.Pikirannya tidak bisa berhenti memikirkan Kelven.Jika ternyata anak itu benar-benar adalah anaknya, apa yang harus dirinya lakukan?Haruskah dirinya bersama dengan Kelven demi anaknya?Bukankah itu terkesan gampangan?Tidak, dia harus mempertahankan martabatnya.Bagaimanapun, dirinya adalah wakil direktur Perusahaan Deli Jaya, dirinya punya reputasi yang perlu dijaga.Dia tidak bisa setuju begitu saja dengan pria yang baru saja kembali dan bersamanya.Lagi pula, sebelumnya ketika dirinya mendekatinya, pria itu bahkan berpura-pura tidak mengenalnya.Setidaknya dirinya harus memberinya pelajaran.Baru saja tiba di rumah, ponsel Delis kembali ber
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b