“Delis benar-benar nggak mencintaimu, mengapa kamu harus begitu merendahkan dirimu?”Wiliam hanya diam.Benar juga.Baik lima tahun yang lalu, maupun lima tahun kemudian.Baik sebelum Kelven meninggal, maupun setelah Kelven meninggal.Gadis bernama Delis yang dia cintai, tidak akan pernah mencintainya.Bahkan jika dirinya mengeluarkan hatinya untuknya, dirinya juga mungkin tidak akan pernah mendengar ucapan terima kasih darinya.Mengapa dirinya harus terus bertahan pada seorang wanita yang begitu tidak berperasaan?Mengapa dirinya begitu bodoh untuk tetap setia padanya?“Kak Wiliam … “Melihat pria di sampingnya tidak menolaknya, Wenny meletakkan tangannya di dada Wiliam. Kemudian sekali lagi dengan tanpa malu mendekatinya.Melihat wanita di depannya, kali ini Wiliam tidak menolaknya.Dengan niat untuk melampiaskan emosi, Wiliam menariknya ke dalam kamar, lalu menendang pintu hingga tertutup, lalu melemparkannya ke tempat tidur.Mengingat betapa dinginnya Delis terhadapnya.Wiliam sang
Lebih baik jika mereka bisa berpisah dengan baik-baik.---Srek!Mobil mendadak mengerem, membuat Delis secara reflek melindungi anaknya dan melihat ke arah sopir.“Apa yang terjadi? Kenapa kamu mengemudi seperti ini? Kamu nggak tahu ada anak kecil di dalam mobil?”Sopir buru-buru menunduk dan meminta maaf, “Maaf Nona Delis, ada orang berdiri di depan.”Delis menurunkan jendela mobil dan melihat keluar.Dia hanya melihat seorang pria berpenampilan acak-acakan berdiri di depan gerbang rumah tua. Dia berjenggot tebal dan wajahnya pucat serta kurus.Karena tidak mengenal orang itu dan tidak tahu apa yang dilakukan di depan rumah tua.Delis tidak terlalu memedulikannya dan langsung memerintahkan sopir, “Jalan saja.”Sopir pun kembali mengemudikan mobil, langsung masuk ke rumah tua.Kelven sama sekali tidak menyangka, baru tiba di depan rumah, dia sudah bertemu dengan Delis.Delis duduk di dalam mobil mewah, berpakaian rapi, tampak lebih cantik dan anggun.Saat pandangan mereka bertemu, Kel
Tidak tahu siapa yang datang, Kelven berdiri dan menghindar.Yang masuk adalah Albert. DIa membawa sebotol anggur dan dua kotak makanan ringan.Dia tidak ke ruang tamu. Setelah menyalakan lampu, Albert langsung menuju ruang makan.Setelah menata makanan ringan, Albert mengambil dua gelas dari lemari dapur, lalu menuang anggur ke dua gelas tersebut. Satu untuk dirinya dan satu lagi di hadapan kursi kosong.Setelah minum dua gelas, Albert mulai berbicara sendiri, “Kelven, waktu berlalu sangat cepat. Kamu sudah pergi selama setahun. Semuanya sepertinya sudah kembali normal.”“Orang yang dulu kamu cintai, sekarang di dunianya, kamu seolah-olah nggak pernah ada.”“Semua orang perlahan mulai melupakanmu. Mungkin hanya aku yang terkadang datang untuk berbicara denganmu.”“Kelven, selama setahun ini kamu pergi, aku benar-benar merindukanmu. Bagaimana mungkin kamu bisa meninggal begitu saja dengan usia yang begitu muda!”Mengingat fakta bahwa Kelven telah meninggal, sebagai sahabat baiknya, Al
Melihat wanita kecil yang tertidur di sampingnya, Kelven menangis tanpa henti.Meskipun sangat ingin mengangkat tangannya untuk memeluknya, sangat ingin berkumpul kembali dengan mereka. Namun, begitu teringat putrinya yang hilang, Kelven tak bisa memaafkan dirinya sendiri.Dirinya yang telah membunuh putrinya.Dirinya tak pantas kembali ke sisi Delis, tak pantas hidup bahagia bersama mereka.Jika tidak menemukan putrinya, dirinya tak akan pernah merasa tenang seumur hidupnya.“Wuaaaa~~”Bayi yang masih dalam gendongan tampaknya merasakan kehadiran ayahnya, dia mengangkat tangan kecilnya dan mulai bergerak.Melihat putranya hampir terbangun, Delis yang disampingnya juga akan terbangun, Kelven segera menyelinap keluar dari kamar.Sehingga saat Delis terbangun, dia tidak melihat apa pun, hanya fokus pada putranya di samping.Melihat putranya hanya bergumam sebentar, Delis tidak menghiraukannya dan menutupnya dengan selimut kecil, lalu menepuknya dengan lembut untuk kembali tidur.Kelven y
Dengan sangat tidak enak hati, sopir berkata, “Nona Delis, mobilnya nggak bisa dijalankan. Bagaimana kalau aku menelepon seseorang untuk menjemputmu?”Melihat waktu, jika menunggu sopir lain datang, itu akan sangat menghambat.Delis membuka pintu mobil dan turun.“Nggak perlu, kamu bisa memanggil orang untuk menarik mobil ini. Aku akan menaiki taksi di depan saja.“Itu akan sangat merepotkanmu, Nona Delis. Ini kesalahanku, aku nggak memeriksa kondisi mobil sebelum berangkat. Maafkan aku.”“Nggak apa-apa.”Delis jarang sekali memarahi orang di sekitarnya.Lagipula, ini bukan masalah besar.Delis langsung maju ke tepi jalan untuk mencari taksi.Tak butuh waktu lama, sebuah taksi berhenti di depannya.Delis tidak memerharikan bahwa ada orang di dalamnya, dia langsung membuka pintu dan duduk.Setelah duduk, Delis baru menyadari ada orang lain di dalam taksi.Kelven juga tidak menyangka bahwa taksi ini berani menarik penumpang tambahan.Namun, saat melihat siapa yang naik, pupil matanya me
Lalu Kelven melepaskan masker dan kacamata hitamnya. Kemudian sepasang matanya menatap Delis dengan penuh kesedihan.Sebenarnya Delis ingin menelepon kakaknya.Melihat orang di sebelahnya menghentikannya, serta melepaskan masker dan kacamata hitamnya.Saat melihat wajahnya dengen jelas, Delis yang biasanya tidak tertarik pada pria tampan, sedikit terkejut.Orang ini …Selain agak kurus, dia terlihat sangat tampan.Tampan sampai dirinya merasa seperti pernah melihatnya di suatu tempat dan begitu familiar.Kemarin Kelven terlihat berantakan, pakaiannya berantakan, benar-benar tidak memberikan kesan apa-apa.Hari ini berpakaian rapi dan wajahnya terlihat bersih.Wajah tampannya yang memang memiliki struktur tulang yang kuat, meskipun sangat kurus, tetap tidak bisa menyembunyikan ketampanannya.Sehingga Delis tidak bisa menyadari bahwa orang ini adalah orang yang dia temui di rumah tua kemarin.Melihat pria itu masih menatapnya, Delis mengalihkan pandangan dan melepaskan tangannya.Delis m
Kelven melihat ke arah wanita kecil di luar mobil dan dengan sopan menolak ajakannya.“Aku menunggunya di sini saja. Dia bilang akan datang sebentar lagi.”Melihat bahwa pria itu jelas tidak ingin meladeninya, tiba-tiba Delis merasa agak canggung, lalu tersenyum tipis dan berkata, “Baiklah, kamu tunggu sendiri saja, aku pergi dulu.”Tidak lagi memerhatikan pria di dalam mobil, Delis bebarlik dan berjalan menuju pintu masuk gedung.Di dalam taksi, sopir melihat ke arah Kelven dan menghela napas,“Hei, wanita secantik itu berinisiatif meminta nomor kontakmu, kenapa kamu nggak memberikannya?”“Selain itu, dia bekerja di perusahaan besar seperti ini, jelas dia punya kemampuan yang nggak biasa. Sayang sekali.”Sayang sekali wanita cantik itu tidak meminta kontaknya. Jika tidak, dirinya pasti sudah memberikannya.Kelven masih melihat punggung kepergian Delis yang semakin menjauh.Hingga Delis masuk ke dalam gedung dan tidak terlihat lagi, baru kemudian Kelven mengalihkan pandangannya dan be
Setahun terakhir, Joel terus-menerus berperan sebagai pemeran pendukung dalam tiga film dan netizen memberikan penilaian yang baik untuknya.Sekarang dia juga berperan sebagai tokoh utama saat masih kecil. Meski tidak banyak adegan, peran ini sangat menuntut kemampuan akting. Sebagian besar adegannya adalah adegan menangis.Angel khawatir Joel akan terlalu sedih, jadi dia selalu menemaninya.Mendengar ini, tiba-tiba Delis merasa tertarik.Dia belum pernah melihat Joel berakting di lokasi syuting.Delis berkata, “Kalau begitu, kirim lokasinya ke aku, aku mau melihatnya.”“Kamu nggak sibuk?”Delis tertawa dan menjawab, “Mengunjungi lokasi syuting kalian dan melihat progress pengambilan gambar juga bagian dari pekerjaanku.”Lagipula, drama yang dimainkan oleh Joel ini juga diinvestasikan oleh Perusahaan Deli Jaya.Angel tertawa ringan dan mengirimkan lokasi kepada Delis.Baru saja menerima alamatnya, Delis belum sempat menyimpan ponselnya, pintu kantor kembali terbuka.Peter masuk dan ber
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b